Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Tumor pada mata dapat dibagi dua, tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak
palpebra sangat umum dan frekwensinya dengan bertambah semakin meningkatnya
usia. Kebanyakan mudah dikenali di klinik, dan eksisi dilakukan dengan alasan
kosmetik. Meskipiun begitu seringkali lesi ganas sulit dikenali secara klinik, dan
biopsi harus selalu dilakukan jika ada kecurigaan keganasan.
Tumor jinak dan tumor ganas kulit kebanyakan dapat berkembang menuju kulit
periokular, timbul mulai dari lapisan epidermis dermis atau struktur adneksa
palpebra. Tumor ganas palpebra (kelopak mata) merupakan tumor ganas yang
sering dijumpai dan dilaporkan sekitar 5-10% dari tumor kulit. Tumor ganas yang
paling sering mengenai palpebra adalah karsinoma sel basal, karsinoma sel
squamous, karsinoma sel sebasea dan melanoma. Sedangkan tumor jinak palpebra
seperti hemangioma dan xanthalesma bertambah banyak dengan meningkatnya
usia.

1
BAB II
LAPORAN KASUS

Nama : Tn. Lintar Umar No. Reg :


Agama : Islam Umur : 56 tahun
Suka / Bangsa : Bugis/Indonesia Laki/Perempuan : Laki-laki
Pekerjaan :- Tanggal Pemeriksaan : 03 Agustus 2015
Alamat : Jl. Kancil Pemeriksaan :
DIAGNOSIS : OS Tumor Palpebra
I. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama : Terdapat benjolan pada mata kanan
Keluhan ini dirasakan pasien sejak 7 tahun
yang lalu dan berangsur - angsur membesar,
pasien mengluh benjolan tersebut kadang gatal,
tidak sakit.
B. Penglihatan : Tidak ada gangguan penglihatan
C. Sakit : Nyeri (-), mata merah (-), silau (-), gatal (+)
D. Sekret / Air Mata : Air mata berlebih (-), sekret (-)
E. Kacamata : Belum pernah menggunakan kacamata
sebelumnya.
F. Peny. Mata/Peny.Lain : Belum pernah menderita penyakit mata
G. Peny. Mata dalam Keluarga : Tidak ada yang mengalami hal yang sama.

II. PEMERIKSAAN
A. INPEKSI OD OS
Edema (-), terdapat massa pada
Palpebra konjungtifa bulbi di bagian Edema (-)
kantus medianus, berbenjol (-),

2
konsistensi lunak, perdarahan
aktif (-), krusta (-), nyeri tekan
(-), ukuran V = 6 dan H = 7.
Apparatus Lakrimalis Lakrimasi (-) Lakrimasi (-)
Silia Trichiasis (-), Sekret (-) Trichiasis (-), Sekret (-)
Hiperemis (-), injeksi Hiperemis (-), injeksi
pericornea (-), anemis (-), pericornea (-), anemis (-),
Konjungtiva
corpus alineum (-), tanda corpus alineum (-), tanda
radang (-), secret (-) radang (-), secret (-)
Bola Mata Normal Normal

Mekanisme Muscular

Kornea
- Tes
Tidak dilakukan Tidak dilakukan
Sensitivitas
- Tes Placido Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Bilik mata depan normal, Jernih (+), hipopion (-), normal, Jernih (+), hipopion (-
hifema (-) ), hifema (-)

Iris Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)

bulat reguler, refleks cahaya


Pupil bulat reguler, refleks cahaya (+)
(+)

Lensa jernih jernih

B. PALPASI OD OS
Tensi Okular Normal (Tn) Normal (Tn)
Nyeri Tekan Tidak ada Tidak ada
Massa Tumor Tidak ada Tidak ada

3
Glandula Pre-
Normal, tidak ada pembesaran Normal, tidak ada pembesaran
Aurikuler
C.TONOMETRI Tidak Dilakukan

VISU
D.
S
VOD : 6/6 VOS : 6/6

Kor : - Kor : - -
sAX - sAX
Menjadi : - Menjadi : -
Lihat
: - Lihat Dekat : -
Dekat
menjad -
Koreksi : - Gagang : -
i
D
: - Warna Lensa : -
P

