1. Mengapa mengambil penelitian ini? (Pertanyaan dari latar belakang)
Dilihat dari letak wilayah, cakupan banjar 3 termasuk perkotaan tetapi pada saat kami mendapat undangan untuk memberikan penyuluhan mengenai BABS, ternyata masih terdapat 2 RW yang melakukan BABS dan hampir semua warga tidak memiliki jamban. Kenapa hanya 2 RW? Karena saat kami konfirmasi langsung ke bagian kesling puskesmas, hanya 2 RW saja yang masih melakukan BABS dan belum memiliki jamban. 2. Mengapa penelitian kalian harus divalidasi? Dan pertanyaan mana yang divalidasi?
Kenapa hanya pertanyaan itu yang di validasi?
3. Syarat jamban sehat? Tidak mencemari sumber air minum. Letak lubang penampungan kotoran paling sedikit berjarak 10 meter dari sumur air minum (sumur pompa tangan, sumur gali dan lain – lain). Tetapi jika keadaan tanahnya berkapur atau tanah liat yang retak pada musim kemarau, demikian juga bila letak jamban disebelah atas dari sumber air minum pada tanah yang miring, maka jarak tersebut hendaknya lebih dari 15 meter. Tidak berbau dan tinja tidak dapat dijamah oleh serangga maupun tikus. Untuk itu tinja harus tertutup rapat misalnya dengan menggunakan leher angsa atau penutup lubang yang rapat Air seni, air pembersih dan air penggelontor tidak mencemari tanah di sekitarnya, untuk itu lantai jamban harus cukup luas paling sedikit berukuran 1 x 1 meter dan dibuat cukup landai atau miring ke arah lubang jongkok Mudah dibersihkan, aman digunakan, untuk itu harus dibuat dari bahan – bahan yang kuat dan tahan lama dan agar tidak mahal hendaknya dipergunakan bahan – bahan yang ada setempat Dilengkapi dinding dan atap pelindung, dinding kedap air dan berwarna terang Cukup penerangan Lantai kedap air Luas ruangan cukup atau tidak terlalu rendah Ventilasi cukup baik Tersedia air dan alat pembersih 4. Bagaimana solusi pembuatan jamban untuk rumah warga dengan jarak yang berdekatan? Misalkan seperti kasus dijakarta, jika jarak tidak memenuhi kriteria, berupa 10 meter dari sumber air, maka septic tank dibuat kecil dengan kedalaman lebih 5. Disetiap rw ada berapa RT? terus dari RT tersebut yang masih ada BABS RT berapa saja?
RT.1 : 99 KK, tidak BABS
RW. 15 RT. 2 : 50 KK, tidak BABS
RT. 3 : 82 KK, 11 KK (33 jiwa) melakukan BABS
RT.1 : 60 KK, tidak BABS
RW. 17 RT. 2 : 20 KK (62 jiwa), melakukan BABS
RT. 3 : 13 KK (54 jiwa), melakukan BABS
6. Jelaskan program SOLIDER?
Sodaqoh Peduli Derma 7. Berapa lama perilaku dapat berubah? Diperlukan 21 hari untuk membentuk kebiasaan baru. 8. Kalau tidak berubah, program apa yang akan kalian rencanakan? 9. Mengapa penelitiannya hanya univariat? Karena di desa ini (di banjar rw 15 17 mekarsari banjar) baru diadakan penelitian mengenai babs, karna itu sebagai inisiasi kami ingin mengetahui gambarannya terlebih dahulu, mungkin jika nanti ingin diteliti lebih lanjut mengenai faktir apa saja yg berhubungan dngn perilaku babs disana bisa diadakan penelitian lebih lanjut ttg bivariat/multivariatnya