Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KASUS

HORDEOLUM EKSTERNUM

Pembimbing:
dr . Dion Oscar Iskandar, Sp.M

Disusun Oleh :
Dwinur Syafitri Choirunisa
2014730022

KEPANITERAAN KLINIK STASE MATA


RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
BAB I

LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. P
Umur : 4 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : PAUD
Alamat : Jakarta
MRS : 01 Februari 2019

II. ANAMNESIS (Aloanamnesis)


Keluhan utama:
Benjolan di kelopak mata kanan atas sejak ± 2 minggu yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang :


Anak di antar oleh ibunya datang ke Poliklinik mata RSIJ Cempaka Putih
dengan keluhan terdapat benjolan di kelopak mata kanan atas sejak + 2 minggu
yang lalu. Ibu pasien mengatakan awalnya berupa benjolan kecil (ukuran seperti
jarum pentul) berwarna kemerahan kemudian semakin lama membesar yang
menyebabkan kelopak mata kanan atas menjadi merah dan bengkak.
Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan terasa gatal.
Keluhan bulu mata tumbuh ke dalam, mata merah, belekan pada pagi hari,
mata berair, silau tidak ada.

Riwayat Penyakit Dahulu:


 Tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya
 Tidak pernah mengalami trauma
 Tidak pernah mempunyai riwayat operasi

Riwayat Penyakit Dalam Keluarga:


Di keluarga tidak ada yang memiliki keluhan yang sama dengan keluhan pasien
Riwayat glaukoma, hipertensi dan diabetes mellitus tidak ada
Riwayat Alergi:
2
Ibu mengatakan anak tidak mempunyai alergi terhadap makanan, obat-obatan,
debu, dan bulu binatang.

Riwayat Pengobatan:
Pasien belum pernah berobat.

Riwayat Kebiasaan:
Ibu pasien mengaku anak sering mengucek mata saat mata terasa gatal

III. PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan Umum : tampak sakit ringin


Kesadaran : Composmentis

Status Oftalmologi

Oculi Dextra PEMERIKSAAN Oculi Sinistra

6/6 Visus 6/6

Ortoforia Kedudukan Bola Mata Ortoforia

Baik ke segala arah Baik ke segala arah

Gerakan Bola Mata

Edema, Benjolan (+), hiperemis Edema(-), Benjolan (-),


Palpebra Superior
(+), NT (+), ptosis(-) hiperemis (-), NT (-), ptosis(-)
madarosis(-) trikiasis (-) madarosis(-) trikiasis (-)
ektropion(-) enteropion (-) ektropion(-) enteropion (-)

Edema, Benjolan (-), hiperemis Edema (+), Benjolan (+),


(-), NT (-), ptosis(-) madarosis(-) hiperemis (-), NT (-), ptosis(-)
Palpebra& inferior
trikiasis (-) ektropion(-) madarosis(-) trikiasis (-)
enteropion (-) ektropion(-) enteropion (-)

- Injeksi siliar (-) - Injeksi siliar (-)


Conjungtiva
- Injeksi konjungtiva (-) - Injeksi konjungtiva (-)
- Injeksi episklera (-) - Injeksi episklera (-)
Jernih (-), Infiltrate (-), Kornea Jernih (-), Infiltrate (-),
Edema (-), Ulkus (-) Edema (-), Ulkus (-)
- Jernih CoA - Jernih
- Kedalaman : sedang - Kedalaman: sedang
3
- Hifema (-), Hipopion (-) (Camera Oculi Anterior) - Hifema (-), Hipopion (-)

Cokelat, Sinekia anterior(-) Iris Cokelat, Sinekia anterior(-)


sinekia posterior (-) sinekia posterior (-)
Pupil
Refleks cahaya (+) isokor Refleks cahaya (+), isokor
Keruh Keruh
Lensa
Shadow test (+) Shadow Test (+)
Tidak dilakukan pemeriksaan Oftalmoskopi Tidak dilakukan pemeriksaan
Tidak dilakukan Tonometri Tidak dilakukan

4
IV. RESUME
Anak laki-laki, 4 tahun diantar oleh Ibu nya datang dengan keluhan
terdapat benjolan di kelopak mata kanan atas sejak + 2 minggu yang lalu. Ibu
pasien mengatakan awalnya berupa benjolan kecil (ukuran seperti jarum pentul)
berwarna kemerahan kemudian semakin lama membesar yang menyebabkan
kelopak mata kanan atas menjadi merah dan bengkak. Disertai nyeri dan gatal.
Status oftalmikus visus OD dan OS, pada palpebra superior terdapat
benjolan, edema, hiperemis dan nyeri tekan.

V. DIAGNOSIS
Okuli Dextra Hordeolum Eksterna Palpebra Superior

VII. TERAPI
 Non farmakologi
o Kompres hangat 3x sehari selama 10 menit
o Bersihkan daerah kelopak mata dengan air bersih atau sabun atau
sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti dengan sabun bayi.
o Hindari pemakaian make up pada mata.
 Farmakologi
o Anti biotik topical
 Bacitracin salep setiap 4 jam selama 7 hari
o Anti biotik sistemik
 Amoksisilin 500 mg 3x1 selama 7 hari
 Rencana penatalaksanaan
o Insisi hordeolum jika benjolan tidak hilang setelah pengobatan.

VIII. PROGNOSIS
Quo ad Vitam : Bonam
Quo ad Functionam : Bonam
Quo ad Sanationam : Dubia ad Malam

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

HORDEOLUM
a. DEFINISI
Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang
terkena, timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan
hordeolum eksterna yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss
atau Moll.

b. ETIOLOGI
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.

c. FAKTOR RISIKO
1. Penyakit kronik.
2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.
3. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis
4. Diabetes
5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.
6. Riwayat hordeolum sebelumnya
7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih
8. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik.4

d. GEJALA
1. Bengkak pada kelopak atas atau bawah.
2. Rasa sakit.
3. Merah.
4. Lunak.
5. Keropeng pada tepi kelopak.

6
6. Rasa panas.
7. Gatal.
8. Rasa silau.
9. Mata berair.
10. Berkedip tidak enak.
11. Rasa kelilipan.
12. Pengelihatan terganggu.

e. PENATALAKSANAAN
Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.
1. Non Medikamentosa
 Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk
membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
 Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau
sampo yang tidak menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat
mempercepat proses penyembuhan. Lakukan dengan mata tertutup.
 Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan
infeksi yang lebih serius.
 Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu
menjadi penyebab infeksi.
 Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke
kornea.

2. Medikamentosa
Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada
perbaikan, dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.
 Antibiotik topikal.
Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10
hari.
Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum
eksterna dan hordeolum interna ringan.
 Antibiotik sistemik
Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda
pembesaran kelenjar limfe di preauricular.

7
Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai
berat. Dapat diberikan cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4
kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau cephalosporin dapat
diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau
klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.

3. Pembedahan
Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur
pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum.
Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal
denganpantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau
lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi yang bila:
 Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak
lurus pada margo palpebra.
 Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh
isi jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep
antibiotik.

8
DAFTAR PUSTAKA

Sidharta Ilyas. 2014. Ilmu Penyakit Mata Edisi Keempat Cetakan Ketiga. Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Riordan, P., Whitcher, J. P. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum Edisi 17. EGC.

Jakarta. 2010.

Anda mungkin juga menyukai