Anda di halaman 1dari 60

MINI PROJECT

dr. LYDIA THERESIA


dr. DIATIKA
dr. ARNI ANGRAINI
dr. HAFIZH WIDI CAHYONO
dr. WENNY ADRIANA
dr. FANNY SARY ERMADANI

Dokter Pendamping
dr. H. EKA ALPASRA

PROGRAM DOKTER INTERNSIP INDONESIA


PUSKESMAS TEMBILAHAN KOTA
2015-2016
HUBUNGAN
PENGETAHUAN, SIKAP
DAN PERILAKU
MASYARAKAT
TERHADAP PENYAKIT
POLIO
DI POSYANDU
SEMANGKA
KECAMATAN
TEMBILAHAN
KABUPATEN INDRAGIRI
L/O/G/O HILIR
PROVINSI RIAU
TAHUN 2016
BAB I
PENDAHULUAN
Polio  disebabkan virus polio  dapat
mengakibatkan terjadinya kelumpuhan
permanen, penyakit ini dapat menyerang semua
kelompok umur, namun paling rentan pada
kelompok umur kurang dari 3 tahun.

Pertama kali terjadi di Eropa Barat pada abad ke


18.
Kasus polio di Total terdapat 295
Indonesia pada kasus polio
tahun 2005 terjadi pertama  10
pertama di Cidahu, Provinsi dan 22
Sukabumi, Jawa Kabupaten/Kota di
Barat Indonesia.

Cepat menyebar ke
Provinsi Banten,
DKI Jakarta, Jawa
Timur,Jawa Tengah
dan Lampung.
- Tahun 2006, telah berhasil
menemukan kasus AFP dan
memeriksakannya ke
Laboratorium sebanyak 34
Provinsi Riau mendapat kasus dengan 68 spesimen
target penemuan AFP atau AFP Rate (2,4
sebanyak 28 kasus -Tahun 2007 ( sampai 31
(Proyeksi penduduk Sensus Agustus )  ditemukan 31
BPS tahun 2006 & 2007) kasus atau AFP rate (3,28)
anak usia < 15 tahun
ARTINYA : Provinsi Riau
telah berhasil melampaui
target yang diberikan.
LATAR BELAKANG

Dari  68 spesimen tahun 2006 dan Tidak boleh cepat puas karena
62 spesimen tahun 2007 hasil ancaman virus Polio import  masih
pemeriksaan dinyatakan Negatif tetap ada
Virus Polio atau Non Polio. Ini  tahun 2005 Indonesia
menandakan di Riau sudah tidak kemasukan virus Polio import dari
lagi mempunyai virus Polio. Negara Sudan  
RUMUSAN MASALAH

“Adakah Hubungan
Pengetahuan,Sikap
dan Perilaku
Masyarakat
terhadap Penyakit
Polio di Posyandu
Semangka”
TUJUAN UMUM

Untuk mengetahui hubungan


Pengetahuan, Sikap dan
Perilaku Masyarakat terhadap
Penyakit Polio di Posyandu
Semangka
TUJUAN KHUSUS

Untuk mengetahui
hubungan Untuk mengetahui
Pengetahuan hubungan Perilaku
Masyarakat terhadap Masyarakat terhadap
Penyakit Polio di Penyakit Polio di
Posyandu Semangka Posyandu Semangka

Untuk mengetahui
hubungan Sikap
Masyarakat terhadap
Penyakit Polio di
Posyandu Semangka
MANFAAT PENELITIAN

