Identitas Pasien
Nama : Nn. S
Usia : 17 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tanggal Pemeriksan : 22 Januari 2021
Anamnesis
Pasien datang ke poli mata RSAU Salamun dengan keluhan buram pada
kedua mata yang dirasakan sejak 9 bulan yang lalu. Keluhan buram ketika melihat
jarak jauh dan huruf kelihatan membayang tetapi menjadi jelas jika jaraknya dekat.
Pandangan buram pada kedua mata makin lama makin kabur dan pasien juga harus
menyipitkan mata untuk melihat focus pada suatu benda. Pasien mengatakan
matanya terasa pegal atau lelah. Keluhan dirasakan terutama setelah menatap layar
computer kurang lebih 5 jam saat daring dan setelah itu dilanjut menggunakan
gadget. Pasien memiliki kebiasaan menggunakan gadget sambil tiduran dengan
pencahayaan yang redup.
Pasien menyangkal adanya keluhan mata merah, berair, silau, rasa
mengganjal, nyeri, kering, penglihatan ganda. Riwayat trauma di sangkal.
Keluhan ini baru pertama kali dirasakan oleh pasien dan belum pernah
diobati sebelum nya. Pasien sebelumnya tidak menggunakan kacamata atau soflens.
Riwayat operasi pada mata (-) Riwayat keluarga mengalami keluhan serupa (-)
Riwayat penyakit dahulu :
• Riwayat operasi pada mata (-)
• Riwayat menggunakan obat-obatan jangka Panjang (-)
• Riwayat menggunakan kacamata (-)
• Riwayat alergi (-)
Riwayat Sosial dan Ekonomi :
Keadaan sosial ekonomi menengah keatas
Penyakit sistemik :
tidak ada kelainan
Pemeriksaan Umum
Kesadaran : Kompos mentis
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Tanda vital :
Tek. Darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 kali/menit
Laju Napas : 14 kali/ meni
Suhu : 36,5 ºc
Berat Badan : 45 Kg
Tinggi Badan : 150 Cm
Visus
SC : 6/9 PH: 6/9 PH:
6/6 6/6
CC:
(-) (-)
STEN:
Koreksi S: -0,50 C: S:-0,50 C:
as: as :
Add: Add:
Muscle Hischberg test: ortotropia ortotropia
Balance
Cover uncover test: orthophoria
orthophoria
Pergerakan Duksi:normal ke 6 arah Duksi: normal ke 6 arah
Bola mata
Versi: normal ke 9 arah Versi: normal ke 9 arah
Pemeriksaan eksternal
Aparatus Lakrimal lakrimasi (-) Inversi (-) Eversi lakrimasi (-) Inversi (-) Eversi (-)
(-) Epifora (-) Epifora (-)
Conjunctiva tarsal superior Anemi (-) papil (-) cobble stone Anemi (-) papil (-) cobble stone
apperance (-) folikel (-) nodul apperance (-) folikel (-) nodul (-)
(-)
Massa (-)
Massa (-)
Conjunctiva tarsal inferior Anemi (-) papil (-) cobble stone Anemi (-) papil (-) cobble stone
apperance (-) folikel (-) nodul apperance (-) folikel (-) nodul (-)
(-)
Massa (-)
Massa (-)
Conjunctiva bulbar injeksi konjungtiva (-) injeksi injeksi konjungtiva (-) injeksi siliar (-)
siliar (-) selaput (-) selaput (-)
Corpus alineum (-) Corpus alineum (-)
Okular Dekstra Okular Sinistra
Kornea Jernih, (-) infiltrat(-) sikatrik (-) Jernih, infiltrat(-) sikatrik (-) abrasi (-)
abrasi (-) ulkus(-) ulkus(-)
Diameter Pupil ± 3 mm ± 3 mm
Lain-lain
Cilia Trikhiasis (-) distikhiasis (-) Trikhiasis (-) distikhiasis (-) Madarosis
Madarosis (-) poliosis (-) (-) poliosis (-)
Conjunctiva Anemi (-) Injeksi silier (-) injeksi Anemi (-) Injeksi silier (-)injeksi
konjungtiva (-) selaput (-) konjungtiva (-) selaput (-)
Kornea Jernih, infiltrat (-) sikatrik (-) Jernih,mikrokornea (-) infiltrat (-)
abrasi (-) ulkus(-) perforasi (-) sikatrik (-) abrasi (-) ulkus(-) perforasi
keratic precipitat (-) (-) keratic precipitat (-)
Pemeriksaan oftalmologi
Tonometri
Resume
Perempuan usia 17 tahun mengeluhkan buram pada kedua mata yang sejak 9 bulan
yang lalu. Keluhan buram ketika melihat jarak jauh dan huruf kelihatan membayang tetapi
menjadi jelas jika jaraknya dekat. Pasien juga harus menyipitkan mata untuk melihat focus
pada suatu benda. Pasien mengatakan matanya terasa pegal atau Lelah terutama setelah
menatap layar computer kurang lebih 5 jam saat daring dan setelah itu dilanjut
menggunakan gadget.
