Anda di halaman 1dari 30

Herpes Zoster Ophtalmica

Armie Ayu H
Abdul Azis B
FK UPN Veteran Jakarta
Laporan Kasus
ANAMNESA
Tn A (21 tahun)
KU: Mata kanan merah, gatal dan berair
RPS: Dua minggu yang lalu, pasien mengeluh muncul bintik-bintik muncul
di area wajah sebelah kanan atas dari dahi, sekitar mata hingga pipi kanan.
Setelah itu pasien datang berobat ke poli kulit dan diagnosis herpes dan
menerima pengobatan. Seminggu sebelum datang ke poli mata, pasien
kesulitan untuk mengangkat kelopak mata kanan dikarenakan bengkak dan
terdapat bintik-bintik. Setelah bintik-bintik pecah, pasien dapat membuka
matanya kembali. Mata pasien terlihat merah, terasa gatal dan berair,
demam (-), rasa nyeri (-), sakit kepala (-), pegal (-), penurunan penglihatan
(-). Pasien kemudian kontrol ke poli kulit sampai akhirnya dirujuk ke poli
mata.
RPD: DM (-), HT (-), alergi (-), alergi obat (-), trauma (-), waktu kecil
pernah terkena cacar air
RPK: Ayah pernah menderita penyakit serupa di kaki setahun yang
lalu
RPO: dari poli kulit pasien mendapatkan obat asiklovir 800 mg 5 kali
sehari
STATUS INTERNUS Tanda Vital
Keadaan umum : Baik Tekanandarah : 120/87 mmHg
Kesadaran : Compos mentis Nadi : 80 x/menit
BB : 62 kg Suhu : 37C
TB : 165 cm RR : 23 x/menit
Kepala : Mata konjungtiva hiperemis (+/-),
sklera ikterik (-/-)
Leher: KGB tidak teraba pembesaran
Thoraks: Paru: vesikuler (+/+), rhonki (-/-),
wheezing (-/-)
Jantung: S1 S2 reguler, murmur (-/-), gallop (-
/-)
Abdomen: Bising usus (+) normal, nyeri tekan
(-)
PEMERIKSAAN MATA
AVOD: > 6/60
AVOS: > 6/60
OD OS
Tidak dilakukan TIO Tidak dilakukan

Pergerakan
Edema (+), spasme (-), krusta (+) Palpebra Edema (+), spasme (-), krusta (+)

Injeksi konjungtiva (+), injeksi siliar (-), Injeksi konjungtiva (-), injeksi siliar (-),
tenang, papil (-), folikel (-), benda asing (-) Konjungtiva tenang, papil (-), folikel (-), benda asing (-)

Jernih Kornea Jernih


Dalam Bilik mata depan Dalam
Bulat, regular, d 3 mm, RCL (+), RCTL (+) Iris/pupil Bulat, regular, d 3 mm, RCL (+), RCTL (+)

Jernih Lensa Jernih


Jernih Vitreous Jernih
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Fundus
Tes konfrontasi:
DIAGNOSIS DIAGNOSIS BANDING
Diagnosis kerja Konjungtivitsis bakteri
Konjungtivitis viral ec. Herpes Herpes simpleks oftalmikus
Zoster Oftalmikus OD
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang untuk diagnosa pasien tersebut.

TATALAKSANA
Farmakologi
Antiviral oral : acyclovir 800 mg lima kali sehari
Lubikran mata: cendo lyteers 3-4 kali sehari 1-2 tetes

