Anda di halaman 1dari 12

KEPANITERAAN KLINIK

STATUS ILMU PENYAKIT MATA


FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU PENYAKIT MATA
RS MARDI RAHAYU, KUDUS, JAWA TENGAH

Nama
NIM
Dr. Pembimbing

: Fiqih Vidiantoro Halim


: 11.2015.182
: dr Rosalia Septiana W,Sp.M

I. IDENTITAS PASIEN

Nama lengkap : Ny DS

Umur

: 61 tahun (18-07-1955)

Agama

: Islam

Alamat

: Besito, Gebog, Kudus

Status

: Kawin

Pekerjaan

: Pensiunan PNS

No. RM

: 427138

II. ANAMNESIS
Anamnesis secara

: Autoanamnesis pada tanggal 11 Mei 2016 di Poli Mata

Keluhan Utama

: Pasien tidak bisa membaca majalah dan SMS dengan jelas sejak

1 bulan yang lalu

Riwayat Penyakit Sekarang:


Pasien datang ke poliklinik mata RS Mardi Rahayu dengan keluhan kedua mata
buram bila membaca majalah dan membaca SMS sejak 1 bulan yang lalu. Buram
dirasakan perlahan semakin memberat tanpa disertai mata merah atau pun nyeri. Riwayat
trauma disangkal. Pasien memiliki riwayat operasi katarak pada mata kiri (28 Januari
2016) dan mata kiri (10 Maret 2016). Pasien memiliki riwayat Diabetes melitus sejak 3
tahun yang lalu, kadar gula darah sewaktu pasien selalu diatas 200 mg/dL namun setelah

meminum obat, gula darah sewaktu pasien menjadi terkontrol. Riwayat penggunaan obat
tetes mata disangkal. Pasien tidak mengeluh pusing, atau pun mual.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menderita diabetes mellitus sejak 3 tahun yang lalu. Pasien rutin berobat sejak 3
tahun yang lalu, sebelumnya gula darah tidak terkontrol. Namun sekarang gula darah sewaktu
pasien sudah terkontrol sejak minum obat.

Riwayat Penyakit Keluarga


Ayah pasien memiliki riwayat hipertensi dan Ibu pasien memiliki riwayat gagal jantung.

Riwayat Sosial Ekonomi


Pengobatan ditanggung BPJS, status ekonomi cukup.
III. PEMERIKSAAN FISIK
A. VITAL SIGN
Tekanan darah

: 140/90 mmHg

Nadi

: 80 x / menit

Pernafasan

: 20 x / menit

Suhu

: 36 C

Keadaan Umum

: Baik

Kesadaran

: Compos mentis

Status Gizi

: TB 156 cm BB 57 kg

OCULI DEXTRA(OD)
0.5
Gerak bola mata normal,

PEMERIKSAAN
Visus

OCULI SINISTRA(OS)
0.63
Gerak bola mata normal,

kedudukan bola mata di

Bulbus okuli

kedudukan bola mata di

tengah,

tengah,

enoftalmus (-),

enoftalmus (-),

eksoftalmus (-),

eksoftalmus (-),

strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-),

strabismus (-)
Edema (-), hiperemis(-),

nyeri tekan (-),

nyeri tekan (-),

blefarospasme (-),

Palpebra

blefarospasme (-),

lagoftalmus (-),

lagoftalmus (-),

ektropion (-), entropion (-)

ektropion (-), entropion (-)

Edema (-),

Edema (-),

injeksi siliar (-),

injeksi siliar (-),

injeksi konjungtiva (-),

Konjungtiva

injeksi konjungtiva (-),

infiltrat (-),

infiltrat (-),

hiperemis (-)

hiperemis (-)

anemis (-)
Putih
Bulat, jernih,

anemis (-)
Putih
Bulat, jernih ,

Sklera

edema (-),
keratik presipitat (-),

edema (-),
Kornea

infiltrat (-), sikatriks (-),

keratik presipitat (-),


infiltrat (-), sikatriks (-),

Jernih, kedalaman cukup,

Camera Oculi Anterior

Jernih, kedalaman cukup,

hipopion (-), hifema (-)


