Anda di halaman 1dari 23

Telaah Ilmiah

LASER PERIPHERAL IRIDOTOMY

Oleh
Alvin Halim Senabu, S.Ked

Pembimbing
dr. Prima Mayasari, Sp.M

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN MATA


RSUP DR. MOHAMMAD HOESIN PALEMBANG
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2016
HALAMAN PENGESAHAN

Judul Telaah Ilmiah


Laser Peripheral Iridotomy
Oleh:
Alvin Halim Senabu, S.Ked
04054821618142

Referat ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas dalam mengikuti Kepaniteraan
Klinik Senior di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr. Mohammad Hoesin
Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya periode 21 Maret 2016 s.d 22
April 2016

Palembang, 11 April 2016

dr. Prima Mayasari, Sp.M

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan YME karena atas rahmat dan
berkat-Nya Telaah Ilmiah yang berjudul Laser Peripheral Iridotomy ini dapat
diselesaikan tepat waktu. Telaah Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat
ujian kepaniteraan klinik senior di Bagian Ilmu Kesehatan Mata RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.
Penulis juga ingin menyampaikan terima kasih kepada dr. Prima Mayasari, Sp.M
atas bimbingannya sehingga penulisan ini menjadi lebih baik.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penulisan
telaah Ilmiah ini. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan untuk penulisan yang lebih baik di masa yang akan datang.

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
HALAMAN PENGESAHAN ...............................................................................ii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................iii
DAFTAR ISI .........................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...........................................................................3
2.1 Anatomi Iris................................................................................................3
2.2 Glaukoma....................................................................................................5
2.3 Glaukoma Sudut Tertutup........................................................................8
2.3.1 Definisi.............................................................................................8
2.3.2 Klasifikasi........................................................................................8
2.3.3 Glaukoma sudut tertutup dengan blok pupil....................................9
2.3.4 Glaukoma sudut tertutup tanpa blok pupil.....................................11
2.3.5 Faktor Risiko..................................................................................11
2.4 Laser Peripheral Iridotomy.....................................................................13
2.4.1 Indikasi...........................................................................................14
2.4.2 Kontra Indikasi...............................................................................15
2.4.3 Teknik.............................................................................................15
2.4.4 Komplikasi.....................................................................................17
2.4.5 Kelebihan Laser Peripheral Iridotomy diibandingkan Iridektomi
Insisional........................................................................................18

BAB III KESIMPULAN.................................................................................... 19


DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 20

DAFTAR GAMBAR
Gambar
1.
2.
3.
4.
5.

Halaman
Anatomi Bola Mata......................................................................................3
Gambaran Skematik Lapisan iris.................................................................5
Aliran Normal Aqueous Humor..................................................................6
Glaukoma sudut terbuka dan sudut tertutup.................................................7
Gambaran iris pada Glaukoma Blok Pupil dan Gambaran iris pada
Glaukoma blok pupil setelah dilakukan Laser Peripheral Iridotomy.........14
BAB I
PENDAHULUAN
Glaukoma merupakan penyebab kebutaan kedua terbanyak setelah katarak di

seluruh dunia. Berbeda dengan katarak, kebutaan yang diakibatkan oleh glaukoma
bersifat permanen, atau tidak dapat diperbaiki (irreversible). Hal ini menjadi tantangan
tersendiri dalam upaya pencegahan dan penanganan kasus glaukoma. Berdasarkan data
WHO 2010, diperkirakan sebanyak 3,2 juta orang mengalami kebutaan akibat
glaukoma. Berdasarkan survey kesehatan indera tahun 1993-1996, sebesar 1,5%
penduduk Indonesia mengalami kebutaan dengan prevalensi kebutaan akibat glaukoma
sebesar 0,2%.1
Glaukoma dapat diklasifikasikan menjadi glaukoma primer, sekunder dan
kongenital. Glaukoma primer adalah glaukoma yang tidak diketahui penyebabnya.
Glaukoma primer ini dibagi menjadi dua yaitu glaukoma sudut terbuka dan glaukoma
sudut tertutup. 2
Glaukoma sudut tertutup menyumbang 10% dari kejadian glaukoma di Amerika
Serikat. Prevalensi glaukoma hasil Jakarta Urban Eye Health Study pada tahun 2008
adalah glaukoma primer sudut tertutup sebesar 1,89% sedangkan glaukoma primer
sudut terbuka sebesar 0,48%.1,5
Jika dibandingkan, glaukoma sudut tertutup lebih berbahaya dibandingkan
glaukoma sudut terbuka. Pada glaukoma sudut terbuka, kerusakan syaraf mata akibat

