Anda di halaman 1dari 32

Farah Fauzianingtyas

20110310117

Pembimbing : dr. Titiek Harsini., Sp. M


Identitas Pasien

Nama : Tn. SA
Usia : 43 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Patutrejo RT 01/RW 02, Grabag
Pekerjaan : Pencari rumput
Tanggal periksa : 16 Januari 2017
Anamnesis

• Keluhan Utama

Pasien datang diantar adiknya dengan keluhan mata kanan


terasa pegal dan banyak mengeluarkan air sejak 7 hari SMRS.

• Keluhan Tambahan

Pandangan mata kanan terasa kabur (+), gatal (-), nyeri cekot-
cekot (-), silau ketika melihat sinar (+), mata merah (+), perih
(+).
• Riwayat Penyakit Sekarang

• Serangga masuk ke mata kanan pasien saat sedang mencari



rumput, mata terasa panas dan gatal sehingga dikucek. Di rumah
serangga dapat dikeluarkan menggunakan cotton bud. Malam
7 HSMRS harinya mata pasien terasa pegal dan perih terutama saat
menunduk.

• Mata kanan pasien sangat lengket saat bangun tidur, semakin


terasa pegal dan pandangan mata kabur. Keluhan mata merah (+),
6 HSMRS perih (+), berair (+), silau ketika melihat sinar (+). Pasien lalu
berobat ke Puskesmas dan diberi salep serta 2 macam pil. Setelah
menggunakan obat keluhan membaik.

• Mata kanan semakin pegal, mengeluarkan banyak airmata dan


2 HSMRS kotoran. Penglihatan dari arah depan semakin kabur. Keluhan mata
merah (+), perih (+), silau ketika melihat sinar (+)
• Mata kanan dari arah depan hanya bisa melihat cahaya.
Diikuti keluhan mata merah, nyeri, pegal, terasa
mengganjal, silau, mata berair bening dan peningkatan
kotoran mata dari biasanya.
HMRS

• Keluhan tidak diikuti munculnya bentol berisi cairan yang
bergerombol di kulit. Keluhan nyeri kepala atau pusing,
nyeri tenggorakan, benjolan pada leher atau disekitar
telinga, demam , batuk dan pilek disangkal.

• Riwayat Penyakit Dahulu


• Riwayat operasi (-) • Riwayat trauma pada mata (+)
• Pemakaian kacamata (-) terkena batang pohon ± 1 bulan
• Pemakaian lensa kontak (-) yang lalu
• Riwayat penggunaan tetes mata • Riwayat keluhan serupa (+) 1
steroid jangka panjang (-) bulan yang lalu namun keluhan
• Riwayat alergi (-), DM (-), HT (-), membaik dalam 2 hari
asma (-), gagal ginjal (-)
• Riwayat Penyakit Keluarga
Alergi (-)
Diabetes Melitus (-)
Hipertensi (-) 
• Riwayat Personal Sosial
Pasien merupakan seorang pencari rumput, sehari-hari tinggal
dengan kebersihan cukup. Pasien tidak terbiasa menggunakan alat
pelindung mata saat bekerja mencari rumput di ladang atau tepi
jalan, dan jarang memeriksakan diri ke dokter. Pasien mempunyai
kebiasaan mengucek mata jika mata terasa gatal atau mengganjal.
Pasien berobat menggunakan asuransi BPJS.
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
Kesan umum : Sedang
Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital : Tekanan darah : 130/70 mmHg
Nadi : 88 kpm
Respirasi : 22 kpm
Suhu tubuh : 37° C
• Status Ophthalmologis
Pemeriksaan Subyektif


Pemeriksaan OD OS
Visus 1 / 300 5/5
Proyeksi sinar Baik Baik
Proyeksi warna Baik Baik
•Pemeriksaan Obyektif
PEMERIKSAAN OD OS
Sekitar mata
Sistem Lakrimalis
 tidak terdapat kelainan
Hiperlakrimalis Normal
Palpebra
Gerakan Terbatas Bebas
Edema (-) (-)

Nyeri tekan (+) (-)


Hiperemi (-) (-)
Spasme (+) (-)
Benjolan (-) (-)

