Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KASUS

ENTROPION

DISUSUN OLEH:
Muchamad Tanwirul Qulubi Raharjo
IDENTITAS PASIEN

• Nama : Ny. S
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Usia : 75 Tahun
• Pekerjaan : Pemetik Cabe sudah 1 minggu
• Agama : Islam
• Alamat : Gang Durian, bawah komplek polri
• Tgl. Periksa : 27 November 2019
• No. RM :-
ANAMNESA (AUTOANAMNESIS)

• Keluhan Utama :
Mata Kanan terasa pedih sejak 4 hari yang lalu

• Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien datang ke Poliklinik Mata RS TK II Moh. Ridwan Meuraksa dengan keluhan
mata kanan terasa pedih. Pasien telah merasakan keluhan ini sejak 4 hari yang lalu
sebelum diperiksakan ke rumah sakit. Pasien kadang merasakan mata kananya
pegal dan merasakan bulu matanya masuk kedalam dan juga gatal serta mata
berair dan pandangan kabur. Pasien mempunyai riwayat bekerja di pasar sebagai
pemetik cabai.
• Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya. Pasien tidak mempunyai
riwayat hipertensi ataupun diabetes melitus sebelumnya. Pasien juga tidak mempunyai
riwayat memakai kacamata.

• Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak terdapat anggota keluarga dengan riwayat keluhan yang sama dengan pasien.

• Riwayat Pengobatan :
Pasien memberikan obat salep dari rs namun tidak membaik

• Riwayat trauma :
Riwayat trauma, terkena benda asing, atau bahan kimia pada mata disangkal oleh pasien.
PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis:
• Keadaan umum : Tampak Sakit Ringan
• Kesadaran : Compos Mentis

Tanda Vital
• Tekanan darah : 110/70 mmHg
• Nadi : 76 x/ mnt
• Respirasi : 20 x/ mnt
• Suhu : 36,2 ºC

STATUS OFTALMOLOGIS

Komponen (OD) (OS)

Silia Trichiasis (+). Sekret (+) Trichiasis (-)

Palpebra Superior Edema (-) Edema (-)

Palpebra Inferior Edema (-) Edema (-)

Konj. Tarsal Superior Hiperemis (+) Hiperemis (-)

Konj. Tarsal Inferior Hiperemis (+) Hiperemis (-)

Konj. Bulbi Jaringan fibrovaskular (-), Injeksi (+) Jaringan fibrovaskular (-), Injeksi (-)

Kornea Edem (-), Infiltrat (+), Ulkus(-) Sikatrik (-) Edem (-), Infiltrat (-), Ulkus(-), Sikatrik(-)

COA Normal, Hifema (-) Normal, Hifema (-)

Bulat(+), isokor (+) Bulat(+), isokor (+)


Pupil
RCL (+), RCTL (+) RCL (+), RCTL (+)

Lensa jernih jernih


PEMERIKSAAN SLITLAMP

Cilia Entropion Pemeriksaan tidak dilakukan

Konjungtiva Injeksi (+) Pemeriksaan tidak dilakukan

Kornea Keruh Pemeriksaan tidak dilakukan

Coa Darah (-) pus (-) Pemeriksaan tidak dilakukan

Iris Warna coklat,kripta iris normal Pemeriksaan tidak dilakukan

Keruh

Lensa Pemeriksaan tidak dilakukan


PEMERIKSAAN SUBYEKTIF

Pemeriksaan OD OS

Visus Jauh Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Refraksi - -

Koreksi - -

Visus dekat - -

Proyeksi sinar - -

Persepsi warna - -
Gambar 1.1 foto klinis kedua mata pasien Gambar 1.2 Foto pada Slit Lamp
RESUME

• Seorang Perempuan berumur 75 tahun datang dengan keluhan terasa pedih


pada mata kanannya. pasien telah merasakan keluhan ini sejak 4 hari yang lalu
sebelum diperiksakan ke rumah sakit. Akibat bulu mata bagian bawah tumbuh
ke arah dalam, mata merah (+), air mata berlebih (+), kotoran mata berlebih
(+), seperti tertusuk-tusuk.
• DIAGNOSIS BANDING
OD Trikiasis

