Anda di halaman 1dari 3

HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN

Hipertensi dalam pada kehamilan adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung
dan biasanya pada bulan terakhir kehamilan atau lebih setelah 20 minggu usia kehamilan pada
wanita yang sebelumnya normotensif, tekanan darah mencapai nilai 140/90 mmHg, atau
kenaikan tekanan sistolik 30 mmHg dan tekanan diastolik 15 mmHg di atas nilai normal
Klasifikasi yang dipakai di Indonesia adalah berdasarkan The National High Blood Pressure
Education Program Working Group on High Blood Pressure in Pregnancy (NHBPEP)
memberikan suatu klasifikasi untuk mendiagnosa jenis hipertensi dalam kehamilan, (NHBPEP,
2000) yaitu :
1. Hipertensi kronik adalah hipertensi yang timbul sebelum umur kehamilan 20 minggu
atau hipertensi yang pertama kali didiagnosis 9 setelah umur kehamilan 20 minggu dan
hipertensi menetap sampai 12 minggu pascapersalinan.
2. Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan proteinuria. Eklampsia adalah preeklampsi yang disertai dengan kejang-kejang
dan/atau koma.
3. Preeklampsia pada hipertensi kronik (preeclampsia superimposed upon chronic
hypertension) adalah hipertensi kronik disertai tanda tanda preeklampsi atau hipertensi
kronik disertai proteinuria.
4. Hipertensi gestasional adalah hipertensi yang timbul pada kehamilan tanpa disertai
proteinuria dan hipertensi menghilang setelah 3 bulan pascapersalinan atau kematian
dengan tanda-tanda preeklampsi tetapi tanpa proteinuria

PREEKLAMSIA
Definisi
 Preeklampsia adalah kelainan malafungsi endotel pembuluh darah atau vaskular yang
menyebar luas sehingga terjadi vasospasme setelah usia kehamilan 20 minggu,
mengakibatkan terjadinya penurunan perfusi organ dan pengaktifan endotel yang
menimbulkan terjadinya hipertensi, edema nondependen, dan dijumpai proteinuria
300mg per 24 jam atau 30mg/dl (+1 pada dipstick) dengan nilai sangat fluktuatif saat
pengambilan urin sewaktu

 Preeklamsi diidentifikasi melalui adanya hipertensi dan protein urin pada seorang
perempuan hamil yang tadinya normotensive. Penyakit ini timbul sesudah minggu ke
20 dan paling sering terjadi pada primigravida yang muda.
Diagnosis
Kriteria minimum
 Hipertensi-merupakan gejala yang paling awal dan tiba-tiba sesudah kehamilan 20
minggu, batas tekanan darah adalah 140 mmhg (sistolik) dan 90 mmhg (diastolic)
tekanan darah diukur ketika penderita beristirahat rebah dan miring ke kiri. Bunyi
korotkoff kelima dipakai untuk menentukan tekanan diastolic
 Proteinuria bila kadar protein ≥300 mg dalam urine 24 jam atau 30 mg/dL (+1 dipstick)
dalam urine sewaktu atau rasio protein/kreatinin ≥0.3
Preeklamsi dikatakan berat apabila ditemukan:

- Tekanan darah sistolik ≥160 mmHg dan/atau diastolic ≥110 mmHg


- Proteinuria ≥2 gram dalam 24 jam atau ≥2+ dipstick urine sewaktu
- Kreatinin serum >1.2 mg/dL
- Trombosit <100.000/µl
- Hemolisis dan peningkatan kadar LDH
- Peningkatan serum transaminase (SGOT/SGPT)
- Gangguan serebral (sakit kepala) atau gangguan penglihatan
- Sakit ulu hati yang menetap
- Pertumbuhan janin terhambat
- Edema paru disertai sianosis
- Adanya “HELLP Syndrome” (H : hemolysis; EL : Elevated liver enzymes; LP : Low
platelet count )

Tatalaksana

Loading dose : 4 gram MgSO4 (10 cc MgSO4 40% atau 20 cc MgSO4 20%)
dilarutkan ke dalam 100 cc NaCl atau RL diberikan selama 15 sampai
20 menit. tetesan kurang lebih 50 gtt per menit akan habis dalam 15
sampai 20 menit.

Maintanance : 10 gram (25 cc MgSO4 40%) dalam 500 cc cairan RL.

Syarat pemberian MgSO4:

 harus ada kalsium glukonas 10% (1 gram dalam 10 cc) sebagai antidotum MgSO4,
IV dalam waktu 3-5 menit
 reflex patella (+) kuat
 RR ≥ 16x/m
 Produksi urine ≥ 30cc dalam 1 jam sebelumnya (0,5 cc/kgbb/jam)

MgSO4 dihentika jika

 Ada tanda-tanda intoksikasi (kelemahan otot, hipotensi, refleks fisiologis


menurun, fungsi jantung terganggu, depresi SSP, kelumpuhan dan selanjutnya
dapat menyebabkan kematian karena kelumpuhan otot-otot pernapasan
karena ada serum 10 U magnesium pada dosis adekuat adalah 4-7 mEq/liter.
Refleks fisiologis menghilang pada kadar 8-10 mEq/liter. Kadar 12-15 mEq
terjadi kelumpuhan otot-otot pernapasan dan lebih 15 mEq/liter terjadi
kematian jantung.)

 Setelah 24 jam pasca persalinan


 Dalam 6 jam pasca persalinan

Anda mungkin juga menyukai