NIM
: 11.2015.182
Dr. Pembimbing
I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Tn T
Umur
: 55 tahun (08-11-1960)
Agama
: Islam
Alamat
: Blimbing Kidul
Status
: Kawin
Pekerjaan
: Pegawai
No. RM
: 435079
II. ANAMNESIS
Anamnesis secara
Keluhan Utama
sumber cahaya. Keluhan silau terkadang disertai dengan rasa nyeri pada mata serta pusing
dan sakit kepala, tetapi pasien tidak sampai mual maupun muntah. Tidak ada keluhan mata
merah, gatal, maupun berair.
Setelah dilakukan pengobatan, mata kiri pasien menjadi lebih enak. bulan
kemudian, mata kiri pasien menjadi sakit kembali dengan gejala yang sama dan akhirnya
dilakukan operasi di RS Mardi Rahayu pada bulan Maret.
: 130/90 mmHg
Nadi
: 72 x / menit
Pernafasan
: 20 x / menit
Suhu
: 36,5 C
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Status Gizi
: TB 151 cm BB 65 kg
OCULI DEXTRA(OD)
PEMERIKSAAN
OCULI SINISTRA(OS)
0.63 f3
Visus
0.1
tengah,
tengah,
enoftalmus (-),
enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
strabismus (-)
strabismus (-)
Edema (-),
Edema (-),
hiperemis(-),
hiperemis(-),
Palpebra
blefarospasme (-),
blefarospasme (-)
lagoftalmus (-),
lagoftalmus (-),
ektropion (-),
ektropion (-)
entropion (-)
entropion (-)
Edema (-),
Edema (-),
Konjungtiva
infiltrat (-),
infiltrat (-),
hiperemis (-)
hiperemis (-)
anemis (-)
anemis (-)
Putih
Sklera
Putih
Bulat
Bulat,
edema (-)
Kornea
edema (-)
infiltrat (-)
infiltrat (-)
sikatriks (-)
sikatriks (-)
Jernih
Jernih
kedalaman cukup
(COA)
dangkal
hipopion (-)
hipopion (-)
hifema (-)
hifema (-)
edema(-),
edema(-),
Iris
synekia (-)
synekia (-)
Letak sentral,
Letak sentral,
Pupil
Diameter 3 mm
Diameter 3 mm
Refleks pupil +
Refleks pupil +
Sedikit keruh
Lensa
Sedikit keruh
Jernih
Vitreus
Jernih
Retina
Warna
Warna
orange-kemerahan,
orange-kemerahan,
A:V = 2:3
Eksudat (-)
(+)
Fundus Refleks
(+)
10 mmHg
TIO
13 mmHg
Sistem Lakrimasi
Pemeriksaan TIO
OD: 10
OS: 13
V. RESUME
Pasien datang ke poliklinik mata RS Mardi Rahayu dengan keluhan mata kiri kabur sejak
2 bulan yang lalu. Buram dirasakan tanpa disertai mata merah atau pun nyeri. Pada bulan Januari,
pasien berobat ke RSU karena mata kiri pasien sakit. Saat melihat sumber cahaya, mata kiri terasa
silau dan tampak seperti cincin pelangi di sekitar sumber cahaya. Keluhan silau terkadang disertai
dengan rasa nyeri pada mata serta pusing dan sakit kepala
OCULI DEXTRA(OD)
PEMERIKSAAN
OCULI SINISTRA(OS)
0.63 f3
Visus
0.1
Bulat
Bulat,
edema (-)
edema (-)
Kornea
infiltrat (-)
infiltrat (-)
sikatriks (-)
sikatriks (-)
Jernih
Jernih
kedalaman cukup
(COA)
dangkal
hipopion (-)
hipopion (-)
hifema (-)
hifema (-)
Sedikit keruh
Lensa
Sedikit keruh
Jernih
Vitreus
Jernih
Retina
Warna
Warna
orange-kemerahan,
A:V = 2:3
Eksudat (-)
orange-kemerahan,
Keluhan mata silau disertai nyeri mata, pusing, dan sakit kepala
COA dalam
Dasar Diagnosis
VIII. TERAPI
Preventif
Kuratif
Medikamentosa :
Rehabilitatif
Edukasi pasien bahwa dengan terapi obat dan pembedahan tidak akan
mengembalikan tajam penglihatan sepeerti orang normal sehingga pasien perlu
menggunakan kacamata untuk memaksimalkan tajam penglihatan.
Gunakan obat secara teratur & kontrol kondisi mata 2 minggu lagi
IX. PROGNOSIS
OD
OS
Ad Vitam
ad bonam
ad bonam
Ad Fungsionam
dubia ad malam
dubia ad malam
Ad Sanationam
dubia ad malam
dubia ad malam
Ad Kosmetikan
ad bonam
ad bonam
Pengawasan dan evaluasi keadaan optic disc dengan Funduscopy secara rutin.