Bagi Puskesmas Bagi Masyarakat Bagi Peneliti


Tembilahan Kota

Sebagai proses dan


Bahan masukan melatih kemampuan
Memberikan dalam melaksanakan
untuk menilai
informasi kepada penelitian di
gambaran tingkat
masyarakat masyarakat
pengetahuan
mengenai gambaran memperoleh
Masyarakat terhadap
tingkat pengetahuan gambaran-gambaran
pentingnya imunisasi
Masyarakat terhadap untuk mengetahui
Polio dengan
pentingnya imunisasi hubungan tingkat
kepatuhan
Polio dengan pengetahuan
melaksanakan
kepatuhan Masyarakat tentang
Imunisasi di
melaksanakan pentingnya imunisasi
Posyandu Semangka
Imunisasi di Polio dengan
di wilayah kerja UPT
Posyandu Semangka kepatuhan
Puskesmas
Tembilahan Kota melaksanakan
sehingga dapat Imunisasi di
menjadi acuan dalam Posyandu Semangka
hal meningkatkan
program yang ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Penyakit polio  penyakit infeksi paralisis yang disebabkan oleh virus.
Agen pembawa penyakit ini, poliovirus (PV), masuk ke tubuh melalui
mulut, menginfeksi saluran usus. Virus ini dapat memasuki aliran darah
dan mengalir ke sistem saraf pusat menyebabkan melemahnya otot dan
kadang kelumpuhan (QQ_Scarlet, 2008).

Infeksi virus polio terjadi di dalam saluran


pencernaan yang menyebar ke kelenjar limfe
regional sebagian kecil menyebar ke sistem syaraf
(Chin, 2006: 482)

Yuwono dalam Arifah (2008) menambahkan bahwa


syaraf yang diserang adalah syaraf motorik otak
dibagian grey matter dan kadang kadang
menimbulkan kelumpuhan.
Penyebab penyakit
Poliovirus (genus enterovirus) tipe 1, 2 dan 3,
semua tipe dapat menyebabkan kelumpuhan.

Tipe 1 dapat diisolasi dari hampir semua kasus


kelumpuhan, tipe 3 lebih jarang, demikian pula tipe
2 paling jarang.

Tipe 1 paling sering menyebabkan wabah.


Sebagian besar kasus vaccine associated
disebabkan oleh tipe 2 dan 3. (Surya, 2007).
Gejala Klinis
Gejala yang bisa
muncul berupa Masa inkubasi
• asimptomatik penyakit 7—14
• poliomyelitis hari, tetapi
abortif kadang-kadang
• poliomyelitis terdapat kasus
dengan masa
Nonparalitik inkubasi 5-35
• poliomyelitis hari.
paralitis
Gejala Klinis
Poliomyelitis Abortif  mendadak beberapa jam saja.
Gejalanya muntah, nyeri kepala, nyeri tenggorokan,
konstipasi, nyeri abdomen, malaise dan timbul keluhan seperti
anoreksia, nausea.

Poliomyelitis Nonparalitik gejala klinisnya sama dengan


poliomyelitis abortif tetapi hanya nyeri kepala, nausea, dan
muntah yang lebih berat. Ciri penyakit ini adalah nyeri dan
kaku otot belakang leher, dan tungkai hipertonia.

Poliomyelitis Paralitik merupakan kelumpuhan secara akut, disertai


dengan demam dan gejala seperti Poliomyelitis Nonparalitik (Chin,
2006: 482 – 485). Sebanyak 4-8% penderita dapat mengalami demam
tinggi, sakit punggung dan otot yang bisa berlangsung antara 3-7
hari disertai gejala seperti meningitis aseptik yang akan pulih 2-10
hari (Cono dan L.N, 2007).
Reservoir & Cara-cara penularan
Manusia satu-satunya reservoir dan sumber penularan
biasanya penderita tanpa gejala (inapparent infection)
terutama anak-anak.

Transmisi langsung : droplet serta feses penderita


yang menyebar melalui jari yang terkontaminasi pada
peralatan makan, makanan, dan minuman.

Penularan tidak langsung melalui sumber air dimana


virus berada dalam air buangan masuk ke sumber –
sumber air tersebut akibat sanitasi yang rendah.
(Wahyuhono, 2008)
Lanjutan cara-cara penularan…

Peralatan dan barang-barang yang tercemar dapat


berperan sebagai media penularan.

