CORPUS ALIENUM
KIKI MARRINDA A
20204010291
Pembimbing :
dr. Agung Raharjo, Sp.THT-KL
1. Laporan
Kasus
Identitas Pasien
Vital Sign:
TD : 110/70 Thorax :
mmHg HR : 88 Dalam batas normal
x/menit RR : 20
x/menit Suhu : 36,5
ºC Abdomen :
Dalam batas normal
BB = 58 kg
TB = 160 cm
BMI = 22,7 (normal) Ekstremitas
Dalam Batas normal
Status Lokalis Telinga
BAGIAN AURIS DEXTRA AURIS SINISTRA
Daun telinga Normotia Normotia
Retroaurikular Hiperemis(-), edema(-) Hiperemis(-), edema(-)
Nyeri tekan mastoid (-) Nyeri tekan mastoid (-)
MAE Serumen (-) Serumen (-)
Edema (-) Edema (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Sekret (-) (-)
Membran timpani Perforasi (-), Hiperemis (-), Perforasi (-), Hiperemis (-),
bulging (-), cone of light (+) bulging (-), cone of light (+)
tampak di jam 5 tampak di jam 7
Dekstra Sinistra
Pemeriksaan Tuba eustasius
Valsava manuver Lateral Lateral
Status Lokalis Hidung
Pemeriksaan Hidung Kanan Kiri
Simetris, hiperemis (-/-),
1. Hidung Luar :
deformitas (-/-), jejas (-/-)
Sinus maksilaris: NT (-) tmpak cahaya terang // NT (-) tampak cahaya terang
2. Sinus Paranasalis :
Sinus frontalis:NT (-) tampak cahaya terang // NT (-) tampak cahaya terang
3. Rhinoskopi Anterior :
Uvula
Tunggal, warna merah muda, uvula bifida (-)
Pemeriksaan Keterangan
Epiglotis Hiperemis (-), edema (-), massa (-) Kartilago
arytenoid Hiperemis (-), edema (-), massa (-)
Plica vocalis Hiperemis (-), edema
(-), massa (-)
Plika vestibularis Hiperemis (-), edema (-), massa (-)
Diagnosis
Diagnosis Tatalaksana
Corpus Alienum di laring
Rujuk Spesialis THT-KL
Diagnosis Banding
Corpus Alienum di hipofaring Edukasi
• Benda asing (corpus alienum) di dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau
pada anak-anak, sepertiga dari benda asing yang teraspirasi tersangkut di saluran napas. 55% dari
kasus benda asing di saluran napas terjadi pada anak berumur kurang dari 4 tahun.
• Benda asing bronkus paling sering berada di bronkus kanan, karena bronkus utama kanan lebih
besar, mempunyai aliran udara lebih besar dan membentuk sudut lebih kecil terhadap trakea
dibanding bronkus utama kiri.
• Benda asing disaluran napas dapat menjadi penyebab berbagai penyakit paru, baik akut maupun
Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam saluran napas, antara lain:
• Faktor personal
• Proses menelan yang belum sempurna pada anak, faktor dental, medical dan surgical
• Faktor kejiwaan
• Faktor kecerobohan
Patogenesis
Diagnosis
• Diagnosis klinis benda asing di saluran napas ditegakkan berdasarkan anamnesis adanya
riwayat tersedak sesuatu, tiba-tiba timbul "choking" (rasa tercekik), gejala, tanda, pemeriksaan
fisik dengan auskultasi, palpasi dan pemeriksaan radiologik sebagai pemeriksaan penunjang.
Diagnosis pasti benda asing di saluran napas ditegakkan setelah dilakukan tindakan endoskopi
atas indikasi diagnostik dan terapi.
• Anamnesis yang cermat perlu ditegakkan, karena kasus aspirasi benda asing sering tidak segera
dibawa ke dokter pada saat kejadian. Perlu diketahui macam benda atau bahan yang teraspirasi
dan telah berapa lama tersedak benda asing itu.
Gejala dan Tanda
• Gejala sumbatan benda asing di dalam saluran napas tergantung pada lokasi benda asing, derajat
sumbatan (total atau sebagian) sifat, bentuk dan ukuran benda asing.
• Benda asing yang masuk melalui hidung dapat tersangkut di hidung, nasofaring, laring, trakea
dan bronkus. Benda yang masuk melalui mulut dapat terhenti di orofaring, hipofaring, tonsil,
dasar lidah, sinus piriformis, esofagus atau dapat juga tersedak masuk ke laring, trakea dan
bronkus.