SARAN
Kontrol ke poliklinik mata 2 minggu kemudian atau langsung kontrol bila keadaan
semakin memburuk
TINJAUAN PUSTAKA
GLAUKOMA
LATAR BELAKANG
Glaukoma ditandai oleh meningkatnya tekanan intraokular yang disertai oleh
pencekungan discus optikus dan pengecilan lapangan pandang. Pada sebagian besar kasus,
tidak terdapat penyakit mata lain. (glaukoma primer).Hampir 80.000 penduduk Amerika
Serikat buta akibat glaukoma, sehingga penyakit ini menjadi penyebab utama kebutaan yang
dapat dicegah di Amerika Serikat. Di Amerika Serikat diperkirakan terdapat 2 juta pengidap
glaukoma. Glaukoma sudut terbuka primer, bentuk tersering, menyebabkan pengecilan
lapangan pandang bilateral progresif asimtomatik yang timbul perlahan dan sering tidak
terdeteksi sampai terjadi pengecilan lapang pandang yang ekstensif. Bentuk-bentuk glaukoma
lain merupakan morbiditas visual yang parah pada semua usia.
DEFINISI
Glaukoma adalah suatu neuropati optik (kerusakan saraf mata) disebabkan oleh TIO
tinggi (relatif) ditandai oleh kelainan lapang pandang dan berkurangnya serabut saraf
Sudut terbuka
Sudut tertutup
B. Glaukoma sekunder
Sudut terbuka
Sudut tertutup
C. Glaukoma kongenital
ETIOLOGI
Penyebab glaukoma sudut terbuka tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan
yang merupakan penyebab glaukoma.2,3Glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah
memiliki bakat bawaan glaukoma, seperti:3
a. Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis
bilik mata yang menyempit.
b. Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan (
goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, iridodisgenesis dan korneodisgenesis
dan yang paling sering berupa trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis.
Glaukoma sudut terbuka sering terjadi setelah usia 40 tahun, tetapi kadang terjadi
pada anak-anak. Penyakit ini cenderung diturunkan dan paling sering ditemukan pada
penderita diabetes atau miopia. Glaukoma sudut terbuka lebih sering terjadi dan biasanya
penyakit ini lebih berat jika diderita oleh orang kulit hitam.2,3
EPIDEMIOLOGI
Di Indonesia, glaukoma diderita oleh 3% dari total populasi penduduk. Umumnya
penderita glaukoma telah berusia lanjut. Pada usia 50 tahun, tingkat resiko menderita
glaukoma meningkat sekitar 10 %. Hampir separuh penderita glaukoma tidak menyadari
bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Glaukoma sudut terbuka adalah bentuk
glaukoma yang tersering dijumpai, sekitar 0,4-0,7% orang berusia lebih dari 40 tahun dan 23% orang berusia lebih dari 70 tahun diperkirakan mengidap glaukoma sudut terbuka.1
PATOGENESIS
Sudut bilik mata dibentuk dari jaringan korneosklera dengan pangkal iris. Pada
keadaan fisiologis bagian ini terjadi pengaliran keluar cairan bilik mata. Berdekatan dengan
sudut ini didapatkan jaringan trabekulum, kanal Schlemm, baji sklera, garis Schwalbe dan
jonjot iris. Pada sudut filtrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer endotel
dan membran desemet, kanal schlemn yang menampung cairan mata kesalurannya.
Sudut filtrasi berbatas dengan akar iris berhubungan dengan sklera kornea dan
disini ditemukan sklera spur yang membuat cincin melingkar 360 derajat dan merupakan
batas belakang sudut filtrasi serta tempat insersi otot siliar longitudinal. Anyaman trabekula
mengisi kelengkungan sudut filtrasi yang mempunyai dua komponen yaitu badan siliar dan
uvea.
Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan terbentuknya cairan mata (akueus
humor) bola mata oleh badan siliar dan hambatan yang terjadi pada jaringan trabekular
meshwork. Akueus humor yang dihasilkan badan siliar masuk ke bilik mata belakang,
kemudian melalui pupil menuju ke bilik mata depan dan terus ke sudut bilik mata depan,
tepatnya ke jaringan trabekulum, mencapai kanal Schlemm dan melalui saluran ini keluar
dari bola mata. Pada glaukoma kronik sudut terbuka, hambatannya terletak pada jaringan
trabekulum maka akan terjadi penimbunan cairan bilik mata di dalam bola mata sehingga
tekanan bola mata meninggi. Pada glaukoma akut hambatan terjadi karena iris perifer
menutup sudut bilik depan, hingga jaringan trabekulum tidak dapat dicapai oleh akueus.4
GEJALA KLINIS
Glaukoma disebut sebagai pencuri penglihatan karena berkembang tanpa
ditandai dengan gejala yang nyata. Oleh karena itu, separuh dari penderita glaukoma tidak
menyadari bahwa mereka menderita penyakit tersebut. Biasanya nanti diketahui disaat
penyakitnya sudah lanjut dan telah kehilangan penglihatan.2,5,7Glaukoma primer yang kronis
dan berjalan lambat sering tidak diketahui bila mulainya, karena keluhan pasien amat sedikit
atau samar. Misalnya mata sebelah terasa berat, kepala pening sebelah, kadang-kadang
penglihatan kabur dengan anamnesa tidak khas. Pasien tidak mengeluh adanya halo dan
memerlukan kacamata koreksi untuk presbiopia lebih kuat dibanding usianya. Kadangkadang tajam penglihatan tetap normal sampai keadaan glaukomanya sudah berat.3 Pada
akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang menyebabkan penderita sulit
melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika penderita melihat lurus ke depan (
disebut penglihatan terowongan).
PEMERIKSAAN
a. Pemeriksaan tekanan bola mata 3,4,5
Pemeriksaan tekanan bola mata dilakukan dengan alat yang dinamakan tonometer.
Pemeriksaan tekanan yang dilakukan dengan tanometer pada bola mata dinamakan
tonometri. Tindakan ini dapat dilakukan oleh dokter umum dan dokter spesialis
lainnya.Pengukuran tekanan bola mata sebaiknya dilakukan pada setiap orang berusia di
atas 20 tahun pada saat pemeriksaan fisik medik secara umum. Dikenal beberapa alat
tonometer seperti alat tonometer Schiotz dan tonometer aplanasi Goldman.
Tonometri Schiotz
Tonometer Schiotz merupakan alat yang praktis sederhana. Pengukuran
tekanan bola mata dinilai secara tidak langsung yaitu dengan teknik melihat daya
tekan alat pada kornea karena itu dinamakan juga tonometri indentasi Schiotz.
Dengan tonometer Schiotz dilakukan indentasi penekanan terhadap kornea.
Pemeriksaan ini dilakukan pada pasien ditidurkan dengan posisi horizontal
dan mata ditetesi dengan obat anestesi topikal atau pantokain 0,5%. Penderita diminta
melihat lurus ke suatu titik di langit-langit, atau penderita diminta melihat lurus ke
salah satu jarinya, yang diacungkan, di depan hidungnya. Pemeriksa berdiri di
sebelah kanan penderita. Dengan ibu jari tangan kiri kelopak mata digeser ke atas
tanpa menekan bola mata; jari kelingking tangan kanan yang memegang tonometer,
menyuai kelopak inferior. Dengan demikian celah mata terbuka lebar. Perlahan-lahan
tonometer diletakkan di atas kornea.
Tonometer Schiotz kemudian diletakkan di atas permukaan kornea, sedang
mata yang lainnya berfiksasi pada satu titik di langit-langit kamar penderita.Jarum
tonometer akan menunjuk pada suatu angka di atas skala. Tiap angka pada skala
disediakan pada tiap tonometer. Apabila dengan beban 5,5 gram (beban standar)
terbaca angka 3 atau kurang, perlu diambil beban 7,5 atau 10 gram. Untuk tiap beban,
table menyediakan kolom tersendiri.
Tonometer aplanasi
Cara mengukur tekanan intraokular yang lebih canggih dan lebih dapat
dipercaya dan cermat bias dikerjakan dengan Goldman atau dengan tonometer
tentengan Draeger.Pasien duduk di depan lampu celah. Pemeriksaan hanya
memerlukan waktu beberapa detik setelah diberi anestesi. Yang diukur adalah gaya
yang diperlukan untuk mamapakan daerah kornea yang sempit.
Setelah mata ditetesi dengan anestesi dan flouresein, prisma tonometer
aplanasi di taruh pada kornea. Mikrometer disetel untuk menaikkan tekanan pada
mata sehingga gambar sepasang setengah lingkaran yang simetris berpendar karena
flouresein tersebut. Ini menunjukkan bahwa di semua bagian kornea yang
bersinggungan dengan alat ini sudah papak ( teraplanasi). Dengan melihat melalui
mikroskop lampu celah dan dengan memutar tombol, ujung dalam kedua setengah
lingkaran yang berpendar tersebut diatur agar bertemu yang menunjukkan besarnya
tekanan intraokular. Dengan ini selesailah pemeriksaan tonometer aplanasi dan hasil
pemeriksaan dapat dibaca langsung dari skala mikrometer dalam mmHg.
Tonometri Digital
Pemeriksaan ini adalah untuk menentukan tekanan bola mata dengan cepat
yaitu dengan memakai ujung jari pemeriksa tanpa memakai alat khusus (tonometer).