Belum ada bukti serangga dapat menularkan virus


polio, sedangkan air dan limbah jarang sekali
dilaporkan sebagai sumber penularan.

Kontaminasi virus melalui makanan dan air yang


dipakai bersama dalam suatu komunitas untuk
semua keperluan sanitasi dan makan-minum, menjadi
ancaman untuk terjadinya wabah (Surya, 2007).
Kerentanan dan kekebalan
Semua orang rentan terhadap infeksi virus polio

Kekebalan spesifik yang terbentuk bertahan seumur hidup, baik


sebagai akibat infeksi virus polio maupun inapparent. Serangan
kedua jarang terjadi.

Bayi yang lahir dari ibu yang sudah diimunisasi mendapat


kekebalan pasif yang pendek.

Resiko tinggi tertular polio : kelompok-kelompok yang menolak


imunisasi, kelompok minoritas, para migran musiman, anak-
anak yang tidak terdaftar, kaum nomaden, pengungsi dan
masyarakat miskin perkotaan (Ditjen PP & PL, 2006).
Faktor – Faktor yang Memungkinkan
Timbulnya Poliomyelitis
1) Tingginya angka Tripple Negatif
• Belum adanya antibodi terhadap virus polio

2) Perbaikan Lingkungan
• Daerah dengan sanitasi buruk menjadi sumber penularan penyakit

3) Perkembangan Pesat dibidang transportasi


• Mempercepat penyebaran virus

4) Keadaan Sosial Ekonomi


• sosial ekonomi & tingkat pendidikan rendah menyebabkan
pengetahuan mengenai sumber & cara penularan penyakit polio
sangat kurang.
AFP ( Acute Flaccid Paralysis)

Definisi AFP adalah kelumpuhan flaccid (layuh)


tanpa penyebab lain pada anak kurang dari 15
tahun.

Flaccid paralysis terjadi pada kurang dari 1% dari


infeksi poliovirus dan lebih dari 90% infeksi tanpa
gejala atau dengan demam tidak spesifik.

Meningitis aseptik muncul pada sekitar 1% dari


infeksi (Cono, J and L.N., 2007).
Gejala klinis
Gejala klinis
Gejala klinis mayor : nyeri
minor : demam, otot berat, kaku
sakit kepala, kuduk dan
mual dan punggung, serta
muntah. dapat terjadi
flaccid paralysis.

Kelumpuhan Kelumpuhan
akut : (rapid flaccid :
progressive) kelumpuhan
1-14 hari sejak yang bersifat
terjadinya gejala lunglai, lemas
awal (rasa nyeri, atau layuh
kesemutan, rasa bukan kaku,
tebal/kebas) atau terjadi
sampai penurunan
kelumpuhan tonus otot
maksimal. (RSPI, 2007).
Penyakit yang dapat menyebabkan AFP

Polio Myelitis Anterior Akut

Guillain Bare Syndrom (GBS)

Myelitis Transvers
IMUNISASI

L/O/G/O
Imunisasi polio…
Tujuh penyakit pada program imunisasi yaitu penyakit
tuberkulosis, difteri, pertusis, tetanus, POLIO, campak dan
hepatitis-B (Atmosukarto, 2011).

Imunisasi rutin : Oral Polio Vaccine (OPV) yaitu virus polio


yang sudah dilemahkan, pada bayi minimal 4 kali pemberian
sebanyak 2 tetes vaksin setiap kali pemberian sesuai dengan
jadwal.