glaukoma dapat muncul berangsur-angsur secara kronis. Namun, pada glaukoma sudut
tertutup, serangan akut glaukoma dapat menimbulkan kebutaan hanya dalam hitungan
hari, bahkan jam. Oleh karena itu, kewaspadaan, diagnosis serta penatalaksaan dini
merupakan kunci untuk menangani glaukoma sudut tertutup. 3
Selama ini, penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup yang lebih sering
digunakan adalah penggunaan medika mentosa saja. Padahal, menurut American
Academy of Opthalmologist, salah satu terapi definitive yang dapat diberikan pada
pasien dengan glaukoma sudut tertutup adalah laser peripheral iridotomy atau
iridektomi insisi. 3
Laser Peripheral Iridotomy adalah prosedur penatalaksanaan glaukoma sudut
tertutup dengan cara membuat lubang pada iris sebagai jalan keluar aqueous humor
menggunakan suatu sinar laser. Laser peripheral iridotomy sejauh ini terbukti ampuh
dan aman dilakukan pada penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup. Namun, di
Indonesia, tindakan laser peripheral iridotomy masih belum banyak diketahui
masyarakat dan jarang dilakukan. Makalah ini bertujuan untuk membahas lebih dalam
mengenai laser peripheral iridotomy sebagai penatalaksanaan glaukoma sudut tertutup.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Anatomi Iris
Iris adalah perpanjangan badan siliar ke anterior. Iris berupa permukaan
pipih dengan aperture bulat yang terletak di tengah, yang disebut pupil. Iris
terletak bersambungan dengan permukaan anterior lensa, memisahkan bilik mata
depan dari bilik mata belakang, yang masing-masing berisi aqueous humor. Iris
terdiri dari pembuluh darah dan jaringan ikat, serta melanosit dan pigmen sel
yang berfungsi untuk memberikan warna.2

Gambar 1. Anatomi Mata (Sumber: American Academy of


Opthalmologist. 2014. Fundamentals and Principles of Opthalmology)
Perdarahan iris didapat dari circulus major iris. Kapiler-kapiler iris
mempunyai lapisan endotel yang tak berlobang sehingga normalnya tidak
membocorkan fluoresein yang disuntikkan secara intravena. Persarafan iris
adalah melalui serat-serat didalam nervi siliares.2
Iris terdiri dari otot polos yang tersusun sirkuler dan radier. Otot sirkuler
bila kontraksi akan mengecilkan pupil, dirangsang oleh cahaya sehingga
melindungi retina terhadap cahaya yang sangat kuat. Otot radier bila kontraksi
menyebabkan dilatasi pupil. Bila cahaya lemah, otot radier akan kontraksi,
sehingga pupil dilatasi untuk memasukkan cahaya lebih banyak. Iris berfungsi
untuk mengatur jumlah cahaya yang masuk ke mata dan dikendalikan oleh saraf
otonom.2
Stroma iris terdiri dari sel-sel pigmen (melanosit) dan sel non-pigmen,
kolagen dan matriks yang mengandung asam hyaluronic. Aqueous humor
mengalir melalui stroma yang longgar sepanjang batas anterior iris, yang

mengandung banyak kripta yang bervariasi dari segi ukuran, bentuk dan
kedalamannya. Struktur stroma iris hampir sama pada pupil warna apapun.
Perbedaan warna biasanya disebabkan oleh jumlah pigmen yang terdapat di
dalam lapisan anterior dan lapisan dalam stroma. Stroma pada iris yang
berwarna biru hanya memiliki sedikit pigmen, sedangkan iris berwarna coklat
memiliki stroma yang mengandung banyak pigmen dan berfungsi untuk
menyerap cahaya.6
Iris dibagi menjadi dua bagian besar : 6

Zona pupilar adalah bagian dalam yang tepinya membentuk batas pupil
Zona siliar adalah sisa iris yang meluas ke asalnya pada corpus siliar.
Struktur Iris :

1. Endotel permukaan. Ini merupakan lapisan tunggal sel-sel endotel datar yang
bersambung dengan lapisan posterior kornea.
2. Stroma, jaringan yang terbungkus lekat pada serat jaringan konektif yang
menyebar dengan baik, menjaring sejumlah filamen nervus, pembuluh darah,
pembuluh limfe dan sel-sel jaringan konektif yang bercabang ireguler.
3. Pada lapisan lebih dalam stroma sebuah jalinan serat otot involunter, selebar
1 mm, melingkari batas zona pupilar iris. Refleks kontraksi sfingter ini
mengurangi ukuran pupil.
4. Membran basal terdiri atas jaringan konektif kuat, yang membentuk lapisan
penyokong dan lapisan terdalam iris.
5. Lapisan pigmen terdiri atas dua baris sel-sel epitel warna ungu muda, yang
terletak pada permukaan tak seimbang membran basal iris. Lapisan pigmen
ini bekerja dalam mencegah penetrasi cahaya melalui iris kedalam ruang
gelap bagian dalam iris.

