PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tumor pada mata dapat dibagi dua, tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak
palpebra sangat umum dan frekwensinya dengan bertambah semakin meningkatnya
usia. Kebanyakan mudah dikenali di klinik, dan eksisi dilakukan dengan alasan
kosmetik. Meskipiun begitu seringkali lesi ganas sulit dikenali secara klinik, dan
biopsi harus selalu dilakukan jika ada kecurigaan keganasan.
Tumor jinak dan tumor ganas kulit kebanyakan dapat berkembang menuju kulit
periokular, timbul mulai dari lapisan epidermis dermis atau struktur adneksa
palpebra. Tumor ganas palpebra (kelopak mata) merupakan tumor ganas yang
sering dijumpai dan dilaporkan sekitar 5-10% dari tumor kulit. Tumor ganas yang
paling sering mengenai palpebra adalah karsinoma sel basal, karsinoma sel
squamous, karsinoma sel sebasea dan melanoma. Sedangkan tumor jinak palpebra
seperti hemangioma dan xanthalesma bertambah banyak dengan meningkatnya
usia.
1
BAB II
LAPORAN KASUS
II. PEMERIKSAAN
A. INPEKSI OD OS
Edema (-), terdapat massa pada
Palpebra konjungtifa bulbi di bagian Edema (-)
kantus medianus, berbenjol (-),
2
konsistensi lunak, perdarahan
aktif (-), krusta (-), nyeri tekan
(-), ukuran V = 6 dan H = 7.
Apparatus Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
Silia Trichiasis (-), Sekret (-) Trichiasis (-), Sekret (-)
Hiperemis (-), injeksi Hiperemis (-), injeksi
pericornea (-), anemis (-), pericornea (-), anemis (-),
Konjungtiva
corpus alineum (-), tanda corpus alineum (-), tanda
radang (-), secret (-) radang (-), secret (-)
Bola Mata Normal Normal
Mekanisme Muscular
Kornea
- Tes
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sensitivitas
- Tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Bilik mata depan normal, Jernih (+), hipopion (-), normal, Jernih (+), hipopion (-
hifema (-) ), hifema (-)
B. PALPASI OD OS
Tensi Okular Normal (Tn) Normal (Tn)
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada
3
Glandula Pre-
Normal, tidak ada pembesaran Normal, tidak ada pembesaran
Aurikuler
C.TONOMETRI Tidak Dilakukan
VISU
D.
S
VOD : 6/6 VOS : 6/6
Kor : - Kor : - -
sAX - sAX
Menjadi : - Menjadi : -
Lihat
: - Lihat Dekat : -
Dekat
menjad -
Koreksi : - Gagang : -
i
D
: - Warna Lensa : -
P
E. CAMPUS VISUAL
BMD
normal normal
4
IRIS Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)
bulat reguler, refleks cahaya bulat reguler, refleks cahaya
PUPIL
(+) (+)
I. DIAFANOSKOPI: Tidak Dilakukan pemeriksaan
III. RESUME
Seorang anak laki-laki, 56 tahun datang ke poli mata dengan keluhan benjolan di mata kiri
sejak 7 tahun yang lalu. Tidak sakit namun kadang terasa gatal, benjolan tersebut
berangsur-angsur membesar.
Pemeriksaan visus : VOD : 6/6, VOS : 6/6
Status lokalis tumor: OD terdapat massa pada konjungtiva bulbi di bagian kantus
medianus, berbenjol (-), konsistensi lunak, perdarahan aktif (-), krusta (-), nyeri tekan (-),
ukuran V = 6 dan H = 7.
Tidak ditemukan kelainan lain pada mata.
