Anda di halaman 1dari 40

REFLEKSI KASUS

OD KALAZION PALPEBRA SUPERIOR

Pembimbing

dr. YB. Hari Tri Lunggono, Sp.M


Kol. CKM. dr. Dwidjo Pratiknjo, Sp M

AHMAD IZZUDIN AFIF


012095824
IDENTITAS
• Nama : Nn. A.
• Umur : 18 tahun
• Jenis Kelamin : Perempuan
• Pekerjaan : Pelajar
• Agama : Islam
• Suku Bangsa : Jawa
• Alamat : Magelang Utara
• Tanggal Datang : 26 Juni 2015
Keluhan utama
• Benjolan di kelopak mata kanan atas sejak
+ 2 bulan yang lalu
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
• Pasien mengeluh sejak 2 bulan yang lalu merasa ada benjolan di balik kelopak
mata kanan, benjolan terletak pada kelopak mata kanan atas sebelah tepi sisi
luar. Benjolan terasa ganjel sehingga mata pasien terasa berat, pegal namun
tidak nyeri. Pada awal muncul benjolan, benjolan sangat kecil seperti butiran
pasir, tidak disertai mata merah dan tidak disertai mata nyeri. Benjolan semakin
lama dirasakan semakin besar dan terasa gatal sampai sekarang ukurannya
menjadi sebesar kacang hijau. Pasien menyangkal keluhan kelopak bengkak,
mata merah dan panas. Pasien mengaku sudah melakukan kompres hangat
pada mata kanannya, namun benjolan tidak kunjung membaik. Selama muncul
benjolan ini pasien tidak mengeluhkan pandangannya kabur terutama mata
kanannya. Pasien juga mengaku sebelum pertama kali timbul benjolan
memakan makan-makanan yang biasa dimakan sehari-hari. Pasien juga
menyangkal memiliki alergi terhadap suatu makanan tertentu.

• Keluhan adanya benjolan pada mata kiri, kelopak mata kiri bengkak, mata
merah, mata merasa panas disangkal.
Riwayat Penyakit Dahulu

• Pasien mengakui ada riwayat benjolan


pada kelopak mata kanan atas
sebelumnnya saat pasien berusia 13 tahun
namun dengan kompres air hangat keluhan
menghilang dan berlangsung hanya
beberapa hari.
• Riwayat mata merah dan nyeri pada
kelopak disangkal.
• Riwayat Alergi disangkal
Riwayat keluarga
• Tidak ada keluarganya yang pernah
mengalami penyakit seperti ini
sebelumnya.
Riwayat sosial ekonomi
• Pasien seorang anak dari orang tua yang
bekerja sebagai PNS dengan biaya
pengobatan ditanggung oleh BPJS.
Kesan: Sosial ekonomi cukup
Pemeriksaan fisik
STATUS GENERALIS
• Keadaan umum : Baik
• Kesadaran : Compos Mentis
• Tekanan darah : 120/70 mmHg
• Nadi : 80x/menit
• RR : 20x/menit
• Suhu : 36,5 C
Status ophtalmicus

Terdapat benjolan terletak dibelakang palpebra


superior dibagian tepi luar, sebesar kacang hijau,
berukuran 5x2x3mm, jumlah 1, terasa keras,
warna kulit dan suhu sama, tidak nyeri tekan
No. Pemeriksaan OD OS
1. Visus 6/6 6/6

2. Gerakan bola mata Baik ke segala arah Baik ke segala arah


3. Palpebra Superior :    
- Ptosis Tidak ditemukan Tidak ditemukan
- Hematom (-) (-)
- Edema (-) (-)
- Hiperemi (-) (-)
- Entoprion/Ektropion (-) (-)
- Xantelasma (-) (-)
- Trikiasis Tidak ditemukan Tidak ditemukan
- Benjolan Terdapat benjolan terletak dibelakang palpebra Tidak didapatkan benjolan
superior dibagian tepi luar, sebesar kacang hijau,
berukuran 5x2x3mm, jumlah 1, terasa keras,
warna kulit dan suhu sama, tidak nyeri tekan
4. Palpebra Inferior :    
- Edema (-) (-)
- Hiperemi (-) (-)
- Hematom (-) (-)
- Entoprion (-) (-)
- Trikiasis Tidak ditemukan Tidak ditemukan
- Benjolan Tidak didapatkan benjolan Tidak didapatkan benjolan
5. Konjungtiva :    
- Injeksi konjungtival (-) (-)
- Injeksi siliar (-) (-)
- Perdarahan subkonjungtiva (-) (-)
- Jaringan fibrovaskular (-) (-)
6. Kornea :    
- Kejernihan Jernih Jernih 
- Infiltrat (-) (-)
- Sikatrik (-) (-)
- Edema (-) (-)
- Pertumbuhan fibrovaskular (-) (-)
7. COA :    
- Kedalaman Normal Normal
- Hifema (-) (-)
- Hipopion (-) (-)
8. Iris :    
- Kripte (+) (+)
- Edema (-) (-)
- Warna Coklat Coklat
- Sinekia (-) (-)
9. Pupil :    
- Bentuk Bulat Bulat
- Diameter 2 mm 2 mm
- Refleks langsung (+) (+)
- Refleks tidak langsung (+) (+)
- Letak Central Central
10. Lensa :    
- Kejernihan Jernih Jernih
- Letak Central Central

