Disusun oleh :
Mashitoh Nur Iqlima
2018012073
Perceptor :
dr. Muhammad Yusran, M. Sc., Sp. M (K)
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. A
Umur : 56 Tahun
Pendidikan : Sarjana
Lampung Selatan
II. ANAMNESIS
terasa
pusing.
2
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien laki-laki, 56 tahun, datang dengan keluhan penglihatan kabur pada mata
kanan secara mendadak di mulai sejak 1 bulan yang lalu. keluhan tersebut tidak
Selain itu, pasien juga mengeluhkan terdapat pandangan seperti titik gelap di
bagian atas pada mata sebelah kanan yang semakin memberat dalam kurun
waktu 1 bulan. Pasien merasa nyeri kepala di bagian belakang yang hilang
timbul.
Pasien baru pertama kali merasakan keluhan seperti ini dan belum melakukan
Pasien tidak pernah memiliki riwayat trauma kepala atau trauma pada mata.
pada mata disangkal. Riwayat keluar kotoran dari mata disangkal. Pasien
3
Tekanan darah tertinggi pada pasien ini adalah 185mmhg untuk tekanan
darah sistol.
- Ibu pasien adalah seorang penderita penyakit darah tinggi namun sudah
meninggal.
Status Present
Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
Suhu : 36,6 °C
Status Generalis
4
Kepala
Bentuk : Normochepal
Leher
Thoraks
Jantung
Paru
5
Anterior Posterior
dan ekspansi dada dan ekspansi dada ekspansi dada ekspansi dada
Abdomen
Inspeksi : Datar
6
Ekstremitas
Status Oftalmologi
OD OS
7
sekret (-) sekret (-)
Edema (-), anemis (-) hiperemis Edema (-), anemis (-),
(-), benda asing (-), nevus (+), Palpebra Inferior hiperemis (-), benda asing (-),
massa (-), sekret (-) nevus (+), massa (-), sekret (-)
Trikiasis (-), distrikiasis (-) Silia Trikiasis (-), distrikiasis (-)
Eksoftalmus (-), endoftalmus
Eksoftalmus (-), endoftalmus
Bulbus Oculi (-), strabismus (-), nistagmus
(-), strabismus (-), nistagmus (-)
(-)
Injeksi konjungtiva (-), sekret
Injeksi konjungtiva (-), sekret (-) Konjungtiva Bulbi
(-)
Hiperemis (-), sekret (-) Konjungtiva Forniks Hiperemis (-), sekret (-)
Hiperemis (-), permukaan
Hiperemis (-), permukaan halus,
Konjungtiva Palpebra halus, papil (-), folikel (-),
papil (-), folikel (-), massa (-)
massa (-)
Injeksi siliar (-), ikterik (-) Sklera Injeksi siliar (-), ikterik (-)
Jernih, arkus senilis (-) Kornea Jernih, arkus senilis (-)
Jernih, dalam, hifema (-), Jernih, dalam, hifema (-),
Camera Oculi Anterior
hipopion (-) hipopion (-)
Coklat, pelebaran kripta (-), iris Coklat, pelebaran kripta (-), iris
Iris
bombe (-), sinekia (-) bombe (-), sinekia (-)
Bulat, regular, sentral, diameter Bulat, regular, sentral, diameter
Pupil
± 3 mm, RCL (+), RCTL (+) ± 3 mm, RCL (+), RCTL (+)
Jernih, shadow test (-) Lensa Jernih, shadow test (-)
Positif Fundus Refleks Positif
Papil bulat, batas tegas, C/D Papil bulat, batas tegas, C/D
ratio tidak dinilai. ratio tidak dinilai.
Perdarahan Retina (+) Funduskopi Perdarahan Retina (-)
Aneurisma (-) Aneurisma (-)
Macula sulit dinilai Edema macula (-)
Sistem Canalis
Dalam batas normal Dalam batas normal
Lakrimalis
8
9
Pemeriksaan Penunjang
Optical Coherence Tomography (OCT) macula
10
IV. RESUME
Pasien laki-laki, 56 tahun, datang dengan keluhan penglihatan kabur pada mata
kanan secara mendadak di mulai sejak 1 bulan yang lalu. keluhan tersebut tidak
Selain itu, pasien juga mengeluhkan terdapat pandangan seperti titik gelap di
bagian atas pada mata sebelah kanan yang semakin memberat dalam kurun
waktu 1 bulan. Pasien merasa nyeri kepala di bagian belakang yang hilang
timbul.
Pasien didiagnosis hipetensi sejak 3 tahun yang lalu. Mulai mengkonsumsi obat
amlodipine 5 mg per hari sejak 3 bulan yang lalu. Tekanan darah tertinggi pada
OS : visus 6/8.
