LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS
Nama : Tn. A
Umur : 35 tahun
Status : Menikah
II. ANAMNESA
1
Riwayat penyakit dahulu : Hipertensi (-), Diabetes (-)
Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang mengalami hal yang
sama.
A. Status Generalis
Suhu : 36,2oc
1. Kepala
2
Mulut : Dalam Batas Normal
2. Leher
3. Toraks
4. Paru – paru
5. Jantung
6. Abdomen
7. Ekstremitas
3
B. Status Oftalmologis
OD OS
6/6 Visus 6/9
Visus normal Koreksi SP : - 0,50 = 6/6
4
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
V. RESUME
Seorang pasien Tn. A 35 tahun datang ke poli mata RSPBA dengan keluhan
terdapat benjolan pada kelopak mata kiri bagian bawah dan terasa
mengganjal sejak 1 bulan yang lalu. Os juga mengeluh kadang-kadang mata
berair. Dari hasil pemeriksaan oftalmologi didapatkan visus VOD 6/6 dan
VOS 6/9. Pada palpebra superior OS terdapat benjolan, hiperemis (+), edema
(+), dan nyeri tekan (+). Pada konjungtiva palpebra, konjungtiva bulbi, dan
konjungtiva fornices OS os terdapat injeksi konjungtiva (+), terdapat jaringan
granulomatosa (+) pada konjungtiva palpebra.
VI. DIAGNOSIS BANDING
Hordeolum eksternum
Hordeolum internum
Kalazion
Myopia
5
VIII. PENATALAKSANAAN
S 6 dd gtt 1 OS
S 3dd 1 tab
S 2 dd 1 tab
IX. PROGNOSIS
6
BAB II
HORDEOLUM
2.1 DEFINISI
Hordeolum eksterna yaitu hordeolum yang lebih kecil dan lebih superficial adalah
Orbita adalah sepasang rongga di tulang yang berisi bola mata, otot, saraf,
pembuluh, dan lemak yang berhubungan dengan bola mata, dan sebagian besar
apparatus lakrimalis. Lubang orbita dilindungi oleh dua lipatan tipis yang dapat
Palpebra terletak didepan mata, yang melindungi mata dari cedera dan cahaya
berlebihan. Palpebra superior lebih besar dan lebih mudah bergerak daripada palpebra
inferior. Kedua palpebra saling bertemu disudut medial dan lateral. Fisura palpebrae
adalah lubang berbentuk elips diantara palpebra superior dan inferior, yang
7
merupakan tempat masuk kedalam saccus conjungtivae. Bila mata ditutup, palpebra
superior menutup kornea dengan sempurna. Bila mata dibuka dan menatap lurus
kedepan, palpebra superior hanya menutupi pinggir atas cornea. Palpebra inferior
terletak tepat dibawah cornea bila mata dibuka, dan hanya naik sedikit bila mata
ditutup.
diliputi oleh membrane mukosa yang disebut konjungtiva. Bulu mata, yang
memendek dan melengkung, terdapat pada pinggir bebas palpebra, dan tersusun
dalam 2 atau 3 baris pada batas mukokutaneus. Glandula sebacea (glandula zeis)
bermuara langsung kedalam folikel bulu mata. Glandula siliaris (glandula mole)
merupakan modufikasi kelenjar keringat, yang bermuara secara terpisah diantara bulu
mata yang berdekatan. Glandula tersalis adalah modifikasi kelenjar sebacea yang
terdapat dibelakang bulu mata. Bahan berminyak ini mencegah lubernya air mata dan
Sudut lateral fisura palpebra lebih tajam dari yang medial dan letaknya
berhubungan langsung dengan bola mata. Sudut medial yang lebih bulat dipisahkan
dari bola mata oleh suatu rongga sempit, yaitu laccus lakrimalis. Ditengah rongga ini
8
Dekat sudut medial mata, bulu mata dan glandula tarsalis mendadak berhenti
dan terdapat tonjolan kecil, yaitu papilla lacrimalis. Pada puncak papilla terdapat
Papilla lakrimalis menonjol kedalam lakus, pungkum dan kanalikulus mengalirkan air
pada fornix superior dan inferior untuk melapisi permukaan anterior bola mata.
Epitelnya melanjutkan diri dengan epitel kornea. Bagian lateral atas fornix superior
Dibawah kelopak mata terdapat alur, sulkus subtarsalis, yang berjalan dekat
dan parallel dengan pinggir palpebra. Sulkus ini cenderung menangkap benda asing
kecil yang masuk kedalam saccus konjungtivalis dan dengan demikian penting
didalam klinik.
orbitale. Septum ini melekat pada pinggir orbita, tempatnya menyatu dengan
periosteum. Septum orbitale menebal pada pinggir kelopak mata untuk membentuk
tarsus, yang merupakan lamina jaringan ikat padat yang berbentuk bulan sabit. Tarsus
superior lebih besar. Ujung lateral tarsus dilekatkan oleh sebuah pita, ligamentum
palpebra lateral, pada tuberkulum tepat disebelah dalam pinggir orbita. Ujung medial
tarsus dilekatkan oleh sebuah pita, ligamentum palpebrae mediale, Krista osis
9
Permukaan superficial lempeng tarsal dan sptum orbita diliputi oleh serabut-
10
2.3 ETIOLOGI
2.4 EPIDEMIOLOGI
cerdas, produktif, maju, mandiri, dan sejahtera lahir batin. Oleh karena itu semua
bagian dari mata harus dijaga kesehatannya. Salah satu bagian dari mata yang tidak
11
Kelopak mata berperan penting dalam memberikan proteksi fisik untuk mata.