Pemeriksaan fisik kesadaran komposmentis, keadaan umum tampak sakit ringan,
dan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan visus OD 6/9 PH 6/6 OS 6/9 PH 6/6.
setelah dikoreksi didapatkan S-0,50 ODS.
Diagnosis kerja
Simple myopia ODS
Rencana terapi
• Menggunakan kacamata dengan lensa konkaf
• Proper position, good illumination and correct distance from the book (about 25 cm)
while reading is essential.
• Istirahatkan mata secara berkala dengan prinsip 20/20/20 yaitu setelah 20 menit
menggunakan komputer, pandangan dialihkan pada obyek yang berada pada jarak
20 feet, selama 20 detik.
Prognosis
Quo ad Vitam: ad bonam
Quo ad Functionam: ad bonam
Quo ad Sanationam: ad bonam
BASIC SCIENCE
1. Anatomi
2. Aqueous Humor
Aqueous humor merupakan cairan yang mengisi COA dan COP
Cairan diproduksi dibadan silier kemudian mengalir ke COP. Melalui celah
pupil masuk kedalam COA. Mengisi COA kemudian meunju trabekular
meshwork. Didrainase munuju Schlem canal kemudian Scleral sinus Venous
kemudian Vena episcleral dan berakhir di sinus cavernous
Fungsi humor akuos untuk mempertahankan struktur bola mata, memberi
nutrisi bagi kornea dan lensa yang merupakan organ avascular
Selain itu juga humor akuos berperan dalam mekanisme flushing atau
pembuangan sel-sel radang pada kondisi patologis serta membantu distribusi
obat ke struktur ocular lain
Indeks bias = kornea cahaya dari kornea diteruskan begitu saja
3. Lensa
Lensa merupakan struktur transparan, bikonveks, avascular dan tidak
berwarna
Lensa kristalin terletak dibelakang iris, digantung oleh zonula zinn ke badan
siliar
Lensa kristalin pada orang dewasa memiliki indeks refraksi 1.4 di bagian
sentral sehingga cahaya lebih difokuskan lagi
Diameter ekuatorial 9 mm dan ketebalan antero-posterior 5 mm
Bagian Lensa : Kapsul, cortex, nuclear
Lensa memiliki kemampuan untuk merubah ketebalan anterior-posteriornya
menjadi lebih cembung untuk memfokuskan cahaya ke retina proses
akomodasi
4. Badan vitreus
Menempati total 4/5 total volume bola mata
Badan vitreus yang mengisi rongga ini merupakan media optic gelatinosa
(jelly-like), avaskukar dan jernih, berperan dalam mempertahankan integritas
structural bola mata, membei nutrisi, serta metabolisme jaringan intraocular
Volume 4 ml dengan berat 4 gram
Jaras penglihatan
Sumber cahaya penangkapan oleh kornea dibelokkan agar sejajar dengan titik
focus diteruskan oleh aqueous humor di fokuskan oleh lensa diteruskan
oleh vitreous humor cahaya tepat jatuh di retina bayangan yang terbentuk
bersifat nyata, terbalik, diperkecil nervus optikus menyilang di optic kiasma
optic tract lateral geniculate nucleus korteks visual (primary visual cortex di
area 17)
2. Fisiologi
Emmetropia
Merupakan kondisi mata normal. Cahaya yang dating dari tak terhingga (>6
m) diterima oleh kornea yang memiliki kekuatan di optri paling besar
dibelokan kemudian difokuskan oleh lensa dan tepat jatuh di retina (macula
lutea)
Keseimbangan dalam pembiasan sebagian besar ditentukan oleh dataran
depan dan kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata.
Mata emetropik berada di +58-60 dioptri. Dengan kepanjangan axis mata : 24
mm
CLINICAL SCINCE
Kelainan Refraksi
Definisi
Merupakan suatu keadaan dimana sejajar yang dibiaskan oleh media refraksi oleh mata
yang berakomodasi yang difokuskan tidak tepat di retina, dapat didepan atau dibelakang
retina. Pada orang normal susunan pembiasan oleh media penglihatan dan panjangnya bola
mata demikian seimbang sehingga bayangan benda setelah melalui media penglihatan
dibiaskan tepat di daerah macula lutea. Mata yang normal disebut sebagai mata emetropia
dan akan akan menempatkan bayangan benda tepat di retinanya pada kedaan mata tidak
melakukan akomodasi atau istirahat melihat jauh.