V. PEMERIKSAAN ANJURAN
- Hematologi lengkap
11
- Edema Papil
- Edema makula
VIII. PENATALAKSANAAN
- Medikamentosa :
IX. PROGNOSIS
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
permukaan dalam 2/3 – 3/4 bagian posterior bola mata, kecuali pada area
diskus optic.
Retina terdiri dari pars pigmentosa di sebelah luar dan pars nervosa di sebelah
13
yang merupakan ujung akhir pars nervosa. Bagian anterior retina bersifat bukan
merupakan reseptor dan hanya terdiri dari sel-sel berpigmen dengan lapisan
epitel silindris di lapisan dalam. Bagian anterior retina ini menutupi processus
Total area retina mencapai 1100 mm2. Bagian sentral retina posterior dikenal
sebagai macula lutea, yang berwarna kekuningan akibat adanya pigmen luteal
(xantofil) dan berdiameter ekitar 5,5 mm. Pusat macula disebut fovea, yaitu
sebuah daerah berdiameter 1,5 mm yang merupakan daerah tipis dari retina,
Ketebalan retina di daerah macula di sekitar fovea adalah 400 µm dan menipis
menjadi 150 µm pada fovea. Ke arah anterior, retina akan semakin menipis
14
Retina terdiri dari 10 lapisan, dengan lapisan dalam yaitu retina neurosensorik
dan lapisan luar yaitu lapisan epitel pigmen retina. Berikut ini adalah 10 lapisan
2. Segmen dalam (IS, inner segment) dan segmen luar (OS, Outer
4. Lapisan inti luar sel fotoreseptor (ONL, Outer Nucleus Layer), lapisan
ini terdiri dari sel-sel batang dan kerucut pada retina. Pada retina
Sedangkan pada retina sentral, sel batang lebih sedikit daripada sel
kerucut.
terdiri dari akson sel batang dan kerucut, dendrit sel horizontal, dan
6. Lapisan inti dalam, (INL, Inner Nucleus Layer), lapisan ini terdiri dari
sel horizontal, sel bipolar, dan sel amakrin. Pada lapisan ini
8. Lapisan sel ganglion (GCL, ganglion cell layer), lapisan ini terdiri
15
dari nucleus sel ganglion dan fotoreseptor non-batang dan non-
Serabut saraf retina akan memasuki diskus optikus yang berbentuk oval dengan
ukuran rata-rata 1,75 mm (vertical), dan 1,5 mm (horizontal). Pusat diskus optic
terletak 4,5-5 mm di sebelah nasal pusat retina. Pada diskus optic tidak terdapat
struktur ini diproyeksikan sebagai bitnik buta saat pemeriksaan lapang pandang.
16
Retina neurosensorik
Renita neurosensorik memiliki 3 elemen, yaitu elemen neuronal, glial, dan vascular.
1. Elemen neuronal
Elemen neuronal terdiri dari sel fotoreseptor, sel bipolar, sel horizontal, sel
amakrin, dan sel ganglion. Fotoreseptor terdiri dari sel batang (rods) dan sel
kerucut (cone). Pada retina manusia terdapat sekitar 120 juta sel batang dan 6
Secara anatomic, fotoreseptor dibagi menjadi segmen luar dan dalam. Segmen
batang dan fotopsin pada sel kerucut. Rhodopsin sangat sensitive terhadap
Akson sel ganglion membentuk lapisan serabut saraf di salam retina, yang
kemudian akan bergabung dan menjadi saraf optic yang berakhir di otak.
17
2. Elemen glial
Sel glial terletak diantara akson sel ganglion di dalam retina dan nervus
optikus. Sel penyokong pada retina adalah sel Muller, astrosit dan sel
microglial.
3. Elemen vascular
Retina memiliki dua suplai perdarahan dan dua sawar darah retina (blood-
retinal barrier). Kedua suplai ini bersumber dari arteri oftalmika, yang
dari koriokapilaris.
Bagian luar retina, termasuk lapisan pleksiform luar dan lapisan nucleus luar,
bocor. Tight junction antar RPE mampu memblok difusi komponen serum ke
Sebaliknya, sel endotel pada sirkulasi retina sentral tidak memiliki fenetrasi
retina dalam.
18
Retina bagian dalam yaitu, lapisan nuclear interna dan lapisan sel ganglion
disuplai oleh arteri retina sentralis (cabang arteri oftalmika yang memasuki
Arteri retina sentralis dibagi lagi menjadi 4 cabang di dalam retina. Di dalam
retina, cabang-cabang utama arteri dan vena berjalan di dalam lapisan serabut
Cabang-cabang dari arteriola interna ini akan menjadi kapiler retina kemudian
yang berasal dari arteri siliaris posterior akan menuju ke 1-2 vena vortex yang
berada pada keempat kuadran bola mata. Vena vortex ini akan bergabung
19
Epitel Pigmen Retina
Lapisan epitel pigmen retina (retinal pigment epithelium, RPE) terdiri atas
selapis sel heksagonal yang tersebar dari diskus optic hingga ke ora serata.
