Anda di halaman 1dari 23

Hordeolum

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Ny. WF
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 28 tahun
Pekerjaan : Pegawai
Agama : Islam
Suku : Jawa
Status : Menikah
Alamat : Kotagede
II. ANAMNESA (Autoanamnesis)

Keluhan Utama : Benjolan di kelopak mata kiri bawah sejak 7HSMRS

Riwayat Penyakit Sekarang :

Pasien datang ke Poliklinik Mata RSUD Kota Jogja dengan keluhan ada benjolan di kelopak
mata kiri bawah sejak 7HSMRS. Awalnya berupa benjolan kecil kemerahan kemudian semakin
lama semakin besar sehingga kelopak mata kiri bawah menjadi merah dan bengkak. Benjolan
disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan terasa gatal. Pasien juga merasa seperti
ada yang mengganjal pada kelopak mata kiri bawah.

Riwayat Penyakit Dahulu :


Pasien tidak pernah menderita penyakit yang sama seperti ini sebelumnya.
Riwayat DM, Hipertensi dan alergi disangkal oleh pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Tidak terdapat anggota keluarga dengan riwayat penyakit yang sama dengan pasien.

Riwayat Pengobatan :
Pasien belum berobat sebelumnya.

Riwayat trauma :
Riwayat trauma, terkena benda asing, atau bahan kimia pada mata disangkal oleh pasien.
III. PEMERIKSAAN FISIK

Status generalis:
Keadaan umum : Tampak Sakit Ringan
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
Nadi : 80 x/ mnt
Respirasi : 20 x/ mnt
Suhu : 36,5 ºC

Kepala
Mata : lihat status lokalis
Hidung : Deformitas (-) , Krepitasi (-) , Nyeri tekan (-)
Mulut : Sianosis (-), Mukosa bibir lembab
Telinga : Sekret -/-
Leher
Trakea Deviasi (-) Pembesaran KGB (-)
JVP tidak meningkat
Thorax


Pulmo
I : Pergerakan hemitorak kanan-kiri simetris saat keadaan statis maupun dinamis
P : Fremitus taktil dan vokal, hemitorak kanan- kiri simetris
P : Sonor pada seluruh lapang paru
A : Vesikular kanan = kiri, Ronkhi -/-, Wheezing -/-
 Cor
I : Ictus cordis tidak terlihat
P : Ictus cordis tidak teraba
P : Batas atas jantung ICS III linea parasternal sinistra
Batas kanan jantung ICS V linea sternalis dextra
Batas kiri jantung ICS VI linea mid clavicula sinistra
A : BJ I-II reguler, Gallop (-), Mur-mur (-)
Abdomen
I : Datar, tidak tegang
P : Lembut, tidak teraba massa, hepar dan lien tidak teraba pembesaran. NT(-), NTE (-),
acites (-)
P : Timpani keempat kuadran abdomen
A : Bising usus (+) normal
Extremitas
Akral hangat, deformitas (-/-)
Edema tungkai -/-

STATUS OPHTALMOLOGIS
Pemeriksaan subyektif

Pemeriksaan OD OS
Visus Jauh 6/6 6/6
Refraksi - -
Koreksi - -
Visus dekat - -
Proyeksi sinar Baik Baik
Persepsi warna Baik Baik

Pemeriksaan Objektif

INSPEKSI OD OS
Muscle balance Orthotrophia
Normal ke segala arah Normal ke segala arah
Gerakan bola mata

Palpebra Superior edema (-) edema (-)


edema (-) edema (+)
Palebra inferior
Nyeri tekan (-) Nyeri tekan (+)
Apparatus Lakrimalis Lakrimasi(-) Lakrimasi (-)

Konjungtiva Tarsalis
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Superior

Konjungtiva Tarsalis Hiperemis (-) Hiperemis (+)


Inferior benjolan (-) benjolan (+)
Konjungtiva Bulbi Injeksi Konjungtiva (-) Injeksi Konjungtiva (+)
Kornea Jernih Jernih
COA Sedang Sedang
Bulat Bulat
Pupil Refleks direk + Refleks direk +
Refleks indirek + Refleks indirek +
Iris Sinekia (-) Sinekia (-)
Lensa Jenih Jernih
OD OS
6/6 Visus 6/6
Orthoforia Kedudukan bola mata Orthoforia
Bola mata bergerak ke segala Pergerakan bola mata Bola mata bergerak ke segala
arah arah

