KANKER SERVIK
Pembimbing :
dr. Mohammad Wahyu Ferdian, Sp. OG
Disusun Oleh :
Jermansyah DD Khairari
2015730065
Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah, karena dengan rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas Referat “Kanker Servik” ini tepat
pada waktunya. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari semua pihak yang membaca, agar penulis dapat mengkoreksi dan
dapat membuat laporan kasus yang lebih baik kedepannya.
Demikianlah laporan kasus ini dibuat sebagai tugas dari kegiatan klinis di stase
Pediatri serta untuk menambah pengetahuan bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
2.2 Epidemiologi
Salah satu penyebab Ca Serviks adalah karena infeksi Human Papilloma Virus yang
merangsang perubahan prilaku sel epitel serviks. Dalam perkembangan kemajuan
dibidang biologi molekuler dan epidemiologi tentang HPV, kanker serviks
disebabkan oleh virus HPV. Lebih dari 70% kanker serviks disebabkan oleh HPV
tipe 16 dan 18.1
Pada penyakit lanjut keluhan berupa keluar cairan pervaginam yang berbau
busuk, nyeri panggul, nyeri pinggang dan pinggul, sering berkemih, buang air kecil
atau buang air besar yang sakit. Gejala penyakit yang residif berupa nyeri pinggang,
edema kaki unilateral, dan obstruksi ureter.
2.6 Diagnosis
Tes pap pada saat ini merupakan alat skrining yang diandalkan. Lima puluh
persen pasien baru kanker serviks tidak pernah melakukan tes pap. Tes pap
direkomendasi pada saat mulai melakukan aktivitas seksual atau setelah menikah.
Setelah tiga kali pemeriksaan tes Pap tiap tahun, interval pemeriksaan dapat lebih
lama (tiap 3 tahun sekali). Bagi kelompok perempuan yang berisiko tinggi (infeksi
hPV, HIV, kehidupan seksual yang beresiko) dianurkan pemeriksaan Pap setiap
tahun. Pemastian diagnosis dilaksanakan dengan biopsi serviks. Diagnosis kanker
serviks diperoleh melalui pemeriksaan klinis berupa anamnesis, pemeriksaan fisik
dan ginekologik, termasuk evaluasi kelenjar getah bening, pemeriksaan panggul dan
pemeriksaan rektal. Biopsi serviks merupakan cara diagnosis pasti dari kanker
serviks, sedangkan tes Pap dan/atau kuret endoserviks merupakan pemeriksaan yang
tidak adekuat. Pemeriksaan radiologic berupa foto paru-paru, pielografi intravena
atau CT-scan merupakan pemeriksaan penunjang untuk melihat perluasan penyakit.
2.7 Stadium
2.9 Pengobatan
Pembedahan
Radioterapi
Kemoterapi
Perluasan kanker serviks dapat secara langsung, melalui aliran getah bening
sehingga bermetastasis ke kelenjar getah bening iliaka interna/eksterna, obturator,
pada aorta, ductus thoracicus, sampai ke skalen kiri; penyebaran ke kelenjar getah
bening inguinal melalui ligamentum rotundum. Penyebarannya juga melalui
pembuluh darah/hematogen.
Sebagian besar residif terjadi dalam waktu 2 tahun setelah diagnosis. Dalam 2
tahun pertama, pasien dianjurkan melakukan pemeriksaan setiap 3 bulan. Pada tahun
ketiga sampai tahun kelima, pemeriksaan dianjurkan setiap 6 bulan, dan selanjutnya
setiap 1 tahun.
Daerah organ terjadinya residif (pasien yang tidak radiasi) adalah puncak
vagina (25%), pelvis (25%), daerah di luar pelvis (50%). Bila terjadi residif sentral
( tidak ada metastasis jauh), dipertimbangkan eksenterasi pelvik dengan moralitas
operasi 2% dan morbiditas jangka panjang lebih dari 50%. Bila residif didapati jauh
di luar pelvis, di pertimbangkan untuk kemoterapi dengan response rate 20%.
DAFTAR PUSTAKA