E. CAMPUS VISUAL

PENYINARAN OPTIK DEKSTER SINISTER

Injeksi pericornea (-), anemis Injeksi Pericornea (-), anemis


(-), corpus alineum (-), tanda (-), corpus alineum (-), tanda
KONJUNGTIVA
radang (-), secret (-) radang (-), secret (-)

KORNEA Jernih Jernih

BMD
normal normal

4
IRIS Coklat, kripte (+) Coklat, kripte (+)
bulat reguler, refleks cahaya bulat reguler, refleks cahaya
PUPIL
(+) (+)
I. DIAFANOSKOPI: Tidak Dilakukan pemeriksaan

J. OFTALMOSKOPI: Tidak Dilakukan pemeriksaan

K. SLIT LAMP : Tidak Dilakukan pemeriksaan

L. LABORATORIUM: Tidak Dilakukan pemeriksaan

III. RESUME
Seorang anak laki-laki, 56 tahun datang ke poli mata dengan keluhan benjolan di mata kiri
sejak 7 tahun yang lalu. Tidak sakit namun kadang terasa gatal, benjolan tersebut
berangsur-angsur membesar.
Pemeriksaan visus : VOD : 6/6, VOS : 6/6
Status lokalis tumor: OD terdapat massa pada konjungtiva bulbi di bagian kantus
medianus, berbenjol (-), konsistensi lunak, perdarahan aktif (-), krusta (-), nyeri tekan (-),
ukuran V = 6 dan H = 7.
Tidak ditemukan kelainan lain pada mata.
IV. DIAGNOSIS / DIAGNOSIS BANDING
OD Tumor Palpebra

V. TERAPI

Eksisi tumor

5
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
1. Anatomi dan Fisiologi Palpebra
Palpebra adalah lipatan tipis kulit, otot dan jaringan fibrosa yang berfungsi
melindungi struktur-struktur mata yang rentan. Palpebra sangat mudah digerakkan
karena kulit disini paling tipis diantara kulit di bagian lain. Muskulus orbikularis
oculi melekat pada kulit. Permukaan dalamnya disyarafi nervus facialis (nervus
VII), dan fungsinya adalah untuk menutup palpebra. Otot disini terbagi dalam
bagian orbital, preseptal, dan paratarsal. Bagian orbital, yang terutama berfungsi
untuk menutup mata kuat, adalah otot melingkar tanpa insertion temporal. Otot
praseptal dan paratarsal memiliki kaput medial superfisial dan profundus, yang
turut serta dalam pemompaan air mata.1,2,3

Gambar: anatomi palpebra superior

Palpebra terdiri atas lima bidang jaringan utama. Dari superfisial ke dalam

terdapat lapis kulit, lapis otot rangka (orbikularis okuli), jaringan areolar, jaringan

fibrosa (tarsus), dan lapis membran mukosa (konjungtiva pelpebra). 1,2,3

6
a. Kulit

Kulit pada palpebra berbeda dari kulit bagian lain tubuh karena tipis, longgar,

dan elastic dengan sedikit folikel rambut, tanpa lemak subkutan. 1,2,3

b. Muskulus Orbikularis Okuli

Fungsi muskulus orbikularis okuli adalah menutup palpebra. Serat-serat ototnya

mengelilingi fissura palpebra secara konsentris dan meluas sedikit melewati

tepian orbita. Sebagian serat berjalan ke pipi dan dahi. Bagian otot yang terdapat

di dalam palpebra dikenal sebagai bagian pratarsal, bagian diatas septum orbitae

adalah bagian praseptal. Segmen luar palpebra disebut bagian orbita. Orbikularis

okuli dipersarafi oleh nervus facialis. 1,2,3

c. Jaringan Areolar

Terletak di bawah muskulus orbikularis okuli, berhubungan dengan lapisan sub-

aponeurotik dari kulit kepala. 1,2,3

d. Tarsus

Struktur penyokong utama dari palpebra adalah lapisan jaringan fibrosa padat

yang disebut tarsus superior dan inferior. Tarsus terdiri atas jaringan penyokong