Hiperemis (-) oedem (-) Palpebra superior Hiperemis (+) oedem (+)
hordeolum (-) kalazion (-) hordeolum (+) kalazion (-)
ptosis (-) lagoftalmos (-) ptosis (-) lagoftalmos (-)
blefaritis (-) ektropion (-) blefaritis (-) ektropion (-)
entropion (-) trikiasis (-) entropion (-) trikiasis (-)
Hiperemis (-) oedem (-) Palpebra inferior Hiperemis (-) oedem (-)
hordeolum (-) kalazion (-) hordeolum (-) kalazion (-)
ptosis (-) lagoftalmos (-) ptosis (-) lagoftalmos (-)
blefaritis (-) ektropion (-) blefaritis (-) ektropion (-)
entropion (-) trikiasis (-) entropion (-) trikiasis (-)
Injeksi konjungtiva (-) injeksi Konjungtiva Injeksi konjungtiva (-) injeksi
siliar (-) pterigium (-) siliar (-) pterigium (-)
subkonjungtiva bleeding (-) subkonjungtiva bleeding (-)
pinguekula (-) folikel (-) pinguekula (-) folikel (-)
papil (-) sekret (-) papil (-) sekret (-)
Jernih, sikatrik (-) ulkus (-) Kornea Jernih, sikatrik (-) ulkus (-)
neovaskular (-) perforasi (-) neovaskular (-) perforasi (-)
benda asing (-) benda asing (-)
Dalam, hifema (-), hipopion (-), COA Dalam, hifema (-), hipopion (-),
flare (-) flare (-)
Warna cokelat, kripti baik, Iris Warna cokelat, kripti baik,
atrofi (-), oedem (-), atrofi (-), oedem (-),
neovaskularisasi (-) neovaskularisasi (-)
Tepi reguler, bentuk bulat, Pupil Tepi reguler, bentuk bulat,
terletak di sentral, terletak di sentral,
RCL(+) RCTL (+) RCL(+) RCTL (+)
Jernih Lensa Jernih
Tidak dilakukan Funduskopi Tidak dilakukan
Normal/palpasi TIO Normal/palpasi

IV. DIAGNOSIS BANDING


Hordeolum interna ODS
Hordeolum eksterna ODS
Kalazion ODS

V. DIAGNOSA KERJA
Hordeolum interna ODS

VI. PENATALAKSANAAN
Planning Theraphy :

- Incisi hordeolum interna

- Antibiotik sistemik : Cefadroxil 3x500 mg

- Analgetik : As.mefenamat 3x500 mg

- Antibiotik topikal : Cloramfenicol zalf 5xq.s

Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu
drainase. Lakukan dengan mata tertutup. Jangan mencoba memecahkan hordeolum,
biarkan pecah sendiri.

Bersihkan kelopak mata dengan air bersih

Kontrol ke poliklinik 3 hari mendatang

VII. PROGNOSIS

 Quo Ad Vitam : Ad Bonam


 Quo Ad fungsionam : Dubia Ad Bonam

 Quo Ad sanactionam : Dubia Ad Bonam


TINJAUAN PUSTAKA

Kelopak mata adalah bagian mata yang sangat penting. Kelopak mata melindungi kornea dan
berfungsi dalam pendisribusian dan eliminasi air mata. Penutupan kelopak mata berguna untuk
menyalurkan air mata ke seluruh permukaan mata dan memompa air mata melalui punctum
lakrimalis.