Gambar 2. Gambaran skematik lapisan-lapisan iris


Sumber: American Academy of Opthalmologist. 2014. Fundamentals
and Principles of Opthalmology
2.2 Glaukoma
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optikus dan defek lapang pandang, biasanya
disertai dengan peningkatan tekanan intraocular. Glaucoma dapat dibagi
berdasarkan etiologinya. Jika glaucoma tidak disertai oleh penyakit atau suatu
kondisi penyebab, dikategorikan sebagai glaucoma primer. Sedangkan yang
disebut dengan glaucoma sekunder adalah glaucoma yang disebabkan oleh
penyakit mata atau kelainan sistemik lainnya. 4

Secara fisiologis, tekanan intraocular ditentukan oleh kecepatan


pembentukan aqueos humor dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata.
Aqueous humor diproduksi oleh corpus siliare. Ultrafiltrat plasma yang
dihasilkan di stroma processus siliare dimodifikasi oleh fungsi sawar dan
prosesus sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke bilik mata belakang,
aqueous humor akan mengalir melalui pupil ke bilik mata depan, lalu akan
menuju ke anyaman trabecular di sudut bilik mata depan. 2,4

Gambar 3. Aliran normal aqueous humor


Sumber: Morrison, J.C., Pollack I.P, 2003. Glaukoma : Science and
Practice
Anyaman trabecular terdiri atas berkas-berkas jaringan kolagen dan
elastic yang dibungkus oleh sel-sel trabecular, membentuk suatu saringan
dengan ukuran pori-pori yang semakin mengecil sewaktu mendekati kanal
Schlemm. Kontraksi otot siliaris melalui insersinya ke dalam anyaman trabecular
mempebesar ukuran pori-pori di anyaman tersebut sehingga kecepatan drainase
aqueous humor juga meningkat. Saluran eferen dari kanal schlemm (sekitar 30
saluran pengumpul dan 12 vena aqueous) menyalurkan cairan ke dalam system
vena. Sejumlah kecil aqueous humor keluar dari mata antara berkas otot siliaris
ke ruang suprakoroid dan ke dalam system vena korpus siliaris, koroid dan
sclera. 2,3
Mekanisme peningkatan tekanan intraocular pada glaucoma adalah
gangguan aliran keluar aqueous humor akibat kelainan system drainase sudut
bilit mata depan, atau gangguan akses aqueos humor ke system drainase.
Glaukoma biasanya diklasifikan menjadi glaucoma sudut terbuka, sudut
tertutup, glaucoma kongenital dan glaucoma absolut. Glaucoma sudut tertutup
terjadi apabila tekanan intra ocular meningkat akibat perifer iris mencegah aliran

normal aqueous humor sehingga aliran aqueous humor dari bilik mata belakang
ke bilik mata depan terganggu dan tidak bisa mencapai jaringan anyaman
trabecular. Anyaman trabecular pada glaucoma sudut tertutup dianggap masih
memiliki fungsi yang baik. Pada glaucoma sudut terbuka, aliran aqueous humor
lancer dan mampu menuju ke anyaman trabecular, namun system drainasinya
terganggu akibat mekanisme tertentu. 2,3

A
B
Gambar 4. A. Glaukoma Sudut Terbuka Primer., B. Glaukoma sudut
Tertutup Primer
Sumber: Morrison, J.C., Pollack I.P, 2003. Glaukoma : Science and
Practice
Selain itu, glaucoma juga dibagi menjadi glaucoma primer dan glaucoma
sekunder. glaucoma dikategorikan sebagai glaucoma primer apabila tidak
ditemukan kelainan anatomi yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan pada
aliran aqueous humor dan meningkatkan tekanan inta ocular. Penyebab
gangguan aliran aqueous humor biasanya dianggap karena adanya keainan di
matriks ekstrasellular dari anyaman trabecular dan pada sel trakular di dalam
region juxtacanalicular. Glaucoma dikategorikan sebagai glaucoma sekunder
ketika abnormalitas yang menjadi penyebab terjadinya glaucoma dapat diketahui
dan berperan terhadap pathogenesis terjadinya glaucoma. 2,3
2.3

Glaukoma Sudut Tertutup

2.3.1

Definisi
Glaucoma sudut tertutup adalah glaucoma yang terjadi apabila tekanan
intraocular meningkat akibat perifer iris mencegah aliran normal aqueous humor
sehingga aliran aqueous humor dari bilik mata belakang ke bilik mata depan

terganggu dan tidak bisa mencapai jaringan anyaman trabecular. Bagian dari
sudut bilik mata depan terganggu oleh perubahan ini dan tertutup sehingga
drainasi aquous humour melalui anyaman trabecular yang terletak di sudut bilik
mata depan berkurang. Penutupan ini dapat terjadi secara sementara, berselang
atau permanen (sinekia). 2,4
Secara konsepsual, mekanisme sudut tertutup pada glaucoma dibagi atas
2 kategori :
a. Mekanisme yang mendorong iris ke depan dari belakang
b. Mekanisme yang menarik iris kedepan hingga berkontak dengan
anyaman trabecular.3
2.3.2