Cakupan diharapkan > 80 % bayi berusia satu tahun di setiap


desa. Tujuannya adalah memberikan perlindungan (kekebalan
humoral) (Judarwanto, 2006).
Pekan Imunisasi Nasional

Berbeda dengan strategi imunisasi rutin, PIN adalah


pemberian imunisasi polio (OPV) pada anak usia balita
tanpa melihat status imunisasi anak sebelumnya

Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio dilaksanakan :


dengan pertimbangan masih banyak ditemukan cluster
dengan banyak sasaran imunisasi tidak lengkap atau tidak
ditemukan catatan status imunisasi polionya
Stategi Eradikasi Polio untukbebas
polio 2018

• Pelaksanaan penguatan herd imunity


dan intensifikasi rutin imunisasi dengan
sweeping dan backlog fighting
Strategi • Pelaksanaan Pekan Imunisasi Nasional
Eradikasi Polio (PIN) Polio pada Maret 2016
(Polio • Penggantian vaksin polio tetes trivalent
Endgame
Strategy) :
(toPV) menjadi vaksin polio tetes bivalen
(bOPV) pada April 2016
• Sosialisasi pelaksanaan vaksin polio
suntik (IPV) ke dalam imunisasi rutin bayi
pada Juli 2016
Strategi penggantian vaksin polio

tetes trivalent (tOPV) menjadi vaksin polio


bivalen (bOPV) penting untuk kita ketahui

tOPV mengandung tiga serotipe (1,2,3) dan


penggunaannya telah berhasil mengeradikasi virus polio
tipe 2 dimana kasus terakhir dilaporkan tahun 1999.

Saat ini lebih dari 90 % kasus cVDPV dan diperkirakan


40% kasus VAPP berkaitan dengan tipe 2 sebagai
komponan dari tOPV
Lanjutan..

Pemberian minimal satu dosis IPV akan mengurangi


risiko VAPP dan cVDPV.

OPV akan diganti secara bertahap dimulai dengan


menghilangkan serotipe 2 dari tOPV menjadi bOPV yang
hanya mengandung sero tipe 1 dan 3 sehingga bisa
terus melindungi transmisi virus polio liar tipe 1 dan 3.

Penggunaan OPV harus dihentikan ketika semua virus


polio liar sudah dieradikasi.
BAB III
METODE MINI
PROJECT
Kerangka konsep
Hipotesis
Ada hubungan
antara
pengetahuan ibu
dengan Penyakit
Polio di wilayah
Posyandu
Semangka
Ada hubungan Ada hubungan
antara perilaku antara sikap
Masyarakat Masyarakat
dengan Penyakit dengan Penyakit
Polio di wilayah Polio di wilayah
Posyandu Posyandu
Semangka Semangka
Variabel Penelitian

• Pengetahuan, sikap dan perilaku masyarakat di


wilayah kerja Posyandu Semangka UPT
Variabel bebas
(independent
Puskesmas Tembilahan Kota
variable)

• Penyakit Polio, dimana data kejadian Penyakit


Polio di peroleh dari hasil perhitungan kuisioner
tentang kejadian Penyakit Polio di wilayah kerja
Variabel terikat
(dependent
Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan
variable) Kota
Rancangan Penelitian

Metode penelitian  observasional dengan desain


cross sectional study dengan cara mengamati subject
penelitian dan status paparan pada individu dari
populasi tunggal pada suatu periode.

Status paparan : pengetahuan, sikap dan perilaku


korespondensi serta Penyakit Polio. Dan populasi
tunggal diperoleh dari Posyandu Semangka UPT
Puskesmas Tembilahan Kota.
Waktu & lokasi kegiatan

20 Januari 2016 di Posyandu Semangka


UPT Puskesmas Tembilahan Kota.
Populasi

Populasi penelitian yaitu


Masyarakat di wilayah
Posyandu Semangka UPT
Puskesmas Tembilahan Kota.
Sampel

Menggunakan purposive sampling, yaitu teknik


pengambilan sampling dengan cara menentukan
orang yang akan diteliti dengan kriteria inklusi
sampel yang akan diambil adalah:

• Berumur > 17 tahun atau sudah menikah


• Tidak mengalami gangguan mental dan fisik
• Bersedia menjadi responden
Metode penentuan jumlah
sampel..
Rumus Slovin:
Instrumen Mini Project
Kuesioner yang berisi pertanyaan mengenai
pengetahuan, sikap dan tindakan penduduk di
Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota.
• Data pribadi
• Kejadian Penyakit Polio pada Posyandu Polio
• 12 pertanyaan mengenai pengetahuan masyarakat
terhadap Polio pada Balita.
• 8 pernyataan mengenai sikap masyarakat terhadap
Polio pada Balita.
• 5 pernyataan mengenai perilaku masyarakat terhadap
Polio pada Balita.
Teknik Penilaian

Pengukuran tingkat pendidikan, pengetahuan, sikap, dan


perilaku serta penyakit polio wilayah Posyandu Semangka
UPT Puskesmas Tembilahan Kota. Menggunakan skala
pengukuran Hadi Pratomo dan Sudarti (1986) dengan
definisi sebagai berikut :

• Baik : responden dapat menjawab dengan benar > 80 % dari


keseluruhan pertanyaan yang diberikan.
• Sedang : responden dapat menjawab dengan benar antara >
61-79% dari keseluruhan pertanyaan yang diberikan.
• Kurang : responden dapat menjawab benar < 60 % dari nilai
keseluruhan pertanyaan yang diberikan.
BAB IV
HASIL PENELITIAN
4.1.1 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

• Tabel 4.1.1
NO Tingkat Pendidikan F Jumlah Jiwa (%)

1 SD 47 25,40

2 SMP 38 20,54

3 SMA 48 25,94

4 D3 26 14,05

5 SARJANA 26 14,05

Total 185 100


• Diagram 4.1.1

Berdasarkan
Berdasarkan Keterangan
Keterangan di
di atas,
atas, Responden
Responden di di Posyandu
Posyandu
Semangka
Semangka yang
yang menempati
menempati proporsi
proporsi tingkat
tingkat pendidikan
pendidikan terbanyak
terbanyak
adalah
adalah SMA
SMA sebanyak
sebanyak 48
48 orang
orang (25,94%)
(25,94%)
4.1.2 Distribusi Responden Berdasarkan Umur
• Tabel 4.1.2
NO Umur (tahun) F Jumlah Jiwa (%)

1 17-25 37 20,00

2 26-35 67 36,21

3 36-50 43 23,24

4 >50 38 20,54
• Diagram 4.1.2
4.1.3.Data Suspect Penyakit Polio di
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Tembilahan
Kota
• Tabel 4.1.3
Diagram 4.1.3

Berdasarkan
Berdasarkan keterangan
keterangan di
di atas
atas dapat
dapat disimpulkan
disimpulkan angka
angka kejadian
kejadian
suspect
suspect polio
polio terbanyak
terbanyak yakni
yakni pada tahun
tahun 2015
2015 sebanyak
sebanyak 55 orang
orang
  
4.1.4
4.1.4 Distribusi
Distribusi Responden
Responden Berdasarkan
Berdasarkan Pengetahuan
Pengetahuan Ibu
Ibu Tentang
Tentang
Penyakit
Penyakit Polio Pada Bayi dan Balita di Posyandu Semangka UPT
Puskesmas
Puskesmas Tembilahan
Tembilahan Kota
Kota

NO Jumlah Nilai Benar F Jumlah Jiwa (%)

1 Baik/ ≥ 80 % 73 39,45

2 Sedang/ ≥ 61-79% 62 34,59

3 Kurang/ ≤ 60% 50 27,02

Jumlah   185 100


Diagram 4.1.4

Berdasarkan Keterangan di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar


responden memiliki pengetahuan yang baik tentang penyakit polio.
4.1.5 Distribusi Responden Berdasarkan Sikap Masyarakat Tentang Penyakit Polio
Pada Bayi dan Balita di Posyandu Semangka UPT Tembilahan Kota

NO Jumlah Nilai Benar F Jumlah Jiwa (%)