Kelainan yang didapat pada kelopak mata bermacam-macam, mulai dari yang jinak
sampai keganasan, proses inflamasi, infeksi mau pun masalah struktur seperti ektropion,
entropion dan blepharoptosis. Untungnya, kebanyakan dari kelainan kelopak mata tidak
mengancam jiwa atau pun mengancam penglihatan.1

Hordeolum adalah salah satu penyakit yang cukup sering terjadi pada kelopak mata.
Secara klinis kelainan ini sering sulit dibedakan dengan kalazion akut. Hordeolum merupakan
infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila kelenjar Meibom yang terkena
disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau Moll yang terkena maka disebut
hordeolum eksternum.2

Hordeolum biasanya menyerang pada dewasa muda, namun dapat juga terjadi pada
semua umur, terutama orang-orang dengan taraf kesehatan yang kurang. Mudah timbul pada
individu yang menderita blefaritis dan konjungtivitis menahun.3

A. ANATOMI PALPEBRA

Palpebra superior dan inferior adalah modifikasi lipatan kulit yang dapat menutup dan
melindungi bola mata bagian anterior. Berkedip melindungi kornea dan konjungtiva dari
dehidrasi. Palpebra superior berakhir pada alis mata; palpebra inferior menyatu dengan pipi.

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam terdapat lapis
kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan fibrosa (tarsus), dan lapis
membran mukosa (konjungtiva pelpebrae).5

1. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar, dan elastis,
dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan.
2. Muskulus Orbikularis okuli
Fungsi otot ini adalah untuk munutup palpebra. Serat ototnya mengelilingi fissura
palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati tepian orbita. Sebagian serat
berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat di dalam palpebra dikenal sebagai
bagian pratarsal; bagian diatas septum orbitae adalah bagian praseptal. Segmen luar
palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis okuli dipersarafi oleh nervus facialis.

3. Jaringan Areolar
Terdapat di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan degan lapis subaponeurotik
dari kujlit kepala.

4. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapis jaringan fibrosa padat yang disebut
tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong kelopak mata dengan
kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20 buah di kelopak bawah).

5. Konjungtiva Palpebrae
Bagian posterior palpebrae dilapisi selapis membran mukosa, konjungtiva palpebra, yang
melekat erat pada tarsus.

Tepian palpebra dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior
dan posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Glandula Zeiss
adalah modifikasi kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu
mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke dalam satu baris
dekat bulu mata. Tepian posterior berkontak dengan bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat
muara-muara kecil dari kelenjar sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal)

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior palpebra. Punktum
ini berfungsi menghantarkan air mata ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis.

Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang dibuka. Fisura ini
berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral
orbita dan membentuk sudut tajam.
Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis yang terletak di
antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar antara palpebra orbita. Septum
orbitale superius menyatu dengan tendo dari levator palpebra superior dan tarsus superior;
septum orbitale inferius menyatu dengan tarsus inferior.5

Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior, bagian otot


rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks orbita dan berjalan ke depan
dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan bagian yang lebih dalam yang mengandung
serat-serat otot polos dari muskulus Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor
utama adalah muskulus rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus
meuskulus obliqus inferior dan berinsersio ke dalam batas bawah tarsus inferior dan orbikularis
okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus simpatis. Levator dan muskulus
rektus inferior dipasok oleh nervus okulomotoris.

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah a. Palpebra. Persarafan sensorik


kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V, sedang kelopak mata bawah oleh
cabang kedua nervus V. 6

Figure 2. Anatomy of upper and lower eyelids.


B. DEFINISI

Hordeolum ( stye ) adalah infeksi atau peradangan pada kelenjar di tepi kelopak mata
bagian atas maupun bagian bawah yang disebabkan oleh bakteri, biasanya oleh kuman
Stafilokokus (Staphylococcus aureus). Hordeolum dapat timbul pada 1 kelenjar kelopak mata
atau lebih. Kelenjar kelopak mata tersebut meliputi kelenjar Meibom, kelenjar Zeis dan Moll.

Hordeolum adalah infeksi kelenjar pada palpebra. Bila kelenjar Meibom yang terkena,
timbul pembengkakan besar yang disebut hordeolum interna. Sedangkan hordeolum eksterna
yang lebih kecil dan lebih superfisial adalah infeksi kelenjar Zeiss atau Moll.5