Klasifikasi
Klasifikasi glaukoma sudut tertutup menurut American Academy of
Opthalmologist adalah :
-

2.3.3

Glaukoma sudut tertutup dengan blok pupil


- Glaukoma sudut tertutup primer dengan blok pupil
Suspek
Subakut
Akut
Kronik
- Glaukoma sudut tertutup sekunder dengan blok pupil
Sinekia Posterior
Ectopia Lentis
Miotic Induced
Spherophakia
Phacomorphic
Glaukoma sudut tertutup tanpa blok pupil
- Glaukoma sudut tertutup primer tanpa blok pupil
Plateau iris
- Glaukoma sudut tertutup sekunder tanpa blok pupil. 3

Glaukoma Sudut Tertutup Dengan Blok Pupil


Blok pupil adalah penyebab utama glaukoma sudut tertutup dan
penyebab utamanya biasanya adalah glaukoma primer sudut tertutup. Aliran
aqueous dari bilik mata belakang melaui iris terhambat. Hambatan ini

menyebabkan perbedaan tekanan diantara bilik mata belakang dan bilik mata
depan yang membuat sisi perifer iris terdorong kedepan dan menutupi anyaman
trabecular. Blok pupil maksimal terjadi ketika pupil berada dalam keadaan middilatasi. Pada kebanyakan kasus, blok pupil terjadi akibat faktor anatomi di
tingkat pertemuan iris dengan lensa.
Glaukoma sudut tertutup primer dengan pupil blok terjadi jika terdapat
faktor predisposisi anatomi, seperti sudut yang sempit. Glaukoma sudut
tertutup primer kemudian dapat dibagi menjadi subakut, akut, dan kronis.
Glaukoma sudut tertutup sekunder jika terkait dengan penyakit lain, misalnya
inflamasi pada bilik mata depan. 5
a. Glaukoma sudut tertutup subakut
Glaukoma subakut adalah suatu keadaan dimana terjadinya episode
peningkatan TIO yang berlangsung singkat dan rekuren. Episode penutupan
sudut membaik secara spontan, tetapi terjadi akumulasi kerusakan pada
sudut di kamera okuli anterior berupa pembentukan sinekia anterior perifer.
Kadang-kadang penutupan sudut subakut berkembang menjadi penutupan
akut. Kunci untuk diagnosis terletak pada riwayat. Akan dijumpai riwayat
serangan nyeri unilateral berulang, kemerahan dan kekaburan penglihatan
yang disertai oleh halo disekitar cahaya. Serangan lebih sering pada malam
hari dan sembuh dalam semalam. Diagnosis dapat dipastikan dengan
goniskopi.8,9
b. Glaukoma sudut tertutup akut
Glaukoma primer sudut tertutup terjadi apabila terbentuk iris bombe
yang menyebabkan sumbatan pada bilik mata depan oleh iris perifer. Hal
ini menyumbat aliran humor aquos dan tekanan intraokuler meningkat
dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat, kemerahan, dan kekaburan
penglihatan. Glaukoma sudut tertutup terjadi pada mata yang sudah
mengalami penyempitan anatomik pada bilik mata depan( dijumpai
terutama pada hipermetrop). Serangan akut biasanya terjadi pada pasien
berusia tua seiring dengan pembeasran lensa kristalina yang berkaitan
dengan penuaan. Pada glaukoma sudut tertutup, pupil berdilatasi sedang,

