Anda di halaman 1dari 27

ULKUS KORNEA OS

EC SUSPEK JAMUR
Mindy Pasuma Putra 1840312675

Fanny August Br Ginting 1940312103

Preseptor :
dr. Muhammad Syauqie, Sp.M
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

▰ Ulkus kornea adalah keadaan patologik kornea yang ditandai adanya infiltrat
supuratif, defek kornea bergaung, diskontinuitas jaringan kornea yang dapat
terjadi dari epitel sampai stroma.

▰Klasifikasi ulkus kornea dapat dibagi menjadi infeksi dan non-infeksi.

Ulkus kornea infeksi disebabkan oleh bakteri, virus, jamur, dan parasit sedangkan
ulkus kornea non-infeksi disebabkan oleh penyakit autoimun, neurotropik, dan
defisiensi vitamin A.
LATAR BELAKANG
▰ Insiden ulkus kornea
tahun 2013 adalah
5,5 persen dengan
prevalensi tertinggi
di Bali (11,0%),
diikuti oleh DI
Yogyakarta (10,2%)
dan Sulawesi Selatan
(9,4%), dan
predisposisi
terjadinya ulkus
kornea antara lain
infeksi, trauma,
RSUP Dr. M. Djamil pemakaian lensa
Padang tahun 2011 kontak dan kadang
sebanyak 45 pasien idiopatik.
dan pada tahun 2014
sebanyak 52 pasien.
LATAR BELAKANG

▰ WHO : kebutaan akibat ulkus kornea  1,5-2 juta


kasus/th  penyebab kebutaan kedua setelah katarak.

▰ Ulkus kornea  kekeruhan kornea dan pembentukan


parut  kebutaan
LATAR BELAKANG

▰ Riskesdas tahun 2013


persentase kebutaan di
Indonesia masih diatas 0,5%
yang mana prevalensi
kebutaan pada laki-laki adalah
0,3% sedangkan pada
perempuan 0,5%.
▰ Di Sumatera Barat persentase
kebutaan yaitu 0,4% hampir
sebanding dengan prevalensi
kebutaan nasional
Tujuan Penelitian
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mengenai ulkus
kornea

Metode penelitian
menggunakan metode tinjauan pustaka yang merujuk dari
berbagai literatur

Manfaat Penulisan
Penulisan makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk
menambah informasi dan pengetahuan tentang ulkus kornea.
BAB II
LAPORAN KASUS
LAPORAN KASUS

Identitas Pasien

▰ Nama : Tn. D
▰ Umur : 48 tahun
▰ Jenis kelamin : Laki-laki
▰ Pekerjaan : Buruh Perkebunan Karet
▰ Alamat : Sarolangun, Jambi
LAPORAN KASUS

Keluhan Utama
Pasien datang dengan keluhan utama yaitu mata merah dan perih pada mata
kiri sejak sekitar 1,5 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang


▰ Awalnya pasien terkena serpihan kayu pohon karet di perkebunan sekitar,
setelah itu, pasien mengeluh kedua mata merah dan perih sejak sekitar 1,5
bulan yang lalu. Sebelumnya pasien sudah pergi ke RSUD di Muaro Bungo
dan diberikan obat tetes mata dan obat makan, namun pasien lupa obatnya.
▰ Terdapat keluhan penglihatan kabur, mata berair, mata merah, mata nyeri,
gatal, silau terhadap cahaya, dan ada terasa mengganjal pada mata.
▰ Penglihatan ganda tidak ada.
▰ Riwayat memakai kacamata dan kontak lensa (-)
▰ Riwayat menetes air daun-daunan pada mata kiri (-)
LAPORAN KASUS

Riwayat Penyakit Dahulu


▰ Riwayat trauma pada mata (+)
▰ Riwayat mata merah sebelumnya tidak ada, riwayat operasi
mata tidak ada
▰ Riwayat DM dan hipertensi tidak ada

