Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm.

91-101

HUBUNGAN GANGGUAN KUALITAS TIDUR MENGGUNAKAN PSQI


DENGAN FUNGSI KOGNITIF PADA PPDS PASCA JAGA MALAM

RELATIONSHIP BETWEEN SLEEP QUALITY DISABLED USING PSQI WITH


COGNITIVE FUNCTION AT PASCA PPDS NIGHT PAPER
Handojo M*, Pertiwi J.M **, Ngantung D **

sinapsunsrat@gmail.com

*Peserta PPDS-1 Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi/ RSUP
Prof. dr. R.D. Kandou Manado
**Staf Pengajar Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi / RSUP
Prof. dr. R.D. Kandou Manado

ABSTRAK
Latar belakang: Tidur merupakan bagian penting dalam hidup untuk perbaikan tubuh dan
pikiran. Gangguan tidur dan kurang tidur sering terjadi pada masyarakat modern saat ini.
Gangguan tidur dapat disebabkan oleh berbagai macam penyebab salahsatunya gangguan tidur
irama sirkadian tipe kerja. Gangguan tidur tersebut sering dialami pada orang yang bekerja dengan
rotasi malam hari. Peserta Program Studi Dokter Spesialis (PPDS) sering bekerja mendapat giliran
rotasi pada malam hari, Kurang tidur dan gangguan kualitas tidur merupakan hal yang umum
sering terjadi pada seorang PPDS. Kurang tidur dalam program PPDS dapat menyebabkan
gangguan kognitif, gangguan psikososial, kecelakaan dan berkurang kualitas hidup. Tujuan:
Untuk mengetahui adanya hubungan antara kualitas tidur dengan fungsi kognitif. Metode:
Penelitian menggunakan analitik potong lintang yang dilakukan di RSUP Prof. dr. R. D. Kandou
Manado rentang waktu Agustus – Oktober 2017. Sebanyak 42 sampel penelitian dipilih dengan
teknik consecutive sampling berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi. Data dikumpulkan dari
wawancara, dan pemeriksaan langsung terhadap Subjek penelitian lalu dianalisis menggunakan
program SPSS. Hasil: Terdapat hubungan yang sangat bermakna antara gangguan kualitas tidur
objektif dengan fungsi kognitif. (p=0,0000). Kesimpulan: Gangguan kualitas tidur objektif
mempengaruhi fungsi kognitif pada PPDS pasca jaga.

Kata kunci: Tidur, Kualitas tidur, PPDS, Gangguan kognitif.

ABSTRACT
Background: Sleep is an important part of life for the improvement of body and mind. Sleep
disturbance and lack of sleep often occur in current modern society. Sleep disturbance may be
caused by various causes such as the circadian rhythm sleep disorders of the work type. Sleep
disturbance is often experienced in people who work night shifts. Residents often work in night
shift, Sleep deprivation and sleep quality disorders are common to a Resident. Lack of sleep in
Residency programs might cause cognitive impairment, psychosocial disorders, accidents and
reduced quality of life. Aim: Finding the correlation between sleep quality and cognitive function.
Method: A cross sectional analytical study was conducted in Prof. RSUP. dr. R. D. Kandou
Manado in the period of August - October 2017. A total of 42 research samples were selected by
consecutive sampling technique based on inclusion and exclusion criteria. Data was collected
from interviews,and direct examination of research subjects followed by analyzing using SPSS
program. Result: There is a very significant relationship between objective sleep quality disorder
and cognitive function. (p = 0,0000). Conclusion: Impaired objective sleep quality affects
cognitive function in after night shift resident.

Keywords: Sleep, Sleep Quality, Residents, Cognitive Disorder.

