Anda di halaman 1dari 45

PREEKLAMSIA

BERAT Jermansyah DD Khairari


(2015730065)
dr. H. Awie Darwizar, Sp. OG., D.MAS

STASE OBSTETRI DAN GINEKOLOGI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SAYANG CIANJUR FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
UNIVERSIAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2019
BAB I
STATUS
PASIEN
Identitas pasien
■ No CM : 91.47.32
■ Nama : Ny. E
■ Umur : 34 Tahun
■ Agama : Islam
■ Alamat : Mandalawangi, Cipatat Kab. Bandung Barat
■ Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
■ Pendidikan Terakhir : SMA
■ Tanggal Masuk RS : 19-12-2019
■ Tanggal Pemeriksaan : 20-12-2019
■ Cara Masuk RS : IGD
Identitas Suami
■ Nama Suami : Tn. Y
■ Usia Suami : 38 Tahun
■ Pekerjaan : Wiraswasta
■ Alamat : Mandalawangi, Cipatat Kab. Bandung Barat
■ Agama : Islam
■ Pendidikan Terakhir : SMA
ANAMNESIS
■ Keluhan Utama
Pasien mengeluhkan nyeri kepala hebat dan bengkak sejak 2 hari SMRS.
■ Riwayat Penyakit Sekarang
Keluhan dirasakan sejak 2 hari SMRS dan keluhan disertai dengan
penglihatan agak kabur, mual dan muntah, nyeri ulu hati. keluhan sesak
disangkal. Pasien tengah hamil anak ketiga dengan usia kehamilan 8
bulan. Pasien mengaku bila tekanan darah sebelum kehamilan normal,
tetapi saat memasuki usia kehamilan 8 bulan tekanan darahnya tinggi.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Riwayat Hipertensi sebelum kehamilan : disangkal
Riwayat Hipertensi setiap kehamilan : disangkal
Riwayat Penyakit Jantung : disangkal
Riwayat Penyakit Ginjal : disangkal
Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat Asma : disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga
Riwayat Diabetes Melitus : disangkal
Riwayat Hipertensi : disangkal
Riwayat Hipertensi saat kehamilan : disangkal

 Riwayat Pengobatan dan Alergi


Pasien mengaku tidak sedang menjalani pengobatan jangka panjang. OS hanya
meminum obat penambah darah dan vitamin. Pasien mengaku tidak memiliki riwayat
alergi obat maupun alergi makanan.
 Riwayat Obstetri
■ Riwayat Perkawinan:
Menikah 2 kali, pernikahan pertama selama 3 tahun dan pernikahan kedua
selama 12 tahun.
■ Riwayat Haid:
Menarche usia 12 tahun, haid teratur, siklusnya 28 hari, lama haid 7 hari, tidak
nyeri setiap haid.
■ HPHT:
25 mei 2019
 Riwayat Persalinan
Ny. E G3P2A0
No. Kehamilan Tempat Penolong Jenis L/P Keadaan

1. 9 bulan Bidan Bidan Spontan L 11 tahun

2. 9 bulan Bidan Bidan Spontan L 7 tahun

■ Riwayat Psikososial
Pasien mengaku jarang olahraga. Pola makan 3 x/hari, minum 6 gelas hari.
Selama hamil nafsu makan menurun. Tidak meminum minuman beralkohol,
tidak merokok.
PEMERIKSAAN FISIK
■ Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
■ Keasadaran : Compos mentis
■ TTV
• Tekanan Darah : 190/110 mmHg
• Suhu : 37.0 oC
• Frekuensi Nadi : 88 kali/menit
• Frekuensi Napas : 22 kali/menit
■ Status Gizi
BB : 60 kg
TB : 150 cm
IMT : 26,6 (obesitas I)
■ Kepala : Normocephal
■ Mata : Conjungtiva Anemis -/-, Sclera Ikterik -/-, VOD 6/6,
VOS 4/6
■ Hidung : deformitas (-), epistaksis (-)
■ Mulut : muksoa bibir lembab
■ Leher : pembesaran KGB (-)
■ Telinga : normotia
■ Gigi : lengkap
■ Thorax : normochest, gerak simetris
■ Paru : vesikular +/+, wheezing -/-, ronkhi -/-
■ Jantung : bunyi Jantung I & II murni, regular
■ Abdomen : supel, nyeri tekan epigastrium (+), bising usus (+)
■ Ekstremitas : atas akral hangat, CRT < 2 detik, edema (+)
■ atas akral hangat, CRT < 2 detik, edema (+)
 Status Obstetri