• DIAGNOSA KERJA
OD Entropion

• PENATALAKSANAAN
Operasi
Post operasi : antibiotik tetes mata 3x1 tetes, analgetik 3x500mg, antibiotik oral spektrum
luas 2x500mg
• Rencana Edukasi
Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit yang dialami pasien
Menjelaskan tujuan dilakukan reposisi entropion dan epilasi pada pasien
Mengikuti terapi antibiotik dengan tepat dan menjaga higien untuk mencegah infeksi pasca
bedahMenjelaskan kepada pasien tidak boleh menyentuh mata yang sakit dan menguceknya
Kontrol di poliklinik mata jika tidak ada perbaikan
• Rencana Monitor / Evaluasi
Evaluasi klinis pasien
PROGNOSIS

• Quo Ad Vitam : Ad Bonam


• Quo Ad fungsionam : Ad Bonam
• Quo Ad sanactionam : Ad Bonam
TINJAUAN PUSTAKA

• Anatomi Bulu Mata


Bulu mata (dalam bahasa Yunani : blepharo) adalah rambut-rambut pendek, halus
dan melengkung yang terdiri dari 2 sampai 3 lapisan yang tumbuh pada tepi
kelopak mata. Bulu mata berfungsi melindungi bola mata dari debris dan benda
asing3,5.
BEBERAPA PENYAKIT DAN KELAINAN PADA
BULU MATA YAITU 3,5 :

• Madarosis, adalah kehilangan bulu mata dapat merupakan kelainan kongenital atau akibat infeksi
seperti leprosy, alopecia totalis dll.
• Blepharitis, adalah peradangan kronik pada kelopak mata dengan tingkat keparahan yang
bervariasi. Kelopak mata menjadi merah dan gatal, kulit kelopak mata menjadi menebal dan
dapat menyebabkan bulu mata rontok3,5,6.
• Distichiasis, adalah pertumbuhan abnormal dari bulu mata pada beberapa area dari kelopak
mata.
• Trichiasis, adalah pertumbuhan bulu mata ke dalam yang dapat menggosok kornea dan
konjunctiva dapat menyebabkan iritasi.
• Hordeolum eksterna, adalah peradangan purulen folikel bulu mata, kelenjar Zeis dan kelenjar
Moll sekitar pada kelopak mata.
• Trikotilomania, adalah kelainan berupa keinginan untuk mencabut rambut kepala, bulu mata, dll.
• Demodex folliculorum, adalah sejenis tungau yang hidup di bulu mata dan folikel rambut, dan
sekitar 98 % orang mempunyai tungau ini. Terkadang, tungau ini dapat menyebabkan blepharitis.
DEFINISI

• Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra kearah
dalam. Hal ini menyebabkan 'trichiasis' dimana bulu mata yang biasanya mengarah keluar kini
menggosok pada permukaan mata. Hal ini dapat menyebabkan beberapa masalah.4
• Trikiasis adalah suatu kelainan dimana bulu mata mengarah ke dalam bola mata yang dapat
menggosok kornea atau konjungtiva yang dapat menyebabkan iritasi. Trichiasis harus dibedakan
daripada entropion, dimana pada entropion terjadi pelipatan palpebra ke arah dalam. Kemungkinan
dimana terjadinya entropion dan trikiasis bersamaan dapat terjadi, dan dibutuhkan terapi untuk
keduanya.7,8
EPIDEMIOLOGI

• Entropion kelopak mata bawah lebih sering terjadi daripada entropion kelopak
mata atas. Entropion pada kelopak mata bawah lebih sering karena proses
involusional pada proses penuaan, sedangkan pada kelopak mata atas sering
karena sikatrikal seperti akibat trakoma. Entropion dapat terjadi unilateral
maupun bilateral.1
• Trikiasis dapat terjadi pada semua usia, namun lebih sering ditemukan pada
orang dewasa. Belum ditemukan bukti adanya predileksi pada ras-ras tertentu
ataupun jenis kelamin.1
ETIOLOGI