Dengan menekan bola mata dengan jari pemeriksa diperkirakan besarnya tekanan di
dalam bola mata. Pemeriksaan dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Penderita disuruh melihat ke bawah
Kedua telunjuk pemeriksa diletakkan pada kulit kelopak tarsus atas penderita
Jari-jari lain bersandar pada dahi penderita
Satu telunjuk mengimbangi tekanan sedang telunjuk lain menekan bola mata.
Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atrofi akan berwarna hijau
dari bagian nasal atas. Yang kemudian akan bersatu dengan kelainan yang ada ditengah
yang dapat menimbulkan tunnel vision, seolah-olah melihat melalui teropong untuk
kemudian menjadi buta.4
e. Tes provokasi
Tes steroid
Diteteskan larutan deksametason 3-4 dd g 1, selama 2 minggu. Kenaikan tensi
intraokular 8 mmHg menunjukkan glaukoma.4
DIAGNOSIS
Pada anamnesa tidak khas, seperti mata sebelah terasa berat, kepala pening sebelah,
kadang-kadang penglihatan kabur. Pasien tidak mengeluh adanya halo dan memerlukan
kaca mata koreksi untuk presbiopia lebih kuat dibanding usianya.3
Kita harus waspada terhadap glaukoma sudut terbuka pada orang-oarang : berumur 40
tahun atau lebih, penderita diabetes mellitus, pengobatan kortikosteroid lokal atau
sistemik yang lama dan dalam keluarga ada penderita glaukoma, miopia tinggi.2,3,4,6
Pemeriksaan Tonometri bila antara kedua mata, selalu terdapat perbedaan tensi
intraokular 4 mmHg atau lebih, maka itu menunjukkan glaukoma sudut terbuka.4
Pada glaukoma yang masih dini, lapang pandangan perifer belum menunjukkan
kelainan, tetapi lapang pandangan sentral sudah menunjukkan adanya bermacammacam skotoma. Jika glaukomanya sudah lanjut, lapang pandangan perifer juga
memberikan kelainan berupa penyempitan yang dimulai dari bagian nasal atas.
Pemeriksaan oftalmoskopi 4
Pada glaukoma sudut terbuka, didalam saraf optik didapatkan kelainan degenerasi yang
primer, yaitu disebabkan oleh insufisiensi vaskuler.
Pemeriksaan gonioskopi 4
Pada glaukoma sudut terbuka sudutnya normal. Pada stadium yang lanjut, bila telah
timbul goniosinechiae ( perlengketan pinggir iris pada kornea atau trabekula ) maka
sudut dapat tertutup.
Tes provokasi 4
tes minum air kenaikan tensi 8-9 mmHg, mencurigakan, 10 mmHg pasti patologis
tes steroid kenaikan 8 mmHg menunjukkan glaukoma
pressure congestive test kenaikan 9 mmHg atau lebih, mencurigakan . sedangkan
11 mmHg pasti patologis.
2.1
PENATALAKSANAAN
a. Medikamentosa 4
Harusnya disadari betul, bahwa glaukoma primer merupakan masalah terapi
pengobatan (medical problem). Pemberian pengobatan medikamentosa harus dilakukan
terus-menerus, karena itu sifat obat-obatnya harus mudah diperoleh dan mempunyai
efek sampingnya sekecil-kecilnya. Harus dijelaskan kepada penderita dan keluarga,
bahwa perlu pemeriksaan dan pengobatan seumur hidup. Obat-obat ini hanya
menurunkan tekanan intraokularnya, tetapi tidak menyembuhkan penyakitnya. Minum
sebaiknya sedikit-sedikit. Tak ada bukti bahwa tembakau dan alkohol dapat
mempengaruhi glaukoma.
Obat-obat yang dipakai :
Parasimpatomimetik : miotikum, memperbesar outflow
a. Pilokarpin 2-4%, 3-6 dd 1 tetes sehari
b. Eserin -1/2 %, 3-6 dd 1 tetes sehari
sehingga tekanan bola mata sangat menurun.Pembedahan ini memakan waktu tidak
lebih dari 30 menit. Setelah pembedahan perlu diamati 4-6 minggu pertama. Untuk
melihat keadaan tekanan mata setelah pembedahan.
2.2
PROGNOSIS
Meskipun tidak ada obat yang dapat menyembuhkan glaukoma, pada kebanyakan
kasus glaukoma dapat dikendalikan. Glaukoma dapat dirawat dengan obat tetes mata, tablet,
operasi laser atau operasi mata. Menurunkan tekanan pada mata dapat mencegah kerusakan
penglihatan lebih lanjut. Oleh karena itu semakin dini deteksi glaukoma maka akan semakin
besar tingkat kesuksesan pencegahan kerusakan mata.