91
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 91-101

PENDAHULUAN PPDS sering mengalami gangguan tidur


Tidur merupakan salah satu cara untuk irama sirkadian tipe kerja dimana
melepaskan kelelahan jasmani dan mengalami rasa kantuk yang berlebihan
kelelahan mental. Tidur merupakan yang terjadi terkait dengan jadwal kerja
bagian yang penting dari hidup untuk pada jam tidur normal dan total waktu
perbaikan tubuh dan pikiran. Tidur tidur berkurang 1-4 jam. Gangguan tidur
merupakan proses fisiologik untuk pada PPDS menyebabkan beberapa
menjaga daya ingat dan mendukung akibat yang penting meliputi gangguan
proses fungsi kognitif. Tidur dapat kehidupan personal, gangguan kesehatan
memulihkan daya ingat dengan cara seperti meningkatnya tekanan darah dan
meningkatkan plastisitas neuron dengan kegemukan , gangguan kognitif dan
cara mengurangi masukan / input gangguan neurobehaviour, berkurangnya
informasi yang sedang berlangsung. sikap professional dan perhatian
Tidur dibutuhkan untuk mencegah terhadap pasien. 6,7
terjadinya informasi yang berlebihan Kualitas tidur adalah
pada sinaps, saat tidurlah terjadi kemampuan individu untuk tetap tertidur
reorganisasi informasi dari luar. Hal dan untuk mendapatkan jumlah tidur
inilah yang meyebabkan tubuh terasa REM dan NREM yang tepat. Kualitas
1,2,3,4,5
lebih segar saat bangun. tidur seseorang dapat dipengaruhi oleh
Berbagai macam gangguan tidur berbagai macam seperti penyakit,
seperti insomnia, hipersomnia, kelelahan, lingkungan, stress psikis,
parasomnia, gangguan tidur akibat kerja shift, gaya hidup dan kebiasaan.
gerakan yang tidak terkontrol dan PSQI adalah instrumen efektif yang
gangguan tidur irama sirkadian Adapun digunakan untuk mengukur kualitas
berbagai macam tipe gangguan tidur tidur dan pola tidur pada orang dewasa.
irama sirkadian seperti Delayed Dleep PSQI dikembangkan untuk mengukur
Phase Type, Advance Dleep Phase Type, dan membedakan individu dengan
Irregular Sleep Wake Type, Free- kualitas tidur yang baik dan kualitas
Running Type, Jet Lag Type, Shift Work tidur yang buruk. PSQI terdiri dari
Type, Due to medical condition, Other sembilan pertanyaan yang diberi nilai
Circadian Rhytm Sleep Disorder due to dan dijawab oleh individu itu sendiri dan
drug or substance. Peserta Program satu pertanyaan dijawab oleh pasangan
Studi Dokter Spesialis (PPDS) tidur atau teman tidur. Penentuan
mempunyai pekerjaan yang sangat kualitas tidur yang baik atau buruk
banyak dan bekerja hingga larut malam. dilakukan dengan mengukur tujuh area

92
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 91-101

yaitu kualitas tidur Subjektif, sleep Oktober 2017. Kriteria inklusi adalah
latensi, durasi tidur, gangguan tidur. seluruh PPDS yang mendapat tugas jaga
efisiensi kebiasaan tidur, penggunaan malam serta dalam keadaan sehat, saat
obat tidur, dan disfungsi tidur pada siang diperiksa dalam keadaan sadar (GCS 15)
hari. Skor global > 5 dianggap memiliki dan kooperatif, Usia diatas 25 tahun dan
gangguan tidur yang buruk. 8,9 bersedia diikutsertakan dalam penelitian.
MoCA-INA merupakan Kriteria eksklusi adalah mempunyai
pemeriksaan penapisan untuk menilai riwayat penyakit pada sistem saraf pusat
defisit kognitif. Pemeriksaan ini (cedera kepala, infeksi intrakranial,
menekankan penilaian fungsi eksekutif stroke, epilepsi,tumor otak), mempunyai
dan atensi. Pemeriksaan ini lebih sensitif riwayat penyakit diabetes mellitus,
untuk menilai gangguan kognitif ringan mempunyai riwayat penyakit darah
yang sulit dideteksi dengan Mini Mental tinggi, mempunyai riwayat
State Examination (MMSE). MoCA- kolesterol,mempunyai riwayat penyakit
INA dikatakan normal jika nilai ≥ 26. depresi berat., mengakui sedang dalam
Jika < 26 dikatakan mempunyai penggunaan obat psikotropika/narkotika,
gangguan kognitif. 10,11 mempunyai riwayat gangguan tidur
Penelitian ini mempunyai tujuan sebelumnya. Subjek akan dilakukan
untuk mengetahui hubungan kualitas anamnesis, pemeriksaan fisik dan
tidur dengan gangguan kognitif pada dilakukan pengukuran tekanan darah.
PPDS pasca jaga di RSUD. Prof.R.D. Penilaian kualitas tidur dengan
Kandou Manado menggunakan Pittsburg Sleep Quality
Index (PSQI). Terdapat 7 paramater
TUJUAN dalam PSQI yaitu kualitas tidur, latensi
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis tidur, durasi tidur, kebiasaan tidur,
hubungan antara kulaitas tidur dengan gangguan tidur, penggunaan obat tidur
PPDS pascajaga. (yang berlebihan), disfungsi siang hari
selama satu bulan terakhir. Nilai tiap
METODE komponen kemudian dijumlahkan
Penelitian ini merupakan penelitian menjadi skor global antara 0-21. Skor
analitik potong lintang di RSUD. global > 5 dianggap memiliki gangguan
Prof.R.D. Kandou Manado terhadap kualitas tidur yang buruk. Penilaian
PPDS pascajaga malam ruang ganwat fungsi kognitif dengan menggunakan
darurat . Subjek diambil secara MoCA-Ina yang terdapat 30 poin,
konsekutif pada bulan Agustus – dikatakan terganggu bila nilai < 26.