 Inspeksi
cembung (+), linea nigra (+), striae gravidarum (+), bekas operasi (-)
 Palpasi
 Tinggu Fundus Uteri : 31 cm
 Leopold I : teraba lunak agak lebar(bokong)
 Leopold II : teraba punggung di sebelah sisi kanan dan bagian-bagian kecil
di sebelah sisi kiri
 Leopold III : teraba keras dan bulat (kepala)
 Leopold IV : bagian terbawah janin belum masuk PAP
 (konvergen)
■ Pemeriksaan Dalam
Vagina dan vulva
tidak ada kelainan,dinding vagina normal, rata, tidak
berbenjol², lunak, massa (-), nyeri tekan (-)
Portio
licin, kuncup, ø (-), lendir darah (-)
Pemeriksaan Inspekulo
tidak dilakukan
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
21/12/19
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
HEMATOLOGI
Hematologi
Lengkap
Haemoglobin 13.2 12-16 g/dl
Hematokrit 38.5 37-47 %
Eritrosit 4.46 4.2-5.4 10^6/µl
Leukosit 17.9 4.8-10.8 10^3/µl
Trombosit 237 150-450 10^3/µl
MCV 86.3 80-94 fL
MCH 29.6 27-31 pg
MCHC 34.3 33-37 %
RDW-CV 45.4 10-15 %
PDW 16.3 2.2-3.2 g/dl
MPV 9 8-12 fL
PDW 16.3 2.2-3.2 g/dl
MPV 9 8-12 fL
Differential
Limfosit % 26.9 26-36 %
Monosit % 2.3 4-8 %
Neutrofil % 69.5 40-70 %
Eosinofil % 0.9 1-3 %
Basofil % 0.4 <1 %

Absolut 4.82 1.00-1.43 10^3/µl


Limfosit 0.41 0.16-1.0 10^3/µl
Monosit 12.40 1.8-7.6 10^3/µl
Neutrofil 0.16 0-0.8 10^3/µl
Eosinofil 0.07 0-0.2 10^3/µl
Basofil
URINE
21/12/19
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
Glukosa Darah 74 74-106 mg%
Sewatu
Fungsi Hati
AST (SGOT) 32 15-37 U/L
ALT (SGPT) 18 14-59 U/L
Fungsi Ginjal
Ureum 23.3 10-50 mg%
Kreatinin 1.1 0.0-1.0 mg%
Elektrolit
Natrium 158.3 135-148 mEq/L
Kalium 3.10 3.50-5.30 mEq/L
Calsium ion 1.11 1.15-1.29 mmol/L
21/12/19
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
IMUNOSEROLOGI
Hepatitis Marker
HBsAg Non reactive Non reactive Index

22/12/19
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
URINE
Protein urine Positif (++) Negatif Mg/dL

23/12/19
Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan Satuan
URINE
Protein urine Positif (++) Negatif Mg/dL
ULTRASOUNOGRAPHY
BFD 8.64 cm
FL 6
TBJ 1915

BFD 8.65
FL 6.63
TBJ 1917
Resume

G3P2A0 hamil 8 bulan datang dengan keluhan nyeri kepala hebat.


Pasien juga mengeluh penglihatan agak kabur, nyeri ulu hati, mual dan
muntah. Tanda vital didapatkan tekanan darah meningkat menjadi
190/110 mmHg. Status gizi didapatkan Berat badan 60 kg, tinggi badan
150 cm, dan IMT 26,6 masuk kategori obesitas I. Pada pemeriksaan
fisik di dapatkan nyeri tekan epigastrium dan edema pada kedua
ekstremitas atas dan bawah. Dari hasil laboratorium di dapatkan nilai
abnormal yang bermakna, leukosit meningkat 17.9 10^3/µl, protein
urine ditemukan positif (++)
Diagnosis
■ Ibu : G3P2A0 gravida 34-35 minggu dengan Preeklamsi berat.
■ Janin : Janin tunggal hidup intrauterine
Diagnosis Banding
■ Preeklampsia
■ Hipertensi Gestasional.
■ Hipertensi kronik
Rencana terapi
Non Farmakologi
1. Observasi KU, TTV, DJJ
2. Terminasi kehamilan

