Anda di halaman 1dari 48

Glaucoma absolute

Disusun oleh : Jermansyah DD Khairari


NIM : 2015730065
Pembimbing. dr. Reti Sugiarti Sp.M
SMF ILMU KESEHATAN MATA
KEPANITERAAN KLINIK RSUD BANJAR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2019
IDENTITAS PASIEN

• IDENTITAS PASIEN
• Nama : ny. A
• Umur : 82 tahun
• Jenis Kelamin : perempuan
• Pekerjaan : ibu rumah tangga
• Agama : Islam
• Alamat : Banjar
• Tanggal Pemeriksaan : 14 Oktober 2019
ANAMNESIS

Alloanamnesis (14 Oktober 2019 jam 10.47 WIB)


Keluhan utama : Mata kiri nyeri
Riwayat Penyakit Sekarang :
• Mata kiri terasa nyeri sejak kurang lebih 6 hari SMRS. Pasien juga
mengeluh penurunan pengelihatan, keluar air mata terus menerus
pada mata kiri. 2 hari SMRS, pasien merasakan sakit pada mata
kanan yang bertambah berat (mata seperti mau copot). Pasien
juga merasa mual, namun tidak muntah.
ANAMNESIS

Riwayat Penyakit Dahulu


• Pasien mengaku belum pernah mengalami gejala seperti ini.
Pasien memiliki riwayat hipertensi yang tidak terkontrol. DM (-),
keganasan (-).
• Kurang lebih 6 bulan yang lalu pasien harus operasi katarak tapi
ditunda karena tekanan darah tinggi.
Riwayat Penyakit Keluarga
• Tidak ada anggota keluarga yang memiliki keluhan yang sama
sebelumnya.
ANAMNESIS

Riwayat Pengobatan
• Disangkal. Obat hipertensi (+) tidak rutin, hanya jika pusing.
Riwayat Psikososial
• Pasien tidak mempunyai riwayat merokok, minum kopi kadang-
kadang.
PEMERIKSAAN FISIK

Keadaan umum : Tampak sakit ringan


• Kesadaran : Compos mentis
Tanda vital
• Tekanan darah : 150/90 mmHg
• Nadi : 90 kali / menit
• Respirasi : 20 kali / menit
• Suhu : 36.8˚ C
OD OS
1/60 Visus NLP
6/6 PH Sulit
13 mmHg TIO 33 mmHg
Ortoforia Kedudukan Bola Mata Ortoforia
Gerak Bola Mata
Edema (-) Palpebra Superior Edema (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Massa (-) Massa (-)
Edema (-) Palpebra Inferior Edema (-)
Hiperemis (-) Hiperemis (-)
Massa (-) Massa (-)
papil (-) Konjungtiva Tarsalis papil (-)
Hiperemis (-) Superior Hiperemis (-)
Massa (-) Massa (-)
Injeksi konjungtiva (-) Konjungtiva Bulbi Injeksi konjungtiva (-)
Injeksi siliar (-) Injeksi siliar (+)
Papil (-) Konjungtiva Tarsalis Papil (-)
Hiperemis (-) Inferior Hiperemis (-)
Massa (-) Massa (-)
Arkus senilis (+) Kornea Arkus senilis (+)
Keruh (-) edema (-) Keruh (+) edema (+)
Hipopion (-) COA Hipopion (-)
Hifema (-) Hifema (-)
Dangkal (-) Dangkal (-)
Coklat Iris Coklat
Bulat Pupil Bulat
Anisokor 3 mm Anisokor 6 mm
Keruh Lensa Keruh
RESUME

• Pasien mengeluh mata kiri terasa nyeri sejak kurang lebih 6 hari
SMRS. Pasien juga mengeluh penurunan pengelihatan, keluar air
mata terus menerus pada mata kiri. 2 hari SMRS, pasien
merasakan sakit pada mata kanan yang bertambah berat (mata
seperti mau copot). Pasien juga merasa mual, namun tidak
muntah.
• Pada pemeriksaan oftalmologi di Pemeriksaan oftalmologi
didapatkan pada okuli sinistra visus dasar NLP, pinhole sulit,
kornea keruh, lensa keruh.
DIAGNOSIS KERJA

• Acute angle-closure glaucoma (AACG) OS


• Katarak senilis imatur OD
TATALAKSANA

• Medikamentosa
Acetazolamide IV
Pilocarpine 1-2%
• Non-medikamentosa
Iridotomi laser
• Edukasi
kontrol hipertensi
PROGNOSIS

• Ad vitam : dubia ad bonam


• Ad fungsionam : dubia ad malam OS dubia ad bonam OD
• Ad sanationam : dubia ad malam OS
Anatomi dan Fisiologi