• Entropion berdasakan penyebab dibagi atas :


• Involusi
Paling sering terjadi sebagai akibat dari proses penuaan. Seiring dengan
meningkatnya usia maka terjadi degenerasi progresif jaringan fibrous dan elastik
kelopak mata bawah. Gangguan ini paling sering ditemukan pada kelopak bawah dan
merupakan akibat gabungan kelumpuhan otot-otot retraktor kelopak bawah, migrasi
ke atas muskulus orbikularis preseptal, dan melipatnya tepi tarsus atas. 5,6

Gambar 3. Entropion involusi kelopak mata atas. 7


• Sikatrik
Dapat mengenai kelopak mata atas atau bawah dan disebabkan oleh jaringan parut di
konjungtiva atau tarsus. Patologi dasarnya yaitu memendeknya lamella posterior
akibat berbagai sebab. Gangguan ini paling sering ditemukan pada penyakit-penyakit
radang kronik seperti trakoma. Berbagai kondisi lain yang dapat menyebabkan
terjadinya entropion sikatrik adalah penyakit autoimun (sikatrik pemfigoid dan
sindrom steven johnson), inflamasi, infeksi (herpes zooster, trakoma), tindakan bedah
(enukleasi, koreksi ptosis) dan trauma (luka bakar dan trauma kimia).
KONGENITAL

• Entropion kongenital merupakan anomali yang jarang ditemukan. Entropion


kongenital dapat menyebabkan erosi kornea kronik dan blefarospasm. Dapat
terjadi trauma pada kornea yang menyebabkan terbentuknya ulkus pada bayi.
Pada entropion kongenital, tepi kelopak mata memutar kearah kornea,
sementara pada epiblefaron kulit dan otot pratarsalnya menyebabkan bulu mata
memutari tepi tarsus 6,9. Entropion kongenital sering sering juga terdapat
kelainan pada system kardiovaskular, musculoskeletal, dan system saraf pusat.
ENTROPION SPASTIK AKUT

• Entropion spastik akut biasanya terjadi pada iritasi maupun inflamasi okuli
dimana terjadi pembengkakan pada kelopak mata dan spasme otot orbikularis.
Keadaan ini juga paling sering terjadi setelah operasi intraokuler pada pasien
dengan kelopak mata preoperatif tidak menyadari atau memiliki kelopak mata
yang sedikit menekuk ke arah bola mata. Kontraksi otot orbikularis kelopak
mata yang tertahan menyebabkan rotasi ke dalam tepi kelopak mata
• Trikiasis dapat disebabkan oleh infeksi pada mata, peradangan pada palpebra,
kondisi autoimun, dan trauma. Proses penuaan juga merupakan penyebab umum
terjadinya trikiasis, karena kulit yang kehilangan elastisitas.9
Beberapa kondisi yang dapat meningkatkan resiko terjadinya trikiasis sebagai berikut1,2,9 :
• Idiopatik
• Blefaritis kronik : Margo palpebra meradang, menebal, berkrusta, erythem dengan secret ringan
dan telangiektasis pembuluh darah
• Sikatriks : Dapat diakibatkan oleh luka palpebra oleh trauma.
• Epiblepharon, penyakit kongenital yang terjadi dimana jaringan longgar di sekitar mata
membentuk lipatan yang abnormal kulit dan otot pretarsal, menyebabkan bulu mata mengarah
ke dalam.
• Trachoma, suatu konjunctivitis folikular kronik yang berkembang hingga terbentuknya jaringan
parut. Pada kasus yang berat, trikiasis dapat terjadi akibat jaringan parut yang berat.
• Penyakit-penyakit lainnya yang dapat mengenai kulit dan membran mukosa seperti Steven
Johnson Syndrome dan cicatrical pemphigoid.
T I P E - T I P E K E L A I N A N DA R I B U L U M ATA YA N G DA PAT
M E N Y E B A B K A N T R I K I A S I S , D I M A N A P E N ATA L A K S A N A A N N YA
DA PAT B E R B E DA T E R G A N T U N G DA R I P E N Y E B A B N YA .