IV. DIAGNOSIS / DIAGNOSIS BANDING
OD Tumor Palpebra
V. TERAPI
Eksisi tumor
5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi dan Fisiologi Palpebra
Palpebra adalah lipatan tipis kulit, otot dan jaringan fibrosa yang berfungsi
melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra sangat mudah digerakkan
karena kulit disini paling tipis diantara kulit di bagian lain. Muskulus orbikularis
oculi melekat pada kulit. Permukaan dalamnya disyarafi nervus facialis (nervus
VII), dan fungsinya adalah untuk menutup palpebra. Otot disini terbagi dalam
bagian orbital, preseptal, dan paratarsal. Bagian orbital, yang terutama berfungsi
untuk menutup mata kuat, adalah otot melingkar tanpa insertion temporal. Otot
praseptal dan paratarsal memiliki kaput medial superfisial dan profundus, yang
turut serta dalam pemompaan air mata.1,2,3
Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam
terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan
6
a. Kulit
Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar,
dan elastic dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan. 1,2,3
tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat
di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal, bagian diatas septum orbitae
adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis
c. Jaringan Areolar
d. Tarsus
Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapisan jaringan fibrosa padat
yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong
e. Konjungtiva Palpebrae
dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan
7
posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Bulu
mata muncul dari pinggir palpebra dan tersusun tidak teratur. Bulu mata atas
lebih panjang dan lebih banyak dari yang di bawah dan melengkung ke atas,
kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu
dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian palpebra posterior berkontak dengan
bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar
palpebra, berupa elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada
palpebra superior dan inferior. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata
dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis
kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam. 1,2,3
yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar
antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari
levator palpebra superior dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu
8
Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior,
bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks
orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan
bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus
obliqus inferior dan berinsersi ke dalam batas bawah tarsus inferior dan
orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus
okulomotoris. 1,2,3
Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V,
palpebra inferior. Sebuah alur yang dalam, biasanya diposisi tengah palpebra
levator. Alur ini jauh lebih dangkal atau bahkan tidak ada pada palpebra orang
mengantung diatas alur palpebra itu sampai menyentuh bulu mata. Penuaan juga
2. Tumor palpebra
Tumor pada mata dapat dibagi dua, tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak
palpebra sangat umum dan frekwensinya dengan bertambah semakin meningkatnya
9
usia. Kebanyakan mudah dikenali di klinik, dan eksisi dilakukan dengan alasan
kosmetik. Meskipiun begitu seringkali lesi ganas sulit dikenalin secara klinik, dan
biopsi harus selalu dilakukan jika ada kecurigaan keganasan. 1,4
Karsinoma sel skuamosa juga tumbuh lambat dan tanpa rasa sakit, seringkali
berawal sebagai sebuah nodul hiperkeratotik, yang dapat berulkus. Tumor radang
10
jinak seperti keratokanthoma sangat mirip karsinoma. Diagnosis tepat tergantung
pada biopsi. Seperti karsinoma sel basal, tumor ini dapat menyisip dan mengkikis
jaringan sekitarnya, mereka dapat pula menyebar ke limfonodus regional melalui
sistim limfatik. 1
Karsinoma kelenjar sebasea, paling sering muncul dari kelenjar meibom dan
kelnjar Zeis, namun dapat pula muncul dalam kelenjar sebasea alis mata atau
karunkulum. Separuhnya mirip lesi dan kelainan radang jinak seperti chalazion dan
blepharitis menahun. Karsinoma ini lebih agresif dari karsinoma sel skuamosa,
sering meluas kedalam orbita, memasuki pembuluh limfe, dan bermetastasis. 1
11
Sarkoma jaringan lunak pada orbita jarang dan biasanya berupa perluasan ke
anterior tumor-tumor orbita. Rhabdomiosarkoma palpebra dan orbita adalah tumor
ganas primer paling umum di temukan dijaringan ini dalam dekade pertama
kehidupan. Tumor palpebra adalah tanda pertama. Kombinasi radioterapi biasanya
efektif untuk mempertahankan fungsi mata dan menghindari kematian. 1
Melanoma ganas palpebra serupa dengan melanoma kulit dibagian lain dan
terdiri atas tiga golongan berbeda: melanoma yang menyebar superfisial, melanoma
ganas lentigo, dan melanoma nodular. Tidak semua melanoma ganas berpigmen.
Kebanyakan lesi yang berpigmen pada kulit palpebra bukan melanoma. Karenanya
harus di biopsi untuk menegakkan diagnosis. Prognosis melanoma kulit tergantung
kedalaman invasi atau kedalaman lesi. Tumor dengan kedalaman kurang dari 0,76
mm jarang bermetastase. 1
12
Gambar: melanoma maligna palpebra
13
berwarna kebiru-biruan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna
di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar. 1,6
Hemangioma kavernosa tidak berbatas tegas, dapat berupa makula
eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Biasanya
merupakan tonjolan yang timbul dari permukaan, bila ditekan mengempis
dan pucat lalu akan cepat menggembung lagi apabila dilepas dan kembali
berwarna merah keunguan. Lesi terdiri atas elemen vaskular yang matang.
Lesi ini jarang mengadakan involusi spontan, kadang-kadang bersifat
permanen. 1,6
Gambaran klinis hemangioma campuran merupakan gabungan dari jenis
kapiler dan jenis kavernosum. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna
merah kebiruan yang pada perkembangannya dapat memberikan gambaran
keratotik dan verukosa. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior
dan biasanya unilateral. 1,6
Hemangioma yang belum mengalami komplikasi sebagian besar
mendapat terapi konservatif, baik hemangioma kapiler, kavernosa maupun
campuran. Hal ini disebabkan lesi ini kebanyakan akan mengalami involusi
spontan. Pada banyak kasus hemangioma yang mendapatkan terapi
konservatif mempunyai hasil yang lebih baik daripada terapi pembedahan
baik secara fungsional maupun kosmetik. 1,6
14
2.2.2. Molluscum Contagiosum
Molluscum contagiosum adalah infeksi virus pada epidermis yang sering
mengenai kelopak mata. Dahulunya molluscum contagiosum paling sering
mengenai anak anak tapi baru baru ini telah diketahui bahwa penyakit
ini lebih sering terdapat pada orang dewasa dengan sindrom defisiensi imun
(AIDS). Pada anak anak, penularan penyakit ini adalah melalui kontak
langsung dengan individu yang terinfeksi dan autoinokulasi sedangkan
pada orang dewasa umumnya menular melalui hubungan seksual.
