Anda di halaman 1dari 32

Puskesmas Paal X

PTERIGIUM
Pembimbing : dr. Hj. Yulinda Fetri Tura, M.Kes
Yessica Destiana G1A218102

PROGRAM PROFESI DOKTER


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PUSKESMAS PAAL X
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020
IDENTITAS PASIEN
Nama : An. E
Usia : 13 tahun
Jenis kelamin: Laki – Laki
Alamat : Pondok Pesantren
Latar Belakang Sosio-ekonomi-demografi-lingkungan-keluarga
Status ekonomi : Cukup

Aspek Perilaku dan Psikologis di Keluarga


- Pasien tinggal bersama istri dan ke3 anaknya
- Hubungan dengan anggota keluarga baik

Keluhan Utama
Rasa perih di mata kiri dan kanan sejak ± 4 hari sebelum ke PKM.
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang ke Puskesmas dengan keluhan rasa perih di
mata kiri dan kanan sejak  4 hari sebelum ke PKM, rasa
perih terasa terus menerus dan disertai keluhan mata
merah dan berair. Menurut keterangan pasien keluhan
pada mata berawal sejak ±1 tahun yang lalu, kedua mata
pasien mulai tampak ditutupi gumpalan seperti lemak di
area putih bola mata kira-kira ukuran 2mm yang lama
kelamaan makin membesar seperti segitiga dan mulai
terasa mengganjal, sering berair, dan terasa perih. Namun
akhir-akhir ini keluhan mata perih memberat sehingga
pasien datang ke PKM. Gangguan pandangan (-), bengkak
(-), pekerjaan berkaitan paparan sinar matahari dan angin
serta debu (+).
RIWAYAT PENYAKIT
DAHULU/KELUARGA
Riwayat dengan keluhan yang sama(-)
Riwayat trauma pada mata (-)
Riwayat operasi mata (-)
Riwayat kencing manis (-)
Riwayat sakit maag (-)
Riwayat alergi (-)
Riwayat hipertensi (-)
PEMERIKSAAN
FISIK
• Keadaan umum: tampak sakit ringan
• Kesadaran : compos mentis
• Suhu : 36,1°C
Keadaan • BB : 60 kg
• TB : 162 cm
Umum • Kesan Gizi: Gizi Baik
• Nadi : 80 x/menit
• Pernafasan : 24 x/menit
• TD : 128/80
PEMERIKSAAN
ORGAN
•Kepala : dbn
• Hidung : dbn
• Telinga : dbn
• Mulut : dbn
• Leher : dbn
• Thorax : dbn
• Pulmo : dbn
• Jantung : dbn
• Abdomen : dbn
•Ekstremitas Atas : Edema (-), akral hangat, CRT < 2 dtk
•Ekstremitas bawah :Edema (-), akral hangat., CRT < 2 dtk
STATUS
OFTALMOLOGI

jaringan fibrovaskuler
hiperemia, melewati 2mm
kornea
STATUS LOKALIS
 
STATUS OPHTHALMOLOGIS
  OD OS
Visus - -
Kedudukan bola Ortoforia
mata
Pergerakan bola
mata    
     
     
  Versi : baik Versi : baik
Duksi : baik Duksi : baik
STATUS LOKALIS
PEMERIKSAAN EXTERNAL

Palpebra supp Masa (-), Edem (-), Masa (-), Edem (-),
hiperemis (-), nyeri tekan hiperemis (-), nyeri tekan (-)
(-)
Palpebra inf Edem (-), hiperemis (-), Edem (-), hiperemis (-),
nyeri tekan (-) nyeri tekan (-)

Cilia Trichiasis (-) Trichiasis (-)


Conj. Tars Supp Papil (-), folikel (-) Papil (-), folikel (-)
hiperemis (-) hiperemis (-)
Conj. Tars Inf Papil (-), folikel (-) Papil (-), folikel (-)
hiperemis (-) hiperemis (-)
STATUS LOKALIS
Conj. Bulbi Inj. Konjungtiva (-), Inj. Inj. Konjungtiva (-), Inj.
Silier (-), Sekret (-) Silier (-), Sekret (-)
Kornea Jernih, edem (-), ulkus jernih, edem (-), ulkus (-)
(-) desmetokel (-), desmetokel (-), infiltrat
infiltrat (-) (-)
COA Fibrin (-), hipopion (-), Fibrin (-), hipopion (-),
flare (-) flare (-)
Iris Sinekia ant & post (-) Sinekia ant & post (-)
Pupil Isokor ,D = 3 mm Isokor , D = 3 mm
Reflek cahaya langsung Reflek cahaya langsung
(+) (+)
Reflek cahaya tdk Reflek cahaya tdk
langsung (+) langsung (+)
   