93
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 91-101

Analisis data menggunakan 32 orang (76,2%) PPDS kualitas tidur


program SPSS versi 22. Untuk objekifnya buruk. Rerata waktu tidur
mengetahui arah dan kekuatan hubungan PPDS 4,67±1,33 jam. Rerata skor PSQI
antar dua kelompok independen akan PPDS 7.64±3.33. ( Pada tabel 2)
dilakukan uji parametrik dan non 32 orang (76,2%) PPDS
parametrik. Korelasi Pearson digunakan pascajaga mengalami gangguan kognitif
pada uji parametrik jika memenuhi dengan skor MoCA-INA terendah 18
persyaratan (Expected Count more than sedangkan yang tertinggi 27 dengan
5), jika tidak memenuhi persyaratan nilai rearata 23,33±2,73. 17 orang
dilakukan pengukuran dengan uji (40,48%) tidak menjawab dengan
Fisher_Eksak dan Korelasi Gamma. sempurna di segmen visuospatial, pada
Nilai P dianggap bermakna jika P<0,05. sesi penamaan hanya 3 orang (7,15%)
yang menjawab salah, 41 orang
HASIL (96,61%) mengalami kesalahan pada
Terdapat 42 Subjek yang memnuhi sesi memori, 38 orang (90,46%)
kriteria penelitian yang didominasi laki- menglami kesalahan pada atensi, pada
laki (63,3%), dengan rerata usia Subjek sesi abstraksi 14 orang (33,33%)
30 ± 2,83 tahun. Terbagi dalam mengalami kesalahan, dan 36 orang
beberapa bagian, bagian anak sebanyak (85,71%) menjawab dengan betul
5 orang (11,9%), bedah 12 orang padasesi orientasi. ( Pada tabel 3)
(28,6%), saraf 10 orang (23,8%), Hasil Analisis bivariat ( tabel 4,
penyakit dalam 9 orang (21,4%), dan 5 dan 6), didapatkan pada tabel 4
kandungan 6 orang (14,3%). hubungan yang sangat bermakna antara
Sebanyak 30 orang (71,4%) kualitas tidur objektif dengan gangguan
PPDS pascajaga mengaku masih kognitif (P < 0,0001). Pada tabel 5
mempunyai kualitas tidur subjektif yang didapatkan P=0,085 Hasil ini
cukup baik. Sebanyak 20 orang (47,6%) menyatakan tidak ada hubungan
PPDS tidak mengalami kesulitan dalam bermakna antara kualitas tidur Subjektif
waktu untuk memulai tidur, Seluruh dengan gangguan kognitif (P >0,05).
PPDS tidak ada yang memakai obat Pengaruh durasi tidur terhadap fungsi
tidur untuk memulai tidur. 54,8% kognitif yang diuji dengan korelasi
mengalami sedikit kesulitan dalam Pearson didapatkan korelasi yang
melakukan pekerjaan pada siang hari, bermakna terhadap domain memori,
Berbeda dengan kualitas tidur Subjektif atensi, orientasi dan jumlah MoCA-INA.
pada kualitas tidur objektif didapatkan Pengaruh Kualitas tidur objektif