Molluscum contagiosum merupakan infeksi pox virus pada kulit yang juga
bisa menyebabkan lesi pada wajah, batang tubuh dan bagian proksimal
ekstremitas.1,7
Pengobatan yang paling umum digunakan adalah insisi dan kuretase dari
bagian tengah lesi. Krioterapi dan pengobatan dengan laser telah digunakan
sebagian besar untuk lesi ekstraokular. Krioterapi hiperfokal dengan
anestesi lokal dilaporkan menjadi metode yang lebih aman untuk
molluscum kontagiosum kelopak mata yang multipel pada pasien AIDS.
Topikal Trichoroacetic Acid Tretinoin, Asam Salisilat, dan Cantharidhin
juga telah digunakan. Sekali lesi dihilangkan secara total, hal ini akan
memperkecil angka kekambuhan. 1,7
15
2.2.3. Nevus
Sel nevus berpigmen adalah pigmentasi tahi lalat yang umum terjadi
pada kebanyakan orang. Nevus berasal dari melanosit,yaitu sel yang
memproduksi pigmen. Permukaan dari nevus bisa halus ataupun berbenjol
benjol tergantung pada jumlah keratin yang dikandungnya. Pada tahi lalat
bisa terdapat beberapa rambut dengan ukuran panjangnya yang bervariasi.
Warna dari nevus bervariasi mulai dari sewarna kulit hingga coklat dan
hitam tergantung pada jumlah dan lokasi dari melanin dan pigmen di dalam
tumor. Nevus dengan warna yang lebih gelap memiliki pigmen yang lebih
dekat ke permukaan. 1,8
Gambar: nevus
16
2.2.4. Xanthelasma
Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis
yang paling sering dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang
dikenal. Selain itu xanthelasma diartikan pula sebagai kumpulan kolesterol
di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan biasanya di
permukaan anterior palpebra, sehingga sering disebut xanthelasma
palpebra. 1,10
Karena 50% pasien dengan xanthelasma mempunyai gangguan lipid,
maka disarankan untuk dilakukan pemeriksaan plasma lipid juga HDL dan
LDL. Xanthelasma biasanya dapat didiagnosis dengan jelas secara klinis.
Jika ada keraguan sebaiknya dilakukan eksisi dan analisispatologi. 1,10
Gambar: xanthelasma
17
BAB IV
KESIMPULAN
Neoplasma pada palpebra, baik jinak maupun ganas, berkembang pada kulit
periokular mulai dari lapisan epidermis, dermis, atau struktur adneksa palpebra. Tumor
jinak palpebra yang sering ditemui yaitu hemangioma, molluscum contagiosum, nevus,
dan xanthelasma. Tumor ganas yang paling sering mengenai palpebra adalah karsinoma
sel basal, karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel sebasea, sarkoma, dan melanoma.
Sebagian besar tumor palpebra di tata laksana dengan cara eksisi. Namun bila dicurigai
18
DAFTAR PUSTAKA
1. Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta:
Widya Medika, 2000.
2. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Balai Penerbit FK Universitas
Indonesia, Jakarta. 2008.
3. Eyelide tumor Available from: http://www.jacquesvandermeulen.com/wp-
content/uploads/2012/10/OS_Chapter-12-Palpebral-tumours.pdf
4. Hamzah M. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2005. Hal 242-4
5. M. Spencer James, MD. Dermatologic Manifestation of Sebaceous
Carcinoma.2012. Available from: URL:
http://www.aafp.org/afp/980600ap/carter.html.
6. Marchuk DA. Pathogenesis of Hemangioma. Journal Clinical Investigations
Vol.107; 2001.
7. Eyelid, Conjungtival, and Orbital Tumors : An Atlas and Text . Second Edition.
Jerry A. Shields and Carol L. Shields. Penerbit : Wolters Kluwer Health. Hal: 206.
8. Ocular Molluscum contagiosum- A case report. Nigwekar Shubhangi. Pravara Med
Rev 2009: 4
9. Eyelid Tumors clinical diagnosis & surgical treatment. Second edition. Jay justin
older. 2003 hal : 38 40.
10. Roy, Hampton Sr. Xanthelasma. 2008
http://emedicine.medscape.com/article/1213423-overview
19