11. Korpus Vitreum Jernih Jernih


12. Fundus refleks Cemerlang (+) Cemerlang (+)
13. Funduskopi Fokus 0   Fokus 0

- Papil N. II - Bentuk bulat, batas tegas, warna - Bentuk bulat, batas tegas, warna
merah jingga, merah jingga,
 
- Vasa - AVR 2 : 3 - AVR 2 : 3
- CD Ratio : 0,3 - CD Ratio : 0,3
- Vasa terangkat : (-) - Vasa terangkat : (-)

- Makula - Reflex fovea (+) - Reflex fovea (+)


- Edema (-) - Edema (-)
 
- Retina
• Perdarahan (-) (-)
• Robekan (-) (-)
• Ablasio retina (-) (-)
• Tigroid
(-) (-)

14. TIO Normal Normal


DIAGNOSIS BANDING
OD Kalazion Palpebra Superior
Dipertahankan karena didapatkan benjolan sebesar kacang pada palpebra superior.
Terdapat sebuah benjolan yang berukuran 5x2x3 mm, teraba keras, warna kulit dan
suhu sama, nyeri tekan (-), dan sudah terjadi sejak 2 bulan yang lalu.
OD Hordeolum Internum
• Disingkirkan karena pada hordeolum interna terdapat oedem palpebra,
palpebra hipere-mis, tonjolan terfiksir, dan bersifat akut.
OD Hordeolum Eksternum
• Disingkirkan karena pada hordeolum eksterna terdapat penonjolan yang
ikut bergerak dan menonjol ke arah kulit, serta bersifat akut namun dalam
progresifitasnnya bisa menjadi kronis
OD Blepharitis
• Disingkirkan karena blepharitis merupakan suatu peradangan menahun dari
margo palpebra dengan kemerahan, edema kornea, dan disertai
pembentukan skwama dan krusta.
DIAGNOSIS
• OD Kalazion Palpebra Superior 
TERAPI
OD KALAZION
• Non Medikamentosa 
– Kompres Air hangat pada mata kanan

• Medikamentosa 
– Oral :
• Amoxicilin 500mg 3x1 sehari,
• Natrium diclofenac tab 500 mg 3 kali sehari
– Topikal :
• Kloramfenikol (salep) 3x1 sehari OD
– Parenteral :
• Tidak ada
– Operatif :
• Insisi vertikal dan ekskokleasi
Edukasi
OD Kalazion
• Menjaga kebersihan wajah.
• Menjelaskan kepada pasien bahwa sebaiknya penatalaksanaan penyakit ini dengan
cara dilakukan pengambilan benjolan untuk mempercepat proses penyembuhan,
juga agar tidak semakin membesar yang bila semakin membesar akan menekan bola
mata sehingga menyebabkan kekaburan pada mata atau yang biasa disebut mata
silinder.
• Karena sebelumnya pernah mengalami benjolan dikelopak mata, Menyarankan
pasien untuk melakukan tes alergi, hindari alergen yang menyebabkan benjolan
didaerah mata seperti sekarang, atau juga bisa dengan menilai sendiri makanan-
makanan apa saja yang bila setelah dimakan dapat menyebabkan benjolan dimata
contohnya seperti alergi telur kampung dll.
• Setelah diambil benjolannya kemungkinan untuk tumbuh kembali masih mungkin,
disebabkan karena alergi. Atau bila kekambuhannya terus menerus mungkin juga
pada penyakit ini disertai penyakit keganasan.
• Memberikan penjelasan untuk tetap melakukan kompres hangat setelah tindakan
pengambilan benjolan, Pengompresan akan melunakkan minyak yang mengeras
yang menyumbat saluran di mata dan mempermudah pengaliran serta penyembuhan
Prognosis
Prognosis Oculus Dexter Oculus sinister
Quo ad visam Ad Bonam Ad Bonam
Quo ad sanam Dubia Ad Bonam Ad Bonam
Quo ad functionam Ad Bonam Ad Bonam
Quo ad komesticam Dubia Ad Bonam Ad Bonam
Quo ad vitam Ad Bonam Ad Bonam
Komplikasi
• OD Kalazion: Astigmatisme, Entropion dan
Trikiasis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Usulan:
• Tes alergi
• Pemeriksaan Patologi Anatomi
RUJUKAN
• Tidak dilakukan rujukan untuk pasien ini.
Anatomi Palpebra
• 5 bidang jaringan utama:
– Kulit
– Jaringan Otot
• M. orbikularis okuli, M. rioland
• M. levator palpebra
– Jaringan Areolar
– Tarsus
– Konjungtiva Palpebra
Persyarafan Palpebra
• Sensorik:
Nervus Opthalmikus
(V1)
Nervus Maxillaris
(V2)
• Motorik:
Nervus Facialis (VII)
Nervus Okulomotor
(III)
Vaskularisasi Palpebra
• Arteri: opthalmikus, facialis, dan superfisialis
temporal
• Vena - Vena Opthalmikus
Kelenjar di Palpebra
• Kelenjar Meibom (kelenjar tarsal)
– Kelenjar minyak yang terbuka ke perbatasan kelopak mata.
– Terdapat sekitar 30-40 buah di palpebra atas dan 20-30 buah di
palpebra bawah.
– Fungsi: meminyaki air mata agar tidak cepat menguap.