1.Metropia
Keseimbangan dalam pembiasan Sebagian besar ditentukan oleh dataran depan dan
kelengkungan kornea dan panjangnya bola mata kornea mempunyai daya pembiasan sinar
terkuat dibanding bagian mata melakukan akomodasi atau bila melihat benda yang dekat.
Ametropia adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga, oleh mata dalam keadaan istirahat atau tanpa akomodasi, difokuskan tidak tepat
didepan retina.
Bentuk ametropia terbagi menjadi
Ametropia Axial
Ametropia yang terjadi akibat sumbu optic bola mata lebih panjang atau lebih
pendek sehingga bayangan benda difokuskan di depan atau dibelakang retina. Pada
myopia aksial focus akan terletak retina karena bola mata lebih panjang dan pada
hypermetropia aksial focus bayangan terletak dibelakang retina.
Ametropia refraktif
akibat kelainan pembiasan sinar di dalam mata. Bila daya bias kuat maka bayangan
benda terletak di depan retina (myopia) atau bila daya bias kurang maka bayangan
benda akan terletak di belakang retina.
Ametropia dapat ditemukan dalam bentuk-bentak kelainan :
1. Myopia
Keadaan refraksi mata di mana dalam keadaan mata istirahat (tanpa akomodasi),
seberkas cahaya sejajar yang berasal dari obejk yang terletak jauh tak terhingga akan
difokuskan pada satu titil focus di depan retina.
Gejala :
kesulitan melihat objek jauh, seperti saat melihat ke layer televisi atau papan
tulis sekolah
melihat jelas bila melihat dekat, sedangkan nelihat jauh buram
sakit kepala
menyipitkan mata
2. hypermetropia
merupkan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh
tidak cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina.
Gejala :
biasanya pada anak-anal tidak memberikan keluhan
penglihatan dekat dan jauh kabur
sakit kepala
silau
kadang rasa juling atau lihat ganda
3. astigmatisma
keadaan optic mata, di mana sinar-sinar sejajar tidak dibiaskan pada satu titik focus
tunggal. Hal ini disebabkan karena kelengkungan (kurvatura) dan kekuatan refraksi
permukaan kornea dan atau lensa berbeda-beda diantara berbagai meridian, sehingga
terdapat lebih datu titik focus.
Gejala :
Penglihatan ganda
2.Hipermetropia
merupkan keadaan gangguan kekuatan pembiasan mata dimana sinar sejajar jauh tidak
cukup dibiaskan sehingga titik fokusnya terletak di belakang retina. Ada beberapa tingkatan
pada hypermetropia berdasar besarnya dioptri :
1. Hipermetropia ringan yaitu antara spheris + 0,25 dioptri s/d spheris + 3.00 dioptri
2. Hypermetropia sedang, yaitu antara spheris + 3,25 dipatri s/d spheris +6.00 dioptri
3. Hypermetropia tinggi, yaitu jika ukuran dioptri lebih dari spheris +6,25 dioptri
Penyebab hypermetropia
Hipermetrop aksial
Panjang bola mata yang pendek
Hipermetrop pembiasan
Hipermetrop disebabkan daya bias yang kurang. Penyebabnya antara lain pada:
Koreksi menggunakan lensa spheris positif terbesar yang memberikan visus terbaik dan
dapat melihat dekat tanpa kelelahan. Secara umum tidak diperlukan lensa spheris positif
pada hipermetropi ringan, tidak ada astenopia akomodatif, dan tidak ada strabismus.
MIOPIA
Miopi adalah suatu kelainan refraksi dimana sinar sejajar yang datang dari jarak tak
terhingga, oleh mata dalam keadaan istirahat atau tanpa akomodasi, difokuskan didepan
retina. Pada miopia didapatkan bayangan kabur pada penglihatan jauh sedangkan
penglihatan dekat lebih jelas dan penderita menjadi melihat terlalu dekat.