 Hordeolum Eksternum
Adalah infeksi kelenjar sebaceous dari Zeis di dasar bulu mata, atau infeksi pada
kelenjar keringat apokrin dari Moll. [1Hordeolum eksternum terbentuk pada bagian luar
palpebra dan dapat dilihat sebagai benjolan merah kecil.
 Hordeolum Internum
Adalah infeksi pada kelenjar sebaceous meibom yang melapisi bagian dalam
kelopak mata. Penyakit ini juga menyebabkan benjolan merah di bawah palpebra (pada
konjunctiva tarsalis) dan tampak dari luar sebagai bengkak dan kemerahan. Hordeolum
internum mirip dengan chalazia, tetapi cenderung lebih kecil dan lebih menyakitkan dan
biasanya tidak menghasilkan kerusakan permanen. Hordeolum internum ditandai dengan
onset akut dan biasanya pendek durasinya (7-10 hari tanpa pengobatan) dibandingkan
dengan chalazia yang kronis dan biasanya tidak sembuh tanpa intervensi.
Gb I. Hordeolum eksterna10

Gb II. Hordeolum interna 2

Pada hordeolum eksternus benjolan ikut bergerak dengan pergerakan kulit, benjolan


menonjol ke arah kulit, dan bila mengalami supurasi benjolanmemecah sendiri ke arah kulit.
Sedangkan pada hordeolum internus benjolan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit,
benjolan menonjol ke arah konjungtiva dan karena letaknya dalamtarsus jarang memecah sendiri.

C. ETIOLOGI
Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.3

D. FAKTOR RESIKO

1. Penyakit kronik.

2. Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk.

3. Peradangan kelopak mata kronik, seperti Blefaritis.

4. Diabetes
5. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia.

6. Riwayat hordeolum sebelumnya

7. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih

8. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik. 4

E. PATOFISIOLOGI

Hordeolum externum timbul dari blokade dan infeksi dari kelenjar Zeiss atau Moll.
Hordeolum internum timbul dari infeksi pada kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus.

Obstruksi dari kelenjar-kelenjar ini memberikan reaksi pada tarsus dan jaringan
sekitarnya. Kedua tipe hordeolum dapat timbul dari komplikasi blefaritis. 2,3

F. GEJALA,TANDA DAN DIAGNOSIS BANDING

Gejala 2,3

- Pembengkakan
- Rasa nyeri pada kelopak mata
- Perasaan tidak nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata
- Riwayat penyakit yang sama

Tanda 7

- Eritema
- Edema
- Nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata
- Seperti gambaran absces kecil
Keluhan utama dapat berupa bengkak dan kemerahan pada kelopak mata yang terasa nyeri untuk
hoedeolum internum, dan bisul atau benjolan kmerahan, dapat disertai nanah atau tidak pada
hordeolum eksternum
GEJALA TAMBAHAN
Selain keluhan utama diatas hordeolum juga dapat disertai dengan beberapa gejala
tambahan, yaitu :
Benjolan di kelopak mata atas atau bawah
     Pembengkakan lokal kelopak mata
     Nyeri lokal kelopak mata
    Kemerahan pada kelopak mata
     Nyeri sentuh
     Pengerasan kulit dari margo kelopak mata
     Sensasi terbakar di mata
     Terasa berat pada kelopak mata
     Gatal pada bola mata
     Penglihatan kabur
     Sekret purulen di mata
     Iritasi pada mata
     sensitivitas cahaya
     Tearing
     Ketidaknyamanan selama berkedip
     Sensasi benda asing di mata

DIAGNOSIS BANDING
Beberapa diagnosis banding untuk keluhan diatas (menurut Andrew T. Raftery) :
 Hordeolum
 Xanthelasma
 Blepharitis
 Kista meibomian
 Kalazion
 Entropion
 Ectropion12,13

G. PENATALAKSANAAN

Biasanya hordeolum dapat sembuh dengan sendiri dalam waktu 5-7 hari.8

Umum

1. Kompres hangat 4-6 kali sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu drainase.
Lakukan dengan mata tertutup.
2. Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang tidak
menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan.
Lakukan dengan mata tertutup.
3. Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat menimbulkan infeksi yang lebih
serius.
4. Hindari pemakaian makeup pada mata, karena kemungkinan hal itu menjadi penyebab
infeksi.
5. Jangan memakai lensa kontak karena dapat menyebarkan infeksi ke kornea.

Obat

Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan,
dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar daerah hordeolum.

