Nama
NIM
Dr. Pembimbing
I. IDENTITAS PASIEN
Nama lengkap : Ny DS
Umur
: 61 tahun (18-07-1955)
Agama
: Islam
Alamat
Status
: Kawin
Pekerjaan
: Pensiunan PNS
No. RM
: 427138
II. ANAMNESIS
Anamnesis secara
Keluhan Utama
: Pasien tidak bisa membaca majalah dan SMS dengan jelas sejak
meminum obat, gula darah sewaktu pasien menjadi terkontrol. Riwayat penggunaan obat
tetes mata disangkal. Pasien tidak mengeluh pusing, atau pun mual.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menderita diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu. Pasien rutin berobat sejak 3
tahun yang lalu, sebelumnya gula darah tidak terkontrol. Namun sekarang gula darah sewaktu
pasien sudah terkontrol sejak minum obat.
: 140/90 mmHg
Nadi
: 80 x / menit
Pernafasan
: 20 x / menit
Suhu
: 36 C
Keadaan Umum
: Baik
Kesadaran
: Compos mentis
Status Gizi
: TB 156 cm BB 57 kg
OCULI DEXTRA(OD)
0.5
Gerak bola mata normal,
PEMERIKSAAN
Visus
OCULI SINISTRA(OS)
0.63
Gerak bola mata normal,
Bulbus okuli
tengah,
tengah,
enoftalmus (-),
enoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
eksoftalmus (-),
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-),
strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-),
blefarospasme (-),
Palpebra
blefarospasme (-),
lagoftalmus (-),
lagoftalmus (-),
Edema (-),
Edema (-),
Konjungtiva
infiltrat (-),
infiltrat (-),
hiperemis (-)
hiperemis (-)
anemis (-)
Putih
Bulat, jernih,
anemis (-)
Putih
Bulat, jernih ,
Sklera
edema (-),
keratik presipitat (-),
edema (-),
Kornea
(COA)
edema(-),
Iris
edema(-),
synekia (-)
Reguler, bentuk bulat
Letak sentral,
synekia (-)
Reguler, bentuk bulat
Pupil
Letak sentral,
Diameter 3 mm
Diameter 3 mm
Refleks pupil +
Refleks pupil +
Jernih
Lensa
Jernih
Vitreus
Retina
(-),
orange-
= 2:3,
Eksudat (-)
Warna
kemerahan, A:V
Eksudat (-)
(+)
Normal
Tidak tampak kelainan
Fundus Refleks
TIO
Sistem Lakrimasi
(+)
Normal
Tidak tampak kelainan
+
+
++
+
+
++
+
+
OS
+
+
+
OD
Pinhole 0,63
PEMERIKSAAN
Visus
Koreksi
OCULI SINISTRA(OS)
0.63
Pinhole 0,8
V. RESUME
Subjektif:
Pasien datang ke poliklinik mata RS Mardi Rahayu dengan keluhan kedua mata buram
bila membaca majalah dan membaca SMS sejak 1 bulan yang lalu. Buram dirasakan perlahan
semakin memberat tanpa disertai mata merah atau pun nyeri. Riwayat trauma disangkal. Pasien
memiliki riwayat operasi katarak pada mata kiri (28 Januari 2016) dan mata kiri (10 Maret
2016). Pasien memiliki riwayat Diabetes melitus sejak 3 tahun yang lalu, kadar gula darah
sewaktu pasien selalu diatas 200 mg/dL namun setelah meminum obat, gula darah sewaktu
pasien menjadi terkontrol. Riwayat penggunaan obat tetes mata disangkal. Pasien tidak
mengeluh pusing, atau pun mual.
Objektif:
OCULI DEXTRA(OD)
0.5
Pinhole 0,63
PEMERIKSAAN
Visus
Koreksi
OCULI SINISTRA(OS)
0.63
Pinhole 0,8
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+
OS
OD
Koreksi
Pinhole 0,8
S-0,50 C-1,00 Ax 700
Add S+3,00 Jaeger 20/20
3. Koreksi mata dengan gabungan lensa sferis negatif dengan silindris negatif
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Memakai kacamata
2.
Koreksi
Pinhole 0,63
S-0,25 C-0,75 Ax 850
Add S+3,00 Jaeger 20/20
Pinhole 0,8
S-0,50 C-1,00 Ax 700
Add S+3,00 Jaeger 20/20
2. Cendolyteers 15 ml
S 4 gtt 1 ODS
IX. PROGNOSIS
OD
OS
Ad Vitam
ad bonam
ad bonam
Ad Fungsionam
dubia ad bonam
dubia ad bonam
Ad Sanationam
dubia ad bonam
dubia ad bonam
Saran:
-
Gunakan obat tetes mata secara teratur agar mata tidak kering
TINJAUAN PUSTAKA
PSEUDOFAKIA
Definisi
Pseudofakia adalah Lensa yang ditanam pada mata (lensa intra okuler) yang diletakkan
tepat ditempat lensa yang keruh dan sudah dikeluarkan. Lensa ini akan memberikan penglihatan
lebih baik. Lensa intraokular ditempatkan waktu operasi katarak dan akan tetap disana untuk
seumur hidup. Lensa ini tidak akan mengganggu dan tidak perlu perawatan khusus dan tidak
akan ditolak keluar oleh tubuh.1
Letak lensa didalam bola mata dapat bermacam macam, seperti :
1. Pada bilik mata depan, yang ditempatkan didepan iris dengan kaki penyokongnya
bersandar
Penglihatan menjadi lebih fisiologis karena letak lensa yang ditempatkan pada tempat
lensa asli yang diangkat.