Riwayat Penyakit Keluarga


▰ Tidak ada anggota keluarga yang mengalami keluhan yang
sama seperti yang dialami pasien.
▰ Tidak ada anggota keluarga yang mengalami DM dan
hipertensi
LAPORAN KASUS

▰ Kesadaran : CMC
▰ Keadaan umum : Sakit Sedang
▰ Suhu : Afebris
▰ Edema : Tidak ada
▰ Anemis : Tidak ada
▰ Status Generalisata : Dalam Batas Normal
Status Opthalmikus OD OS

Visus tanpa koreksi 20/25 1/300

Refleks fundus (+) (-)

Madarosis (-) Madarosis (-)


Silia/ supersilia
Trikiasis (-) Trikiasis (-)

Palpebra superior Edema (-) Edema (+)

Palpebra inferior Edema (-) Edema (+)

Ektropion (-) Ektropion (-)


Margo palpebra
Entropion (-) Entropion (-)

Aparatus lakrimalis Normal Epifora (+)

Hiperemis (-) Hiperemis (+)


Konjungtiva tarsalis Folikel (-) Folikel (-)
Papil (-) Papil (-)

Hiperemis (-) Hiperemis (+)


Konjungtiva forniks Folikel (-) Folikel (-)
Papil (-) Papil (-)

Hiperemis (-) Hiperemis (+)


Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (-) Injeksi konjungtiva (+)
Injeksi siliar (-) Injeksi Siliar (+)

Sklera Putih Putih

Ulkus (+) parasentral ukuran 3-4 mm,


Kornea Bening
kedalaman 2/3 stromal

Cukup dalam,
Kamera okuli anterior Cukup dalam Hipopion (+) permukaan
Iris Coklat Coklat

Bulat
Pupil Refleks pupil +/+ Semimidriasis
Diameter 3 mm

Lensa Keruh subkapsular posterior Keruh subkapsular posterior

Korpus vitreum Jernih Sulit dinilai

Funduskopi :  
Media Relatif bening
Papil optik Bulat, batas tegas, c/d 0,3-0,4
Sulit dinilai
Pembuluh darah aa:vv = 2:3
Retina Perdarahan (-), eksudat(-)
Makula Reflex fovea (+)

Tekanan bulbus okuli Normal (palpasi) Normal (palpasi)

Posisi bulbus okuli Ortho Ortho

 
Gerakan bulbus okuli
 
LAPORAN KASUS

Hematologi Rutin
▰ Hemoglobin : 14,3
▰ Leukosit : 7.600
▰ Trombosit : 290.000
▰ Hematokrit : 41%

Pemeriksaan Gram : Tidak ditemukan bakteri gram


positif atau gram negatif

Pemeriksaa Giemsa : MN > PMN

Pemeriksaan KOH : tidak ditemukan hifa dan spora


LAPORAN KASUS

Diagnosa Kerja
Ulkus kornea parasentral OS ec suspect jamur

Diagnosis Banding
▰ Ulkus kornea parasentral OS ec suspect bakteri
▰ Ulkus kornea parasentral OS ec suspect virus
▰ Keratitis

Anjuran Terapi
▰ Ciprofloxacin 2x500 mg
▰ Fluconazole 1x150 mg
▰ Fluconazole ed tiap jam OS
▰ SA ed 3x1 OS
▰ LFX ed 6x1 OS
▰ Paracetamol 3x500mg
LAPORAN KASUS

Anjuran dan Edukasi pada Pasien


▰ Edukasi penggunaan obat secara efektif dan teratur
▰ Mencari etiologi penyebab
▰ Kultur jamur
▰ Jangan memegang dan mengucek mata yang meradang
▰ Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan dan
mengeringkannya dengan handuk atau kain bersih
▰ Menghindari mata terkena debu

Prognosis
▰ Quo ad vitam : bonam
▰ Quo ad sanationam : Dubia
▰ Quo ad functionam : Dubia ad malam
DISKUSI

▰ Pasien laki-laki berusia 48 tahun datang ke poli mata RSUP Dr. M. Djamil
Padang pada tanggal 6 Maret 2020 dengan diagnosis ulkus kornea
parasentral OS ec suspect jamur

▰ Pasien mengeluhkan mata merah dan terasa perih sejak sekitar 1,5 bulan
yang lalu. Keluhan lain adanya penglihatan kabur, mata berair, mata
merah, mata nyeri, gatal, silau terhadap cahaya, dan ada sensasi benda
asing. Muncul bercak putih pada kornea.

▰ Pasien tidak mengalami diplopia, tidak ada riwayat memakai kontak lensa
dan juga tidak pernah menetes air daun-daun pada mata.

▰ Tidak ada riwayat DM dan hipertensi pada pasien.


Diskusi

Kornea memiliki banyak serabut nyeri 


- sakit
- Fotofobia
- Penglihatan kabur, terutama jika terletak di sentral

Awalnya pasien terkena serpihan kayu pohon karet  jamur  Spora dari jamur
tersebar di lingkungan akan mengenai kornea mata  memproduksi micotoxin, enzim-
enzim, serta antigen jamur sehingga terjadi nekrosis kornea dan reaksi radang yang
cukup berat

Gejala dan tanda ulkus kornea :


- nyeri pada mata, fotofobia, mata berair, dan bersekret.
- Terdapat injeksi siliar dan konjungtiva, terdapat lesi pada kornea, terdapat hipopion
yang mencembung disertai lesi satelit pada kornea
Diskusi

 Ulkus kornea yang disebabkan jamur filamentous


(Fussarium atau Aspergillus sp) biasanya terjadi sekunder
akibat trauma dari tanaman pada mata yang sehat,

 Jamur nonfilamentous (Candida sp) biasanya menyebabkan


ulkus kornea pada mata yang sebelumnya sudah ada
penyakit pada permukaan mata atau mata yang diobati
dengan steroid topical
Diskusi

▰ pemeriksaan Giemsa didapatkan MN lebih banyak dari PMN, 


ulkus kornea ec. jamur.

▰ Gold standar untuk mendiagnosis infeksi akibat jamur :


pemeriksaan kultur jamur. Memerlukan waktu sekitar 72 jam
sampai 1 minggu untuk mencapai 97% pertumbuhan jamur
diskusi

▰ Antibiotik sistemik golongan quinolon yaitu Ciprofloxacin


tablet sebanyak 2x500 mg untuk mencegah dan mengatasi
ko-infeksi bakteri.

▰ Obat anti jamur sistemik yaitu Fluconazole 1x150 mg dan


Fluconazol topical. Karena kemampuan penetrasi yang baik
pada jaringan mata, fluconazol oral dapat diserap secara
sistemik dengan kadar yang baik di ruang anterior dan
kornea sehingga dapat dipertimbangkan dalam pengelolaan
ulkus kornea akibat jamur yang dalam.
DISKUSI

▰ Obat topical berupa levofloxacin (antibiotic spectrum luas)


mencegah ko-infeksi bakteri.

▰ Pemberian sikloplegik (sulfas atropine) pada pasien merupakan


suatu terapi non spesifik yang diberikan untuk menekan
peradangan, mengistirahatkan iris, mencegah spasme siliar dan
mencegah pembentukan sinekia.

▰ analgetik sistemik (paracetamol) untuk mengurangi keluhan


nyeri pada mata kiri pasien.
DISKUSI

▰ Prognosis ulkus kornea tergantung tingkat keparahan, cepat


lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme
penyebabnya, dan ada tidaknya komplikasi yang timbul.

▰ Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu penyembuhan


yang lama karena jaringan kornea bersifat avaskular.

▰ Semakin tinggi tingkat keparahan dan lambatnya mendapat


pertolongan seta timbulnya komplikasi maka prognosisnya
menjadi lebih buruk.
TERIMAKASIH...

Anda mungkin juga menyukai