Anda di halaman 1dari 22

KATARAK SENILIS

Oleh: Siauw, Lidya Oktaviani (406172043)

KEPANITERAAN BAGIAN ILMU PENYAKIT MATA


RUMAH SAKIT SUMBER WARAS JAKARTA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TARUMANAGARA
PERIODE 23 DESEMBER 2019 – 26 JANUARI 2020
A N A T O M I L E N S A

Lensa terletak di bagian segmen anterior mata;


Bersama dengan kornea memberikan kekuatan refraksi mata

Lensa matur = inti sel primer lensa (nucleus lensa),


Dikelilingi lapisan serat lensa sekunder & 1 lapis sel epitel anterior lensa

Sel epitel selapis meregulasi hampir seluruh fungsi homeostatis (nutrient,


transport ion, metabolism energi, serta menjaga transparansi)

Kapsul lensa = membrane elastis

Di ekuator epitelium lensa (zona


Sepanjang hidup, transisi epitel lensa & serat lensa),
epitel lensa di perifer/zona Sel epitel ekuator mengalami siklus
germinative berdiferensiasi sel, migrasi dan elongasi menjadi
serat sekunder

Dengan bertambahnya usia,


serabut tumbuh arah konsentrik, komposisi protein di dalam lensa
susunan lapisan serabut lensa berubah
semakin padat ke tengah Indeks refraksi & kejernihan
berubah.
KATARAK

Penyebab multifactorial:

• Proses penuaan (penyebab


Katarak utama)
• Kekeruhan lensa oleh sebab • Trauma
apapun  menimbulkan • Toksin
gejala penurunan kualitas • Penyakit sistemik (misalnya
fungsi penglihatan berupa diabetes)
penurunan sensitivitas • Merokok
kontras & tajam
• Herediter.
penglihatan.
• Penggunaan obat-obatan
seperti steroid
• Riwayat pembedahan mata
sebelumnya
• Terpajan sinar
EPIDEMIOLOGI

Penyebab gangguan
Semakin lama orang penglihatan global:
Bertanggung jawab Katarak masih
hidup di dunia, angka • gangguan refraksi
atas 51% kebutaan di menjadi penyebab
kejadian katarak yang tidak
dunia  sekitar 20 terbanyak dari
diantisipasi semakin terkoreksi (42%)
juta orang (th 2010) kebutaan di dunia.
meningkat. • katarak (33%)
• glaukoma (18%)

Riset Kesehatan Dasar


2013:
Penyebab kebutaan Berdasarkan
• prevalensi kebutaan
global: pekerjaan, prevalensi
• usia 55-46 tahun
• Katarak (51%) tertinggi  Kelompok
sebesar 1,1%,
• Glaukoma (8%) • meningkat seiring tidak bekerja &
• Age Macular petani/nelayan/buruh
meningkatnya usia
Degeneration • 3,5% usia 65-74 tahun
(AMD) (5%). • 8,4% usia 75 tahun
KLASIFIKASI KATARAK

Berdasarkan Usia Penyebab Lokasi


Age-related Klasifikasi
Childhood cataract Katarak sekunder
cataract morfologis
 Bentuk tersering  Kongenital (muncul  Setelah trauma  Subkapsular
katarak pada saat lahir; (Perforasi, tumpul,  Nuklear
 Biasanya muncul asosiasi dengan radiasi, kimia) atau  Kortikal
pada individu > nutrisi maternal, operasi pada mata
50 tahun infeksi rubella dan  Disebabkan oleh
rubeola, defisiensi penyakit mata lainnya
oksigen karena (seperti glaucoma,
perdarahan infeksi/peradangan
plasental) intraokular)
 Juvenile  Disebabkan oleh obat-
(berkembang obatan (misalnya:
setelah kelahiran) kortikosteroid,
 Biasanya paparan radiasi)
disebabkan oleh  Berhubungan dengan
kondisi genetik, penyakit sistemik
KATARAK SENI LI S

Katarak senil
• Kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut, (>50 tahun)
• Biasanya berjalan lambat selama bertahun-tahun.
• Penyebabnya hingga sekarang tidak diketahui pasti.