1. Antibiotik topikal.
Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap 4 jam selama 7-10 hari. 3

Dapat juga diberikan eritromicin salep mata untuk kasus hordeolum eksterna dan
hordeolum interna ringan.9

2. Antibiotik sistemik

Diberikan bila terdapat tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar
limfe di preauricular. 3
Pada kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat diberikan
cephalexin atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi
penisilin atau cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari
selama 7 hari atau klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari.9

Pembedahan

Bila dengan pengobatan tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan
mungkin diperlukan untuk membuat drainase pada hordeolum. 8

Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal dengan pantokain tetes
mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah hordeolum dan
dilakukan insisi yang bila:

- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra.
- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra.
Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi jaringan
meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik. 6
KOMPLIKASI

Komplikasi hordeolum dapat berupa mata kering, simblefaron, abses, atau


selulitis palpebra yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita
dan abses palpebra.

PENCEGAHAN

 Jaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah agar
hordeolum tidak mudah berulang.

 Usap kelopak mata dengan lembut menggunakan washlap hangat untuk membersihkan
ekskresi kelenjar lemak.

 Jaga kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman.

 Gunakan kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu.


RINGKASAN

Hordeolum merupakan infeksi lokal atau proses peradangan pada kelopak mata. Bila
kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau
Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum.

Staphylococcus aureus adalah agent infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.

Gejala dan tanda hordeolum antara lain bengkak, nyeri pada kelopak mata, perasaan tidak
nyaman dan sensasi terbakar pada kelopak mata, memiliki riwayat penyakit yang sama, eritema,
edem, nyeri bila ditekan di dekat pangkal bulu mata. Seperti gambaran absces kecil.

Penatalaksanaan terdiri dari perawatan umum seperti kompres hangat, antibiotik topikal
atau pun sistemik dan pembedahan.
PEMBAHASAN

Mengapa pasien didiagnosis Hordeolum interna ODS ?

Pasien didiagnosis Hordeolum interna ODS dikarenakan pada anamnesis ditemukan :

 Benjolan di kedua kelopak mata bawah sejak 1 bulan smrs yang awalnya berupa benjolan
kecil kemerahan kemudian semakin lama semakin besar sehingga kelopak mata bawah
pada kedua mata menjadi merah dan bengkak.
 Benjolan disertai rasa sakit, terutama bila benjolan tersentuh dan terasa gatal.
 Seperti ada yang mengganjal pada kedua kelopak mata bawah.
 Merupakan gejala-gejala hordeolum

Pada pemeriksaan fisik ditemukan :

Visus ODS : 6/6


Palpebra inferior ODS:
edema (+)
Nyeri tekan (+)
Konjungtiva Tarsalis Inferior ODS:
Hiperemis (+)
benjolan (+)
Konjungtiva Bulbi ODS:
Injeksi Konjungtiva (+)
 Benjolan terdapat pada konjungtiva tarsal inferior -> hordeolum interna

Terdapat pada kedua mata, sehingga didiagnosis sebagai Hordeolum interna ODS

Mengapa didiagnosis banding dengan Hordeolum eksterna & Kalazion ?

Hal tersebut dikarenakan keluhan yang sama terdapat pada hodeolum interna, hordeolum
eksterna serta kalazion yaitu terdapat benjolan di kelopak mata.

Namun, dikarenakan benjolan terdapat di konjungtiva tarsal inferior maka diagnosis hordeolum
ekterna dapat disingkirkan.
Pada pasien ini terdapat tanda-tanda peradangan pada konjungtiva tarsal inferior serta
konjungtiva bulbi, maka diagnosis kalazion dapat disingkirkan. Dikarenakan pada kalazion tidak
terdapat tanda-tanda peradangan.

Apakah penatalaksanaan pada pasien ini sudah tepat?

Pada pasien ini diberikan antibiotik oral, antibiotik salep serta analgetik oral

Dikarenakan etiologi dari hordeolum paling banyak adalah Staphylococcus aureus, maka
pemberian antibiotik sudah tepat.

Dikarenakan pasien mengeluh nyeri, maka pemberian analgetik yaitu asam mefenamat sudah
tepat.