disertai sumbatan pupil. Hal ini biasanya terjadi pada malam hari, sat
tingkat pencahayaan berkurang. Dapat juga disebabkan oleh obat-obatan
dengan efek antikolinergik atau simpatomimetik (mis., atropine sebagai
obat praoperasi, antidepresan, bronkodilator inhalasi, dekongestan hidung
atau tokolitik).
Apabila perlu dilakukan dilatasi pupil pada pasien dengan bilik mata
depan yang dangkal, sebaiknya diberikan midriatik kerja singkat, hindari
menimbulkan konstriksi pupil dengan pilocarpine, dan minta pasien untuk
segera mencari pertolongan bila terdapat nyeri atau kemerahan di mata atau
penglihatan yang semakin kabur.
Bila serangan-serangan sudah berulang kali terjadi untuk waktu yang
lama, maka terjadi lepasnya pigmen dari iris yang masuk kedalam bilik
mata depan, menimbulkan kekeruhan, juga dapat menempel pada endotel
kornea sehingga nampak seperti keratik presipitat. Dapat juga terjadi
perlengketan antara lensa dengan pupil ( sinekhia posterior ) sehingga pupil
menjadi tidak teratur dan sering disangka menderita uveitis. Iris nampak
berwarna putih kelabu karena timbulnya nekrosis lokal. Lensanya menjadi
katarak yang tampak diatas permukaan kapsula lensa depan sebagai bercakbercak putih ( glaukom flecke ), suatu tanda bahwa pada mata itu pernah
terjadi suatu serangan akut.Bila glaukoma akut tidak segera diobati dengan
baik, dapat timbul perlekatan antara iris bagian tepi dan jaringan trabekula
yang disebut sinekhia anterior perifer, yang mengakibatkan penyaluran
keluar humor akuos lebih terhambat lagi. 8,9
c. Glaukoma sudut tertutup kronis
Glaukoma jenis ini adalah glaukoma primer yang ditandai dengan
tertutupnya trabekulum oleh iris perifer secara perlahan. Bentuk primer
berkembang pada mereka yang memiliki faktor predisposisi anatomi
berupa sudut bilik mata depan yang tergolong sempit. Selain sudut bilik
mata depan yang tertutup, gambaran klinisnya asimptomatis mirip
glaukoma sudut terbuka primer. Glaukoma tersebut dapat pula berkembang
dari bentuk intermitten, subakut atau merambat ( creeping ) atau dari

glaukoma sudut tertutup primer yang tidak mendapat pengobatan,


mendapat pengobatan yang tidak sempurna atau setelah terapi iridektomi
perifer / trabekulektomi. 8,9
2.3.4

Glaukoma sudut tertutup tanpa blok pupil


Glaukoma sudut tertutup dapat terjadi tanpa adanya blok pupil. Bentuk
glaukoma sudut tertutup tanpa blok pupil primer adalah iris plateau. Bentuk
plateau iris adalah ketika bagian tengah dari bilik mata depan normal, iris dalam
keadaan datar namun sudut bilik mata depan sangat sempit. Penegakkan
diagnosis dapat dilakukan dengan gonioskopi. Sindrome plateau iris terjadi
apabila masih terjadi hambatan pada sudut bilik mata depan setelah dilakukan
iridotomi yang paten.5

2.3.5

Faktor Risiko
a. Ras
Prevalensi glaukoma sudut tertutup pada pasien lebih dari 40 tahun
sangat bervariasi tergantung ras:
- 0.1-0.6% pada kulit putih
- 0.1-0.2% pada kulit hitam
- 0.4-1.4% asia timur
- 0.3% jepang
- 2.3% Afrika selatan
Perbedaan ini hanya dapat dijelaskan karena adanya perbedaan
parameter biometrik (kedalaman sudut bilik mata depan, panjang sumbu
aksial) yang berbeda pada antar populasi. 3
b. Jenis Kelamin
Glaukoma sudut tertutup primer dilaporkan terjadi 2 sampai 4
kali lebih banyak pada perempuan dibandingkan dengan laki-laki tanpa
memandang rasnya. Suatu penelitian mengenai biometri ocular
menyimpulkan bahwa perempuan cenderung memiliki segmen anterior
yang lebih kecil dibandingkan dengan laki-laki. Namun, perbedaan ini
tampak tidak cukup untuk menjelaskan predileksi jenis kelamin ini. 3

c. Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga mengalami glaukoma sudut tertutup juga
merupakan faktor risiko. Frekuensi terjadinya sudut tertutup meningkat
3.5-6 kali lebih tinggi pada pasien yang memiliki riwayat keluarga
terkena glaukoma sudut tertutup. 5
d. Usia
Prevalensi Glaukoma sudut tertutup meningkat pada orang dengan usia
decade 6 dan 7. Glaukoma sudut tertutup dianggap jarang terjadi
dibawah umur 40 tahun. Faktor yang berhubungan dengan usia terkait
glaukoma sudut tertutup adalah ketebalan lensa, peningkatan kurvatura
lensa anterior, pergeseran lensa, dan miosis pupil.5
e. Refraktif
Berbagai studi menunjukkan bahwa sudut sempit dan Glaukoma sudut
tertutup primer lebih sering terjadi pada mata yang hyperopic
dibandingkan dengan yang emetrop dan myopic. Mata yang hyperopic
biasanya lebih kecil volumenya, sehingga memenuhi bilik mata depan
ketika lensa berukuran normal.5
2.5 Laser Peripheral Iridotomy
Laser Peripheral Iridotomy (LPI) merupakan suatu terapi definitive untuk
glaucoma sudut tertutup yang diakibatkan oleh mekanisme blok pupil.
Penamaan Iridotomy mengacu pada suatu mekanisme pembuatan lubang
pada iris. Penggunaan laser pada prosedur ini membuat terminologinya lebih
dikenal dengan sebutan Laser Iridotomy. 3
Penilaian klinis yang harus dilakukan terkait dengan diagnosis glaukoma
sudut tertutup adalah apakah penutupan sudut bilik mata depan adalah karena
suatu mekanisme blok pupil atau mekanisme lainnya. Salah satu tatalaksana
pada glaukoma sudut tertutup akibat mekanisme blok pupil, baik primer
maupun sekunder, adalah laser iridotomy. 3

