EPIBLEPHARON
dengan
z KONJUNGTIVITIS
Nama : An. A
Umur : 10 tahun
Agama : Islam
ANAMNESIS
Pasien datang ke poliklinik mata RSMS bersama dengan kedua orangtua nya.
keluhan utama pasien datang adalah mata sering berair dan merah sejak usia 7
tahun dan semakin memberat sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan tersebut
semakin memberat jika pasien beraktifitas dan berkurang saat istirahat.
Keluhan dirasakan pasien terus menerus.
Pasien memiliki riwayat alergi makanan ringan atau snack dan alergi terhadap
minuman rasa anggur, selain mata sering berair, keluhan yang dialami pasien
adalah mata sering merah, terasa gatal, terdapat kotoran mata, dan merasa
bulu matanya masuk ke bola mata sehingga pasien sering menggosok kedua
mata nya. Pasien juga memiliki riwayat sering batuk dan pilek jika terpapar
dengan makanan atau minuman yang memicu kambuhnya alergi pasien. Tetapi
keluhan pusing, nyeri hebat yang menetap pada kedua mata dan penurunan tajam
penglihatan pada pasien disangkal oleh orangtua pasien.
z
RPD: Riwayat alergi (+), riwayat yang sama (+), trauma pada
mata (-)
TD : -
N : 85 x/menit
RR: 20 x/menit
S : 36.4
TB : 130 cm
BB : 49 kg
Status Oftalmologi
z
OD OS
- Visus -
- Visus dengan Kaca Mata -
- Visus Koreksi -
Ukuran normal, hambatan Bola Mata Ukuran normal, hambatan
gerak bola mata (-) gerak bola mata (-)
Folikel (-), Sekret (-), Konjuntiva Palpebra Folikel (-), Sekret (-),
papil (-) papil (-)
Inj Konjungtiva (+), Inj Konjuntiva Bulbi Inj Konjungtiva (+), Inj
Siliar (-) Siliar (-)
- Fundus Refleks -
- Korpus Vitreus -
Tonometri digital (+) N TIO Tonometri digital (+) N
Edem (-), Hiperemis (-), Sistem lacrimal Edem (-), Hiperemis (-),
Sekret (-) Sekret (-)
- Test Konfrontasi -
z
z
Ringkasan Pemeriksaan
ODS Epiblepharon
Diagnosis Banding
ODS Entropion
ODS Trikiasis
ODS Distrikiasis
Diagnosis Kerja:
Bila kornea masih jernih dapat dilakukan tarikan pada kulit kelopak bawah
dengan plester sepanjang siang dan malam agar bulu mata tidak mengenai
kornea.
Setelah dilakukan upaya tersebut dievaluasi selama 1-2 bulan. Bila terjadi
perbaikan posisi bola mata, boleh tidak dirujuk. Jika tidak ada perbaikan
setelah di evaluasi atau sudah terdapat kekeruhan pada kornea rujuk ke
dokter spesialis mata.
Tear film
Pelindung fisik
z
Epiblepharon
DEFINISI
Pemeriksaan Fisik
Pemberian lubrikasi topikal dapat diberikan jika terjadi gejala iritasi okuler.
Involusional entropion
Sikatrikal entropion
z
Konjungtivitis,
Keratopati,
Keratitis,
Ulkus kornea.
Definisi:
Konjungtivitis adalah radang konjungtiva yang dapat
disebabkan oleh mikroorganisme (virus, bakteri), iritasi atau
reaksi alergi. Konjungtivitis ditularkan melalui kontak langsung
dengan sumber infeksi. Penyakit ini dapat menyerang semua umur
(Ilyas & Yulianti, 2013; Garcia-Ferrer et al., 2013).
Epidemiologi:
Konjungtivitis merupakan penyakit yang dapat terjadi di seluruh
dunia dan dapat diderita oleh seluruh masyarakat tanpa
dipengaruhi usia (Rapuano, 2008).
z
Etiologi
Iritasi oleh angin, debu, asap dan polusi udara lainnya; sinar
ultraviolet dari las listrik atau sinar matahari (Garcia-Ferrer et
al., 2013).
z
Tanda dan gejala
Pemeriksaan Oftalmologi
Hiperemis
Tajam penglihatan normal
Mata berair
Injeksi konjungtiva
Konjungtivitis bakterial
Konjungtivitis viral
Konjungtivitis alergi
Penatalaksanaan:
Pada alergi diberikan flumetolon tetes mata dua kali sehari selama 2
minggu.
Epiblepharon adalah kelainan kongenital pada kelopak mata dimana terdapat lipatan kulit yang
horizontal dan muskulus orbikularis dibawahnya yang mendorong bulu mata mengarah ke bola
mata dengan posisi kelopak mata yang normal.
Epiblepharon paling sering terjadi pada bagian medial palpebra inferior. Dilaporkan bahwa
sebanyak 12,6% penderita epiblepharon terjadi pada anak-anak di Asia yang berusia 7 hingga
14 tahun
Prinsip penatalaksanaan epiblepharon adalah Bila kornea masih jernih dapat dilakukan tarikan
pada kulit kelopak bawah dengan plester sepanjang siang dan malam agar bulu mata tidak
mengenai kornea. Setelah dilakukan upaya tersebut dievaluasi selama 1-2 bulan. Jika tidak ada
perbaikan setelah di evaluasi atau sudah terdapat kekeruhan pada kornea rujuk ke dokter
spesialis mata. Bila sudah terdapat epiteliopati dengan atau tanpa neovaskularisasi, boleh
dilakukan koreksi epiblepharon oleh dokter spesialis mata dengan melakukan eksisi kulit dan
fiksasi tarsus sampai bulu mata tidak mengenai kornea lagi.
z
TERIMAKASIH