kelopak mata dengan kelenjar Meibom. 1,2,3

e. Konjungtiva Palpebrae

Bagian posterior palpebra dilapisi selapis membran mukosa dan konjungtiva

palpebra yang melekat erat pada tarsus. 1,2,3

Panjang tepian bebas palpebra adalah 25-30 mm dan lebar 2 mm,

dipisahkan oleh garis kelabu (batas mukokutan) menjadi tepian anterior dan

7
posterior. Tepian anterior terdiri dari bulu mata, glandula Zeiss dan Moll. Bulu

mata muncul dari pinggir palpebra dan tersusun tidak teratur. Bulu mata atas

lebih panjang dan lebih banyak dari yang di bawah dan melengkung ke atas,

bulu mata bawah melengkung ke bawah. Glandula Zeiss adalah modifikasi

kelenjar sebasea kecil yang bermuara dalam folikel rambut pada dasar bulu

mata. Glandula Moll adalah modifikasi kelenjar keringat yang bermuara ke

dalam satu baris dekat bulu mata. Tepian palpebra posterior berkontak dengan

bola mata, dan sepanjang tepian ini terdapat muara-muara kecil dari kelenjar

sebasesa yang telah dimodifikasi (glandula Meibom atau tarsal). 1,2,3

Punktum lakrimalis terletak pada ujung medial dari tepian posterior

palpebra, berupa elevasi kecil dengan lubang kecil di pusat yang terlihat pada

palpebra superior dan inferior. Punktum ini berfungsi menghantarkan air mata

ke bawah melalui kanalikulus terkait ke sakus lakrimalis. 1,2,3

Fisura palpebrae adalah ruang elips di antara kedua palpebra yang

dibuka. Fisura ini berakhir di kanthus medialis dan lateralis. Kanthus lateralis

kira-kira 0,5 cm dari tepian lateral orbita dan membentuk sudut tajam. 1,2,3

Septum orbitale adalah fascia di belakang bagian muskularis orbikularis

yang terletak di antara tepian orbita dan tarsus dan berfungsi sebagai sawar

antara palpebra orbita. Septum orbitale superius menyatu dengan tendo dari

levator palpebra superior dan tarsus superior; septum orbitale inferius menyatu

dengan tarsus inferior. 1,2,3

8
Retraktor palpebrae berfungsi membuka palpebra. Di palpebra superior,

bagian otot rangka adalah levator palpebra superioris, yang berasal dari apeks

orbita dan berjalan ke depan dan bercabang menjadi sebuah aponeurosis dan

bagian yang lebih dalam yang mengandung serat-serat otot polos dari muskulus

Muller (tarsalis superior). Di palpebra inferior, retraktor utama adalah muskulus

rektus inferior, yang menjulurkan jaringan fibrosa untuk membungkus muskulus

obliqus inferior dan berinsersi ke dalam batas bawah tarsus inferior dan

orbikularis okuli. Otot polos dari retraktor palpebrae disarafi oleh nervus

simpatis. Levator dan muskulus rektus inferior dipasok oleh nervus

okulomotoris. 1,2,3

Pembuluh darah yang memperdarahi palpebrae adalah A. Palpebra.

Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari ramus frontal nervus V,

sedang kelopak mata bawah oleh cabang kedua nervus V. 1,2,3

Palpebra superior lebih besar dan lebih mudah digerakkan daripada

palpebra inferior. Sebuah alur yang dalam, biasanya diposisi tengah palpebra

superior pada orang Caucasian, merupakan tempat perlekatan serat-serat otot

levator. Alur ini jauh lebih dangkal atau bahkan tidak ada pada palpebra orang

Asia. Dengan meningkatnya usia, kulit tipis palpebra superior cenderung

mengantung diatas alur palpebra itu sampai menyentuh bulu mata. Penuaan juga

menipiskan septum orbital sehingga terlihat bantalan lemak di bawahnya. 1,2,3

2. Tumor palpebra
Tumor pada mata dapat dibagi dua, tumor jinak dan tumor ganas. Tumor jinak
palpebra sangat umum dan frekwensinya dengan bertambah semakin meningkatnya

9
usia. Kebanyakan mudah dikenali di klinik, dan eksisi dilakukan dengan alasan
kosmetik. Meskipiun begitu seringkali lesi ganas sulit dikenalin secara klinik, dan
biopsi harus selalu dilakukan jika ada kecurigaan keganasan. 1,4