94
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 91-101

terhadap fungsi kognitif diuji dengan serupa dengan penelitian yang dilakukan
korelasi biserial dimana didapatkan Ricky dkk yang mengatakan sebanyak
korelasi yang bermakna antara kualitas 44,23 % pekerja perawat shift malam
tidur objektif dengan fungsi kognitif yang menyatakan kualitas tidur mereka
pada domain atensi dan total MoCA- yang cukup baik. Hal ini berbeda dengan
INA Pada domain memori memiliki penelitian yang dilakukan oleh Reza dkk
hubungan yang sangat bermakna dengan pada pekerja malam yang mengatakan
kualitas tidur objektif. kualitas tidur Subjektif mereka adalah
kurang baik. Hal ini berbeda
PEMBAHASAN dikarenakan kualitas tidur Subjektif
Peserta PPDS lebih banyak yang tergantung dari masing-masing individu
berjenis kelamin laki-laki. Hasil dan jenis pekerjaannya sehingga hasil
penelitian ini sama dengan yang yang didapatkan pada kualitas tidur
dikemukakan oleh Khazale dkk dimana Subjektif sangatlah beragam.15,16
didapatkan medical resident yang Rerata durasi tidur PPDS
berjenis kelamin laki-laki (53,8%) Hal 4,67±1,33 jam. Hal ini serupa pada
ini sama seperti dengan penelitian yang penelitian yang dilakukan pada PPDS
dilakukan bagian anestesi bahwa dimana anestesi didapatkan durasi tidur yang
PPDS anestesi itu lebih banyak yang menurun dengan rerata durasi tidur
berjenis kelamin laki-laki 45 orang ( sebanyak 2,71 jam. Menurut penelitian
65,2%). Subjek penelitian memiliki Katia dkk setuju PPDS mempunyai
rentang usia 26 hingga 37 tahun dengan durasi tidur yang kurang. Jumlah skor
rerata 30 ± 2,83 tahun. Subjek penelitian PSQI lebih dari 5 menandakan kualitas
tidak ada yang berusia lanjut sehingga tidur objektif yang buruk. Rerata skor
Subjek penelitian belum mengalami PSQI pada penelitian ini 7.64±3.33,
penurunan fungsi kognitif akibat usia yang menandakan kualitas tidur objektif
lanjut. Proses degenerasi otak dimulai yang buruk. Hal ini serupa dengan Katia
pada usia lanjut dan akan terus dkk dimana skor PSQI 6.76±2.81. Hal
meningkat.12,13,14 ini serupa yang dikatakan oleh Cardoso
Kualitas tidur Subjektif PPDS dkk dikatakan bahwan skor PSQI 6,2.
sebanyak 71,4 % mengatakan cukup Penelitian Machi dkk juga mengatakan
baik kualitas tidur mereka. Kualitas tidur bahwa dokter yang bertugas 24 jam di
Subjektif ini menurut persepsi PPDS itu ruang gawat darurat mempunyai kualitas
sendiri mengatakan kualitas tidur tidur yang buruk 13,17
mereka selama sebulan terakhir. Hal ini

95
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 91-101

Pekerja dengan giliran kerja Analisis bivariat antara Kualitas


pada malam hari akan mengeluh sensasi tidur objektif dengan fungsi kognitf
yang tidak segar pada saat tidur menyatakan bahwa adanya hubungan
sehingga menyebabkan gangguan pada yang sangat bermakna antara kualitas
siang hari. Hal ini terlihat dari 23 orang tidur objektif dengan gangguan kognitif
peserta PPDS mengeluhkan sedikit (p < 0,0001). Hal ini sesuai dengan
kesulitan dalam melakukan aktifitas penelitian Kazemi dkk mengatakan
pada siang hari. Hal ini serupa dengan bahwa adanya penurunan fungsi kognitif
penelitian yang dilakukan oleh Ricky pada orang pekerja malam dikarenakan
dkk yang dilakukan pada pekerja malam kelelahan yang berkepanjangan.
seperti perawat juga didapatkan 55,57 Keadaaan ini berhubungan dengan irama
% mengalami kesulitan melakukan sirkadian yang tidak regular dan
aktifitas pada siang hari.16 kurangnya adaptasi dari irama sirkadian.
Penelitian ini didapatkan 32 Analisis bivariat antara kualitas tidur
orang mengalami gangguan kognitif. Subjektif dengan gangguan kognitif
Hal ini berbeda dengan penelitian yang tidak didapatkan hubungan yang
dilakukan oleh Syahrul pada PPDS bermakna mungkin dapat disebabkan
anestesi didapatkan hanya 7 peserta pada data univariat kualitas tidur
PPDS Anestesi yang mengalami Subjektif peserta PPDS pada umumnya
gangguan kognitif. Dikatakan pada mengatakan kualitas tidur Subjektif
penelitian Syahrul hanya didapatkan masih cukup baik. hal ini mungkin yang
peurunan kognitif pada peserta PPDS menyebabkan adanya hubungan yang
diakibatkan karena PPDS Anestesi telah tidak bermakna.
mendapatkan sehari sebelumnya Analisis bivariat antara durasi
mengenai pemeriksaan MoCA-INA. tidur dengan fungsi kognitif didapatkan
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang perbedaan yang bermakna pada terutama
dikatakan oleh Aida dkk yang pada domain memori, atensi dan
mengatakan bahwa adanya penurunan orientasi. Hal ini sesuai dengan
fungsi kognitif pada peserta PPDS penelitian yang dilakukan oleh Kim JH
setelah peserta PPDS jaga malam. Hal dkk yang menyatakan bahwa adanya
ini serupa dengan penelitian Halbach adanya pengurangan waktu tidur
dkk yang dilakukan PPDS kebidanan dikorelasikan dengan adanya atensi
dan kandungan yang juga mengatakan yang rendah dan kesulitan belajar. Hal
adanya penurunan fungsi kognitif ini dikorelasikan dengan teori bahwa
13,18,19
setelah jaga malam. tidur merupakan suatu proses yang aktif,