Farmakologi
1. Infus RL
2. MgSO4
• Beri 10 cc MgSO4 40% dilarutkan kedalam 100 cc RL, selama 20 menit (60 tpm)
• Beri 15 cc MgSO4 40% dilarutkan kedalam 500cc RL, selama 6 jam (20 tpm)
1. Metildopa 3 x 500 mg PO
2. Dexametasone
Follow-up
Tgl S O A P

20/0 Pusing KU: Baik G3P2A0 Terapi DPJP


9/20 (+), nyeri gravida 34-35
19 ulu hati TD: 160/110 mmHg minggu Metildopa tab 2dd1

Hr: 80x/mnt dengan PEB Nifedipine 3dd2


05.0
0 RR: 24x/mnt Dexametasone
2dd1
S: 36.6oC

- V/V: tidak ada


kelainan,dinding vagina
normal, rata, tidak
berbenjol², lunak, massa
(-), nyeri tekan (-)
- P: licin, kuncup, ø (-),
lendir darah (-)
BAB II
DAFTAR PUSTAKA
Pendahuluan
kondisi spesifik pada kehamilan yang ditandai dengan adanya disfungsi plasenta dan respon maternal
terhadap adanya inflamasi sistemik dengan aktivasi endotel dan koagulasi

Diagnosis preeklampsia ditegakkan berdasarkan adanya hipertensi spesifik yang disebabkan kehamilan
disertai dengan gangguan sistem organ lainnya pada usia kehamilan diatas 20 minggu.

Preeklampsia, sebelumya selalu didefinisikan dengan adanya hipertensi dan proteinuri yang baru terjadi
pada kehamilan (new onsethypertension with proteinuria).

Meskipun kedua kriteria ini masih menjadi definisi klasik preeklampsia, beberapa wanita lain
menunjukkan adanya hipertensi disertai gangguan multsistem lain yang menunjukkan adanya kondisi
berat dari preeklampsia meskipun pasien tersebut tidak mengalami proteinuri. Sedangkan, untuk edema
tidak lagi dipakai sebagai kriteria diagnostik karena sangat banyak ditemukan pada wanita dengan
kehamilan normal
20

1. Hipertensi Kronik 1. Pre/Eklamsia


2. Hipertensi kronik dengan 2. Hipertensi Gestasional
superimposed preeklampsia
Klasifikasi hipertensi pada kehamilan
Hipertensi Gestasional Didapatkan tekanan darah ≥ 140/90 mmHg Untuk pertama kalinya setelah
umur kehamilan 20 minggu, tidak disertai dengan proteinuria dan tekanan
darah kembali normal < 12 minggu pasca persalinan.

Preeklamsia Preeklamsia, Tekanan darah ≥ 140/90 mmHg setelah umur kehamilan 20


minggu disertai dengan proteinuria ≥ 300mg/24 jam atau dipstick ≥ 1+

Preeklamsia berat, Tekanan darah ≥ 160/110 mmHg Setelah umur kehamilan 20


minggu, disertai dengan proteinuria > 2gr/24 jam atau dipstick ≥ 2+ sampai 4+
Eklamsia Kejang-kejang pada preeklampsia disertai koma
Hipertensi kronik dengan Timbulnya proteinuria ≥ 300mg/24 jam pada wanita hamil yang sudah
superimposed preeklampsia mengalami hipertensi sebelumnya. Proteinuria hanya timbul setelah kehamilan
20 minggu.
Hipertensi Kronik Ditemukannya tekanan darah ≥ 140/90 mmHg sebelum kehamilan atau
sebelum kehamilan 20 minggu dan tidak menghilang 12 minggu pasca
persalinan.
Epidemiologi
■ Tiga penyebab utama kematian ibu
adalah perdarahan (30%), hipertensi
dalam kehamilan (25%), dan infeksi
(12%).
■ WHO memperkirakan kasus
preeklampsia tujuh kali lebih tinggi di
negara berkembang daripada di negara
maju. Prevalensi preeklampsia di
Negara maju adalah 1,3% - 6%,
sedangkan di Negara berkembang
adalah 1,8% - 18%. Insiden
preeklampsia di Indonesia sendiri
adalah 128.273/tahun atau sekitar
5,3%.
Faktor risiko