Kripta(N), atrofi (-) coklat,

(COA)

hipopion (-), hifema (-)


Kripta(N), atrofi (-) coklat,

edema(-),

Iris

edema(-),

synekia (-)
Reguler, bentuk bulat
Letak sentral,

synekia (-)
Reguler, bentuk bulat
Pupil

Letak sentral,

Diameter 3 mm

Diameter 3 mm

Refleks pupil +

Refleks pupil +

Jernih

Lensa

Jernih

Shadow test : negatif


Jernih
Papil bentuk bulat, batas

Vitreus
Retina

Shadow test : negatif


Jernih
Papil bentuk bulat, batas tegas,

tegas, CD ratio 0,5,Macula

CD ratio 0,5, Macula Lutea

Lutea (+), Pelebaran vena

(+), Pelebaran vena (-), Warna

(-),

orange-

orange-kemerahan, A:V = 2:3

= 2:3,

Eksudat (-)

Warna

kemerahan, A:V
Eksudat (-)

(+)
Normal
Tidak tampak kelainan

Fundus Refleks
TIO
Sistem Lakrimasi

(+)
Normal
Tidak tampak kelainan

Tes Lapang Pandang (Tes Konfrontasi)


+
+
+

+
+
++
+

+
++
+
+
OS

+
+
+

OD

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG


OCULI DEXTRA(OD)
0.5

Pinhole 0,63

PEMERIKSAAN
Visus
Koreksi

OCULI SINISTRA(OS)
0.63

Pinhole 0,8

S-0,25 C-0,75 Ax 850

S-0,50 C-1,00 Ax 700

Add S+3,00 Jaeger 20/20

Add S+3,00 Jaeger 20/20

V. RESUME
Subjektif:
Pasien datang ke poliklinik mata RS Mardi Rahayu dengan keluhan kedua mata buram
bila membaca majalah dan membaca SMS sejak 1 bulan yang lalu. Buram dirasakan perlahan
semakin memberat tanpa disertai mata merah atau pun nyeri. Riwayat trauma disangkal. Pasien
memiliki riwayat operasi katarak pada mata kiri (28 Januari 2016) dan mata kiri (10 Maret
2016). Pasien memiliki riwayat Diabetes melitus sejak 3 tahun yang lalu, kadar gula darah
sewaktu pasien selalu diatas 200 mg/dL namun setelah meminum obat, gula darah sewaktu

pasien menjadi terkontrol. Riwayat penggunaan obat tetes mata disangkal. Pasien tidak
mengeluh pusing, atau pun mual.
Objektif:
OCULI DEXTRA(OD)
0.5

Pinhole 0,63

PEMERIKSAAN
Visus
Koreksi

OCULI SINISTRA(OS)
0.63

Pinhole 0,8

S-0,25 C-0,75 Ax 850

S-0,50 C-1,00 Ax 700

Add S+3,00 Jaeger 20/20

Add S+3,00 Jaeger 20/20

Tes Lapang Pandang (Tes Konfrontasi)


+
+
+

+
+
+
+
+

+
+
+
+
+

+
+
+

OS

OD

VI. DIAGNOSIS BANDING


Tidak ada
VII. DIAGNOSIS KERJA
ODS : Pseudofakia
Presbiopia
Astigmatisma myopicus compositus
Dasar diagnosis :
1. Pasien post operasi phaco + IOL
Pinhole 0,63
S-0,25 C-0,75 Ax 850
Add S+3,00 Jaeger 20/20

Koreksi

Pinhole 0,8
S-0,50 C-1,00 Ax 700
Add S+3,00 Jaeger 20/20

3. Koreksi mata dengan gabungan lensa sferis negatif dengan silindris negatif
VIII. PENATALAKSANAAN
1. Memakai kacamata

2.