Pasien juga dianjurkan untuk kompres hangat, untuk membantu drainase dan jangan menusuk
hordeolum dikarenakan akan memperluas infeksi.

Pada penderita dianjurkan untuk menkonsumsi obat yang diberikan baik obat yang berupa salep
maupun oral, karena penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan dosis dapat menyebabkan
resistensi. Penderita dianjurkan untuk kontrol ke poliklinik mata setelah tiga hari kemudian
untuk memantau perkembangan penyakit dan keberhasilan terapi.

Bagaimana prognosis pasien ini?

Prognosis pada penderita ini adalah baik, karena pada kasus ini hordeolum masih kecilsehingga
proses peradangan pada hordeolum masih bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya.
Secara fungsional, penderita masih dapat melakukan pekerjaannya atau aktifitasnyasehari-hari
dengan baik, dan masih dapat memiliki hubungan sosial yang baik dengan orang lain
disekitarnya.
1. http://www.aafp.org.afp/980600ap/articles.html
2. http://www.emedicine.com/oph/LID.html
3. http://www.emedicine.com/emerg/OPHTHALMOLOGY.htm
4. http://www.3-rx.com/stye/default.php
5. Vaughan, D.G. Oftalmologi Umum, Edisi 14, Cetakan I, Widya Medika, Jakarta, 2000:
Hal 17-20
6. Sidarta, I. Ilmu Penyakit Mata, Edisi III, Cetakan I, Balai Penerbit FK UI, Jakarta. 2004:
Hal 92-94
7. Sidarta, I, dkk. Sari Ilmu Penyakit Mata, Cetakan III, Balai Penerbit FK UI, Jakarta 2003:
Hal15 -16
8. http://www.emedicinehealth.com/script.main/art.asp?articlekey=58821&page=1
9. http://www.prod.hopkins-abxguide.org/diagnosis/heent/hordeolum_stye_chalazion.html
10. http://dermatlas.med.jhml.edu/derm
11. Raftery AT., Lim, Eric., Churchill’s Pocketbook of Differential Diagnosis. Elsevier’s :
2010
12. Yanoff, M., Duker, J. Textbook Of Ophtalmology. Moaby Elsevier’s : 2010