2.1.Tumor ganas palpebra


karsinoma sel basal dan sel skuamosa palpebra adalah tumor mata ganas paling
umum. Tumor-tumor ini paling sering terdapat pada orang bercorak kulit terang
atau kuning langsat yang terpajan menahun terhadap sinar matahari. Sembilan
puluh lima persen karsinoma palpebra adalah dari jenis sel basal. Sisa 5% terdiri
atas karsinoma sel skuamosa dan karsinoma kelenjar meibom.1
Karsinoma sel basal, umumnya tumbuh lambat dan tanpa sakit, berupa nodul
yang tidak atau dapat berulkus. Karsinoma ini secara perlahan menyusup ke
jaringan sekitar namun tidak bermetastasis. Studi potong-beku tepian irisan
terutama penting untuk karsinoma sel basal bersklerosis, karena tepian tumor secara
klinis tidak nyata. Eksisi yang dikontrol secara mikroskopik (teknik Mohs yang
dimodifikasi), dipakai sejumlah ahli penyakit kulit untuk mendapatkan eksisi total.
Kasus tertentu dapat diobati dengan cara seperti radioterapi dengan nitrogen cair.1,5

Gambar: karsinoma sel basal

Karsinoma sel skuamosa juga tumbuh lambat dan tanpa rasa sakit, seringkali
berawal sebagai sebuah nodul hiperkeratotik, yang dapat berulkus. Tumor radang

10
jinak seperti keratokanthoma sangat mirip karsinoma. Diagnosis tepat tergantung
pada biopsi. Seperti karsinoma sel basal, tumor ini dapat menyisip dan mengkikis
jaringan sekitarnya, mereka dapat pula menyebar ke limfonodus regional melalui
sistim limfatik. 1

Gambar: karsinoma sel skuamosa

Karsinoma kelenjar sebasea, paling sering muncul dari kelenjar meibom dan
kelnjar Zeis, namun dapat pula muncul dalam kelenjar sebasea alis mata atau
karunkulum. Separuhnya mirip lesi dan kelainan radang jinak seperti chalazion dan
blepharitis menahun. Karsinoma ini lebih agresif dari karsinoma sel skuamosa,
sering meluas kedalam orbita, memasuki pembuluh limfe, dan bermetastasis. 1

Gambar: karsinoma kelenjar sebasea

11
Sarkoma jaringan lunak pada orbita jarang dan biasanya berupa perluasan ke
anterior tumor-tumor orbita. Rhabdomiosarkoma palpebra dan orbita adalah tumor
ganas primer paling umum di temukan dijaringan ini dalam dekade pertama
kehidupan. Tumor palpebra adalah tanda pertama. Kombinasi radioterapi biasanya
efektif untuk mempertahankan fungsi mata dan menghindari kematian. 1

Gambar: sarkoma kaposi

Melanoma ganas palpebra serupa dengan melanoma kulit dibagian lain dan
terdiri atas tiga golongan berbeda: melanoma yang menyebar superfisial, melanoma
ganas lentigo, dan melanoma nodular. Tidak semua melanoma ganas berpigmen.
Kebanyakan lesi yang berpigmen pada kulit palpebra bukan melanoma. Karenanya
harus di biopsi untuk menegakkan diagnosis. Prognosis melanoma kulit tergantung
kedalaman invasi atau kedalaman lesi. Tumor dengan kedalaman kurang dari 0,76
mm jarang bermetastase. 1

12
Gambar: melanoma maligna palpebra

2.2.Tumor jinak palpebra


2.2.1. Hemangioma
Hemangioma kapiler merupakan tumor palpebra yang paling sering
ditemukan pada anak. Hemangioma kapiler atau
hemangioma strawberry dapat mengenai kulit pada 10% bayi dan
tampaknya lebih sering pada bayi prematur dan anak kembar. Tumor ini
biasanya muncul pada waktu lahir atau segera sesudah lahir sebagai lesi
yang berwarna merah terang, bertambah besar dalam beberapa minggu
hingga bulanan, dan mengalami involusi pada usia sekolah. Anisometropia
sekunder, ambliopia reaktif, dan strabismus sering dijumpai dan harus di
tangani secara memadai. Pengobatan terhadap tumor jika mengalami
sumbu penglihatan atau menginduksi astigmatisme. Penyuntikan steroid
intralesi atau interferon alfa dapat memberi hasil cepat; jika gagal,
diindikasikan eksisi parsial. 1,6
Gambaran klinis hemangioma berbeda-beda sesuai dengan jenisnya.
Hemangioma kapiler tampak beberapa hari sesudah lahir. Strawberry
nevus terlihat sebagai bercak merah yang makin lama makin besar.
Warnanya menjadi merah menyala, tegang dan berbentuk lobular, berbatas
tegas, dan keras pada perabaan. Ukuran dan dalamnya sangat bervariasi,
ada yang superfisial berwarna merah terang, dan ada yang subkutan