Bola mata
Gerakan Normal Normal
Konjungtiva
Injeksi Konjungtiva (+) (-)
Injeksi Pericorneal (+) (-)
Konjungtiva Palpebra
Sekret
 Hiperemis
(+) Mukoid
Jernih
(-)
Folikel (-) (-)
Kornea
Permukaan Ulkus sentral Licin
Kejernihan ukuran 3x1,5mm Jernih

Limbus Injeksi perikornea Jernih

Kamera Okuli Anterior

Kedalaman Relatif dangkal Dalam


Isi/kejernihan Hipopion Jernih
Iris/Pupil
Bentuk Bulat Bulat
Ukuran 3 mm 3 mm


Kedudukan Sentral Sentral

Reflek cahaya langsung (+) (+)

Reflek cahaya tak


(+) (+)
langsung
Lensa
Ada/tidak (+) (+)
Kekeruhan Samar jernih Jernih
Letak Sentral Sentral

Tekanan bola mata Normal Normal

Korpus Vitreus Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Fundus Tidak dilakukan Tidak dilakukan


Diagnosis Banding

• OD Ulkus Kornea Sentralis
• OD Keratitis
• OD Uveitis Anterior
Pemeriksaan Penunjang
 yang sebaiknya dilakukan
Usulan pemeriksaan penunjang
diantaranya :
• Pemeriksaan visus
• Pemeriksaan dengan slit lamp
• Pemeriksaan air mata
• Pemeriksaan funduscopy
• Pemeriksaan keratomeri
• Pewarnaan kornea dengan zat fluoresensi
• Goresan ulkus untuk analisa (KOH, gram, Giemsa) atau
kultur
Diagnosis Kerja

OD Ulkus Kornea Sentralis ec susp bakteri
Tatalaksana
Farmakologis

• Antibiotik Tetes Mata 


Floxan ed 6x1 (Ofloxacin)

• Antibiotik Oral

Ciprofloxacin tablet 2 x 500mg

• Sikloplegik Tetes Mata

Cendotropin ed 4 x 1

• Analgesik Oral

Na diclofenac tablet 2 x 50mg


Non Farmakologis

• Mata tidak boleh dibebat karna akan menaikkan suhu memicu pertumbuhan


bakteri.

Menggunakan pelindung mata (kacamata) agar terhindar dari benda asing

dan bahan iritatif lainnya.

• Mencegah penyebaran infeksi mencuci tangan sesering mungkin serta

mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih dan tidak

menggosok- gosok mata.

• Pasien diminta untuk menggunakan obat secara teratur, istirahat yang cukup.

• Menjelaskan pada pasien untuk kontrol kembali setelah 1 minggu untuk

menilai perbaikan.
Operatif

• Keratoplasty

Tindakan ini dilakukan jika memenuhi beberapa kriteria :

 Jika selama pengobatan tidak terdapat perbaikan

 Kemunduran visus yang cukup mengganggu aktivitas


pasien

 Jika kelainan kornea mengganggu keadaan mental


pasien
DISKUSI

ULKUS KORNEA
Ulkus Kornea Ulkus kornea adalah hilangnya
sebagian permukaan kornea

 akibat kematian jaringan


kornea, yang ditandai dengan
adanya :
• Infiltrat
• Defek Kornea
• Diskontinuitas jaringan

Pembentukan parut akibat ulserasi kornea yang dapat terjadi

kornea adalah penyebab utama kebutaan dari epitel sampai stroma


dan ganguan penglihatan di seluruh
dunia. (Ilyas S. 1998; Vaughan and Asbury T, 1994)
Anatomi

1. Lapisan epitel
terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk
yang saling tumpang tindih; satu lapis sel


basal, sel polygonal dan sel gepeng.

2. Membran Bowman
terdiri dari massa fibril kolagen aseluler
yang terkondendasi, memiliki resistensi
yang kuat terhadap infeksi, tetapi sekali
rusak, tidak dapat beregenerasi.

3. Stroma
memiliki ketebalan 0,5 mm (90% ketebalan
kornea), terdiri dari fibril kolagen yang
berada pada matriks proteoglikan.
4. Membran Descement
Merupakan membrana aselular dan

 sangat elastis, berkembang terus


seumur hidup, mempunyai tebal 40
µm, sangat resisten terhadap agen
kimia, trauma, dan proses patologis.