Hordeolum merupakan infeksi lokal atau peradangan supuratif kelenjar kelopak mata]. Bila
kelenjar Meibom yang terkena disebut hordeolum internum, sedangkan bila kelenjar Zeiss atau
Moll yang terkena maka disebut hordeolum eksternum. Gejalanya berupa kelopak yang bengkak
dengan rasa sakit dan mengganjal, merah, serta nyeri bila ditekan.
Klasifikasi Dikenal 2 bentuk hordeolum, yaitu hordeolum internum dan eksternum.
Penjelasannya adalah sebagai berikut : 1 8 a. Hordeolum eksternum Hordeolum eksternum
merupakan infeksi pada kelenjar Zeiss atau Moll dengan penonjolan terutama ke daerah kulit
kelopak. Pada hordeolum eksternum, nanah dapat keluar dari pangkal rambut. Tonjolannya ke
arah kulit, ikut dengan pergerakkan kulit dan mengalami supurasi, memecah sendiri ke arah kulit
(Gbr.2). Gambar 2. Hordeolum Eksternum 11 b. Hordeolum internum Hordeolum internum
merupakan infeksi kelenjar Meibom yang terletak di dalam tarsus dengan penonjolan terutama
ke daerah kulit konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya berukuran lebih besar
dibandingkan hordeolum eksternum. Pada hordeolum internum, benjolan menonjol ke arah
konjungtiva dan tidak ikut bergerak dengan pergerakan kulit, serta jarang mengalami supurasi
dan tidak memecah sendiri (Gbr.3). 9 3. Epidemiologi Data epidemiologi internasional
menyebutkan bahwa hordeolum merupakan jenis penyakit infeksi kelopak mata yang paling
sering ditemukan pada praktek kedokteran. insidensi tidak tergantung pada ras dan jenis
kelamin.12 4. Etiologi Staphylococcus aureus adalah agen infeksi pada 90-95% kasus hordeolum.
4 5. Faktor resiko Faktor resiko hordeolum adalah sebagai berikut : 5 a. Penyakit kronik. b.
Kesehatan atau daya tahan tubuh yang buruk. c. Peradangan kelopak mata kronik, seperti
Blefaritis. d. Diabetes. e. Hiperlipidemia, termasuk hiperkolesterolemia. f. Riwayat hordeolum
sebelumnya. Gambar 3. Hordeolum Internum 11 10 g. Higiene dan lingkungan yang tidak bersih.
h. Kondisi kulit seperti dermatitis seboroik. 6. Patogenesis Patogenesis terjadinya hordeolum
eksterna diawali dengan pembentukan nanah dalam lumen kelenjar oleh infeksi Staphylococcus
aureus. Biasanya mengenai kelenjar Zeis dan Moll. Selanjutnya terjadi pengecilan lumen dan
statis hasil sekresi kelenjar. Statis ini akan mencetuskan infeksi sekunder oleh Staphylococcus
aureus. Terjadi pembentukan nanah dalam lumen kelenjar. Secara histologis akan tampak
gambaran abses, dengan ditemukannya PMN dan debris nekrotik. Hordeolum interna terjadi
akibat adanya infeksi sekunder kelenjar Meibom di lempeng tarsal.14,15 7. Manifestasi klinis a.
Gejala 3,4 1) Pembengkakan. 2) Rasa nyeri pada kelopak mata. 3) Perasaan tidak nyaman dan
sensasi terbakar pada kelopak mata. b. Tanda 1,8 1) Eritema. 2) Edema. 3) Nyeri bila ditekan di
dekat pangkal bulu mata. 11 4) Seperti gambaran absces kecil. 9. Diagnosa Diagnosa hordeolum
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan oftalmologis. 13 10. Diagnosa banding
Diagnosa banding hordeolum adalah : 1 1) Kalazion. 2) Dakriosistitis. 3) Selulitis preseptal. 4)
Konjungtivitis adenovirus. 5) Karsinoma sel basal. 11. Penatalaksanaan Biasanya hordeolum
dapat sembuh sendiri dalam waktu 5-7 hari. 9 a. Non farmakologi 9 1) Kompres hangat 4-6 kali
sehari selama 15 menit tiap kalinya untuk membantu drainase. Lakukan dengan mata tertutup.
2) Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun dengan sabun atau sampo yang tidak
menimbulkan iritasi, seperti sabun bayi. Hal ini dapat mempercepat proses penyembuhan.
Lakukan dengan mata tertutup. 3) Jangan menekan atau menusuk hordeolum, hal ini dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius. 12 4) Hindari pemakaian make-up pada mata, karena
kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi. 5) Jangan memakai lensa kontak karena dapat
menyebarkan infeksi ke kornea. b. Farmakologi Antibiotik diindikasikan bila dengan kompres
hangat selama 24 jam tidak ada perbaikan dan bila proses peradangan menyebar ke sekitar
daerah hordeolum.4 1) Antibiotik topikal Bacitracin atau tobramicin salep mata diberikan setiap
4 jam selama 7-10 hari. 4 Dapat juga diberikan eritromisin salep mata untuk kasus hordeolum
eksterna dan hordeolum interna yang ringan.10 2) Antibiotik sistemik Diberikan bila terdapat
tanda-tanda bakterimia atau terdapat tanda pembesaran kelenjar limfe di preauricular.4 Pada
kasus hordeolum internum dengan kasus yang sedang sampai berat. Dapat diberikan cephalexin
atau dicloxacilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 7 hari. Bila alergi penisilin atau
cephalosporin dapat diberikan clindamycin 300 mg oral 4 kali sehari selama 7 hari atau
klaritromycin 500 mg 2 kali sehari selama 7 hari. 10 13 c. Pembedahan Bila dengan pengobatan
tidak berespon dengan baik, maka prosedur pembedahan mungkin diperlukan untuk membuat
drainase pada hordeolum.9 Pada insisi hordeolum terlebih dahulu diberikan anestesi topikal
dengan pantokain tetes mata. Dilakukan anestesi filtrasi dengan prokain atau lidokain di daerah
hordeolum dan dilakukan insisi yang bila : 7 1) Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah
fluktuasi pus, tegak lurus pada margo palpebra. 2) Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar
dengan margo palpebra. Setelah dilakukan insisi, dilakukan ekskohleasi atau kuretase seluruh isi
jaringan meradang di dalam kantongnya dan kemudian diberikan salep antibiotik.7 12.
Komplikasi Komplikasi hordeolum adalah mata kering, simblefaron, abses, atau selulitis palpebra
yang merupakan radang jaringan ikat jarang palpebra di depan septum orbita dan abses
palpebra.14 14 13. Pencegahan Pencegahan hordeolum dapat dilakukan dengan cara berikut :
14 a. Menjaga kebersihan wajah dan membiasakan mencuci tangan sebelum menyentuh wajah
agar hordeolum tidak mudah berulang. b. Mengusap kelopak mata dengan lembut
menggunakan washlap hangat untuk membersihkan ekskresi kelenjar lemak. c. Menjaga
kebersihan peralatan make-up mata agar tidak terkontaminasi oleh kuman. d. Menggunakan
kacamata pelindung jika bepergian di daerah berdebu. 14. Prognosis Prognosis umumnya baik,
karena proses peradangan pada hordeolum bisa mengalami penyembuhan dengan sendirinya,
asalkan kebersihan daerah mata tetap dijaga dan dilakukan kompres hangat pada mata yang
sakit serta terapi yang sesuai.
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK441985/
usually presents with a painful, erythematous inflammation of the eyelid.
The infection occurs due to thickening, drying, or stasis of the Zeis, Moll, or Meibomian gland
secretions. The Zeis and Moll glands are the ciliary glands of the eye. The Zeis gland secretes
sebum with antiseptic properties that may prevent the growth of bacteria. [2]The Moll gland
produces immunoglobulin A, mucin 1, and lysosomes which are essential in the immune defense
against bacteria in the eye.  [5] When these glands become clogged or blocked, the eye defenses
are impaired. The stasis can lead to bacterial infection with Staphylococcus aureus being the
most common pathogen.  [4]After a localized inflammatory response occurs with infiltration by
leukocytes, a purulent pocket or abscess develops.
In many cases, the lesions can spontaneously drain without any treatment. Warm compresses
are also of benefit as is massage to the area. These are often seen as the gold standard. Warm
compresses are aimed at softening the granulomatous tissue and facilitating drainage.
 Lid massage is intended to help express the purulent drainage from the infected gland.    Lid
scrubs with saline or mild shampoo (e.g., baby shampoo) that is tear-free and ph-balanced, may
promote drainage by clearing debris from the clogged duct. Soap may also help to remove
bacteria by breaking down cell membranes, and it may also treat an underlying cause of the
external hordeolum, blepharitis.  [1] Careful attention should be paid to compresses and
massage for the internal hordeolum, as this could cause irritation or deformation to the cornea.
Dx : The patient will usually relay a slow and insidious onset of a painful, red, and swollen eyelid
without a history of foreign body or trauma. Visual acuity may be affected if the size of the
hordeolum is pressing on the cornea. The patient should not report ocular pain, and their
extraocular movements should be intact and painless. The erythema is localized to the lid of the
affected eye.
Histopathologic examination of a hordeolum reveals a focal collection of
polymorphonuclear leukocytes and necrotic tissue in a small abscess.
antibiotics shouldbe effective against the bacteria. Application of topical
antibioticsmay reduce healing time by fighting against the causative
bacterialinfection and reducing inflammation. Many topical
medicationsinclude ingredients that relieve the symptomatic pain of an
internalhordeolum. Antibiotics can also be applied locally by
injection.Systemic antibiotics are sometimes used when local antibiotics
arenot effective, or when the infection is not localized.
Kalazion merupakan radang granulomatosa kelenjar Meibom. Kalazion timbul spontan
disebabkan oleh sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder dari hordeolum internum.
Kalazion dihubungkan dengan seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.
Kalazion akan memberi gejala adanya benjolan pada kelopak, tidak hiperemi, tidak ada
nyeri tekan, dan adanya pseudoptosis. Kelenjar preaurikuler tidak membesar. Kadang-
kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga terjadi
kelainan refraksi pada mata tersebut

Anda mungkin juga menyukai