13
berwarna kebiru-biruan. Involusi spontan ditandai oleh memucatnya warna
di daerah sentral, lesi menjadi kurang tegang dan lebih mendatar. 1,6
Hemangioma kavernosa tidak berbatas tegas, dapat berupa makula
eritematosa atau nodus yang berwarna merah sampai ungu. Biasanya
merupakan tonjolan yang timbul dari permukaan, bila ditekan mengempis
dan pucat lalu akan cepat menggembung lagi apabila dilepas dan kembali
berwarna merah keunguan. Lesi terdiri atas elemen vaskular yang matang.
Lesi ini jarang mengadakan involusi spontan, kadang-kadang bersifat
permanen. 1,6
Gambaran klinis hemangioma campuran merupakan gabungan dari jenis
kapiler dan jenis kavernosum. Lesi berupa tumor yang lunak, berwarna
merah kebiruan yang pada perkembangannya dapat memberikan gambaran
keratotik dan verukosa. Sebagian besar ditemukan pada ekstremitas inferior
dan biasanya unilateral. 1,6
Hemangioma yang belum mengalami komplikasi sebagian besar
mendapat terapi konservatif, baik hemangioma kapiler, kavernosa maupun
campuran. Hal ini disebabkan lesi ini kebanyakan akan mengalami involusi
spontan. Pada banyak kasus hemangioma yang mendapatkan terapi
konservatif mempunyai hasil yang lebih baik daripada terapi pembedahan
baik secara fungsional maupun kosmetik. 1,6

Gambar: hemangioma palpebra

14
2.2.2. Molluscum Contagiosum
Molluscum contagiosum adalah infeksi virus pada epidermis yang sering
mengenai kelopak mata. Dahulunya molluscum contagiosum paling sering
mengenai anak anak tapi baru baru ini telah diketahui bahwa penyakit
ini lebih sering terdapat pada orang dewasa dengan sindrom defisiensi imun
(AIDS). Pada anak anak, penularan penyakit ini adalah melalui kontak
langsung dengan individu yang terinfeksi dan autoinokulasi sedangkan
pada orang dewasa umumnya menular melalui hubungan seksual.
Molluscum contagiosum merupakan infeksi pox virus pada kulit yang juga
bisa menyebabkan lesi pada wajah, batang tubuh dan bagian proksimal
ekstremitas.1,7

Gambar: molluscum contagiosum

Pengobatan yang paling umum digunakan adalah insisi dan kuretase dari
bagian tengah lesi. Krioterapi dan pengobatan dengan laser telah digunakan
sebagian besar untuk lesi ekstraokular. Krioterapi hiperfokal dengan
anestesi lokal dilaporkan menjadi metode yang lebih aman untuk
molluscum kontagiosum kelopak mata yang multipel pada pasien AIDS.
Topikal Trichoroacetic Acid Tretinoin, Asam Salisilat, dan Cantharidhin
juga telah digunakan. Sekali lesi dihilangkan secara total, hal ini akan
memperkecil angka kekambuhan. 1,7

15
2.2.3. Nevus
Sel nevus berpigmen adalah pigmentasi tahi lalat yang umum terjadi
pada kebanyakan orang. Nevus berasal dari melanosit,yaitu sel yang
memproduksi pigmen. Permukaan dari nevus bisa halus ataupun berbenjol
benjol tergantung pada jumlah keratin yang dikandungnya. Pada tahi lalat
bisa terdapat beberapa rambut dengan ukuran panjangnya yang bervariasi.
Warna dari nevus bervariasi mulai dari sewarna kulit hingga coklat dan
hitam tergantung pada jumlah dan lokasi dari melanin dan pigmen di dalam
tumor. Nevus dengan warna yang lebih gelap memiliki pigmen yang lebih
dekat ke permukaan. 1,8