Tekanan intraokular (IOP) adalah


1 blok siliaris
keseimbangan antara produksi air dan
2 blok pupil
pengeluaran. Aquos humor di produksi oleh
3 Pra-trabecular - membran neovaskular
badan siliar. Aquous mengalir ke depan di
atau debris selular
atas permukaan anterior lensa, melalui pupil
4 Trabecular
dan mengalir melalui jaringan trabecular ke
5 Post-trabecular - peningkatan tekanan
kanal Schlemm.
vena episcleral.
Jalur alternatif uveoscleral alternatif
mengeluarkan 10% aquous.
Definisi

Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang
memberikan kesan warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.
Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola
mata, atrofi papil saraf optik, dan menciutnya lapang pandang. Penyakit yang
ditandai dengan peninggian tekanan intraokular ini, disebabkan:
1. bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.
2. berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di
celah pupil (glaukoma hambatan pupil).
Epidemiologi

• Terdapat 70 juta orang yang menderita glaukoma di seluruh dunia,


dan 7 juta menjadi buta karena penyakit tersebut. Glaukoma
merupakan penyakit kedua tersering yang menyebabkan kebutaan
pada negara berkembang setelah diabetes mellitus. Dimana 15-
20% kebutaan mengalami kehilangan pandangan sebagai hasil dari
glaukoma
Klasifikasi Glaukoma
Patomekanisme

Pada glaukoma akan terjadi


melemahnya fungsi mata dan
terjadinya defek lapang pandang
dan kerusakan anatomi berupa
ekskavasi (penggaungan/cupping)
serta degenerasi papil saraf
optik, yang dapat berakhir
dengan kebutaan.
Luas atau dalamnya cupping ini
pada glaukoma dipakai sebagai
indikator progresivitas glaukoma.
Primary open-angle glaucoma (POAG)

• Glaukoma yang sering ditemukan adalah glaukoma sudut terbuka.


pada glaukoma sudut terbuka terjadi pembendungan. Bila hal ini
terjadi maka cairan akan tertimbun sehingga tekanan bola mata
akan meningkat.
Patofisiologi

• Proses degeneratif di jalinan trabekula, termasuk pengendapan


bahan ekstrasel di dalam jalinan dan di bawah lapisan endotel
kanalis Schlemm. Hal ini berbeda dengan proses penuaan normal.
Akibatnya adalah penurunan drainase humor akueus yang
menyebabkan peningkatan tekanan intraokular.
Gejala

• Gambaran klinis dari glaukoma primer sudut terbuka, yaitu


progresifitas gejalanya berjalan perlahan dan lambat sehingga
sering tidak disadari oleh penderitanya, serta gejalanya samar
seperti: sakit kepala ringan tajam penglihatan tetap normal;
tekanan intra okuler terus -menerus meningkat hingga merusak
saraf penglihatan.
Patofisiologi
Normal-tension Glaucoma

• Normal-tension glaukoma (NTG), juga disebut sebagai tensi rendah


atau glaukoma tekanan normal, biasanya dianggap sebagai varian
POAG.
• TIO konsisten sama dengan atau kurang dari 21 mmHg.

Perbedaan antara NTG dan POAG didasarkan pada epidemiologis rentang nilai TIO.
Berdasarkan penelitian, menyebutkan, hingga dua pertiga dari pasien dengan POAG di
Jepang, 30% diawali dengan NGT pada penilaian awal
Glaucoma sudut tertutup

• Glaukoma sudut tertutup dapat terjadi apabila terbentuk


iris bombe yang menyebabkan sumbatan sudut kamera
anterior oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran humor
akueus dan tekanan intraokular meningkat dengan cepat,
menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan kekaburan
penglihatan. Glaukoma sudut tertutup terjadi pada mata
yang sudah mengalami penyempitan anatomik sudut
kamera anterior (dijumpai terutama pada hipermetrop).
• Terdapat 2 tipe glaukoma sudut tertutup yaitu : akut dan
kronis
Acute angle-closure glaucoma (AACG)

• Ini merupakan kedaruratan mata. Pasien dengan AACG bisa


menjadi buta jika ada keterlambatan dalam diagnosis dan
pemgobatan. Jika itu terjadi dalam satu mata, mata sesama juga
beresiko.
Gejala klinis

1. Sakit kepala tiba-tiba dengan mata merah yang


menyakitkan, mual, muntah,
2. halo di sekitar lampu dan penurunan penglihatan.
3. Ketajaman visual berkurang.
4. Pupil tetap berdilatasi menengah pada sisi yang sakit.
5. Pandangan kabur dari iris dan pupil di mata yang terkena
akibat keruh
6. kornea dan edema.
7. Mata merah.
8. kenaikan TIO dengan cepat selama beberapa jam.
9. Sudut tertutup pada gonioskopi.
Faktor risiko