Kehamilan Riwayat
Jarak antar
Umur ibu Nulipara pertama oleh preeklamsia
kehamilan
pasangan baru sebelumnya

Obesitas sebelum
Donor oosit, donor hamil dan Indeks
Riwayat keluarga
Kehamilan multiple sperma dan donor Massa Tubuh (IMT) Penyakit ginjal
preeklamsia
embrio saat pertama kali
ANC

Hipertensi kronik
the disease of many theories in obstetrics

Etiopatogenesis
Etiopatogenesis
Etiologi (Williams Ed.25)
1. Implantasi plasenta dengan
invasi trofoblas abnormal
2. Maladaptif imunologis antara
ibu, plasenta, dan jaringan
fetus
3. Peran Prostasiklin dan
Tromboksan
4. Maladaptasi ibu terhadap
perubahan kardiovaskular dan
inflamasi dalam kehamilan
normal
5. Faktor genetik
Tanda dan Gejala

■ Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 mmHg diastolic pada
dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit menggunakan lengan yang sama
■ Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter
■ Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan
kadarkreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal lainnya
■ Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan atau
adanyanyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
■ Edema Paru
■ Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
■ Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda gangguan sirkulasi uteroplasenta:
Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau didapatkan absent orreversed end
diastolic velocity (ARDV)
Diagnosis preeklamsia

• TD sistolik antara 140-<160 mmHg dan diastolik


antara 90-<110 mmHg. 90 setelah UK 20 minggu
dengan sebelumnya riwayat normotensif +
minimal 1 gejala berikut :
• Proteinuria kuantitatif ≥ 300 mg/24 jam atau
kualitatif minimal 1+ dipstick.
Diagnosis preeklamsia berat
Jika ditemukan salah satu dari:
■ Tekanan darah >160/110 dengan syarat diukur dalam keadaan relaksasi (pengukuran
minimal setelah istirahat 10 menit) dan tidak dalam keadaan his.
■ Proteinuria >5gr/24jam atau +4 pada pemeriksaan kuantitatif.
■ Oligouria, produksi urine <500cc/24jam yang disertai dengan kenaikan kreatinin
plasma.
■ Gangguan visus dan serebral
■ Nyeri epigastrium/hipokondrium kanan
■ Edema paru dan sianosis
■ Gangguan janin intrauteri
■ Adanya Hellp Syndrome (Hemolysis, Elevated Liver Enzyme, Low Platelets Count)
Komplikasi

■ Komplikasi ibu dengan preeklampsia meliputi : hipertensi, penyakit jantung iskemik,


stroke dan tromboemboli vena pada ibu dengan riwayat preeklampsia. Dampak
■ jangka panjang juga dapat terjadi pada bayi yang dilahirkan dari ibu dengan
preeklampsia, seperti berat badan lahir rendah akibat persalinan prematur atau
mengalami pertumbuhan janin terhambat, serta turut menyumbangkan besarnya
angka morbiditas dan mortalitas perinatal.
■ Penyakit hipertensi dalam kehamilan merupakan penyebab tersering kedua
morbiditas dan mortalitas perinatal. Bayi dengan berat badan lahir rendah atau
mengalami pertumbuhan janin terhambat juga memiliki risiko penyakit metabolik
pada saat dewasa
Tatalaksana
Tatalaksana
Terapi : Magnesium sulfat

■ PNPK Preeklampsia POGI, 2016 :


• sebagai terapi lini pertama.
• Direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap eklamsia pada
Pasien preeklamsia berat. (I/A)
• Merupakan pilihan utama pada pasien preeklamsia berat
dibandingkan diazepam atau fenitoin untuk mencegah terjadinya
kejang atau kejang berulang. (Ia/A)
Terapi : Magnesium sulfat

■ PPK OG Unpad, 2015 :


■ Dosis Awal :
■ 4 g (10 cc MgSO4 40%) larutkan dalam 100 cc RL, beri selama
15-20 menit.
■ Dosis Pemeliharaan :
■ 10 g larutkan dalam 500 cc RL, 20-30 tpm.
Terapi : Magnesium sulfat