Pada glaukoma dengan mekanisme pupil blok, terdapat perlengketan


antara iris dengan lensa. Hal ini menghambat aliran aqueous humor normal dari
bilik mata belakang ke bilik mata depan untuk keluar melalui anyaman
trabecular. Hal ini menyebabkan sisi perifer bilik mata depan membengkak dan
oklusi pada sudut bilik mata depan oleh jaringan iris dapat menimbulkan
kenaikan tekanan intraocular. Ketika blok ini terjadi secara akut, maka tekanan
intraocular juga akan meningkat secara akut dan terjadilah glaucoma akut sudut
tertutup. Ketika blok terjadi secara intermiten, fluktuasi tekanan intraocular
dapat terjadi, sehingga dapat menyebabkan penutupan sudut bilik mata depan
secara kronik. 7
Pada tindakan laser peripheral iridotomy, sebuah lubang dibuat di daerah
perifer iris. Tindakan ini dimaksudkan untuk menyediakan rute alternative
untuk aqueous humor yang terjebak di dalam bilik mata belakang agar dapat
mengalir kebilik mata depan, melewati blok pupil yang terjadi. Aliran aqueous
humor yang lancar akan menyebabkan iris kembali ke posisinya yang semula
sehingga tidak lagi menutupi anyaman trabecular. Drainase dari aqueous humor
akan kembali lancar, dan dapat menurunkan tekanan intraokular.3,7

Gambar 5. Atas: Gambaran glaukoma sudut tertutup dengan pupil blok, Bawah:
Gambaran glaukoma sudut tertutup dengan pupil blok sesudah dilakukan Laser
Peripheral Iridotomy
Sumber: Chandler and Grants. 2013. Glaucoma 5th Edition
2.4.1

Indikasi
Meskipun LPI diindikasikan pada glaukoma sudut tertutup akut, terdapat
beberapa keadaan lain dimana prosedur ini juga dapat bermanfaat. Keadaan
tersebut adalah adanya blok pupil dengan sudut sempit atau tertutup, glaukoma
sudut tertutup kronis, pupil blok post operasi katarak, glaukoma dengan
mekanisme gabungan (mixed mechanism), suspected malignant glaucoma, dan
operasi iridotomi sebelumnya yang gagal. 3,7
Tidak hanya itu, terkadang iridotomy juga diakukan untuk kepentingan
diagnostic. Contohnya adalah pada penegakan diagnosis iris plateau yang dapat
ditegakkan apabila tindakan iridotomi paten gagal untuk merubah konfigurasi
sisi perifer iris dan meredakan blok pada sudut bilik mata. Selain itu, LPI juga
dilakukan untuk tindakan profilaksis, biasanya dilakukan untuk pencegahan blok
pupil pada orang dengan mata yang berisiko terjadi mekanisme blok pupil
berdasarkan pemeriksaan gonioskopi.7
Biasanya, pengobatan awal pada pasien glaukoma sudut tertutup akut
adalah menggunakan obat-obatan untuk menurunkan tekanan intraocular.
Idealnya, serangan akut pada glaukoma dapat diatasi dengan pemberian obatobatan, dan laser iridotomi dapat dilakukan ketika mata tidak lagi dalam keadaan
inflamasi akut. Pada mata yang mengalami inflamasi, penggunaan laser pada iris
dapat menyebabkan lubang kembali tertutup, sehingga membutuhkan operasi
kedua. Jika iridotomi harus dilakukan pada saat serangan glaukoma akut terjadi,
penggunaan laser argon lebih disarankan karena tingginya angka perdarahan
pada pada mata yang sedang mengalami inflamasi. 9
Pada pasien yang memiliki mata dengan sudut sempit namun memiliki
tekanan intraocular yang normal, LPI tetap direkomendasikan. Hal ini dapat

menjadi tindakan profilaksis agar tidak terjadi serangan akut nantinya dan
diharapkan dapat menghindarkan pasien dari cidera yang lebih berat. 7
2.4.2

Kontraindikasi
Mata yang mengalami rubeosis iridis bisa berdarah akibat laser iridotomy.