ETIOLOGI
1. Axial
Jarak anterior posterior bola mata terlalu panjang, dapat merupakan kelainan
kongenital maupun didapat, juga ada faktor herediter. Sebab-sebab aksis lebih panjang
karena:
3. Index
peningkatan index refraksi dari nucleus (senile nuclear cataract)
EPIDEMIOLOGI
Penelitian di Australia, Menunjukkan bahwa 1 dari 10 anak yang berusia 4-12 tahun
menderita miopi. Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa 1 dari 10 anak-anak yang
berusia antara 5-17 tahun menderita miopi, dan penelitiian serupa di Brazil, didapatkan
bahwa 1 dari 8 pelajar menderita miopi. Dari data diatas, dapat disimpulkan bahwa insidensi
miopi sebagian besar terjadi pada usia sekolah.
Ras juga mempengaruhi terjadinya miopi. Angka yang tinggi didapatkan dengan
gambaran degeneratif pada beberapa ras seperti Cina, Jepang, Arab, dan Yahudi, dan jarang
ditemukan pada ras kulit hitam. Variasi ini mungkin lebih berhubungan dengan faktor
hereditas dibandingkan dengan kebiasaan. Jenis kelamin mempengaruhi angka kejadian
miopi, dimana wanita lebih tinggi dibanding pria.
PATOFISIOLOGI
Terjadinya miopi dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor lingkungan maupun
kombinasi keduanya.
1. Faktor genetik
Dari suatu penelitian menunjukkan bahwa gen memiliki peranan pada terjadinya miopi.
Suatu defek pada gen PAX6 diduga bertanggung jawab terhadap terjadinya miopi.
Akibat defek tersebut, maka akan terjadi perubahan ukuran antero-posterior bola mata
selama fase perkembangan yang menyebabkan bayangan jatuh pada fokus di depan
retina. Faktor genetik menyebabkan perubahan jalur biokimia yang menimnbulkan
kelainan pada pembentukan jaringan ikat termasuk pada mata.
2. Faktor lingkungan
Selain faktor genetik, ternyata lingkungan juga memiliki peranan yang penting dalam
menyebabkan terjadinya miopi. Miopi disebabkan oleh kelemahan pada otot-otot silier
bola mata yang mengontrol bentuk lensa mata. Kelemahan otot silier bola mata
mengakibatkan lensa tidak mampu memfokuskan objek yang jauh, sehingga objek
terlihat kabur. Terjadinya kelemahan otot ini, akibat dari banyaknya kerja mata pada
jarak dekat, misalnya membaca buku atau bekerja di depan komputer. Karena mata
jarang digunakan untuk melihat jauh, otot-otot tersebut jarang digunakan akibatnya
menjadi lemah.
KLASIFIKASI
1. Miopia simpleks/stasioner/fisiologik :
Miopi simpleks sering terjadi pada usia muda, kemudian berhenti. Miopi ini
akan naik sedikit pada waktu pubertas dan bertambah lagi hingga usia 20 tahun.
Besar dioptri pada miopi ini kurang dari –5D atau –6D.
2. Miopia progresif :
Miopi progresif merupakan kelainan miopi yang jarang. tetapi dapat
ditemukan pada semua umur. Kelainannya mencapai puncak pada waktu masih
remaja dan bertambah terus sampai umur 25 tahun atau lebih. Besar dioptri dapat
diperoleh melebihi 6 dioptri. Kelainan ini juga dapat meningkat rata-rata lebih dari 4
dioptri per tahun.
3. Miopi Maligna
Miopi maligna merupakan miopi progresif yang lebih berat. Miopi progresif
dan miopi maligna sering juga disebut miopi degeneratif, karena kelainan ini disertai
dengan degenerasi koroid, vitreous floaters, degenerasi likuifaksi dan bagian mata
yang lain.
GEJALA KLINIK
Gejala pada miopi dapat dibedakan menjadi berdasarkan gejala subjektif dan gejala
objektif :
KOMPLIKASI
1. Strabismus
2. Corpus vitreus menjadi lebih cair, degenerasi likuifaksi
3. Degenerasi retina
TERAPI
LASIK merupakan suatu gabungan antara teknologi lama dan baru, yang pada
dasarnya menggunakan prinsip keratomileusis dan automated lamellar keratektomi
(ALK).
Penatalaksanaan pada penderita miopi dapat dilakukan dengan cara non bedah dan
bedah, hal ini juga tergantung dari berat-ringannya miopi penderita tersebut.
Kaca Mata
Lensa kontak
Lensa kontak mengurangi masalah kosmetik yang muncul pada penggunaan
kacamata akan tetapi memerlukan perawatan lensa yang benar dan bersih.
i. Nyeri.
ii. Melemahkan struktur mata secara permanen.
iii. Kemungkinan menimbulkan jaringan parut besar.