Teori penuaan:
• Teori putaran biologic (A biologic clock)
• Imunlogis dengan bertambahnya usia bertambah cacat imunologik yang mengakibatkan
kerusakan sel
• Teori mutasi spontan
• Teori “A free radical”
• Free radical terbentuk bila terjadi reaksi intermediat reaktif kuat
• Free radical dengan molekul normal mengakibatkan degenerasi
• Free radical dapat dinetralisir oleh antioksidan vitamin E
• Teori “A Cross link”
• Ahli biokimia mengatakan terjadi pengikatan bersilang asam nukleat dan molekul
protein sehingga mengganggu fungsi.
PERUBAHAN LENSA PADA USIA
LANJUT:

Kapsul Epitel Serat lensa


• Menebal & kurang • Makin tipis • Lebih ireguler
elastis (1/4 dibanding • Sel germinative pada • Korteks jelas
anak) ekuator tambah kerusakan serat sel
• Mulai presbyopia besar, berat, bengkak • brown sclerotic
• Lamel kapsul dan vakuolisasi nucleus (sinar UV
bentuknya berkurang mitokondria nyata merubah protein
atau kabur, terlihat nucleus lensa) warna
bahan granular coklat protein lensa
nucleus (lebih banyak
histidine & triptofan
dibanding normal)
STADIUM KATARAK SENILIS

Hipermatu
  Insipien Imatur Matur
r
Kekeruhan Ringan Sebagian Seluruh Masif
Berkurang
Cairan Bertambah (air+ masa
Normal Normal
lensa (air masuk) lensa
keluar)
Iris Normal Terdorong Normal Tremulans
Bilik mata
Normal Dangkal Normal Dalam
depan
Sudut bilik
Normal Sempit Normal Terbuka
mata
Shadow Pseudoposit
Negatif Positif Negatif
test if
Sumber: Ilyas S, Yulianti S. Ilmu Penyakit Mata. 5th ed. Jakarta: FKUI; 2017.p.210-215
Uveitis+Gla
Penyulit - Glaukoma -
ukoma
KATA RA K I N S I P I E N S

• Katarak kortikal: Kekeruhan mulai dari tepi ekuator bentuk jeriji


menuju korteks anterior & posterior
• Vakuol mulai terlihat dalam korteks.
• Katarak subcapsular posterior: kekeruhan mulai terlihat
anterior subcapsular posterior, celah terbentuk antara serat
lensa & korteks berisi jaringan degenerative (benda Morgagni)
pada katarak insipiens.
• Kekeruhan ini dapat menimbulkan polyopia karena indeks
refkasi tidak sama pada semua bagian lensa.
• Bentuk ini menetap untuk waktu yang lama

University of Iowa Health Care: https://webeye.ophth.uiowa.edu/eyeforum/atlas/pages/cataract-most-common-site-of-an-incipient-cataract.html;


Hamed A. Lens for undergraduate part II. Presentation presented at; 2017; Baylor College of Medicine.
K AT A R A K I N T U M E S E N

• Kekeruhan lensa + pembengkakan lensa  akibat lensa degeneratif


menyerap air.
bilik mata
Masuknya lensa
mendorong menjadi penyulit
air ke dalam bengkak &
iris dangkal > glaukoma.
celah lensa besar
normal

• Katarak intumesen biasanya terjadi pada katarak yang berjalan cepat &
mengakibatkan myopia lenticular.
• Pada keadaan ini dapat terjadi hidrasi korteks  lensa akan mencembung dan daya
bias bertambah (miopisasi).
• Pemeriksaan slitlamp  gambaran vakuol pada lensa + peregangan jarak
lamel serat lensa.

University of Iowa Health Care:


https://webeye.ophth.uiowa.edu/eyeforum/atlas/pages/cataract-most-common-site-of-an-incipient-cat
aract.html
KATARAK IMATUR

• Sebagian lensa keruh.


• Katarak belum kena seluruh lapisan lensa.
• Dapat bertambah volume lensa karena meningkatnya tekanan
osmotik bahan lensa yang degenerative.
• Lensa mencembung  hambatan pupil  glaucoma sekunder.

Immature cuneiform senile cortical cataract


https://webeye.ophth.uiowa.edu/eyeforum/atlas/pages/immature-cuneiform-senile-cortical-cataract-OD.html
KATARAK MATUR

• Kekeruhan telah mengenai seluruh lensa.


• Terjadi akibat deposisi ion kalsium secara menyeluruh.
• Bila katarak imatur / intumesen tidak dikeluarkan 
cairan lensa akan keluar  lensa kembali pada ukuran
normal.
• Kekeruhan seluruh lensa  bila lama mengakibatkan
kalsifikasi lensa.
• Bilik mata depan berukuran normal kembali, tidak
terdapat bayangan iris.