Koreksi

Pinhole 0,63
S-0,25 C-0,75 Ax 850
Add S+3,00 Jaeger 20/20

Pinhole 0,8
S-0,50 C-1,00 Ax 700
Add S+3,00 Jaeger 20/20

2. Cendolyteers 15 ml
S 4 gtt 1 ODS

IX. PROGNOSIS
OD

OS

Ad Vitam

ad bonam

ad bonam

Ad Fungsionam

dubia ad bonam

dubia ad bonam

Ad Sanationam

dubia ad bonam

dubia ad bonam

X. USUL DAN SARAN


Usul :
-

Kontrol 4 minggu kemudian

Saran:
-

Gunakan obat tetes mata secara teratur agar mata tidak kering

TINJAUAN PUSTAKA

PSEUDOFAKIA

Definisi
Pseudofakia adalah Lensa yang ditanam pada mata (lensa intra okuler) yang diletakkan
tepat ditempat lensa yang keruh dan sudah dikeluarkan. Lensa ini akan memberikan penglihatan
lebih baik. Lensa intraokular ditempatkan waktu operasi katarak dan akan tetap disana untuk
seumur hidup. Lensa ini tidak akan mengganggu dan tidak perlu perawatan khusus dan tidak
akan ditolak keluar oleh tubuh.1
Letak lensa didalam bola mata dapat bermacam macam, seperti :
1. Pada bilik mata depan, yang ditempatkan didepan iris dengan kaki penyokongnya

bersandar

pada sudut bilik mata


2. Pada daerah pupil, dimana bagian optik lensa pada pupil dengan fiksasi pupil.
3. Pada bilik mata belakang, yang diletakkan pada kedudukan lensa normal dibelakang iris.
Lensa dikeluarkan dengan ekstraksi lensa ekstra kapsular
4. Pada kapsul lensa.
Pada saat ini pemasangan lensa terutama diusahakan terletak didalam kapsul lensa. Meletakkan
lensa tanam didalam bilik mata memerlukan perhatian khusus :1
1. Endotel kornea terlindung
2. Melindungi iris terutama pigmen iris
3. Melindungi kapsul posterior lensa
4. Mudah memasukkannya karena tidak memberikan cedera pada zonula lensa.
Keuntungan pemasangan lensa ini :1
1.

Penglihatan menjadi lebih fisiologis karena letak lensa yang ditempatkan pada tempat
lensa asli yang diangkat.

2. Lapang penglihatan sama dengan lapang pandangan normal


3. Tidak terjadi pembesaran benda yang dilihat
4. Psikologis, mobilisasi lebih cepat.
Pemasangan lensa tidak dianjurkan kepada :1
1. Mata yang sering mengalami radang intra okuler (uveitis)
2. Anak dibawah 3 tahun

3. Uveitis menahun yang berat


4. Retinopati diabetik proliferatif berat
5. Glaukoma neovaskuler

Presbiopia
Presbiopi merupakan keadaan refraksi mata, dalam hal ini punctum proksimum telah
begitu jauh, sehingga pekerjaan dekat yang halus seperti membaca,dan menjahit sukar dilakukan.
Proses ini merupakan keadaan fisiologis, terjadi pada setiap mata, dan tidak dianggap sebagai
suatu penyakit. Sepanjang hidup terjadi pengerasan sedikit demi sedikit pada lensa, dimulai dari
nucleus. Ini menyebabkan lensa mendapat kesukaran dalam mengubah bentuknya pada
penglihatan dekat untuk menambah daya biasnya karena lensa tak kenyal lagi. Dengan demikian
daya akomodasinya berkurang akibat proses sclerosis ini. Ditambah lagi dengan daya kontraksi
dari otot siliar yang berkurang sehingga pengendoran dari zonula Zinnii menjadi tidak
sempurna.2
Gejala dan tanda presbyopia berupa keluhan yang timbul pada penglihatan dekat. Kalau
dibiarkan tidak dikoreksi, akan menimbulkan tanda astenopia, mata sakit, lekas lelah, lakrimasi,
selain sukar melihat dekat. 2
Penanganan Presbiopi
Untuk memperbaikinya diperlukan kacamata sferis positif yang besarnya tergantung dari
umurnya. Orang umur 40 tahun butuh adisi S+1D, 45 tahun butuh S+1,5D, 50 tahun butuh adisi
S+2D, 55 tahun butuh adisi S+2,5D, dan umur 60 tahun butuh adisi S+3D.2
Maksimal diberikan S+3, supaya orang masih dapat mengerjakan pekerjaan dekat pada
jarak yang enak tanpa melakukan konvergensi yang berlebihan. Kalau umpamanya diberikan
S+4, maka jarak baca menjadi 25 cm, sedang jarak baca yang baik adalah 33 cm, jadi orang ini
harus mengadakan konvergensi berlebihan.2