Gambar: nevus

Walaupun dari tampilan klinis dan riwayat penyakit membantu dalam


membuat diagnosis klinis, biopsi biasanya diperlukan untuk konfirmasi
diagnosis nevus. Biopsi insisi bisa dilakukan jika lesi berukuran besar dan
untuk memastikan diagnosis. Biopsi eksisi juga dapat dilakukan jika nevus
ingin dihilangkan karena alasan kosmetik selain juga untuk konfirmasi
diagnosis. Nevus tidak sensitif terhadap radioterapi sehingga bedah eksisi
adalah cara terbaik untuk menghilangkan tumor ini. 1,8,9

16
2.2.4. Xanthelasma
Xanthelasma adalah salah satu bentuk xantoma planum, merupakan jenis
yang paling sering dijumpai dari beberapa tipe klinik xantoma yang
dikenal. Selain itu xanthelasma diartikan pula sebagai kumpulan kolesterol
di bawah kulit dengan batas tegas berwarna kekuningan biasanya di
permukaan anterior palpebra, sehingga sering disebut xanthelasma
palpebra. 1,10
Karena 50% pasien dengan xanthelasma mempunyai gangguan lipid,
maka disarankan untuk dilakukan pemeriksaan plasma lipid juga HDL dan
LDL. Xanthelasma biasanya dapat didiagnosis dengan jelas secara klinis.
Jika ada keraguan sebaiknya dilakukan eksisi dan analisispatologi. 1,10

Gambar: xanthelasma

Pembatasan diet dan penggunaan obat-obatan penurun lipid serum hanya


memberikan respon pengobatan yang kecil terhadap xanthelasma. Terdapat
beberapa pilihan tindakan untuk menghilangkan xanthelasma palpebrarum,
yaitu eksisi bedah, argon dan karbon dioksida ablasi laser, kauterisasi
kimia, electrodesiccation, dan cryotherapy. 1,10

17
BAB IV
KESIMPULAN
Neoplasma pada palpebra, baik jinak maupun ganas, berkembang pada kulit

periokular mulai dari lapisan epidermis, dermis, atau struktur adneksa palpebra. Tumor

jinak palpebra yang sering ditemui yaitu hemangioma, molluscum contagiosum, nevus,

dan xanthelasma. Tumor ganas yang paling sering mengenai palpebra adalah karsinoma

sel basal, karsinoma sel skuamosa, karsinoma sel sebasea, sarkoma, dan melanoma.

Sebagian besar tumor palpebra di tata laksana dengan cara eksisi. Namun bila dicurigai

lesi ganas maka harus dilakukan biopsi untuk diagnosis pasti.

18
DAFTAR PUSTAKA

1. Vaughan DG, Asbury T, Riordan Eva P. Oftalmologi Umum. Edisi 14. Jakarta:
Widya Medika, 2000.
2. Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi Ketiga. Balai Penerbit FK Universitas
Indonesia, Jakarta. 2008.
3. Eyelide tumor Available from: http://www.jacquesvandermeulen.com/wp-
content/uploads/2012/10/OS_Chapter-12-Palpebral-tumours.pdf
4. Hamzah M. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Edisi 4. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI; 2005. Hal 242-4
5. M. Spencer James, MD. Dermatologic Manifestation of Sebaceous
Carcinoma.2012. Available from: URL:
http://www.aafp.org/afp/980600ap/carter.html.
6. Marchuk DA. Pathogenesis of Hemangioma. Journal Clinical Investigations
Vol.107; 2001.
7. Eyelid, Conjungtival, and Orbital Tumors : An Atlas and Text . Second Edition.
Jerry A. Shields and Carol L. Shields. Penerbit : Wolters Kluwer Health. Hal: 206.
8. Ocular Molluscum contagiosum- A case report. Nigwekar Shubhangi. Pravara Med
Rev 2009: 4
9. Eyelid Tumors clinical diagnosis & surgical treatment. Second edition. Jay justin
older. 2003 hal : 38 40.
10. Roy, Hampton Sr. Xanthelasma. 2008
http://emedicine.medscape.com/article/1213423-overview

19

Anda mungkin juga menyukai