American Academy of Ophthalmology:


https://www.aao.org/eye-health/diseases/cataracts-pictures-videos; Hamed A. Lens for
undergraduate part II. Presentation presented at; 2017; Baylor College of Medicine.
K ATA R A K H I P E R M AT U R

• Katarak mengalami proses degenerasi lanjut  keras atau


lembek & mencair.
• Lensa yang berdegenerasi keluar dari kapsul lensa  lensa
mengecil, kuning dan kering.
• Pada pemeriksaan: terlihat bilik mata dalam & lipatan kapsul
lensa.
• Kadang pengkerutan berjalan terus hingga hubungan dengan
zonula zinn kendor.
• Bila katarak berlanjut disertai kapsul tebal, maka korteks yang
berdegenerasi & cair tidak dapat keluar  Korteks berbentuk
seperti kantong susu disertai nukleus terbenam di dalam
korteks karena lebih berat; disebut sebagai Katarak
Morgagni

Hamed A. Lens for undergraduate part II. Presentation presented at; 2017; Baylor
College of Medicine.
KATARAK BRUNESEN/NIGRA

• Katarak berwarna coklat sampai hitam terutama pada nucleus,


juga dapat terjadi pada katarak diabetes mellitus atau myopia
tinggi.

University of Iowa Health Care:


https://webeye.ophth.uiowa.edu/eyeforum/atlas/pages/Brunescent-cataract.htm
A N A M N E S I S

Pasien katarak biasanya datang dengan keluhan:


• Awalnya sebelum lensa menjadi keruh, proses penuaan lensa menyebabkan lensa
bertambah tebal  miopisasi (titik fokus “tertarik” ke depan retina)  penderita
presbyopia tidak lagi memerlukan kaca mata baca untuk melihat dekat, tetapi
semakin buram melihat jauh.
• Gejala khas ini disebut second sight
• Penglihatan buram seperti terhalang kabut, yang tidak dapat diperbaiki dengan
pemberian kacamata.
• Kekeruhan yang terjadi pada nucleus  kesan melihat lebih jelas pada malam hari
dibandingkan siang (karena pupil terbuka lebih lebar; cahaya masuk melalui
bagian perifer lensa).
• Terkadang perubahan indeks refraksi akibat kekeruhan tidak merata di lensa 
melihat ganda/diplopia.
• Bentuk diplopia yang terjadi = diplopia monocular
• Kekeruhan yang tidak merata  cahaya masuk difokuskan terpencar-pencar pada
retina  keluhan pendar atau silau (glare)

Sumber: Piedmont Eye Center, 2018, available from:


https://www.piedmonteye.com/cataract-causes-and-treatment/
P E M E R I K S A A N F I S I K

Katarak matur
• Menggunakan senter  pupil terlihat berwarna putih akibat lensa yang sudah
mengalami kekeruhan total.
Katarak imatur
• Kekeruhan lensa baru terjadi sebagian  kondisi lebih sulit dikenali dengan hanya
menggunakan senter.
• Biomikroskop lampu celah atau slitlamp lebih membantu menemukan kekeruhan
sekecil apapun pada lensa.
• Tanpa slitlamp, terdapat beberapa Teknik pemeriksaan untuk memeriksa kekeruhan
lensa:
• Shadow test: pemeriksaan kekeruhan menggunakan senter; disorotkan oblik dari
samping (temporal) kearah pupil.
• Pada katarak nuclear yang cukup tebal, sebagian lensa keruh akan menjadi alas
(opak) yang memantulkan kembali sinar senter yang jatuh melalui pupil 
membentuk bayangan (shadow) iris berbentuk bulan sabit.
• Akan tetapi, pemeriksaan ini kurang dapat diterapkan pada jenis katarak kortikal dan
subcapsular serta katarak dini dimana kekeruhan masih relatif tipis

Iris Shadow
Hamed A. Lens for undergraduate part II. Presentation presented at; 2017; Baylor College of Medicine
Pemeriksaan lebih akurat dapat dilakukan dengan
oftalmoskop direk.
• Pemeriksaan dimulai dengan melebarkan pupil 
pemeriksa melihat kearah pupil menggunakan
oftalmoskop darijernih
Lensa yang jarak 50 cm dari pasien
tanpa kekeruhan Lensa dengan
seharusnya kekeruhan
memberikan memperlihatkan
gambaran reflex bayangan gelap yang
fundus berupa warna menutupi reflex
oranye yang fundus.
homogen.

Red reflex examination. Left: symmetric red reflex. Right: Normal red reflex in the
patient's right eye and no reflex in the patient's left eye, which occurs when the
reflection is blocked by an opacity such as a cataract.