■ Syarat :
• Tersedia antidotum, kalsium glukonas 10% (1 g dalam 10 cc) IV dalam 3-5
menit.
• Refleks patella (+) kuat
• RR ≥ 16 x/menit
• Produksi urin ≥ 30 cc dalam 1 jam sebelumnya (0,5 cc/kgBB/jam)
■ Hentikan bila :
• Ada tanda-tanda intoksikasi
• Setalah 24 jam post partum
• Dalam 6 jam post partum normotensif
Terapi: anti-hipertensi

■ PNPK Preeklampsia POGI, 2016 :


■ Indikasi utama pemberian anti hipertensi ada kehamilan adalah
untuk keselamatan ibu dan mencegah penyakit serebrovaskuler.
■ Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan darah ≥ 160/110
mmHg (II/A)
■ Pemberian anti hipertensi pilihan pertama adalah nifedipin oral
short acting, hydralazine, dan labetalol parenteral. (I/A)
■ Alternatif anti hipertensi yang lain adalah : nitrogliserin,
metildopa, labetalol. (I/B)
Terapi: anti-hipertensi

■ PPK OG Unpad, 2015 :


• Nifedipine 10 mg PO dan dapat diulangi setaip 30 menit (max
120 mg/24 jam) sampai terjadi penurunan MABP 20%.
Lanjutkan dosis rumatan 3x10 mg (tidak boleh sublingual)
• TD ≥ 180/110 mmHg / hipertensi emergensi : nikardipine 1
amp 10 mg dalam larutan 50 cc/jam atau 2 amp 10 mg
dalam larutan 100 cc/jam (tetesan mikrodrip). Pelarut yang
tidak bisa digunakan RL dan natrium bikarbonat.
Pencegahan
■ PRIMER
• Skrining risiko terjadinya preeklampsia untuk setiap wanita hamil awal kehamilan
(IIb/C)
■ SEKUNDER
■ Direkomendasikan
• Penggunaan aspirin dosis rendah 75mg/hari (II/A) sebelum UK 20 minggu (IV/C)
• Penggunaan suplemen kalsium minimal 1 g/hari (I/A)
■ Tidak direkomendasikan
• Istirahat di rumah (IV/C)
• Tirah baring (IV/C)
• Pembatan asupan garam (II/C)
• Pemberian vitamin C dan vitamin E (Ia/A)
Pencegahan

• Wanita dengan riwayat preeklamsia memiliki risiko penyakit kardiovaskuler, termasuk 4x


peningkatan risiko hipertensi, dan 2x risiko penyakit jantung iskemik, stroke, dan DVT di
masa depan.
• Risiko kematian pada wanita dengan riwayat preeklamsia lebih tinggi, termasuk
disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler.
• Pertumbuhan janin terhambat (IUGR)
Prognosis

IBU :
■ Dubia ad bonam.
JANIN :
■ Dubia ad bonam.
ANALISIS KASUS
FAKTOR TEORI KASUS

Diagnosis - Tekanan darah sekurang-kurangnya 160 mmHg sistolik atau 110 - Tekanan darah 190/110 mmHg
mmHg diastolikpada dua kali pemeriksaan berjarak 15 menit Proteinuria +2
menggunakan lengan yang sama Sakit kepala yang menetap, nyeri epigastrik dan
Trombositopenia : trombosit < 100.000 / mikroliter gangguan visus.
Gangguan ginjal : kreatinin serum >1,1 mg/dL atau didapatkan peningkatan
kadar kreatinin serum pada kondisi dimana tidak ada kelainan ginjal
lainnya
Gangguan liver : peningkatan konsentrasi transaminase 2 kali normal dan
atau adanya nyeri di daerah epigastrik / regio kanan atas abdomen
Edema Paru
Didapatkan gejala neurologis : stroke, nyeri kepala, gangguan visus
Gangguan pertumbuhan janin menjadi tanda gangguan sirkulasi
uteroplasenta: Oligohidramnion, Fetal Growth Restriction (FGR) atau
didapatkan absent orreversed end diastolic velocity (ARDV

Anda mungkin juga menyukai