• Gejala yang timbul bervariasi, dari tanpa gejala sampai kematian sebelum diberi pertolongan,
Berupa gejala permulaan, ditandai dengan batuk-batuk hebat secara tiba-tiba (violent paroxysms
of coughing), rasa tercekik (chocking), rasa tersumbat di tenggorok (gagging), bicara gagap
(sputtering) dan obstruksi jalan napas yang terjadi dengan segera.
• Stadium Kedua
Pada stadium ini gejala stadium permulaan diikuti dengan interval asimtomatik. Hal ini
dikarenakan benda asing tersebut tersangkut, sehingga refleks refleks akan melemah dan gejala
rangsangan akut menghilang. Pada stadium ini berbahaya, sering menyebabkan keterlambatan
diagnosis atau cenderung mengabaikan kemungkinan aspirasi benda asing karena dan tanda tidak
jelas.
Gejala dan Tanda
• Stadium Tiga
Telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda
asing, sehingga timbul batuk-batuk, hemoptisis, pneumonia, dan abses paru.
Bila seorang pasien, terutama anak, diketahui mengalami rasa tercekik atau manifestasi lainnya, rasa
tersumbat di tenggorok, batuk-batuk sedang makan, maka keadaan ini harus- lah dianggap sebagai gejala
aspirasi benda asrng.
Gejala dan Tanda
• Benda asing di laring
- Sumbatan tidak total suara parau, disfonia sampai afonia, batuk disertai sesak, odinofagia, mengi,
sianosis, hemoptisis dan rasa subyektif dari benda asing (pasien akan menunjuk lehernya sesuai dengan
letak benda asing itu tersangkut) dan dispneu dengan derajat deviasi.
• Benda asing di trakea
Disamping gejala batuk dengan tiba-tiba yang berulang-ulang dengan rasa tercekik (Chocking), rasa
tersumbat ditenggorok (gagging), terdapat gejala patognomonik yaitu audible slap, palpatory thud dan
asthmatoid wheeze (nafas berbunyi pada saat ekspirasi). Benda asing yang tersangkut di karina, yaitu
percabangan bronkus kanan dan kiri, dapat menyebabkan atelektasis pada satu paru dan emfisema paru sisi
lain tergantung pada derajat sumbatan yang diakibatkan oleh benda asing asing tersebut.
Gejala dan Tanda
Pada fase ini keadaan umum pasien masih baik dan foto rontgen thorax belum memperlihatkan kelainan.
o Pada fase pulmonium, benda asing berada di bronkus dan dapat bergerak ke perifer. pada auskultasi
- Pada pemeriksaan tampak edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi.
- Menimbulkan rasa nyeri waktu menelan (odinofagia), baik makanan maupun ludah, teruma benda
Pada kasus benda asing di saluran napas dapat dilakukan pemeriksaan radiologic dan laboratorium unryn
membantu penegakkan diagnosis.
• Pemeriksaan Radiologi
Leher dalam posisi tegak untuk penilaian jaringan lunak leher dan pemeriksaan toraks postero anterior dan
lateral sangat penting pada aspirasi benda asing. Pemeriksaan toraks lateral dilakukan dengan lengan di
belakang punggung, leher dalam fleksi dan kepala ekstensi untuk melihat keseluruhan jalan napas dari
mulut sampai karina. Karena benda asing di bronkus sering tersumbat di orifisium bronkus utama atau
lobus, pemeriksaan paru sangat membantu diagnosis.
Pemeriksaan Penunjang
• Video Fluoroskopi
Merupakan cara terbaik untuk melihat saluran napas secara keseluruhan, dapat mengevaluasi pada saat
ekspirasi dan inspirasi dan adanya obstruksi parsial. Emfisema obstruktif merupakan bukti radiologik pada
benda asing di saluran napas setelah 24 jam benda teraspirasi. Gambaran emfisema tampak sebagai
pergeseran mediastinum ke sisi paru yang sehat pada saat ekspirasi (mediastinal shift) dan pelebaran
interkostal.
• Bronkogram
Berguna untuk benda asing radiolusen yang berada di perifer pada pandangan endoskopi, serta perlu untuk
menilai bronkiektasis akibat benda asing yang lama berada di bronkus.
• Pemeriksaan laboratorium
Darah diperlukan untuk mengetahui adanya gangguan keseimbangan asam basa serta tanda infeksi traktus
trakeobronkial.