Risiko juga meningkat pada pasien yang sedang dalam pengobatan antikoagulan
sistemik seperti aspirin. Selain itu, pasien yang tidak bisa diperiksa dengan slit lamp
juga dikontraindikasikan, seperti pada pasien Alzheimer dan tipe demensia lainnya, atau
akibat gangguan perkembangan. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah adanya
kelainan kornea seperti edema kornea, atau bilik mata depan yang terlalu dangkal
dengan perlekatan iridokorneal. 9
2.4.3

Teknik Laser Peripheral Iridotomy


a. Persiapan Pra-Operasi
Informed consent harus telebih dahulu dilakukan. Pada penanganan
pasien dengan glaukoma sudut tertutup akut, harus terlebih dulu mendapat obatobatan baik topical ataupun oral untuk menurunkan tekanan intraocular atau
meminimalisir peningkatan tekanan intraocular yang biasanya muncul setelah
operasi dilakukan. Pemberian pilokarpin biasanya dilakukan untuk membuat
miosis iris. Hal ini berguna untuk meluruskan iris, meregangkan iris sehingga
tidak terlalu tebal dan memudahkan operator operasi untuk membuat lubang
pada iris. Untuk mencegah peningkatan tekanan intraocular setelah operasi,
dilakukan pemberian apraclonidine 1% 1 jam sebelum operasi. 3,7
b. Menentukan Lokasi Iridotomi
Direkomendasikan untuk melakukan iridotomi di daerah superior dari
iris agar dapat ditutupi oleh kelopak mata. Biasanya, tindakan dilakukan pada
arah jam 11 dan jam 1. Arah jam 12 biasanya dihindari karena dapat terbentuk
gelembung udara yang bisa keluar melalui lubang ini dan mengganggu operasi.
Iridotomi dilakukan sejauh mungkin pada sisi perifer iris namun tetap
dalam area arcus senilis. Lokasinya yang berada di perifer meningkatkan jarak
antara lokasi iridotomi dengan sisi anterior lensa sehingga meminimalisir

kemungkinan terjadinya katarak dan sinekia posterior. Namun, tindakan tidak


bisa dilakukan pada sisi yang terlalu perifer. Pada sisi yang lebih perifer, banyak
ditemukan kornea yang kabur dan dapat menghalangi atau meresap energy laser
yang dapat menyebabkan tindakan menjadi tidak berhasil.
Iridotomi lebih mudah dlakukan pada posisi iris yang paling tipis.
Biasanya, daerah iris yang paling tebal adarah daerah inferiornya. Bagian ini
sering ditemui pada basis dari kripta iris. 7
c.

Teknik Laser Iridotomi


Laser yang paling umum digunakan dalam operasi LPI adalah laser argon

dan laser Neodymium:Yttrium-Alumunium-Garnet (Nd:YAG). Pemakaian lensa


iridotomy perlu digunakan. Lensa Abraham-type untuk laser ND;YAG adalah
yang paling sering dipakai. Lensa ini meningkatkan kekuatan laser di target
sehingga memudahkan proses iridotomi. 8
Bagaimana cara kita memilih laser yang digunakan untuk laser
iridotomy? Biasanya, iris yang berwarna biru, hijau, hazel dan coklat muda
memiliki stroma yang lebih tipis sehingga lebih mudah untuk ditembus
menggunakan Nd;YAG laser. Iris dengan warna tersebut kurang mampu untuk
menyerap energy oleh laser argon. Salah satu indicator iris yang tipis adalah
banyakya kripta-kripta iris. Iris yang berwarna coklat tua memiliki sedikit kripta
iris dan memiliki stroma yang tebal sehingga akan lebih susah untuk ditembus
menggunakan laser Nd;YAG saja, sehingga dikombinasikan dengan laser argon.8
Setelah persiapan pra-operasi dilakukan, letakan lensa iridotomi
Abraham. Pasien diminta melihat lurus kedepan dan lensa dipegang tepat pada
jalur laser. Laser Nd;Yag diarahkan agar 4 berkas sinar yang di lepaskan
bergabung menjadi satu. Laser kemudian diarahkan ke pasien. Pasien dapat
melihat seberkas cahaya atau mendengar bunyi, namun tidak akan merasakan
sakit dan tidak boleh bergerak. Laser kemudian ditembakkan, dan diharapkan
lubang iridotomi berhasil dibuat. Ukuran lubang iridotomi yang disarankan
adalah sekitar 1 mm. 8

2.4.4

Komplikasi
Meskipun komplikasi serius dari LPI jarang terjadi, namun beberapa
komplikasi tetap dapat terjadi. Beberapa komplikasi yang dapat terjadi berupa:
-