Lensa Jernih Jernih
Pemeriksaan Penunjang
• Tidak dilakukan

Pemeriksaan Anjuran
• Slit Lamp

Diagnosis Kerja :
Pterygium grade 2 ODS (H11.00)

Diagnosis Banding
• Pseudopterygium (H11.812)
• Pinguekula (H11.153)
MANAJEMEN

Promotif

 Menjelaskan pada pasien mengenai penyakit pterigium yang


pasien derita mulai dari penyebab, faktor risiko, pengobatan,
pencegahan, serta komplikasi.
 Menjelaskan bagaimana cara meningkatkan kesehatan pribadi
dan lingkungan
MANAJEMEN
Preventif
 Menggunakan kaca mata hitam pelindung UV
 Menggunakan helem saat berpergian dengan motor,
kaca helm diturunkan untuk mencegah terpaparnya
mata dengan angin dan debu
 Jangan mengusap-usap mata dalam keadaan tangan
kotor atau belum mencuci tangan.
 Menghindari kontak dengan debu
MANAJEMEN
Kuratif
NonFarmakologi Farmakologi
• Menggunakan kaca mata hitam  Klorafenikol tetes mata 3 kali
pelindung UV
• Menggunakan helem saat sehari
berpergian dengan motor, kaca  Cetirizine 10 mg 2x1 tab
helm diturunkan untuk mencegah  Dexametason tab 0,5mg 3 x 1
terpaparnya mata dengan angin dan tab
debu
• Menjelaskan pasien tentang
penyakitnya yang dapat berulang
walaupun telah dioperasi.
• Menjelaskan cara penggunaan tetes
mata
Pengobatan Tradisional
• Sarang semut : herbal unik yang berasal dari
umbi sejenis tanaman epifit yang banyak
tumbuh di hutan tropis papua.
• Berbentuk rongga dengan labirin disisi
dlamnya.
• Biasanya diiris melintang tipis dan dikeringkan
sebelum kemudian direbus dan diseduh.
• Tingginya kadar flavonoid dan tannin pada
sarang semut memberi sifat utama sebagai anti
karsinogen yang melawan unsur-unsur
penyebab pertumbuhan sel yang abnomal.
MANAJEMEN
Rehabilitatif
 Meningkatkan daya tahan tubuh dengan mengatur pola makan yang
bergizi untuk pemulihan kesehatan tubuh pasien dan istirahat.
 Kontrol ulang setelah ditatalaksana
 Karena merupakan penyakit dengan tingkat rekurensi yang tinggi maka
harus dilakukan deteksi rekurensi dengan cepat.
 Memberikan dukungan kepada pasien dan keluarga dan menyarankan
keluarga pasien untuk membantu mengawasi kegiatan pasien agar jangan
beraktivitas terlalu berat diluar ruangan yang memungkinkan mata pasien
terkena banyak cahaya UV, debu, dan angin.
 Kontrol teratur ke Puskesmas dan berobat sampai sembuh. Jika terjadi
gangguan tajam penglihatan maka segera berobat ke Puskesmas atau RS
terdekat.
Tinjauan Pustaka
PTERIGIUM

Definisi
 Pertumbuhan jaringan fibrovaskular konjungtiva berbentuk segitiga
yang tumbuh dari arah konjungtiva menuju kornea pada daerah
interpalpebra, bersifat degeneratif dan invasif.
 Asal kata pterygium adalah dari bahasa Yunani, yaitu pteron yang
artinya sayap.
cont..
• Faktor Risiko : UV, genetik, debu, kelembapan ↓, trauma kecil, dry eye,
virus papiloma
• Gejala Klinis : lipatan segitiga dari fisura interpalpebralis (biasanya nasal)
meluas ke menuju kornea.
• Awal (-), hanya jika iritasi mata merah, berair, mengganjal  lanjut
penglihatan ↓, diplopia
• Memiliki body, apex, dan cap
• Tampak sebagai penonjolan jaringan, vaskularisasi tinggi, dasar jar. fibrosa
opak
• Dapat relaps walau telah dioperasi
4 Derajat
• Derajat 1 : Jika pterygium hanya terbatas pada limbus kornea.
• Derajat 2 : Jika sudah melewati limbus kornea tetapi tidak lebih dari 2
mm melewati kornea.
• Derajat 3 : Sudah melebihi derajat 2 tetapi tidak melebihi pinggiran
pupil mata dalam keadaan cahaya normal (pupil dalam keadaan
normal sekitar 3 – 4 mm)
• Derajat 4 : Pertumbuhan pterygium melewati pupil sehingga
mengganggu penglihatan.
cont..
• Beberapa teknik operasi yang dapat menjadi pilihan yaitu :
• Bare sclera
• Simple closure
• Sliding flaps
• Rotational flap
• Conjunctival graft
• Amnion membrane transplantation
Analisa Kasus
Hubungan diagnosis dengan keadaan lingkungan
keluarga dan hubungan keluarga