• Kelenjar Zeis
– Kelenjar minyak yang terbuka ke folikel bulu mata.

• Kelenjar Moll
– Kelenjar keringat yang terbuka ke folikel bulu mata atau ke
kelenjar Zeis, tidak terbuka langusng ke permukaan kulit.
• Kelenjar aksesoris Wolfring
– Kelenjar air mata yang terletak di perbatasan atas tarsal.
Kalazion
• Definisi
Kalazion merupakan peradangan
granulomatosa kelenjar Meibom
yang tersumbat. Pada kalazion
terjadi penyumbatan kelenjar
Meibom dengan infeksi ringan
yang mengakibatkan peradangan
kronis tersebut. Biasanya kelainan
ini dimulai penyumbatan kelenjar
oleh infeksi dan jaringan parut
lainnya.
• Etiologi

Kalazion mungkin timbul spontan disebabkan oleh


sumbatan pada saluran kelenjar atau sekunder
dari hordeolum internum. Kalazion dihubungkan
dengan tingginya kadar lemak dalam darah,
seborrhea, chronic blepharitis, dan acne rosacea.
 Patofisiologi

Sembuh
Inflamasi Hordeolum
Penyumbata Akumulasi kronis & internum
n kelenjar sekresi pembentuka kalazion
Meibom sebasea n jaringan
granulasi Kalsifikasi
Karsinoma
• Tanda dan Gejala Klinis

– Pembengkakan kelopak mata


– Tidak nyeri
– Tidak berfluktuasi
– Tidak hiperemik
– Konjungtiva jernih
– Pseudoptosis / Ptosis
– Tidak ada pembesaran kelenjar preaurikular
– Kadang-kadang mengakibatkan perubahan
bentuk bola mata akibat tekanannya sehingga
terjadi kelainan refraksi (astigmatisma) pada
mata tersebut
• Komplikasi

– Kalazion besar dapat mengakibatkan gangguan


refraksi, misalnya astigmatisma.
– Infeksi sekunder dapat mengakibatkan menjadi
hordeolum internum.
– Pada beberapa kasus ditemukan kalsifikasi.
– Hati-hati kemungkinan karsinoma sel sebasea.
• Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis kalazion seringkali tidak