Tatalaksana
• Benda asing di laring
- Cara mengeluarkan benda asing yang menyumbat laring secara total ialah dengan cara perasat dari
Heimlich (Heimlich maneuver). Caranya ialah, bila pasien masih dapat berdiri, maka penolong
berdiri di belakang pasien, kepalan tangan kanan penolong diletakkan di atas prosesus xifoid, sedangkan
tangan kirinya diletakkan di atasnya. Kemudian dilakukan penekanan ke belakang dan ke atas ke arah
paru beberapa kali, sehingga diharapkan benda asing akan terlempar ke luar dari mulut pasien. Bila
pasien sudah terbaring karena pingsan, maka penolong bersetumpu pada lututnya di kedua sisi
pasien, kepalan tangan diletakkan di bawah prosesus xifoid, kemudian dilakukan penekanan ke bawah
dan ke arah paru pasien beberapa kali, sehingga benda asing akan terlempar ke luar mulut. Pada tindakan
ini posisi muka pasien harus lurus, leher jangan ditekuk ke samping, supaya jalan napas merupakan
garis lurus.
Tatalaksana
Tatalaksana
- Pada sumbatan yang tidak total di laring, pasien dapat dibawa ke RS terdekat untuk diberi pertolongan
dengan menggunakan laringoskop atau bronkoskop, atau jika alat-alat itu tidak ada dilakukan
trakeostomi sebelum merujuk. Pada waktu tindakan trakeostomi, pasien tidur dengan posisi
Trendelenburg, kepala lebih rendah dari badan, supaya benda asing tidak turun ke trakea.
Kemudian pasien dapat dirujuk ke rumah sakit yang mempunyai fasilitas laringoskopi atau bronkoskopi
untuk mengeluarkan benda asing itu dengan cunam. Tindakan ini dapat dilakukan dengan anestesi
(umum) atau analgesia (lokal).
Tatalaksana
• Benda asing di trakea
- Benda asing dikeluarkan dengan bronkoskopi. Pasien tidur telentang posisi Trendelenburg, supaya benda
ketika dikeluarkan melalui laring diusahakan sumbu Panjang benda asing segaris dengan sumbu Panjang
trakea, jadi pada sumbu vertical, untuk memudahkan pengeluaran benda asing itu melalui rima glottis.
- Jika fasilitas bronkoskopi tidak ada, maka dapat dilakukan trakeostomi, dan bila mungkin benda asing itu
dikeluarkan dengan memakai cunam atau alat penghisap melalui trakeostomi. Jika tidak berhasil rujuk
ke RS dengan fasilitas endoskopi, ahli dan personal yang tersedia optimal.
Tatalaksana
• Benda asing di bronkus
- Dapat dikeluarkan dengan bronkoskopi, menggunakan bronkoskop kaku atau serat optic dengan
memakai cunam yang sesuai benda asing itu.
- Benda asing yang tidak dapat dikeluarkan dengan cara bronkoskopi, seperti benda asing tajam, tidak rata
dan tersangkut dijaringan, dapat dilakukan servikotomi atau torakotomi untuk megeluarkan benda asing
tersebut.
- Antibiotik dan kortikosteroid tidak rutin diberikan setelah tindakan endoskopi pada ekstraksi benda
asing. Fisioterapi dada dilakukan pada kasus pneumonia, bronchitis purulenta dan atelectasis.
- Pasien dipulangkan 24 jam setelah tindakan, jika paru bersih dan tidak demam.
Tatalaksana
- Cara mengeluarkan benda asing dari dalam hidung ialah dengan memakai pengait (haak) yang
dimasukkan ke dalam hidung di bagian atas, menyusuri cavum nasi sampai menyentuh nasofaring.
Setelah itu pengait diturunkan sedikit dan ditarik ke depan. Dengan cara itu benda asing akan ikut
terbawa keluar. Dapat pula menggunakan cunam Nortman atau “wire loop”.
- Benda asing di tonsil dapat daimbil dengan memakai pinset atau cunam. Biasanya yang tersangkut di
tonsil ialah benda tajam, seperti tulang ikan, jarum atau kail.
Tatalaksana
- Dapat dilihat dengan kaca tenggorok yang besar, pasien diminta menarik liadhnya sendiri dan
pemeriksa memegang kaca tenggorok dengan tangan kiri, sedangkan tangan kanan memegang
cunam untuk mengambil benda tersebut. Bila pasien sangat perasa menyukarkan tindakan,
sebelumnya dapat disemprotkan obat pelali (anestetikum), seperti xylocaine atau pantocain.
• Benda asing di valekula dan sinus piriformis
• Djaafar, Z.A, Helmi, Restuti, R.D. Kelainan Telinga Tengah. Dalam: Soepardi, E.A, Iskandar,
N. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher Edisi ke-7.
Jakarta: Balai Penerbit FKUI 2016.