Nonfarmakologi
Kompres dingin untuk kelopak mata yang bengkak dan berbintik.
PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad sanasionam : dubia ad bonam
Definisi
Merupakan infeksi umum yang disebabkan oleh Human Herpes Virus
3 (Varicella Zoster Virus), virus yang sama menyebabkan varisela yang
merupakan hasil reaktivasi pada Nervus Trigeminal (N.V).
Etiologi
Varicella Zoster Virus (VSV)
Tersusun 162 sub unti protein
Simetri isohedral d=100 nm
Dengan cepat dapat dihancurkan oleh bahan organik, deterjen,
enzim proteolitik, panas, dan pH tinggi
Epidemiologi
>90% dewasa di AS punya bukti serologic infeksi VZV
1.5-3.4/1000/tahun
10-20% HZ HZO
Faktor Resiko HZ
Kondisi immunocompromised 18 org dewasa muda yang terkena
Usia tua reaktivasi HZ, 8 orang diantaranya
HIV HIV
Cakemoterapi
Faktor Reaktivasi
Trauma local
Demam
Sinar UV
Udara dingin
Penyakit sistemik
Stress
Manifestasi Klinis HZO
Subjektif
Prodormal: timbul 1-2 hari sbelum erupsi
Demam
Malaise
Sakit kepala
Lokal
Gatal
Nyeri mata
Lakrimasi
Perubahan visual
Mata merah unilateral
Manifestasi Klinis
Palpebra :
Lesi vesikuler
Bengkak pada kelopak blefaritis
Ptosis
Bulu mata rontok
Trikiasis
Entropion
Scarring corneal exposed
Oklusi punctum lakrimal
Konjungtiva:
Manifestasi paling sering pada HZO
Injeksi
Edema
Hemorragial petechie
Eksudat Infeksi sekunder
Iritasi akibat trikiasis
Sklera :
Nodul atau difus skleritis/episkleritis
Nyeri tekan
Atrofi sclera
Posterior retinal detach
Kornea
65% HZO
Gejala: penurunan visus mendadak, nyeri, fotofobia
Lesi mikrodendritik khas Herpes Zoster
Defek epitel: infiltrat pungtat mengandung antigen menuju stroma
Defek stroma: neovaskularisasi, penipisan lapisan kornea ulkus,
astigmatisma
COA
Antigen virus uveitis anterior
Tio meningkat sementara
Prolong: katarak, glaukoma
Retina
Retinitis retinitis nekrotik
Perdarahan
Eksudat
Oklusi
Neuritis optic
Lesi dimulai pada bagian perifer
Atrofi retina
Diagnosis
Anamnesis
Gejala prodromal 2hr-1mg sbelumtimbul rash(atas kening, hidung)
Timbul maculavesikelpustulekrusta (5-7hari)
Px fisik
Visus
Hichberg, Integritas motoric ekstraokular, diplopia? lapang pandang, pupil
Struktur eksternal/supervisial secara tepat funduskopi
Tes corneal reflex
Florescein test
Slitlamp: sel dalam coa dan infiltrate stroma
TIO
Penunjang
Mikroskopik
Serologik
DD
Kondisi penampakan luar yang sama
Herpes simpleks
Ulkus blefaritis
Kondisi yang menyebabkan penyebaran nyeri
Tic Douloreux
Migrain
Pseudotumor orbita
Selulitis orbita
Nyeri sakit gigi
Kondisi inflamasi stromal kornea
EBV
Sifilis
Komplikasi
Tergantung imunitas
50% kasus, 31% masih nyeri pd 6 bulan berikutnya 92% uveitis
anterior, 52% keratitis
Jarang: optic neuritis, retinitis, palsy n.kranial ocular
Ggn pengelihatan pada keratitis perforasi, glaucoma sekunder,
skleritis posterior, nekrosis retina akut
Jangka panjang: corneal reflex<<, fungsi motor palpebral<<
Rekurensi 6-14%
Penatalaksanaan HZ HZO
Asiklovir oral 800 mg 5x1 selama 7 10 hari.
3 hari starting nyeri berkurang, mempercepat penyembuhan lesi kulit,
menekan jumlah virus, mengurangi resiko keratitis dan uveitis anterior
Valasiklovir (BA lebih tinggi) 1000 mg 3x1 selama 7 hari.
Mencegah konjungtivitis, keratitis dan nyeri.
Pada imunokompromise IV
Analgetik oral: Ibuprofen oral
Terapi spesifik gejala orbital
Paliatif blefarokonj kompres dingin, topical lubrication (mempertahankan
kornea dari kerusakan epitelial krn fungsi normal berkedip <<)
Keratitis epithelial debridement. Stromal topical steroid?
Infeksi sekunder bacterial antibiotic
Catatan terapi
Neuralgia herpetic
Gabapentin 1,8k-2,4k mg/hari. 1st day 300 mg setiap 3 hari dinaikan 300 hingga 1800
mg
Antibiotik
Ampicillin, gentamicin tetes
Vitamin neurotropic: neurodex
Antioksidan kulit: asthin force
Ramsay Hunt Syndrome: prednisone 3x20mg tapering off
Efektivitas tambahan salep asiklovir mata tidak pernah dipatenkan, namun asiklovir topikal dapat
dipertimbangkan dalam kasus infeksi mata parah karena konsentrasi yang tinggi dari obat di
segmen mata anterior yang cukup berpengaruh. Monoterapi dengan salep mata antivirus,
bagaimanapun, tidak cukup dan harus dibantu pengobatan oral.
Rujukan spesialis mata
Hutchinson Sign di fase awal HZO, keluhan visual, atau mata merah
adalah indikasi untuk rujukan ke dokter mata.
konsultasi segera, bagaimanapun, biasanya tidak diperlukan, karena
komplikasi visus yang mengancam mata yang memerlukan
pengobatan khusus biasanya tidak berkembang selama minggu
pertama setelah timbulnya ruam kulit.
Yang penting, pasien harus mulai minum obat antiviral sesegera
mungkin, diluar dari penanganan kondisi oftalmologi
Pencegahan
Tidak mengusap mata
Menyentuh lesi kulit
Bagi orang sekitar: menghindari kontak langsung dg penderita
Prognosis
Umumnya baik, bergantung pada tindakan secara dini
Setelah mata telah dipengaruhi oleh herpes zoster itu akan selalu
tetap rentan.
Komplikasi dapat mengembangkan bahkan bulan atau tahun setelah
fase akut. kornea, misalnya, mungkin rusak karena regenerasi epitel
tertunda.
Pada kulit: macula hiperpigmentasi, sikatriks

Anda mungkin juga menyukai