1 Baik/ ≥ 80 % 81 43,78

2 Sedang/ ≥ 61-79% 54 29,18

3 Kurang/ ≤ 60 % 50 20,72

Jumlah   185 100


Diagram 4.1.5

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar


responden memiliki sikap yang baik tentang penyakit polio
4.6.1 Distribusi Responden Berdasarkan Perilaku Masyarakat Tentang Penyakit Polio
Pada Bayi dan Balita di Posyandu Semangka UPT Tembilahan Kota

NO Jumlah Nilai Benar F Jumlah Jiwa (%)

1 Baik/ ≥ 80 % 83 44,86

2 Sedang/ ≥ 61-79% 57 30,81

3 Kurang/ 60% 45 24,32

Jumlah   185 100


Diagram 4.1.6

Dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar responden


memiliki perilaku yang baik tentang penyakit polio
BAB V
KESIMPULAN
Dari keseluruhan data yang diperoleh disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat
pengetahuan masyarakat dengan penyakit polio dimana diperoleh dari data spss nilai P 0,042
< 0,05 yang berarti ada hubungan yang signifikan

Dari keseluruhan data yang diperoleh disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap
masyarakat dengan penyakit polio dimana diperoleh dari data spss nilai P 0,021 < 0,05 yang
berarti ada hubungan yang signifikan

Dari keseluruhan data yang diperoleh disimpulkan bahwa ada hubungan antara perilaku
masyarakat dengan penyakit polio dimana diperoleh dari data spss nilai P 0,034 < 0,05 yang
berarti ada hubungan yang signifikan
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 185 orang yang diambil dari populasi masyarakat di
Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota

Dilihat dari usia responden pada umumnya berusia 26-35 tahun (36,21%)

Dilihat dari segi pendidikan responden pada umumnya memiliki tingkat pendidikan terbanyak
yakni SMA (25,94%)
Data Suspect Penyakit Polio yang didapat selama 5 tahun yang terbanyak
yakni pada tahun 2015 dimana sekitar 5 orang penderita polio (41,66%), tahun
2011 sebanyak 2 orang (16,66%), 2012 sebanyak 1 orang (8,33%), tahun 2013
sebanyak 2 orang (16,66%) dan tahun 2014 sebanyak 2 orang (16,66%)

Dari data yang diperoleh tidak ditemukan adanya pasien dengan kasus positif
polio

Sebagian besar responden memiliki Pengetahuan baik mengenai penyakit


polio yakni 73 orang (39,45%) yang artinya sebagian besar responden
mengerti mengenai penyakit polio, penyebab polio, penularan polio,
pencegahan polio, dan khususnya mengenai vaksinasi polio
Sebagian besar responden memiliki Sikap baik mengenai penyakit polio yakni 81
orang (43,78%) yang artinya sebagian besar responden setuju untuk memberikan
imunisasi polio kepada anak mereka, menyarankan imunisasi polio kepada orang
tua yang lain, tahu bagaimana prosedur bila menemukan kecurigaan terhadap
polio dan responden tidak khawatir terhadap efek samping vaksin yang diberikan

Sebagian besar responden memiliki Perilaku baik mengenai penyakit polio yakni
83 orang (44,86%) yang artinya sebagian besar anak-anak responden sudah
mendapatkan imunisasi polio, sebagian besar responden sudah mengetahui
tentang PIN (Pekan Imunisasi Nasional) polio serta dengan sukarela mengikuti PIN
SARAN

Meneliti faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian penyakit polio di


Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota

Dengan adanya penelitian ini, bagi Puskesmas diharapkan dapat membuat


program yang bersifat promotif dan preventif tentang Polio kepada seluruh
masyarakat di Posyandu Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota

Melakukan pendekatan dan motivasi kepada masyarakat yang belum ikut


serta dalam upaya pencegahan,sehingga seluruh masyarakat di Posyandu
Semangka UPT Puskesmas Tembilahan Kota dapat ikut serta dalam usaha
pencegahan angka kesakitan akibat Polio

Anda mungkin juga menyukai