• AACG lebih sering terjadi pada pasien usia lanjut, terutama


mereka dengan peningkatan ukuran anteroposterior lensa karena
perkembangan penyakit katarak.
• Ras: lebih banyak ditemukan pada ras Cina
Klasifikasi

• Primary angle closure suspect (PACS)


• Primary angle closure (PAC)
• Primary angle-closure glaucoma (PACG)

(A) Pada gonioskopi hanya garis Schwalbe ganda dan bagian yang tidak berpigmen meshwork trabecular terlihat - iris dilampirkan ke meshwork b
pigmen dari yang tidak berpigmen
meshwork terlihat pada lekukan gonioskopi; (C) sudut sedang tapi tidak terlalu sempit untuk perbandingan
- garis Schwalbe berpigmen jarang, meshwork tidak berpigmen dan berpigmen; (D) sudut yang sangat sempit pada ruang gelap anterior
segmen OCT
Chronic angle-closure glaucoma (AACG)

• Pada glaukoma tertutup kronis, iris berangsur-angsur menutupi


jalan keluar tanpa gejala yang nyata. Pada keadaan ini perlahan-
lahan terbentuk jaringan parut antara iris dan jalur keluar cairan
mata. Tekanan bola mata akan naik bila terjadi gangguan jumlah
cairan keluar akibat bertambahnya jaringan parut.
• Glaukoma sudut tertutup biasanya bersifat herediter. Lebih sering
terdapat pada pasien rabun dekat (hipermetropia). Pada
pemeriksaan didapatkan bilik mata depan dangkal. Makin dangkal
bilik mata makin dekat hubungan iris dengan kornea tepi.
Glaukoma Sekunder

Banyak kondisi mata dapat menyebabkan peningkatan TIO sekunder dengan


kerusakan saraf opticus (mis. trauma, peradangan, operasi katarak yang rumit dan
rubeosis).
Sudut terbuka
• Pre-trabecular, di mana aliran air terhalang oleh membran yang menutupi
trabekulum
• Trabecular, di mana obstruksi terjadi sebagai akibat dari ‘penyumbatan’ dari
trabekula
• Post-trabecular, trabeculum normal, tetapi aliran air terganggu karena
peningkatan episcleral tekanan vena.
Sudut tertutup
• Dengan pupil block
• Tanpa pupil block

A) Pre-trabecular obstruction; (B) trabecular obstruction;


(C) angle closure
with pupillary block; (D) angle closure without pupillary
Congenital glaucoma or infantile glaucoma.

• Glaukoma kongenital timbul saat lahir atau dalam tahun pertama


dengan gejala klinis adanya mata berair berlebihan, peningkatan
diameter kornea (buftalmos), kornea berawan karena edema
epitel, terpisah atau robeknya membran descemet, fotofobia,
peningkatan tekanan intraokular, peningkatan kedalaman kamera
anterior, pencekungan diskus optikus.
• Tidak umum, unilateral atau bilateral, primer atau terkait dengan
malformasi okular atau sindrom sistemik (mis. sindrom
SturgeWeber). Ini harus dicurigai pada bayi atau anak dengan
persisten mata fotofobik yang berair dan kornea keruh.
• Mata besar, atau buphthalmos.
• Diameter kornea yang lebih luas daripada rata-rata.
• Visius berkurang.
• Kerutan kornea.
• Robekan linear pada membran Descemet (dikenal sebagai striae Haabs).
• Peningkatan IOP.
Glaukoma absolut

• Glaukoma absolut merupakan stadium akhir glaukoma (sempit/terbuka)


dimana sudah terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata
memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma absolut kornea
terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan ekskavasi
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering
mata dengan buta ini mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah
sehingga menimbulkan penyulit berupa neovaskularisasi pada iris,
Keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya glaukoma
hemoragik.1
• Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada
badan siliar untuk menekan fungsi badan siliar, alkohol retrobulbar atau
melakukan pengangkatan bola mata karena mata telah tidak berfungsi
dan memberikan rasa sakit.1
Pemeriksaaan glaukoma:

• Tonometri, mata diberi anestesi topikal, dipakai tonometer untuk


mengukur tekanan bola mata.
• Oftalmoskop, dengan melebarkan dengan midriatikum.
• Perimetri, diperiksa lapang pandang
• Gonioskopi, dilihat pertemuan iris dengan kornea disudut bilik
mata dengan goniolens
• Pakimeti, mengukur tebalnya kornea.
3D scanning laser ophthalmoscope;
Perimetri
Tatalaksana