Astigmatisma
Astigmatisma merupakan kelainan refraksi mata, yang ditandai adanya berbagai derajat
refraksi pada berbagai meridian, sehingga sinar sejajar yang datang pada mata itu akan

difokuskan pada macam-macam fokus pula. Astigmatisma dibedakan menjadi 2, yaitu yang
regular dan iregular. Pada astigmatisma regular didapatkan dua titik bias pada sumbu mata
karena adanya dua bidang yang saling tegak lurus pada bidang yang lain sehingga pada salah
satu bidang memiliki daya bias yang lebih kuat dari pada bidang yang lain. Astigmatisme jenis
ini, jika mendapat koreksi lensa cylindris yang tepat, akan bisa menghasilkan tajam penglihatan
normal. Tentunya jika tidak disertai dengan adanya kelainan penglihatan yang lain. Sedangkan
Astigmatisme Irreguler dimana titik bias didapatkan tidak teratur. 3
Penyebab astigmatisma adalah poligenetik atau polifaktorial. Kelainan kornea, perubahan
lengkung kornea dengan atau tanpa pemendekan atau pemanjangan diameter anteroposterior.
Kelainan lensa, kekeruhan lensa, biasanya katarak insipient atau imatur, bisa juga menyebabkan
astigmatisma.3
Berdasarkan letak titik vertical dan horizontal pada retina, astigmatisme dibagi sebagai berikut: 3
1. Astigmatisme Miopia Simpleks
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada tepat pada
retina (dimana titik A adalah titik fokus dari daya bias terkuat sedangkan titik B adalah
titik fokus dari daya bias terlemah). Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini
adalah Sph 0,00 Cyl -Y atau Sph -X Cyl +Y di mana X dan Y memiliki angka yang sama.

Gambar 1. Astigmatisme Miopia Simpleks

2. Astigmatisme Hiperopia Simpleks


Astigmatisme jenis ini, titik A berada tepat pada retina, sedangkan titik B berada di
belakang retina.

Gambar 2. Astigmatisme Hiperopia Simpleks


3. Astigmatisme Miopia Kompositus
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di antara
titik A dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph -X Cyl -Y.

Gambar 3. Astigmatisme Miopia Kompositus

4. Astigmatisme Hiperopia Kompositus

Astigmatisme jenis ini, titik B berada di belakang retina, sedangkan titik A berada di
antara titik B dan retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X

Cyl +Y.
Gambar 4. Astigmatisme Hiperopia Kompositus
5. Astigmatisme Mixtus
Astigmatisme jenis ini, titik A berada di depan retina, sedangkan titik B berada di
belakang retina. Pola ukuran lensa koreksi astigmatisme jenis ini adalah Sph +X Cyl -Y,
atau Sph -X Cyl +Y, di mana ukuran tersebut tidak dapat ditransposisi hingga nilai X
menjadi nol, atau notasi X dan Y menjadi sama - sama + atau -.

Gambar 5. Astigmatisme Mixtus

Daftar Pustaka
1. Perhimpunan Spesialis Mata Indonesia. Ilmu penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan
Mahasiswa Kedokteran.2002. Jakarta : Sagung Seto
2. Suhardjo, Hartono. Ilmu Kesehatan Mata.2007. Yogyakarta : Bagian Ilmu Kesehatan
Mata, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada
3. Whitcher J P and Eva P R, Low Vision. In Whitcher J P and Eva P R, Vaughan &
Asburys General Ophtalmology. New York: Mc Graw Hill, 2007.

Anda mungkin juga menyukai