• Acquired metaplastic eyelashes. Biasanya disebabkan peradangan kelopak mata seperti


meibomitis atau trauma akibat pembedahan, dimana epitel kelenjar meibom mengalami
perubahan metaplastik menjadi folikel rambut. Hal ini menyebabkan pertumbuhan bulu mata
lebih posterior daripada normal dimana dapat mengarah ke belakang.
• Congenital metaplastic eyelashes. Kelainan kongenital dimana kelenjar meibom menjadi
multipoten berkembang menjadi folikel-folikel rambut. Barisan kedua dari bulu mata tumbuh
dari permukaan kelenjar meibom. Bulu mata yang tumbuh tersebut mengarah secara vertikel,
dan pada anak-anak dapat ditoleransi dikarenakan oleh adanya tear film yang bagus dan sedikit
mengurangi sensasi kornea.
• Misdirected eyelashes12. Pertumbuhan bulu mata yang normal, namun akibat dari sedikit
jaringan parut pada margin kelopak mata menyebabkan perubahan arah dari bulu mata ke
dalam.
• Marginal entropion. Pembalikan dari margin kelopak mata akibat dari proses parut dari lamela
posterior kelopak mata.
GEJALA KLINIS

Keluhan yang sering timbul akibat entropion adalah rasa tidak nyaman seperti
adanya sensasi benda asing, mata berair, mata merah, gatal, mata kabur dan
fotofobia
1. Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea akibat trauma.
2. Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi.
3. Kelemahan kelopak mata (involusional entropion).
4. Jaringan parut pada konjungtiva (sikatrik entropion).
5. Pertumbuhan kelopak mata bawah yang abnormal (kongenital entropion).
DIAGNOSA

• Dengan menggunakan slitlamp kadang-kadang dapat mengidentifikasi lipatan pinggir


kelopak mata, kelemahan kelopak yang horizontal, melingkarnya perseptal orbikularis,
enophtalmus, injeksi konjungtiva, trikiasis, dan entropion yang memanjang, keratitis
punctata superfisial yang dapat menjadi ulkus dan formasi panus. Pasien dengan
entropion sikatrik mungkin terdapat keratinisasi pada tepi kelopak mata dan
simblefaron.5
• Pemeriksaan fisik pada kelopak mata meliputi test snapback yaitu dengan cara menarik
kelopak mata dengan hati-hati ke arah luar lalu dilihat apakah kelopak mata dapat
kembali ke posisi semula, dan biasanya tes ini tidak menimbulkan rasa sakit. Dari tes ini
dapat dilihat kelemahan pada tonus kelopak mata yang horizontal. Pada pinggir kelopak
mata bawah selalu ditemukan kelengkungan ke arah limbus setelah entropion terbentuk.
Forniks inferior tidak selalu kelihatan dalam dan kelopak mata mungkin dapay mudah
dikeluarkan.
DIAGNOSIS BANDING

• Retraksi kelopak mata (penyakit Grave).


Tarikan dari kelopak mata bawah dan atas menimbulkan bulu mata dan kulit kelopak melipat ke dalam menyerupai
entropion.
• Distikiasis
Bersifat kongenital, terdapat kelainan yang menekan temapat keluarnya saluran Meibom.
• Trikiasis
Kelainan berupa bulu mata yang mengarah ke kornea, sehingga timbul reaksi radang yang kedua dan terbentuk
jaringan parut
• Dermatokalasis
Suatu keadaan degeneratif, timbul lebih awal, dan menunjukkan gambaran yang longgar dengan penonjolan dan kulit
kelopak yang banyak. Perubahan arah bulu mata pada kelopak atas menyerupai entropion
• Epiblefaron
Kelainan kongenital yang tampak berupa pelipatan kulit kelopak dan ketegangan otot horizontal yang menyilang ke
pinggir kelopak menyebabkan bulu mata masuk ke dalam. Orientasi dari tarsal plate normal selalu asimptomatik dan
berkaitan dengan pertambahan umur.
PENATALAKSANAAN