Presbiopia
Presbiopi merupakan keadaan refraksi mata, dalam hal ini punctum proksimum telah
begitu jauh, sehingga pekerjaan dekat yang halus seperti membaca,dan menjahit sukar dilakukan.
Proses ini merupakan keadaan fisiologis, terjadi pada setiap mata, dan tidak dianggap sebagai
suatu penyakit. Sepanjang hidup terjadi pengerasan sedikit demi sedikit pada lensa, dimulai dari
nucleus. Ini menyebabkan lensa mendapat kesukaran dalam mengubah bentuknya pada
penglihatan dekat untuk menambah daya biasnya karena lensa tak kenyal lagi. Dengan demikian
daya akomodasinya berkurang akibat proses sclerosis ini. Ditambah lagi dengan daya kontraksi
dari otot siliar yang berkurang sehingga pengendoran dari zonula Zinnii menjadi tidak
sempurna.2
Gejala dan tanda presbyopia berupa keluhan yang timbul pada penglihatan dekat. Kalau
dibiarkan tidak dikoreksi, akan menimbulkan tanda astenopia, mata sakit, lekas lelah, lakrimasi,
selain sukar melihat dekat. 2
Penanganan Presbiopi
Untuk memperbaikinya diperlukan kacamata sferis positif yang besarnya tergantung dari
umurnya. Orang umur 40 tahun butuh adisi S+1D, 45 tahun butuh S+1,5D, 50 tahun butuh adisi
S+2D, 55 tahun butuh adisi S+2,5D, dan umur 60 tahun butuh adisi S+3D.2
Maksimal diberikan S+3, supaya orang masih dapat mengerjakan pekerjaan dekat pada
jarak yang enak tanpa melakukan konvergensi yang berlebihan. Kalau umpamanya diberikan
S+4, maka jarak baca menjadi 25 cm, sedang jarak baca yang baik adalah 33 cm, jadi orang ini
harus mengadakan konvergensi berlebihan.2
Astigmatisma
Astigmatisma merupakan kelainan refraksi mata, yang ditandai adanya berbagai derajat
refraksi pada berbagai meridian, sehingga sinar sejajar yang datang pada mata itu akan
difokuskan pada macam-macam fokus pula. Astigmatisma dibedakan menjadi 2, yaitu yang
regular dan iregular. Pada astigmatisma regular didapatkan dua titik bias pada sumbu mata
karena adanya dua bidang yang saling tegak lurus pada bidang yang lain sehingga pada salah
satu bidang memiliki daya bias yang lebih kuat dari pada bidang yang lain. Astigmatisme jenis
ini, jika mendapat koreksi lensa cylindris yang tepat, akan bisa menghasilkan tajam penglihatan
normal. Tentunya jika tidak disertai dengan adanya kelainan penglihatan yang lain. Sedangkan
Astigmatisme Irreguler dimana titik bias didapatkan tidak teratur. 3
Penyebab astigmatisma adalah poligenetik atau polifaktorial. Kelainan kornea, perubahan
lengkung kornea dengan atau tanpa pemendekan atau pemanjangan diameter anteroposterior.
Kelainan lensa, kekeruhan lensa, biasanya katarak insipient atau imatur, bisa juga menyebabkan
astigmatisma.3
Berdasarkan letak titik vertical dan horizontal pada retina, astigmatisme dibagi sebagai berikut: 3
1. Astigmatisme Miopia Simpleks
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada tepat pada
retina (dimana titik A adalah titik fokus dari daya bias terkuat sedangkan titik B adalah
titik fokus dari daya bias terlemah). Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini
adalah Sph 0,00 Cyl -Y atau Sph -X Cyl +Y di mana X dan Y memiliki angka yang sama.
Astigmatisme jenis ini, titik B berada di belakang retina, sedangkan titik A berada di
antara titik B dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X
Cyl +Y.
Gambar 4. Astigmatisme Hiperopia Kompositus
5. Astigmatisme Mixtus
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di
belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl -Y,
atau Sph -X Cyl +Y, di mana ukuran tersebut tidak dapat ditransposisi hingga nilai X
menjadi nol, atau notasi X dan Y menjadi sama - sama + atau -.
Daftar Pustaka
1. Perhimpunan Spesialis Mata Indonesia. Ilmu penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan
Mahasiswa Kedokteran.2002. Jakarta : Sagung Seto
2. Suhardjo, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata.2007. Yogyakarta : Bagian Ilmu Kesehatan
Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
3. Whitcher J P and Eva P R, Low Vision. In Whitcher J P and Eva P R, Vaughan &
Asburys General Ophtalmology. New York: Mc Graw Hill, 2007.