ASTIGMATISMA
DEFINISI
Disebabkan karena kelengkungan dan kekuatan refrsksi permukaan kornea dana tau lensa
berbeda beda diantara berbagai meridian, sehimgga terdapat > 1 titik fokus
KLASIFIKASI
1. Astigmatisma reguler
Terdapat 2 meridian utama yang saling tegak lurus.
• Astigmatisma with the rule : kekuatan refraksi yang lebih besar berada pada
meridian vertical korneal. Biasanya terjadi pada abnak
• Astigmatisma against the rule : kekuatan refraksi yang leboh besar pada median
horizontal korneal. Biasannya pada w
2. Astigmatisma irreguler
Orientasi meridian – meridian utama serta besar astigmatisme berubah – ubah di
sevpanjang bukanya pupil.
Astigmatisma mixtus
Satu meridian berupa miopia sedangkan meridian yang lain hipermetropia
PATOFISIOLOGI
Pada mata normal permukaan kornea yang melengkung teratur akan memfokuskan
sinar pada satu titik. Pada astigmatisme pembiasan sinar tidak difokuskan pada satu titik.
Sinar pada astigmatisme dibiaskan tidak sama pada semua arah sehingga pada retina tidak
didapatkan satu titik fokus pembiasan. Sebagian sinar dapat terfokus pada bagian depan
retina sedangkan sebagian sinar difokuskaan dibelakang retina, akibatnya penglihatan akan
terganggu.
GEJALA
Penglihatan buram
Head tilting
Pasien sering menyipitkan mata untuk melihat jelas
Bahan bacaan didekatkan agar terlihat jelas
PEMERIKSAAN ASTIGMATISMA
Setelah pemberian lensa foging penderita disuruh melihat gambaran kipas dan
ditanyakan garis manakah dari kipas yang dilihatnya paling jelas garis yang paling jelas ini
menunjukkan meridian yang paling ametropia, yang harus dikoreksi dengan pemberian
lensa silinder, dengan aksis tegak lurus dengan pada meridian ini. Dengan lensa silinder ini
kita dapat mempersatukan fokus. Kemudian berikan lensa silindris didepan mata, geser
sumbu sedikit-sedikit, bila penglihatan bertambah tajam maka sumbu silinder telah dapat
ditentukan, naikkan perlahan-lahan kekuatan lensa silinder. Penglihatan terjelas lensa
silinder yang dipasang menunjukkan lensa silinder yang akan dipakai.
(1) mengetahui adanya astigmat, penglihatan akan bertambah bila letak sumbu celah
sesuai dengan sumbu astigmat yang terdapat,
(2) Melihat sumbu koreksi astigmat, penglihatan akan bertambah bila sumbunya
mendekati sumbu silinder yang benar, untuk memperbaiki sumbu astigmat dilakukan
dengan menggeser summbu celah stenopik berbeda dengan sumbu silinder dipasang,
bila terdapat perbaikan penglihatan maka mata ini menunjukkan sumbu
astigmatisme belum tepat, (3) untuk mengetahui besarnya astigmat, dilakukan hal
yang sama dengan sumbu celah berhenti pada ketajaman maksimal. Pada sumbu ini
ditaruh lensa positif atau negatif yang memberikan ketajaman aksimal. Kemudian
sumbu stenopik diputar 90 derajat dari sumbu pertama. Ditaruh lensa positif aau
negatif yang memberikan ketajaman maksimal. Perbedaan antara kedua kekuatan
lensa sferis yang dipasangkan merupakan besarnya astigmatisma kornea tersebut.
(1) melihat koreksi silinder yang telah dilakukan pada kelainan astigmat pasien
sudah cukup atau telah penuh, pada mata ini dipasang silinder silang yagn sumbunya
sejajar dengan sumbu koreksi. Bila sumbu lensa silinder silang diputar 90 derajat
ditanakan apakah penglihatan membaik atau menurang. Bila membaik berarti pada
kedudukan kedua lensa silinder mengakibatkan perbaikan penglihatan. Bila silinder
itu dalam kedudukan lensa silinder positif maka untuk koreksi pasien diperlukan
pemasangan tambahan lensa silinder positif.
(2) melihat apakah sumbu lensa silinder pada koreksi yang telah diberikan sudah
sesuai.
TERAPI
1. Kacamata
Lensa silinder mempunyai tambahan kekuatan pembiasan pada meridian tertentu.
Dapat digabungkan dengan kelainan refraksi lainnya. Untuk mengurangi distorsi
biasanya diberikan lensa silinder negatif.
2. Lensa kontak
3. Tindakan bedah
LASIK atau PRK