• Terapi nonfarmakologis dengan menarik kulit palpebra ke arah pipi sehingga menjauh dari
bola mata dapat mengurangi gejala sementara terutama untuk involusi atau spastik
entropion. Pencukuran bulu mata bisa dilakukan di tempat lokasi trichiasis. Terapi kontak
lensa (hidrogel, hidrogel silikon, yang memiliki diameter lebih besar dari kornea atau
sklera) untuk melindungi kornea.12

• Pengobatan entropion terbaik adalah operasi plastik atau suatu tindakan tarsotomi pada
entropion akibat trakoma. Pembedahan untuk memutar keluar kelopak mata efektif pada
semua jenis entropion. Sebuah tindakan sementara yang bermanfaat pada entropion
evolusional adalah dengan menarik kelopak mata bawah dan menempelkannya dengan
‘tape’ ke pipi; tegangannya mengarah ke temporal dan inferior 6.
BEBERAPA TINDAKAN OPERASI YANG DAPAT
DILAKUKAN 5

• Entropion kongenital.
Entropion kongenital dapat diperbaiki dengan pemasangan kembali fasia kapsulopalpebra.
Prosedur ini akan diuraikan pada bagian entropion involusional, dan dilakukan untuk
mengencangkan kelopak mata anak-anak yang horizontal secara tidak serentak. Perbaikan
epiblefaron diperlukan jika ada bukti keratopati atau jika gejalanya simptomatik.

• Entropion akut spastik


Suntikan toksin botulinum selalu efektif untuk paralisi orbikularis. Efek toksin botulinum
bertahan hanya sekitar 3 bulan, tetapi entropion tidak akan terulang walaupun efeknya
menghilang.
• Entropion involusional.
Metode perbaikan entropion ini berdasarkan jenis dan tingkatan masalah. Salah
satu perbaikan fasia kapsulopalpebra dapat menggunakan teknik inferior
refraktorplication

Operasi dengan perbaikan faisa kapsulopalpebra dengan teknik


inferior refraktorplication
Koreksi entropion involusional dengan teknik Horizontal
Shortening-Modified Brick.
JAHITAN QUICKERT

• Jika pasien yang menderita involusional entropion dan tidak mampu maka
teknik quickert, atau tiga jahitan, dapat digunakan. Kelemahannya tingkat
kekambuhan dengan teknik ini sangatlah tinggi. Jahitan tiga double-kromik 5-0
ditempatkan horizontal 3 mm melebar ke lateral, tengah, dan medial kelopak
mata bawah. Jahitan melewati forniks sampai batas di bawah perbatasan inferior
tarsal lalu keluar sampai kulit. Masing-masing jahitan ditegangkan untuk koreksi.
Teknik 3 jahitan pada lateral, tengah dan medial kelopak mata.
ENTROPION SIKATRIK

• Prosedur Weis. Jika entropionnya asli sikatrik, blefarotomi dan rotasi merginal
(prosedur Weis) efektif untuk memperbaiki kelopak mata atas atau bawah.
Anestesi lokal diberikan pada kelopak mata dan insisi horizontal dibuat 4 mm
dari kelopak sampai kulit dan orbikularis. Dibuat atap marginal yang berada 2-4
mm dari garis tepi kelopak mata. Kelopak kemudian diangkat, dan dalam
hitungan detik dibuat insisi sampai konjungtiva dan tarsus. Gunting Westcott
atau Tenotomi digunakan untuk memperluas blefarotomi ke medial dan lateral
melewati tarsus. Lalu dijahit tiga double-armed dengan silk 6-0 sampai tarsus,
ke atas tarsus yang kemudian keluar melalui kulit dekat bulu mata. Jahitan diikat
di atas kapas untuk melindungi “pemasangan kawat”. Lalu dkoreksi untuk
pastinya. Kulit yang diinsisi ditutup dengan jahitan 6-0 biasa. Jahitan dan kasa
penutup harus diangkat 10-14 hari.
Prosedur Weiss.