Selain itu, kelopak mata juga berperan dalam mempertahankan film air mata serta
drainase air mata. Kasus yang banyak dan biasa ditemukan di masyarakat adalah
Indonesia.
frekuensi penderita hordeolum sebesar 1,6% dengan usia terbanyak pada golongan
dewasa muda dan sebanyak 56,25% dari penderita mengalami sakit berulang.
antara lain :
Penyakit kronik
Daya tahan tubuh kurang baik
Peradangan kelopak mata kronik, seperti blefaritis.
Diabetes, hiperlipidemia termasuk hiperkolesterolemia.
Higine dan lingkungan tidak bersih.
Riwayat hordeolum sebelumnya.
Kondisi kulit, seperti dermatitis seboroik.
2.6 PATOGENENSIS DAN PATOFISIOLOGI
Infeksi bakteri staphylococcus aureus pada kelenjar yang sempit dan kecil,
pembentukan abses (kantong nanah) kearah dalam kelopak mata dan konjungtiva
12
Apabila bakteri staphylococcus aureus menyerang kelenjar zeis atau moll
maka akan membentuk abses kearah kulit palpebra yang disebut hordeolum
eksternum. Hordeolum eksternum timbul akibat blokade kelenjar zeis atau moll,
obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan
sekitarnya.
nanah dalam lumen kelenjar oleh infeksi staphylococcus aureus, biasanya mengenai
kelenjar pengecilan lumen dan statis hasil sekresi kelenjar. Stasis ini akan
nanah dalam lumen kelenjar. Secara histology akan tampak gambaran abses, dengan
ditemukannya PMN dan debris nekrotik. Hordeolum internum terjadi akibat adanya
mengganjal dengan rasa sakit, merah dan nyeri bila ditekan. Hordeolum internum
pseudoptosis atau ptosis terjadi akibat bertambah beratnya kelopak mata sehingga
sulit di angkat. Pada pasien dengan hordeolum biasanya kelenjar preaurikular turut
13
1. Biasanya berawal dengan kemerahan, nyeri bila ditekan dan nyeri pada
berwarna kekuningan.
5. Bisa terbentuk abses yang cenderung pecah dan melepaskan sejumlah
nanah.
Untuk hordeolum interna terdapat gejala khusus seperti benjolan pada kelopak
mata yang dirasakan begitu sakit dan benjolan dapat membesar ke posterior
yang dirasakan sakit pada kelopak di daerah margo palpebra, penonjolan mengarah
1. Blefaritis posterior
memadai sering disertai dengan penyakit kelenjar meibom dan bisa menjadi
14
posterior bermanifestasi dalam aneka macam gejala yang mengenai palpebra,
meibom, sumbatan muara kelenjar oleh secret yang kental, pelebaran kelenjar
meibom dalam lempeng tarsus dan keluarnya secret abnormal lunak mirip
2. Kalazion
setempat yang tidak terasa sakit dan berkembang dalam beberapa minggu.
Awalnya dapat berupa radang ringan disertai nyeri tekan yang mirip
mungkin sedikit memerah dan meninggi. Jika cukup besar sebuah kalazion
15
2.9 PEMERIKSAAN PENUNJANG
palpebra superior dapat dilakukan bersama slit lamp atau tanpa alat. Pemeriksaan
ini harus selalu dilakukan bila diduga ada benda asing. Setelah diberi anastesi
lokal, pasien duduk didepan slit lamp dan diminta melihat kebawah.
telunjuk dan jempol sementara tangan yang lain meletakkan tangkai aplikator
tepat di atas tepi superior tarsus. Palpebra dibalik dengan sedikit menekan
Pasien tetap melihat kebawah dan bulu mata ditahan dengan menekannya
pada kulit di atas tepian orbita superior saat aplikator ditarik kembali.
tepian palpebra dengan lembut diusap kebawah sementara pasien melihat keatas.
2.10 PENATALAKSANAAN
sehari.
16
2. Jangan mencoba memecahkan hordeolum, biarkan hordeolum pecah sendiri.
3. Salep mata sulfasetamide 10%, 4 kali sehari selama 7 hari atau
4. Salep polymyxin bacitracin, 4 kali sehari selama 10 hari
5. Tetes mata antibiotik dapat digunakan, tetapi memerlukan dosis yang lebih
Diberi antibiotik lokal terutama bila berbakat untuk rekuken atau terjadinya
dikloksasin 125-250 mg 4 kali sehari. Pada nanah dari kantung nanah yang tidak
pantokain tetes. Dilakukan anastesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah
Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada
margo palpebra.
Hordeolum eksterna dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
2.11 KOMPLIKASI
jaringan ikat longgar palpebra di depan septum orbita dan abses palpebra.
2.12 PROGNOSIS
17
Hordeolum biasanya sembuh spontan dalam waktu 1-2 minggu. Resolusi
lebih cepat dengan penggunaan kompres hangat dan di tutup yng bersih. Hordeolum
DAFTAR PUSTAKA
18
Kanski, Jack J. Clinical Ophthalmology. Sydney : Butterworth Heinemann. 2004.
Loewenstain, John I. Ophthalmology. New York : medical publiching division. 2005.
Mailangkay, H.H.B dkk. Editor. Ilmu penyakit mata untuk dokter umum dan
mahasiswa kedokteran. Edisi 5. Jakarta : Sagung Seto. 2010
Snell SR.Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta : EGC. 2006.
2.1 Vaughan, Daniel G. Oftalmologi umum Edisi 17. Jakarta : EGC. 2013
19