ABSES PALPEBRA
OLEH:
ANDINA AYU PUTRI
MEDITA MAHARANI PUTRI
WILDAN MUTHAHARI
• Terapi
Antibiotik sistemik, kompres terbuka
dengan larutan antiseptik.
Selulitis Orbita
• Definisi
– Peradangan supuratif jaringan ikat jarang
intraorbita di belakang septum orbita
• Etiologi
– Infeksi pneumokok, streptokok, atau stafilokok
(Staphylococcus aureus, Streptococcus
pneumonia)
– Trauma yang masuk melalui kulit dan sinus-sinus
paranasalis
• Epidemiologi
– Selulitis orbita pada bayi sering disebabkan oleh
sinusitis etmoid yang merupakan penyebab
eksoftalmos pada bayi
– Terutama mengenai anak antara 2-10 tahun
• Manifestasi Klinis
– Demam
– Kelopak mata sangat edema dan kemotik
– Mata merah
– Mata sakit bila digerakan
– Penglihatan berkurang
– Eksoftalmos
Patofisiologi
• Masuknya kuman kedalam rongga mata
langsung melalui sinus paranasal
• Penyebaran melalui pembuluh darah,
bakteremia, atau bersama trauma yang kotor
• Adanya penurunan visus dan kelainan pupil
menunjukan infeksi pada daerah apeks orbita
• Keterlambatan pengobatan beresiko sindrom
apeks orbita atau trombosis sinus
kavernosus
• Pengobatan
– Simptomatik
– Antibiotik untuk mengobati infeksi bakteri
– Kompres air hangat
• Komplikasi
– Komplikasi yang mungkin terjadi pada selulitis orbita adalah neuritis
retrobulbar, buta, meningitis dan trombosis kavernosus
– Trombosis kavernosus septic bisa menimbulkan kematian
• Prognosis
– Tergantung dari penanganan yang tepat dan komplikasi yang dapat
timbul
– Pada umumnya prognosis ad vitam adalah bonam
– Prognosis ad functionam adalah bonam bila respons penderita terhadap
antibiotik baik dan tidak ditemukan adanya komplikasi.
– Pembedahan sinus paranasal atau drainase abses diperlukan bila
respon penderita terhadap antibiotik tidak baik.
Hemangioma Kapiler
• Definisi
– Tumor jinak yang sering ditemukan dan kadang
mengenai orbita dan palpebra
• Etiologi
– Cytokines seperti Basic Fibroblast Growth Factor
(BFGF) dan Vascular Endothelial Growth Factor
(VEGF) berperan dalam angiogenesis
– Peningkatan faktor-faktor pembentukan
angiogenesis seperti penurunan kadar
angiogenesis inhibitor berperan dalam etiologi
terjadinya hemangioma
• Epidemiologi
– 50% hemangioma sistemik muncul di kepala dan
leher
– 30% ditemukan saat kelahiran, hampir 100% pada
usia 6 bulan
– Jenis kelamin perempuan beresiko 3 kali lipat jenis
kelamin laki-laki
• Manifestasi Klinis
– Space-occupying lesion pada orbita
– Lesi yang terjadi cukup besar untuk menghalangi
lapangan pandang ambliopia deprivasi
– Lesi menyebabkan distorsi kornea and astigmatisma
ambliopia anisometris
Patofisiologi
• Hemangioma kapiler proliferasi
hamartoma dari sel endotel pembuluh darah
• Struktur yang mirip dengan jaringan plasenta
• Tumbuh dalam dua tahap
– fase proliferasi peningkatan jumlah sel mast
dan endotel pertumbuhan masif jaringan
vascular
– fase involusi regresi lambat pada jaringan
hemangioma pengurangan jumlah sel mast
dan aktivitas endotelial
• Terapi
– Hemangioma superficial kecil tidak
memerlukan terapi.
– Lesi dalam dengan ancaman ambliopia
terapi topikal kortikosteroid lepas lambat
diperkirakan memiliki efek vasokonstriksi dan
memperlambat proliferasi endotel kapiler
• Komplikasi
– Astigmatisma dan ambliopia
ILUSTRASI KASUS
Seorang pasien laki-laki berumur 6 tahun,
dirawat di bangsal mata RSUP. M. Djamil
Padang pada tanggal 14 September 2011
dengan :
• Keluhan Utama :
Kelopak mata kiri bengkak dan susah
dibuka sejak 5 hari sebelum masuk rumah
sakit
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Awalnya terdapat benjolan bernanah di
kelopak mata kiri atas 2 minggu sebelum
masuk rumah sakit.
• Kemudian pasien terjatuh 6 hari SMRS,
besok harinya kelopak mata kiri makin
membengkak, merah dan susah dibuka.
• Pasien merasa nyeri dan gatal.
• Bintik-bintik merah pada kelopak mata kiri
ada sejak lahir.
Riwayat Penyakit Dahulu:
• Pasien tidak pernah menderita penyakit seperti
ini sebelumnya.
• Pasien tidak pernah mengeluh sakit gigi atau
sakit pada wajah.