• Tidak terdapat hubungan antara keadaan rumah dan


lingkungan sekitar dengan keluhan yang dirasakan pasien.
Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam
keluarga dan lingkungan sekitar

• Pasien memiliki kebiasaan tidak mencuci tangan dengan sabun saat sebelum
makan dan saat setelah buang air besar.
• Sering terpapar dengan matahari pada kedua mata (+), sering keluar tidak
menggunakan helm (+), pasien tidak menggunakan kaca mata.
• Karena pekerjaan pasien sehari-hari yaitu sebagai cleaning service, yang setiap
hari membersihkan debu serta kotoran tanpa menggunakan kacamata pelindung,
sehingga pasien sering terpapar dengan debu dan kotoran yang dapat
mempermudah terjadinya penyakit.
• Ada hubungan, kebiasaan-kebiasaan tersebut merupakan salah satu faktor
pencetus untuk terbentuknya jaringan fibrovaskular pada mata pasien.
Analisis kemungkinan berbagai factor risiko atau
etiologi penyakit pada pasien ini

• Faktor jenis kelamin dan usia, dimana pterigium sering terjadi


pada laki-laki usia 20-50 tahun.
• Sering terpapar cahaya matahari, debu dan sering tidak
menggunakan helem saat bekerja merupakan faktor risiko untuk
terbentuknya jaringan fibrovaskular.
• Resiko pekerjaan sebagai cleaning service yang setiap hari
membersihkan debu serta kotoran tanpa menggunakan
kacamata pelindung, sehingga pasien sering terpapar dengan
debu dan kotoran yang dapat mempermudah terjadinya
penyakit.
Analisis untuk mengurangi paparan/
memutuskan rantai penularan dengan faktor risiko
atau etiologi pada pasien ini

• Menggunakan kaca mata hitam pelindung UV


• Menggunakan helm saat berpergian dengan motor, kaca
helm diturunkan untuk mencegah terpaparnya mata
dengan angin dan debu
• Menjelaskan pasien tentang penyakitnya yang dapat
berulang walaupun telah dioperasi.
Edukasi yang diberikan pada pasien atau keluarga :

• Pasien diberikan beberapa edukasi mengenai penyebab


penyakitnya, perjalanan penyakit dan tatalaksana yang
dapat mengurangi keluhan pasien.
• Menjaga kebersihan diri terutama mata dan tangan dengan
tidak mengucek mata dan membiasakan mencuci tangan
pakai sabun.
• Mengurangi paparan debu dan asap dengan menggunakan
kacamata pelindung saat bekerja dan helm dengan kaca
penutup wajah dan mata saat mengendarai motor.
TERIMA KASIH
Analisa Kasus

Fakta Literatur
• Terapi atau penatalaksanaan • Pterigium dapat diberikan steroid untuk
mengobati peradangan dan air mata buatan
pada kasus ini untuk mata kanan untuk mencegah terjadinya inflamasi dan
dan kiri diberikan cendo xitrol meringankan gejala.
dan cindo lyteers.
• Prognosis  baik walaupun dapat terjadi
• Prognosis baik rekurensi. Secara visual dan kosmetik dari eksisi
pterigium adalah baik. Prosedur operasi dapat
ditoleransi secara baik oleh pasien, dan
disamping rasa tak nyaman pada hari-hari
pertama pasca pembedahan, pasien bisa
melanjutkan aktivitas secara penuh dalam 48
jam.
Analisa Kasus

Fakta Literatur
Farmakologis • Beberapa obat topikal seperti lubrikans,
Cendo lyteers 4 x 1 gtt ODS vasokonstriktor dan kortikosteroid
Merupakan merek dagang untuk artificial tears digunakan untuk menghilangkan gejala
atau air mata buatan  Untuk membantu terutama pada derajat 1 dan derajat 2.
mendelusi debu atau partikel yang mengiritasi • Eksisi dilakukan pada kondisi adanya
jaringan pterigium serta melindungi kornea.
ketidaknyamanan yang menetap,
Cendo xytrol 2 x 1 gtt ODS
gangguan penglihatan bila ukuran 3-4
• Berisi : dexamethason 0,1%, neomisin sulfat mm dan pertumbuhan yang progresif
3,5mg/mL, Polimiksin B sulfat 6000iu/mL.
ke tengah kornea atau aksis visual,
• Dexamethason (steroid) memiliki efek : mengurangi
permeabilitas vaskular, mengurangi gejala radang,
adanya gangguan pergerakan bola
dan mengurangi pembentukan jaringan parut  mata, kosmetik.
diberikan hanya selama keluhan masih ada

Anda mungkin juga menyukai