Posterior lamella grafting.


• Jika hanya sedikit bulu mata yang terlibat, trikiasis dapat diterapi dengan mechanical
epilation, yaitu membuang bulu mata yang tumbuh ke dalam dengan forcep pada slit lamp.
Karena pertumbuhan kembali dapat terjadi, epilasi berulang diperlukan setelah 3-8
minggu.
• Electrolysis dapat digunakan untuk menatalaksana trikiasis. Akan tetapi tingkat
rekurensinya tinggi, selain itu bulu mata normal yang berdekatan dapat menjadi rusak dan
jaringan parut pada jaringan margin palpebra dapat menyebabkan trikiasis lebih lanjut.
• Radiosurgery dapat memperbaiki bulu mata yang abnormal dengan menggunakan ujung
jarum yang dimasukkan dari ujung silia ke basis silia. Sinyal radiosurgery dikirimkan kurang
lebih selama 1 detik dengan tenaga yang lemah untuk menghancurkan folikel rambut.
Ketika ujung jarum dipindahkan, maka bulu mata dapat diangkat dengan mudah.
• Dari semua tehnik yang telah disebutkan, tingkat keberhasilan dapat bervariasi,
dan penatalaksanaan tambahan biasanya diperlukan. Full thickness pentagonal
resection dengan penutupan primer dapat dipertimbangkan ketika trikiasis
terbatas pada segmen palpebra.

• Tingkat keberhasilan ablasi bulu mata dapat ditingkatkan dengan


transconjunctival eyelash bulb extirpation di bawah mikroskop16. Hal ini dapat
digunakan sebagai prosedur primer atau ketika upaya elektrolisis atau
modalitas ablasi lainnya telah gagal dan pengobatan lebih lanjut berisiko
terbentuknya jaringan parut.
KOMPLIKASI

• Konjungtivitis
Peradangan pada konjungtiva. Akan terlihat lapisan putih yang transparan pada mata dan garis pada
kelopaknya. Entropion dapat menyebabkan konjungtiva menjadi merah dan meradang, dan menimbulkan
infeksi.
• Keratitis
Suatu kondisi dimaan kornea meradang. Masuknya bulu mata dan tepi kelopak ke kornea dapat
menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Jaringan parut akan terbentuk dan dapat menyebabkan kehilangan
penglihatan.
• Ulkus kornea
Ulkus kornea adalah ulkus yang terbentuk di kornea, dan biasanya disebabkan oleh keratitis. Kondisi ini
sangat serius karena dapt menyebabkan kehilangan penglihatan. Sangat penting utnuk segera berobat ke
dokter jika mata menjadi maerah, mata terasa sakit atau seperti ada yang mengganjal di dalam mata.
• Komplikasi bedah termasuk perdarahan, hematoma, infeksi, rasa sakit, dan posisi tarsal yang buruk.
PROGNOSIS

• Entropion pada umumnya memiliki prognosis yang baik. Keefektifan


pengobatan entropion tergantung pada penyebab utama dan tingkat
keparahan penyakitnya.

• Prognosis trikiasis umumnya baik. Tindak lanjut perawatan berkala


dan perhatian terhadap komplikasi, kekambuhan, atau komplikasi
kornea dapat meningkatkankan prognosis jangka panjang.17
KESIMPULAN

• Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo
palpebra kearah dalam. Penatalaksanan entropion dengan reposisi palpebrae, dapat
dilakukan dengan teknik refraktorplication, horizontal shortening modified brick,
jahitan quickert dan teknik weiss.
• Trikiasis merupakan kondisi dimana silia bulu mata melengkung ke arah bola mata.
Trikiasis dapat menyebabkan komplikasi seperti erosi kornea, iritasi bola mata yang
kronik, ulkus kornea, infeksi bola mata. Penatalaksanaan trikiasis adalah dengan
menghilangkan bulu mata dengan teknik epilasi mekanik, elektrolisis, radiosurgery,
cryotherapy, dan argon laser.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai