Anda di halaman 1dari 14

HORDEULUM

SOAL :

Perempuan, 20 tahun datang ke poliklinik Mata RSUD DOK 2 Jayapura dengan keluhan benjolan di
kedua kelopak mata bawah

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan ada benjolan di kelopak mata sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya berupa
benjolan kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin membesar sehingga kedua kelopak mata
bawah menjadi merah dan bengkak. Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan
terasa gatal. Pasien juga merasa seperti ada yang mengganjal pada kedua kelopak mata bawah.

Riwayat Penyakit Dahulu : (-) Riwayat Pengobatan : (-)

Riwayat Penyakit Keluarga: (-) Riwayat Trauma : (-)

Diagnosa

Hordeolum interna ODS

Diagnosis banding

• Hordeolum eksterna

• Kalazion

Pengobatan

• Kompres air hangat 3 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar

• Antibiotik Sistemik: ciprofloxacim 250mg-500mg atau Amoxcilin 3x sehari

• Insisi (pada kantung nanah yang tidak dapat keluar)

Anastesi topikal dengan pantokain tetes mata > Anastesi filtrasi dengan prokain atau lidokain

Hordeulum Internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebral

Hordeulum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra

Setelah dilakukan insisi dilakukan ekshohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan meradang di
dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotic : cloramfenicol Zalf

1 COPYRIGHT Bebbhishyl
Prognosis

• Ad vitam : bonam

• Ad functionam : bonam

• Ad Sanationam : bonam

2 COPYRIGHT Bebbhishyl
HIFEMA

SOAL

Pasien laki-laki berusia 60 tahun datang ke PoliKlinik Mata RSUD Dok 2 Jayapura dengan keluhan
penglihatan kabur.

Pasien RM, laki-laki Kaukasia berusia 60 tahun, datang ke klinik mata pada 07 April 2022, dengan
keluhan nyeri yang hebat, penglihatan kabur dan sensitif terhadap cahaya pada mata kiri. Pasien
melaporkan bahwa seseorang melemparkan batu padanya yang mengenai mata kirinya pada malam
sebelumnya sekitar jam 7 malam. Pasien memiliki kacamata, tetapi tidak memakainya pada saat insiden
tersebut. Tn. RM menyangkal adanya flash dan floaters.

Riwayat okular

 Oklusi vena cabang retina di mata kanan yang terdiagnosis pada tahun 2010

 Katarak bilateral

 Retinopati diabetik nonproliferatif ringan tanpa edema makula

Riwayat medis

 Diabetes mellitus tipe 2

 hipertensi

 hiperlipidemia campuran

 osteoartritis

 gangguan stres pasca-trauma dan gangguan penyesuaian dengan kecemasan campuran

 Obat yang dikonsumsi → aspirin, ibuprofen, bupropion, tramadol, sertraline, glyburide,


metformin, lisinopril, metoprolol, simvastatin, nifedipine dan prazosin.

Status Oftalmologi

 Ketajaman visual tanpa koreksi → 20/20 OD dan 20/150 OS.

 Pupil kanan bulat dan responsif terhadap cahaya dengan ukuran 2,5 mm. Pupil kiri tetap,
terdapat dilatasi, dengan ukuran 4,0 mm.

 Tidak ada iregularitas tulang orbita kiri atau krepitus sinus pada palpasi orbita dan struktur
adneksa.

3 COPYRIGHT Bebbhishyl
Status Oftalmologi

 Pemeriksaan slit lamp → kelopak dan bulu mata yang bersih pada OD dan edema ringan serta
hematoma pada kelopak mata kiri atas dan bawah tanpa laserasi.

 Sklera dan konjungtiva bersih dari defek atau perdarahan pada OD. Sedangkan pada mata kiri
menunjukkan perdarahan subkonjungtiva yang melibatkan seluruh konjungtiva bulbi.

 Ruang anterior kiri terbentuk dengan baik tetapi terdapat 2+ sel darah merah dan hifema yang
diukur dengan ketinggian vertikal 2,2 mm

Status Oftalmologi

 Iris kanan normal dan tanpa rubeosis; iris kiri diskorik (berbentuk tidak beraturan) dan rubeosis
(-).

 Dengan Tonometri Goldmann didapatkan tekanan 14 mmHg OD dan 18 mmHg OS

 Sebuah ultrasonografi B-scan dilakukan pada OS, hasilnya tidak ada ablasi retina, perdarahan
vitreous atau subluksasi lensa yang ditemukan.

Cara Mendiagnosa Traumatik Hifema

 Adanya anamnesa trauma yang terutama mengenai mata

 Ditemukan perdarahan pada bilik depan bola mata

 Ditemukan gangguan tajam penglihatan

 Ditemukan adanya iritasi konjungtiva dan perikornea

 Penderita mengeluh nyeri pada mata, fotofobia dan blefarospasme

Didiagnosis → Hifema Traumatis OS ec. Trauma benda tumpul

Terapi

 Bed rest dengan elevasi kepala 300-450 (posisi semifowler)

 As. Tranexamat tab 500 mg 3 dd 1

 Paracetamol 500 mg 3 dd 1

 larutan mata prednisolon asetat 1% 4 dd gtt 1 OS

 Timolol maleate 0,25% 2 dd gtt 1 OS

 atropin sulfat 2 dd gtt 1 OS

4 COPYRIGHT Bebbhishyl
Kortikosteroid → diresepkan untuk mengurangi peradangan

 larutan mata prednisolon asetat 1% QID

Beta blocker dan carbonic anhydrase inhibitor (CAI) → pasien dengan peningkatan TIO lebih tinggi dari
25 mmHg

Beta blocker → larutan tetes mata timolol 0,5%

CAI → Acetazolamide umumnya dosis 500 mg PO dua kali sehari untuk orang dewasa. Untuk anak-anak,
dosis yang dianjurkan adalah 5-10 mg/kg berat badan setiap empat sampai enam jam.

Obat sikloplegik / antikolinergik → digunakan untuk meningkatkan kenyamanan pasien dan mencegah
pembentukan sinekia posterior.

 larutan mata atropin sulfat 1% BID

Agen antifibrinolitik → mengurangi risiko perdarahan sekunder dengan memperlambat atau


menghambat resorpsi bekuan darah di dalam pembuluh darah yang mengalami trauma.

 As. Tranexamat tab 500 mg 3 dd 1

Edukasi

 Menggunakan penutup mata non-tekanan untuk mengurangi fotofobia saat berada di luar
ruangan atau dalam cahaya yang terang.

 Pasien diberi sepasang kacamata pelindung bening untuk dipakai saat tidur.

 Tidur dengan sudut sekitar 45 derajat,

 Beristirahat sebanyak mungkin, dan menghindari aktivitas berat.

 Janji temu lanjutan dijadwalkan dalam 24 jam kemudian

 Pasien diinstruksikan untuk kembali ke klinik lebih cepat jika ia mengalami perubahan visual
atau peningkatan rasa sakit.

5 COPYRIGHT Bebbhishyl
KONJUNGTIVITIS BACTERIAL

SOAL

Seorang perempuan 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan mata merah

RPS :

Seorang perempuan 20 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua mata hiperemis yang dialami
sejak ± 5 hari yang lalu, muncul secara tiba-tiba. Awalnya keluhan dialami pada mata kiri lalu menyebar
ke mata kanan 2 hari kemudian, keluhan mata hiperemis disertai hiperlakrimasi, rasa perih sedikit
gatal, rasa berpasir (+), fotofobia (+), penurunan visus (-), secret (+) serous, sulit membuka mata pada
saat bangun pagi (+), dan edema palpebral (+). Riwayat kontak dengan penderita yang mengalami
keluhan yang sama (+).

Pada pemeriksaan oftalmologi didapatkan, inspeksi tampak konjungtiva ODS hiperemis (+) disertai
injeksi konjungtiva ODS (+), pada silia ODS ada secret serous (+), apparatus lakrimalis ODS
hiperlakrimasi (+), kornea ODS jernih (+), Hipertrofi folikel konjungtiva tarsal palpebra inferior ODS (+),
edema palpebra ODS (+), limfodenopati periaurikuler sinistra et dextra (+). Pada pemeriksaan visus
didapatkan VOD: 20/20 VOS:20/20. Pada pemeriksaan tes flouresens (-). Pemeriksaan lainnya dalam
batas normal.

Anamnesa :

 Hiperemis kedua mata  Penurunan visus (-)

 Hiperlakrimasi (+)  Sekret serous (+)

 Rasa perih (+)  Sulit membuka mata pada saat bangun


pagi
 Sedikit gatal
 Edema palpebral
 Rasa berpasir (+)
 Riwayat kontak dengan keluhan sama
 Fotofobia (+) (+)

Pemeriksaan Fisik

• tampak konjungtiva ODS hiperemis (+) • Hipertrofi folikel

• injeksi konjungtiva ODS (+) • edema palpebra ODS (+),

• secret serous (+), • limfodenopati periaurikuler sinistra et


dextra (+)
• apparatus lakrimalis ODS hiperlakrimasi
(+) • visus normal

• kornea ODS jernih (+),

6 COPYRIGHT Bebbhishyl
• tes flouresens (-)

Pemeriksaan Penunjang :

• Tes Fluorescein, pengecatan giemsa, KOH, kultur. Hal ini dilakukan untuk lebih memastikan
penyebab dari konjungtivitis tersebut sehingga dapat membantu pemilihan terapi yang adekuat

Diagnosis : KONJUNGTIVITIS VIRAL AKUT ODS

Konjungtivitis folikuler viral akut Konjungtivitis viral kronik


Demam faringkonjungtival Blefarokonjungtivitis Mulloskum Kontagiosum
Keratokonjungtivitis epidemika Blefarokonjungtivitis varicella-zooster
K. Virus herpes simpleks (HSV) Keratokonjungtivitis morbili
K. Hemoragic akut

Demam Faringokonjungtival Keratokonjungtivitis Epidemika

• Faringitis • Biasanya gejala sistemik tidak ada

• Demam dan konjuntivitis folikuler • Bilateral

• Sangat menular (10-12 hari) • Berlangsung 7-14 hari

• Biasanya unilateral • Bisa terdapat keratitis epitel

• Sembuh sendiri 5-14 hari • Sensitivitas kornea normal, perdarahan


konjungtiva , dan edema palpebra
• Disebabkan adenovirus tipe 3
• Disebabkan adenovirus tipe 8 dan 19
• Demam

Konjungtivitis virus herpes simpleks (HSV) •

• Umumnya terjadi pada anak anak Konjungtivitis hemoragika akut

• Unilateral • Sering dinamakan konj. Apollo XI

• Iritasi, disertai sekret mukoid • Disebabkan enterovirus tipe 70

• Fotofobia • Masa inkibasi (8-48 jam) dan perjalanan


penyakit (5-7 hari)
• Nodus preaurikuler yang nyeri tekan
adalah gejala yang khas untuk • Sembuh sendiri dalam 5-7 hari
konjungtivitis HSV

7 COPYRIGHT Bebbhishyl
Penatalaksaan :

• Obati sesuai kausa

• Terapi Suportif :

Kompres dingin

Lubrikan : Cendolyteers 4x 1-2 tetes perhari

• Terapi simptomatis

• Antivirus topical dan sistemik

Salep Acyclovir 3%, 5 kali sehari selama 10 hari atau

Acyclovir oral 400 mg 5x sehari selama 7 hari (Untuk konjungtivitis Viral HSV)

• Antibiotik bila infeksi sekunder

Tetes mata Kloramfenikol 0,5% (untuk mencegah infeksi sekunder)

Prognosis :

Prognosis pada penderita ini baik, didukung oleh kepustakaan yang mengatakan bahwa kebanyakan
kasus konjungtivitis viral dapat sembuh sendiri tanpa diberikan terapi. Tanpa pengobatan biasanya
sembuh dalam 10-14 hari.

Edukasi :

• Edukasi pasien bahwa konjungtivitis virus adalah penyakit yang terjadi karena infeksi virus dan
dapat sembuh sendiri.

• Jangan mengucek–ngucek mata

• Konjungtivitis mudah menular, karena itu sebelum dan sesudah memegang mata, penderita
harus mencuci tangannya bersih-bersih.

• Jangan menggunakan handuk atau lap bersama-sama dengan penghuni rumah lainnya

• Penggunaan obat teratur

8 COPYRIGHT Bebbhishyl
GLAUKOMA AKUT

SOAL

Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan mata kabur

RPS:

Seorang laki-laki 45 tahun datang dengan keluhan penurunan daya penglihatan secara mendadak yang
disertai mata kiri nyeri hebat, mata merah, kelopak mata bengkak, nyeri kepala, mual dan muntah,
pasien juga mengaku ada tampak pelangi di sekitar lampu. Dari pemeriksaan oftalmologi diperoleh mata
kanan dalam batas normal, VOD 6/6, VOS 1/60, injeksi sillier (+) OS, bilik mata depan dangkal (OS), pupil
dilatasi (OS) dan TIO N+3 (OS), penggaungan dan atrofi papil (OS).

Pemeriksaan fisik

Inspeksi: konjungtiva hiperemis (+) OS, edema palpebra (+) OS

Palpasi: mata teraba keras, nyeri tekan (+) OS

Pemeriksaan tajam penglihatan: VOD 6/6, VOS 1/60

Tonometri: TIO N (OD), TIO N+3 (OS)

Oftalmoskopi:

Injeksi sillier (+) OS

pupil dilatasi OS

cupping dan atrofi pupil OS

Gonioskopi: bilik mata depan dangkal OS

Diagnosis Klinis:

▪ Penegakan diagnosis dilakukan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang oftalmologis:

▪ Glaukoma Sudut Tertutup Akut OS

Medikamentosa

 Topikal : Pilokarpin 2% setiap menit selama 5 menit disusul setiap jam selama 1
hari

9 COPYRIGHT Bebbhishyl
 Sistemik : Asetazolamid HCl 500mg, dilanjutkan 250 mg setiap 4 jam sesudah
keluhan enek hilang, manitol 1,5 – 2mg/kgBB dalam larutan 20% atau urea IV
mg/kgBB

 Timolol 0,5%, 1-2 dd 1 tetes sehari

 Pilokarpin 2-4%, 3-6 dd 1 tetes sehari

 Terapi simtomatik

Operatif

Usulan dilakukan laser iridotomi atau iridektomi bedah

Konseling dan edukasi

Harus diingatkan kepada pasien dan keluarganya bahwa glaukoma akut merupakan kegawatdaruratan
oftalmologi yang harus dilakukan pembedahan, sebab ada kemungkinan penderita akan menolak
dioperasi karena telah merasa enak setelah diberi obat-obatan. Terapi dengan pengobatan hanya
merupakan pengobatan pendahuluan sebelum pasien dioperasi.

Kriteria rujukan

Pada glaukoma sudut tertutup akut, rujukan dilakukan setelah penanganan awal, ditingkat pertama

10 COPYRIGHT Bebbhishyl
BLEFARITIS

SOAL

Pasien perempuan usia 35 tahun datang dengan keluhan gatal dan nyeri pada kedua kelopak mata

Pasien perempuan usia 35 tahun datang dengan keluhan gatal dan nyeri pada kedua kelopak mata
dialami pasien sejak 1 minggu yang lalu. Pasien juga merasa panas pada kedua kelopak mata. Pada pagi
hari mata terasa lengket disertai banyak kotoran putih kekuningan di tepi kelopak mata serta bulu mata
sering rontok. Pasien juga mengeluh kelopak mata sedikit bengkak dan merasa tidak nyaman. Benjolan
pada kelopak mata (-), mata berair (-), tak tahan cahaya (-)

Pada pemeriksaan oftalmologis segmen anterior ODS ditemukan palpebra udem (+), hiperemis (+),
Krusta putih kekuninan (+), ulkus (-), madarosis (+). Pemeriksaan visus okuler D/S 6/6.

Gambaran Klinis

Dari anamnesis didapatkan keluhan gatal dan nyeri pada kedua kelopak mata dialami pasien sejak 1
minggu yang lalu, terasa panas dan lengket disertai banyak kotoran putih kekuningan di tepi kelopak
mata serta bulu mata sering rontok. Pasien juga mengeluh kelopak mata sedikit bengkak dan merasa
tidak nyaman.