5. Endotel
Terdiri dari selapis sel yang berperan
besar mempertahankan deturgesensi
stroma, kegagalan fungsi endotel
dapat menyebabkan edema kornea.

Khurana AK. Comprehensive Ophthalmology. 4thed. New Delhi:


New Age International (P) Limited Publisher; 2007. 260-2
Klasifikasi

Central Infeksi

Ulkus Kornea
Hipersensitifitas/
Marginal Reaksi Antigen-
Antibodi
Etiologi
 Infeksi

Ulkus Kornea Non Infeksi

Sistem Imun

Vaughan, D.G., Asbury, T., Riordan, P. Oftalmologi Umum. 14th Ed. Alih
bahasa: Tambajong J, Pendit BU. Jakarta: Widya Medika. 2012: 220
Patogenesis
Saat epitel kornea yang mengalami kerusakan oleh patogen, dapat

terjadi perubahan-perubahan yang dapat dideskripsikan menjadi 4
tahap, yakni infiltrasi, ulserasi aktif, regresi, dan sikatrisasi.

Fase akhir dari ulkus kornea tergantung dari virulensi patogen,


mekanisme defensif host, dan tatalaksana yang diperoleh. Terdapat
3 kemungkinan fase akhir dari ulkus kornea, yakni ulkus dapat
menjadi lokal dan sembuh, ulkus dapat berpenetrasi lebih dalam dan
menyebabkan perforasi kornea, atau menyebar dengan cepat dan
menyebabkan sloughing (terkelupasnya) kornea.
• Fase Infiltrasi
Infiltrasi sel – sel PMN ke dalam
epitel dari sirkulasi perifer.
• Fase Ulserasi Aktif

 Hasil dari nekrois dan


pengelupasan epitel, membran
Bowman, dan stroma yang
terlibat.
• Fase Regresi
Ditimbulkan oleh sistem
pertahanan natural dan terapi
yang memperbesar respon host
normal.
• Fase Sikatrisasi
Pada fase ini penyembuhan
berlanjut dengan epitelisasi
progresif yang membentuk
sebuah penutup permanen.
Pembagian Jaringan Sikatrik pada Kornea

1. Nebula : tipis tampak dengan pemeriksaan Slit Lamp


2. Makula : lebih tebal tampak dengan pemeriksaan lampu senter
3. Lekoma : jaringan sikatrik tebal tampak dengan pemeriksaan mata biasa
4. Lekoma Adherent : diikuti dengan sinekia anterior - prolaps iris yang memberikan
gambaran stafiloma kornea.

Tatalaksana
Antimikrobial 
Analgetik Suportif

• Antibiotik • Paracetamol • Siklopegik.


• Ibuprofen Disarankan tetes mata
• Antiviral atropin 1% atau bisa juga
hematropine 2% 2 – 3
• Antifungi hari sekali.
• Obat-obat antiglaucoma
 untuk pasien dengan
• Antibiotik peningkatan tekanan
sistemik intraokular.
Acetazolamide (3 x 250
• Ciprofloxacin iv mg) atau Timolol (0.5 %)
200 mg selama 2 kali sehari
2-3hari, diikuti
500 mg oral
selama 6-7 hari
Prognosis
• Bergantung pada tingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat


pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi
yang timbul.

• Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan yang lama, karena
jaringan kornea bersifat avaskular.

• Penyembuhan yang lama mungkin juga dipengaruhi ketaatan penggunaan


obat.

• Ulkus kornea dapat sembuh dengan dua metode; migrasi sekeliling sel epitel
yang dilanjutkan dengan mitosis sel dan pembentukan pembuluh darah dari
konjungtiva. Ulkus superfisial yang kecil dapat sembuh dengan cepat melalui
metode yang pertama, tetapi pada ulkus yang besar, perlu adanya suplai darah
agar leukosit dan fibroblas dapat membentuk jaringan granulasi dan kemudian
sikatrik.
TERIMA KASIH

SEMOGA BERMANFAAT

Anda mungkin juga menyukai