membutuhkan adanya pemeriksaan penunjang.
Namun, pada kalazion yang rekuren, dilakukan
pemeriksaan fine-needle aspiration cytology.
Tabel Perbandingan Kalazion, Hordeolum, dan Kista Dermoid
Kalazion Hordeolum Kista Dermoid
Definisi peradangan peradangan supuratif pertumbuhan berlebih dari
granulomatosa kelenjar Zeis, kelenjar Moll jaringan normal, non-cancer
kelenjar Meibom (hordeolum eksternum) atau di lokasi abnormal
kelenjar Meibom (hordeolum
internum)
Etiologi penyumbatan infeksi akut biasanya terperangkapnya lapisan-
kelenjar Meibom disebabkan oleh bakteri lapisan epitel saat
Staphylococcus sp. embriogenesis
Letak kelenjar Meibom - eksternum: kelenjar Zeis - dangkal: frontozygomatic
palpebra dan Moll suture, frontolacrimal suture
- internum: kelenjar Meibom - dalam: frontozygomatic
suture, superior orbital
fissure
Gejala Klinis pembengkakan pembengkakan kelopak mata pembengkakan biasa
kelopak mata tanpa dengan rasa nyeri dan terletak di daerah temporal
rasa nyeri dan hiperemik disertai dengan konsistensi keras,
hiperemik, diameter pembengkakan kelenjar diameter 1-2cm
dapat mencapai preaurikular, diameter dapat
8mm mencapai 8mm

Gambar
• Tatalaksana
Nonmedikamentosa
– Kompres hangat 4 kali sehari selama masing-
masing 15 menit.
– Bersihkan kelopak mata dengan air bersih atau pun
dengan sabun atau shampoo yang tidak
menimbulkan iritasi.
– Jangan menusuk kalazion sendiri karena dapat
menimbulkan infeksi yang lebih serius.
– Hindari pemakaian make-up pada mata, karena
kemungkinan hal itu menjadi penyebab infeksi.
– Hindari penggunaan lensa kontak karena dapat
menyebarkan infeksi sekunder.
Medikamentosa
– Steroid topikal.
– Pemberian antibiotik tertrasiklin dosis rendah
(doksisiklin tablet 100mg/minggu) selama 6 bulan
mungkin dapat menimbulkan perubahan biokimiawi.
 pembentukan asam lemak rantai pendek yang dibandingkan
dengan produksi asam lemak rantai panjang lebih jarang
menimbulkan sumbatan pada mulut kelenjar.
– Bila kecil dapat dilakukan injeksi intralesi dengan
steroid yang berdaya kerja lama (triamsinolon 0.2-2
mL of 5 mg/mL).
Indikasi Operasi Kalazion

• Indikasi kosmetik
• Indikasi optik: bila mengganggu visus
• Indikasi sosial: bila mengganggu aktivitas sehari-hari
• Indikasi medik: bila berisiko komplikasi yang lebih parah
• Pada umumnya, bila tidak terjadi resorbsi dengan
pengobatan konservatif dalam waktu 2 minggu sudah
dapat dilakukan pembedahan
Persiapan Operasi

• Berhenti merokok.
• Konsultasi dengan spesialis terkait jika:
– memiliki masalah sistemik,
– memiliki masalah dengan tekanan darah,
jantung atau paru-paru, dan
– menjalani terapi penggantian hormon.
Langkah-langkah insisi dan kuretasi kalazion:

• Anastesi:
– Topikal pentokain diteteskan pada mata
– Injeksi obat anastesi infiltratif (xylocaine
2%) di depan kalazion
• Kalazion dijepit dengan klem kalazion
kemudian klem dibalik sehingga
konjungtiva tarsal dan kalazion
terlihat.
• Dilakukan insisi tegak lurus margo
palpebra
• Isi kalazion dikuret sampai bersih.
• Pembersihan dengan asam karbol
dapat dilakukan dalam kavitas untuk
mencegah kekambuhan.
• Klem kalazion dilepas, kemudian
diberi salep antibiotik mata, dan mata
ditutup selama 12 jam ke depan.
Setelah Operasi

• Mata akan ditutup kasa dan plastik pelindung yang dapat


dilepas setelah 8-12 jam operasi.
• Kacamata dapat digunakan seperti biasa, namun lensa kontak
tidak dapat digunakan di mata yang dioperasi selama 8
minggu.
• Obat analgetik diberikan untuk meminimalkan rasa nyeri dan
tidak nyaman.
• Tetes mata antibiotik dan steroid diberikan untuk mencegah
infeksi dan pembengkakan di mata.
• Menghindari air terkena mata selama 7-10 hari.
• Jika ada benang bekas operasi, dapat diambil setelah 5-7 hari
setelah operasi.
• Kontrol 3-4minggu setelah operasi.
Komplikasi pembedahan

• Insisi yang kurang baik dapat menyebabkan


terbentuknya tonjolan.
• Insisi yang terlalu dalam dapat menyebabkan
timbulnya fistula dan jarinagn parut.
• Kuretase dan drainase yang inadekuat dapat
menyebabkan berulangnya / berkembangnya
suatu granulomata.
• Rusaknya sistem drainase pada kalazion dapat
menyebabkan trichiasis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai