Anda di halaman 1dari 22

Nutrisi Pada Pasien Kritis

Oleh
Veragita Mayasari, S.Ked

Dosen Pembimbing:
dr. Samsirun Halim Sp. PD FINASIM KIC
Pendahuluan
Terapi nutrisi yang sesuai bisa menurunkan
Nutrisi pemakaian cadangan nutrien endogen dan
mempertahankan masa jaringan,
memperbaiki fungsi organ, mempercepat
penyembuhan luka, menurunkan kejadian
infeksi, mempertahankan barier usus,
mengurangi masa rawat dan biaya
perawatan di rumah sakit

seperti halnya oksigen dan


cairan senantiasa
dibutuhkan oleh tubuh, dan malnutrisi pada penderita yang sedang
merupakan salah satu dirawat di rumah sakit telah meningkat.
pokok sumber kehidupan Pemberian nutrisi hanya efektif untuk
pengobatan bukan untuk penyebab
penyakitnya
2
Penilaian Status Nutrisi
Nutrition Screening

nutrition risk
malnutrition screening screening-2002
tools (MST ) (NRS-2002)

malnutrition universal short nutritional


screening tools assessment
(MUST) questionnaire (SNAQ )

3
Nutrition Assessment

subjective global assessment mini nutritional assessment


(SGA) (MNA)

4
Penilaian kebutuhan energi

Basal Metabolic Rate Actual Energy Expenditure


Pria AEE = BMR x AF x IF x TF
BMR (kcal/d)
66,5 + 13,75 W + 5,0 H – 6,76 A AF = Activity Factor
IF = Injury Factor
Wanita TF = Termal Factor
BMR (kcal/d)
65,5 + 9,56 W + 1,85 H – 4,76 A

5
6
Karbohidrat Lemak
1 gram = 4 kalori 1 gram = 9 kalori
50 – 60% dari total kebutuhan 30 – 50%
energi Fungsi : sumber energi,
membantu absorpsi vitamin
yang larut dalam lemak,
menyediakan asam lemak
esensial, membantu dan
melindungi organ-organ internal,
membantu regulasi suhu tubuh.
7
Protein Vitamin
RDA = 0.8g/kgbb/hari (10% dari Untuk menjamin penggantian
total kebutuhan energi) yang adekuat dari mineral dan
Kebutuhan protein pada pasien elemen penting lainnya,
sakit kritis bisa mencapai 1,5-2 terutama pada pasien yang
gram protein/kgbb/hari menerima formula berdelusi
kuat, kadarnya dalam serum
sebaiknya diperiksa sedikitnya
sekali dalam seminggu sampai
elemen ini dapat distabilkan
8
Dukungan Nutrisi

Tujuan dukungan nutrisi

1. Memperoleh bantuan nutrisi yang sesuai dengan kondisi medik


penderita, status nutrisi dan cara pemberiannya.
2. Mencegah atau mengobati kekurangan atau defisiensi makro nutrien dan
mikro nutrien.
3. Memperoleh nutrien yang layak dengan adanya metabolisme.
4. Menghindari komplikasi yang berhubungan dengan teknik pemberian diet.
5. Memperbaiki pengeluaran penderita dari rumah sakit yang ada
berhubungan dengan penyakitnya.

9
Dukungan Nutrisi

Indikasi dukungan nutrisi

1. Penderita tidak dapat makan


2. Penderita harus puasa
3. Penderita tidak mau makan
4. Penderita tidak cukup makan

10
J e n i s Te r a p i N u t r i s i
Oral Feeding
Pengertian Tujuan Indikasi
Pemberian makan melalui oral 1. Memperoleh nutrisi yang Pasien yang dapat makan
adalah memasukann nutrisi optimal melalui oral.
melalui mulut.
2. Memberikan kepuasan fisik
dan psikologis yang
dihubungkan dengan
makan
3. Meningkatkan berat badan
4. Meningkatkan kontrol diri
dengan mampu melakukan
aktivitas harian secara
mandiri.
Enteral Nutrition

Pengertian Tujuan Indikasi


Nutrien yang diberikan 1. Mempertahankan Pasien yang mengalami
melalui saluran mukosa usus kesulitan makan
gastrointestinal 2. Mengurangi risiko
 Termasuk makanan sepsis dan translokasi
keseluruhan, campuran bakteri
semua makanan, 3. Meningkatkan status
suplemen oral, dan imunologi
formula selang pemberian
4. Mempersingkat lama
makan
rawat di rumah sakit

12
Parenteral Nutrition

Pengertian Tujuan
Merupakan metode pemberian nutrisi Mencukupi kebutuhan energi basal dan
secara intra vena dan dapat dipilih bila pemeliharaan kerja organ, tetapi juga
status perubahan metabolik atau bila menambah nutrisi untuk kondisi tertentu,
abnormalitas mekanik atau fungsi dari seperti keadaan stress (sakit berat,
saluran GI tidak dapat menerima trauma), untuk perkembangan dan
pemberian makanan secara interal pertumbuhan

13
Cont...

Indikasi Monitoring
Hemodinamik tidak stabil Laboratorium
Tidak dapat akses ke saluran cerna – Gula darah
– Fungsi ginjal
Permukaan absorbsi usus tidak cukup
– Fungsi hati
Laparatomi, open abdomen
Ileus paralitik
Obstruksi usus
High output fistula
Suplemen parsial untuk nutrisi enteral.

14
Pemberian pada pasien kritis

Enteral Parenteral
dimana nutrisi yang diberikan melalui cara pemberian tunjangan nutrisi
saluran cerna apakah lewat mulut atau artifisial melalui intravena, baik secara
langsung ke daerah lambung, perifer maupun sentral
duodenum atau jejunum, dengan
caranya masing-masing

15
16
Nutrisi pasien luka bakar
- Pemberian protein, kalori dan mikronutrisi harus ditingkatkan sesuai
kebutuhan sebelum terjadinya komplikasi yang akan menyebabkan
terjadinya kehilangan berat badan, dan perkembangan ke arah protein
energy malnutrition.
- Untuk menghitung kebutuhan total energi = (BEE) X stress faktors.
Stress faktor luka bakar berat (Severe burn) adalah 2,0. Pada pasien luka
bakar rata-rata memerlukan protein 1,2 sampai 2 gr / kg / hari, sementara
untuk luka bakar mayor (major burn) membutuhkan protein sebanyak 1,5 –
2 gr/kg/hari.
- Pemberian kandungan protein lebih dari 2 gr/kg/hari tidak akan
meningkatkan sintesis protein lebih jauh lagi dan protein tersebut hanya
digunakan untuk kalori.
17
Nutrisi pasien pankreatitis akut

- Pemberian energi hipokalorik sebesar 15 - 20 kkal/kg/hari lebih sesuai


pada keadaan katabolik awal pada pasien-pasien non bedah dengan
MOF.
- Pemberian protein sebesar 1,2 - 1,5 g/kg/hari optimal untuk sebagian
besar pasien pankreatitis akut.
- Pemberian nutrisi peroral dapat mulai diberikan apabila nyeri sudah
teratasi dan enzim pancreas telah kembali normal. Pasien awalnya
diberikan diet karbohidrat dan protein dalam jumlah kecil, kemudian
kalorinya ditingkatkan perlahan dan diberikan lemak dengan hati-hati
setelah 3 - 6 hari.

18
Nutrisi pasien PPOK

Malnutrisi sering terjadi pada pasien PPOK, kondisi ini kemungkinan


disebabkan oleh bertambahnya kebutuhan energi akibat kerja
muskulus respirasi yang meningkat karena hipoksemia kronik yang
kemungkinan menyebabkan hipermetabolisme. Evaluasi malnutrisi
pada pasien PPOK berdasarkan penurunan berat badan, kadar
albumin, antropometri, pengukuran kekuatan otot, serta hasil
metabolisme. Dalam hal ini diperlukan terapi nutrisi dengan prinsip
porsi kecil dengan frekuensi yang lebih sering.

19
Nutrisi pasien peny ginjal akut

- Pada pasien ARF membutuhkan perhatian yang hati-hati terhadap kadar glukosa
darah dan penggunaan insulin dimungkinkan dalam larutan glukosa untuk mencapai
kadar euglikemik.
- Pemberian lipid harus dibatasi hingga 20 - 25% dari energi total. Meski demikian lipid
sangatlah penting karena osmolaritasnya yang rendah, sebagai sumber energi,
produksi CO2 yang rendah dan asam lemak essensial.
- Protein atau asamamino diberikan 1,0 - 1,5 g/kg/hari tergantung dari beratnya
penyakit, dan dapat diberikan lebih tinggi (1,5 - 2,5 g/kg/hari) pada pasien ARF yang
lebih berat dan mendapat terapi menggunakan CVVH, CVVHD, CVVHDF, yang
memiliki klirens urea mingguan yang lebih besar.

20
Nutrisi pasien penyakit hati

- Pada penyakit hati terjadi peningkatan lipolisis, sehingga lipid harus


diberikan dengan hati-hati untuk mencegah hipertrigliseridemia, yaitu tidak
lebih dari 1 g/kg perhari.
- Pembatasan protein diperlukan pada ensefalopati hepatik kronis, mulai dari
0,5 g/kg perhari, dosis ini dapat ditingkatkan dengan hati-hati menuju ke
arah pemberian normal.

21
TERIMA KASIH!

Anda mungkin juga menyukai