Bell A, Rodes M, Kellar L. Childhood Eye Examination [Internet]. Aafp.org. 2019 [cited 27 December 2019].
Available from: https://www.aafp.org/afp/2013/0815/p241.html
TATAL AK S ANA

Pemberian Sejumlah penelitian menyimpulkan bahwa beberapa


obat-obatan antioksidan  Vitamin E dan C dapat mengurangi angka
belum kejadian katarak secara signifikan.
dapat Penelitian menggunakan obat tetes mata berisi N-
memberikan asetylcarnosine dilakukan di Eropa Timur  kekeruhan lensa
berkurang setelah 6 bulan.
hasil
memuaskan Penelitian yg serupa dilakukan di RSCM  tidak menunjukkan
untuk berkurangnya kekeruhan lensa, namun fungsi penglihatan
secara subjektif bertambah baik.
pengobatan
katarak. Pemberian kacamata dapat dipertimbangkan pada katarak
dini, tetapi pemberian kacamata hanya meningkatkan tajam
penglihatan, tidak memperbaiki sensitivitas kontras dan
keluhan lain seperti rasa silau.
Pembedahan dilakukan
apabila:
Pengobatan definitif  operasi katarak.
Tajam penglihatan sudah
Prinsip operasi : menurun sedemikian rupa
sehingga mengganggu
• mengeluarkan lensa yang keruh & menggantinya dengan pekerjaan sehari-hari ;

implant (lensa tanam intraocular/intraocular lens/IOL) Atau katarak menimbulkan


penyulit seperti glaucoma
• Teknik operasi katarak = bedah ekstrakapsular / atau uveitis.
extracapsular cataract extraction + implantasi IOL
• Mengeluarkan semua massa lensa yang keruh setelah
membuka kapsul anterior; Meninggalkan kapsul lensa
posterior yang akan menjadi tempat implantasi IOL.
• Teknik ini dapat dilakukan manual (lensa dikeluarkan
secara utuh), atau dengan menggunakan mesin
fakoemulsifikasi (bekerja berdasarkan vibrator ultrasound
untuk memecah lensa menjadi fragmen berukuran lebih
kecil, kemudian diaspirasi).
PERAWATAN PASCA OPERASI

Pasien umumnya boleh pulang pada hari operasi

Dianjurkan untuk bergerak hati-hati & menghindari


peregangan atau mengangkat benda berat sekitar satu bulan.

Mata dapat dibalut pada hari operasi.

Perlindungan pada malam hari dengan pelindung logam sering


disarankan pada beberapa hari pasca operasi.

Kacamata sementara digunakan beberapa hari setelah


operasi, tetapi kebanyakan pasien dapat melihat cukup baik
melalui IOL sambil menunggu kacamata permanen. © 2019 University Health Network. All rights reserved.
KATARAK IKUTAN (MEMBRANE
SEKUNDER)
• Kekeruhan kapsul posterior yg terjadi setelah ekstraksi katarak
ekstrakapsular.
• Epitel lensa subcapsular yang tersisa mungkin menginduksi
regenerasi serat lensa memberikan gambaran “telur ikan” pada
kapsul posterior (Mutiara Elschnig).
• Lapisan epitel yang berproliferasi membentuk banyak lapisan 
kekeruhan yang jelas.
• Kontraksi serat serat tersebut  banyak kerutan kecil di kapsul posterior
 distorsi penglihatan  penurunan ketajaman penglihatan
• Katarak ikutan lebih sering & merupakan masalah pada hampir
semua pasien pediatric.
• Laser YAG: neodymium merupakan metode non-invasif untuk
melakukan disisi kapsul posterior.
• Pulsasi energi laser yang menimbulkan “ledakan-ledakan” kecil di jaringan
sasaran membentuk lubang kecil pada kapsul posterior di sumbu pupil.

K Basak S. Atlas of Clinical Ophthalmology. 2nd ed. India: Jaypee Brothers; 2013.
DAFTAR PUSTAKA

• Sreelakshmi V, Abraham A. Age Related or Senile Cataract: Pathology, Mechanism and


Management [Internet]. India: Austin Journal of Clinical Ophthalmology; 2019 [cited 26
December 2019]. Available from: https://www.researchgate.net/publication/304825686
• Gupta V, Rajagopala M, Ravishankar B. Etiopathogenesis of cataract: An appraisal. Indian
Journal of Ophthalmology [Internet]. 2014 [cited 26 December 2019];62(2):103. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4005220/
• Kemenkes RI. SITUASI GANGGUAN PENGLIHATAN DAN KEBUTAAN. Jakarta: Kemenkes RI;
2014.Available from:
https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-penglihatan.pdf
• Sitorus R, Sitompul R, Widyawati S, Bani A. Buku Ajar Oftalmologi. 1st ed. Jakarta: FKUI; 2017.
P35
• WHO. Priority eye diseases [Internet]. World Health Organization. 2019 [cited 26 December
2019]. Available from: https://www.who.int/blindness/causes/priority/en/index1.html
• WHO. Management of Cataract in Primary Health Care Services. England: WHO; 1996.
• Lam D, Rao S, Ratra V, Liu Y, Mitchell P, King J et al. Cataract. Nature Reviews Disease Primers.
2015;1(1).
• Riordan-Eva P, P. Whitcher J. Vaughan & Asbury: Oftalmologi Umum (edisi Bahasa Indonesia).
17th ed. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2017.

Anda mungkin juga menyukai