Fungsi lapisan ini yaitu untuk metabolism vitamin A, menjaga sawar darah
dan transport aktif materi ke dalam dan keluar RPE. Sitoplasma sel RPE
menjadi dua tipe yakni Central Retinal Vein Occlusion (CRVO) dan
20
Belum ada penelitian lebih lanjut yang menjelaskan secara pasti
Hasil dari kompresi vena retina oleh arteri ini menyebabkan adanya
tindihan tersebut.
2.2.2 Epidemiologi
BRVO mayor, ketika salah satu cabang utama vena retina tersumbat,
dan BRVO makula, ketika salah satu venula makula tersumbat. Pada
21
di kuadran nasal, diagnosis oklusi di lokasi ini sebagian besar tidak
disengaja dan oleh karena itu jarang terjadi. Sangat sering BRVO di
2.2.3 Patogenesis
A/V, vena memiliki dinding pembuluh darah yang lebih tipis dan
terletak di antara arteri yang berdinding tebal serta lebih kaku dan
22
Hipertensi sistemik, diabetes mellitus, aterosklerosis, dan merokok
Gangguan Hematologi
yang lebih tinggi meningkat dalam kondisi aliran darah rendah dan
23
2.2.4 Manifestasi dan Diagnosis Klinis
24
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan yaitu pemeriksaan
25
Fotokoagulasi laser dilakukan untuk mencegah timbulnya
26
BAB III
PEMBAHASAN
Penegakan diagnosis Branch Retinal Vein Occlusion (BRVO) pada pasien ini
kanan secara mendadak di mulai sejak 1 bulan yang lalu tanpa disertai mata merah.
Keluhan penglihatan kabur secara mendadak tanpa disertai mata merah dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit atau kelainan pada mata. Keluhan ini dapat terjadi
akibat ablasio retina, obstruksi pembuluh darah arteri atau vena retina baik sentral
tumor otak, neuritis optic dan neuropati optic akut karena obat. Keluhan fotopsia dan
floaters serta gangguan lapang pandang pada pasien ini disangkal sehingga diagnosis
ablasio retina dan perdarahan vitreous dapat disingkirkan. Keluhan lainya seperti
gangguan penglihatan warna dan nyeri saat bola mata digerakkan tidak dirasakan oleh
pasien ini, sehingga kemungkinan neuritis optik dan neuropati optic dapat
disingkirkan. Pasien adalah seorang penderita hipertensi sejak 3 tahun yang lalu dan
baru mengkonsumsi obat amlodipine sejak 3 bulan yang lalu. Hipertensi merupakan
Pada pemeriksaan oftalmologi, VOD 6/60 dan hasil funduskopi menunjukkan adanya
27
perdarahan pada retina. VOS 6/8 dengan hasil funduskopi tidak ditemukan adanya
kelainan. Tanda utama dari oklusi pembuluh darah retina adalah penurunan visus
yang terjadi secara mendadak pada salah satu mata. Penurunan visus secara
mendadak pada BRVO terjadi karena edema macula. Edema macula pada BRVO
terjadi akibat rusaknya blood-retinal barrier sehingga menyebabkan aliran cairan dari
pembuluh darah ke jaringan pada macula dan mengakibatkan macula menjadi edem.
menurun.
Pada pemeriksaan funduskopi terdapat gambaran perdarahan retina pada mata sebelah
kanan. Hal ini terjadi karena adanya gangguan aliran balik darah dari retina sehingga
terjadi bendungan darah dan mengakibatkan pembuluh darah lama kelamaan menjadi
pada pasien ini terdapat penebalan dari lapisan membran limitan interna hingga
lapisan pigmen retina yaitu 344 µm yang menandakan terjadi penebalan. Dari
pemeriksaan OCT ini juga ditemukan adanya perdarahan pada cabang vena retina.
28
mengatasi edema macula dan neovaskularisasi. Pemberian spironolactone ditujukan
untuk mengendalikan hipertensi pada pasien ini. Jika terapi laser tidak memberikan
hasil yang baik maka dapat direncanakan injeksi kortikosteroid intravitreum untuk
29
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA
Ambarini MAHD., Andayani A., dan Utari NML. 2019. Prevalensi Kasus
33:111–131.
Sitorus RS, et al. 2017. Buku Ajar Oftalmologi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Suhardjo SU, Agni AN. Ilmu Kesehatan Mata. 2nd ed. Yogyakarta:
30