• Mengurangkan masuknya akuos humor kedalam mata


Beta-bloker
Betaxolon larutan 0.5 %, suspense 0.25% 2/hari 12-18 jam
Timolol, larutan 0.25%, 0.5%, gel 0.25%, 0.5 % , 1-2/hari, 12-24 jam
Levobunolol, larutan 0.25%, 1-2 hari. 12-24 jam
• Karbonik anhidrase inhibitor sistemik.
Acetazolamide, 250 mg tablets, 1/2-4 tablets/hari, 6-12 jam
Topical carbonic anhydrase inhibitors .
Dorzolamide, larutan 2%, 2-3/hari, 8-12 jam
Brinzolamide, suspension 1%, 2-3/ hari . 8-12 jam
• Meningkatkan pengeluaran akuos humor dari mata melalui
anyaman trabekulum
Miotika - parasmpatomimetika langsung
• Pilocarpine, larutan 0.5%, 1% , 2 %, 3 % , 4 % , 6 %, 2-4/hari, 4-12
jam
• Carbachol, larutan 1.5%, 3% , 2-4/hari, 4-12 jam
Meningkatkan pengeluaran akuos melalui uveo sclera yang
konvensional
• Lipid-receptor agonis
• Latanoprost, 0.005 %, 1 X/hari, 24-36 jam
• Travoprost, 0.004 %, 1 X/ hari, 24-36 jam
• Bimatoprost, 0.03%, 1 X /hari , 24-36 jam .
• Unoprostone, 0.15%,1 X/hari, 12-18 jam
Dua jalur pengaliran akuos dimana menghambat masuk dan
meningkatkan keluarnya akuos uveosklera.
Dual action (aqueous inflow inhibition and uveoscleral outflow
enhancement)
Alpha2 agonists
• Brimonidine, 0.2 % , 8-12 jam
Bila sudah dibuat diagnosis glaukoma dimana tekanan mata diatas
21 mmHg dan terdapat kelainan pada lapang pandang dan papil
maka berikan pilokarpin 2% 3 kali sehari. Bila pada kontrol tidak
terdapat perbaikan, ditambahkan timolol 0.25% 1-2 dd sampai 0.5%,
asetazolamida 3 kali 250 mmg atau epinefrin 1-2%, 2 dd . Obat ini
dapat diberikan dalarn bentuk kombinas untuk mendapatkan hasil
yang efektif.
Non-farmakologi

Bila pengobatan tidak berhasil maka dilakukan trabekulektomi laser


atau pembedahan trabekulektomi. Prognosis sangat tergantung pada
deteksi dan pengobatan dini. Pembedahan tidak seluruhnya
menjamin kesembuhan mata.
Tindakan pembedahan merupakan tindakan untuk membuat filtrasi
cairan mata (akous humor) keluar bilik mata dengan operasi
Scheie, trabekulektomi dan iridenkleisis. Bila gagal maka mata akan
buta total.
Laser trabeculoplasty

Laser trabekuloplasti (LTP) adalah teknik yang menggunakan energi


laser yang dijatuhkan pada anyaman trabekula pada titik yang
berbeda. dengan tujuan meningkatkan aliran air dan dengan
demikian menurunkan TIO.
Selective laser trabeculoplasty
Argon laser trabeculoplasty
Micropulse laser trabeculoplasty
• LTP diindikasikan pada pasien glaukoma yang telah mendapat dosis
maksimalobat yang bisa ditoleransi dimana dengan gonioskopi
merupakan glaukoma sudut terbuka dan menuntun penurunan TIO
Trabeculolectomi

• Trabekulektomi merupakan suatu cara yang konservatif dalam


penanganan glaukoma. Trabekulektomi merupakan teknik bedah
untuk mengalirkan cairan melalui saluran yang ada dan sering
dilakukan pada glaukoma sudut terbuka. Pada trabekulektomi ini
cairan mata tetap terbentuk normal akan tetapi, pengaliran
keluarnya dipercepat atau salurannya diperluas.
Laser iridektomi

• memiliki tingkat keberhasilan yang tinggi sekitar 80% pada


penderita glaukoma sudut tertutup primer. Tujuan yang ingin
dicapai adalah terbukanya drainase cairan mata dari bilik mata
belakang ke bilik mata depan dan mengurangi tekanan yan tnggi di
bilik mata belakang akibat blok pupil yang relatif. Dengan
demikian memungkinkan pupil untuk bergerak mundur ke belakang
sehingga membuka sudut glaukoma.

Anda mungkin juga menyukai