2.4.5

Uveitis
Lenticular Opacities
Retinal burn
Corectopia
Diplopia
Atrofi Iris
Malignant Glaukoma
Penutupan kembali iridotomy
Sinekia Posterior
Perdarahan. 8
Kelebihan Laser Peripheral Iridotomy dibandingkan Iridectomy Insisi
Salah satu terapi yang bisa diberikan untuk keadaan glaukoma sudut tertutup

adalah iridectomy insisi. Dibandingkan denan iridectomy insisi, laser iridotomy jauh
lebih baik karena lebih aman untuk pasien. Anestesi umum dan injeksi retrobulbar yang
dilakukan pada prosedur iridectomi insisi memiliki risiko terjadinya kematian akibat
komplikasi anestesi maupun reaksi alergi. Injeksi retrobulbar juga memiliki risiko
terjadinya perforasi ocular atau komplikasi lainnya. Karena iridektomi insisi adalah
operasi pada bola mata, pasien berisiko terkena endoftalmitis, perdarahan hebat,
malignant glaukoma, katarak, dan luka post-operasi. 7
Selain itu, laser iridotomy dapat dilakukan dimana saja yang memiliki fasilitas
yang memadai. Bahkan, prosedur bisa dilakukan dimana saja menggunakan laser
Nd:YAG portable. Disisi lain, iridektomi insisi merupakan tindakan yang memerlukan
keadaan aseptic dan harus dilakukan di kamar operasi. Laser iridotomy dianggap lebih
cost-effective karena tidak memerlukan biaya kamar operasi, anastesi, dan perlengkapan
operasi lainnya. 7
Recovery pasien dengan tindakan laser iridotomy lebih cepat dibandingkan
dengan pasien iridektomi. Pada pasien iridektomi insisi, keadaan post operasi
memerlukan istirahat yang banyak dan banyak memberikan prosedur pada pasien
seperti pemasangan penutup mata, serta beberapa hal lain seperti pasien tidak boleh

membungkuk, beraktifitas terlalu berat, mengangkat benda berat, atau menggosokgosok mata. Pada laser iridotomy, hal demikian tidak diperlukan karena proses recovery
jauh lebih cepat.7

BAB III
KESIMPULAN
Laser Peripheral Iridotomy adalah terapi definitif glaukoma sudut tertutup akibat
mekanisme blok pupil dengan cara membuat lubang pada iris, Direkomendasikan untuk
melakukan iridotomi di daerah superior dari iris agar dapat ditutupi oleh kelopak mata.
Iridotomi dilakukan sejauh mungkin pada sisi perifer iris namun tetap dalam area arcus
senilis.
Lubang pada iris dibuat menggunakan laser. Laser yang paling umum digunakan
dalam operasi LPI adalah laser argon dan laser Neodymium:Yttrium-AlumuniumGarnet (Nd:YAG). Biasanya, iris yang berwarna biru, hijau, hazel dan coklat muda
memiliki stroma yang lebih tipis sehingga lebih mudah untuk ditembus menggunakan
Nd;YAG laser. Iris dengan warna tersebut kurang mampu untuk menyerap energy oleh
laser argon. Salah satu indicator iris yang tipis adalah banyakya kripta-kripta iris. Iris
yang berwarna coklat tua memiliki sedikit kripta iris dan memiliki stroma yang tebal
sehingga akan lebih susah untuk ditembus menggunakan laser Nd;YAG saja, sehingga
dikombinasikan dengan laser argon.
LPI diindikasikan pada glaukoma blok pupil dengan sudut sempit atau tertutup,
glaukoma sudut tertutup kronis, pupil blok post operasi katarak, glaukoma dengan
mekanisme gabungan (mixed mechanism), suspected malignant glaucoma, dan operasi

iridotomi sebelumnya yang gagal. Selain itu, LPI juga digunakan untuk kepentingan
profilaksis dan diagnostic. LPI menjadi pilihan utama karena prosedur ini relative jauh
lebih aman dibandingkan dengan prosedur iridektomi insisi.

DAFTAR PUSTAKA
1. Departemen Kesehatan RI. 2014. Situasi dan Analisis Glaukoma. Jakarta: Pusat data
dan Informasi Kementrian kesehatan RI.
2. Riordan-Eva Paul. 2007. Vaughan & Asbury Oftalmologi Umum. Ed. 17. Jakarta.
EGC.
3. Cioffi, George A., et al. 2014. Glaucoma. Italy: American Academy of
Ophthalmology.
4. Ilyas SH dan Sri, RY. 2012. Ilmu Penyakit Mata. Jakarta. Balai Penerbit FKUI.
5. Jackson, J., et al. 2001. Care of the Patient with Primary Angle Closure Glaucoma.
USA: American Optometric Association.
6. Levine, Lawrence M., et al. 2014. Fundamental and Principles of Ophthalmology.
Italy: American Academy of Ophthalmology.
7. American Academy of Opthamology. 1994. Laser peripheral Iridotomy for
Pupilllary-block Glaucoma. USA: Lippincott Company.
8. Kahook, Malik Y., Joel S. Schuman. 2013. Chandler and Grants: Glaucoma (5th
edition). USA: SLACK Incorporated.
9. Ramakrishnan, R., et al. 2013. Diagnosis and Management of Glaucoma. India:
Jaypee Brothers.

Anda mungkin juga menyukai