Pada pemeriksaan fisik generalis tidak didapatkan kelainan. Pada pemeriksaan oftalmologi, pada
palpebra didapatkan adanya edema, palpebra hiperemis serta krusta berwarna kekuningan di pangkal
rambut palpebra, tidak terdapat ulkus.

Pasien dengan blefaritis skuamosa akan merasa panas dan gatal. Pada blefaritis skuamosa terdapat sisik
berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra disertai madarosis. Sisik ini mudah di kupas dari
dasarnya tanpa mengakibatkan perdarahan

Diagnosis Banding

● Hordeolum

● Kalasion

● Blefaritis ulseratif

Penatalaksanaan :

• Menjaga kebersihan kelopak mata

• Kompres air hangat atau membersihkan tepi kelopak mata dengan shampoo bayi

• Salep antibiotik

• Steroid topikal

11 COPYRIGHT Bebbhishyl
BENDA ASING KONJUNGTIVA

SOAL :

Seorang pria 42 tahun, datang ke Rumah sakit dengan keluhan ada yang mengganjal mata

RPS :

Pasien mengeluh mata kanan mengganjal sejak 2 hari yang lalu setelah bekerja menebang pohon. Mata
tampak merah, terasa perih, mata berair dan riwayat menggosok mata (+). Penglihatan tidak kabur dan
tidak terasa gatal.

RPD :

• Riwayat keluhan yang sama sebelumnya tidak ada

• Riwayat memakai kacamata ada

• Riwayat penyakit sistemik lain seperti hipertensi ada

• Riwayat alergi terhadap makanan maupun obat-obatan disangkal

RPK :

• Riwayat keluhan serupa dalam keluarga disangkal. Riwayat penyakit mata dan sistemik dalam
keluarga seperti hipertensi,juga disangkal oleh pasien.

RP Sosial-Ekonomi :

• Pasien berkerja sebagai seorang buruh(penebang pohon)

• Pasien tidak memiliki Riwayat merokok dan minum alkohol.

Status Oftalmologi

12 COPYRIGHT Bebbhishyl
Usulan Pemeriksaan Penunjang

1. Slit Lamp

Diagnosis :

• OD Trauma okuli non perforans dengan Corpus alienum konjungtiva

Diagnosis Banding :

 Keratitis

 Konjugtivitis

Penatalaksanaan

 Informed Consent

 1. Menjelaskan pada pasien bahwa keluhan yang dialami terjadi karena

adanya benda asing pada permukaan matanya

 2. Menjelaskan kepada pasien agar tidak menggosok matanya agar tidak

terjadi infeksi dan erosi pada mata

 3. Menjelaskan dan meminta persetujuan mengenai tatalaksana yang akan

diberikan berserta resiko-resiko tindakan

 4. Menjelaskan komplikasi yang dapat terjadi

Ekstraksi benda asing

 Eksraksi menggunakan kapas steril dengan ujung yang telah diruncingkan (cotton tip). Pasien
diberi anastesi topikal, pantokain 0,5%. Ekstraksi dibantu dengan slit lamp dan dilakukan dengan
menggerakan kapas untuk mengeluarkan potongan kayu dari arah sentral ke perifer.

13 COPYRIGHT Bebbhishyl
 Ekstraksi menggunakan jarum 1 cc dengan ujung jarum dibengkokkan terlebih dahulu pada
bagian bevel jarum. Pasien diberi anastesi topikal, pantokain 0,5%. Ekstraksi dibantu dengan slit
lamp dan dilakukan dengan menggerakan ujung bevel jarum dari arah sentral ke perifer.

2 Bebat tekan 6-8 jam

 - Mata pasien diberi salep antibiotic spectrum luas ( kloramfenikol EO), kemudian tutup mata
pasien dengan lapis kasa yang direkatkan hingga mata kanan pasien tidak dapat membuka.
Bebat tekan dibuka setelah 6-8 jam.

3 Komunikasi, Informasi, Edukasi

 -Kontrol ulang keesokan harinya

 -Menghindari mata dari masuknya benda asing selama bekerja

 ( kacamata)

 -Jangan menggosok mata dan segera berobat jika terjadi lagi hal

 yang sama

Prognosis :

 Quo ad vitam: Bonam

 Quo ad functionam: bonam

14 COPYRIGHT Bebbhishyl

Anda mungkin juga menyukai