96
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 91-101

repetitif dan reversible dari berbagai akan terjadi peningkatan aktifitas


macam proses seperti pertumbuhan, simpatis yang menyebabkan
konsolidasi memori, proses restorasi , peningkatan kortisol. IL-6 dan
proses psikologikal, proses kegagalan orexin. Area prefrontal
neurokognitif dan sistem imun. Kurang memegang peranan penting dalam
tidur menyebabkan efek umum pada bagian fungsi kognitif. Jika terjadi
kesadaran dan atensi atau efek selektif gangguan pada daerah ini menyebabkan
terhadap beberapa area tertentu di otak. peningkatan cortisol dan IL-6.
Kegagalan atensi dipikirkan sebagai Kegagalan pelepasan orexin akan
penyebab utama dibelakang penurunan menyebabkan mengantuk dan penurunan
20
fungsi kognitif pada kurang tidur. konsentrasi yang akhirnya menyebabkan
Waktu tidur manusia normal penurunan kognitif. 19,21
sekitar 7-8 jam perhari, Pada waktu tidur
Kualitas tidur bergantung dari
yang kurang dari tujuh jam dapat
beberapa komponen yaitu kualitas tidur
menyebabkan gangguan mood dan
Subjektif, durasi tidur, efisiensi tidur,
fungsi kognitif. Hal itu juga
latensi tidur , penggunanan obat
menyebabkan adanya gangguan pada
tidur,gangguan tidur dan disfungsi pada
konsolidasi memori dan proses restorasi
siang hari. Sejumlah mekanisme bisa
memori. Teori ini sesuai dengan hasil
melandasi hubungan antara kualitas
penelitian ini yang menyatakan adanya
tidur yang buruk dengan gangguan
hubungan yang bermakna antara durasi
kognitif. Tidur diperlukan untuk
tidur dengan domain memori.19,21
konsolidasi memori dan fungsi otak
Pengurangan jam tidur
normal. Gangguan tidur mengganggu
menyebakan kegagalan melatonin pada
fungsi jalur neuronal, khususnya Gama-
jam tidur biologis. Efek atas kegagalan
itu adalah hambatan terhadap sistem dan aminobutyric acid
 (GABA) dan

akitivasi Ascending Reticulary cyclic Adenosine

Activity System(ARAS) yang monophosphate
 (cAMP), yang

mempengaruhi kesadaran. Fisiologi akhirnya mengganggu plastisitas

tidur terjadi peningkatan dari level sinapsis. penurunan kualitas tidur

melatonin yang diikuti oleh penurunan berhubungan dengan peningkatan beban

kortisol , interlerukin- 6 ( IL-6 Gama- amyloid-β. Peningkatan akumulaasi


amyloid-β pada lanjut usia berhubungan
aminobutyric acid
 ) dan orexin , yang
dengan peningkatan keterjagaan dan
berperan dalam memperbaiki fungsi
perubahan pola tidur. Tidur yang buruk
kognitif. Pada pengurangan jam tidur

97
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 91-101

bisa berkontribusi pada neurodegenrasi ganggun kognitif pada PPDS pascajaga


dengan mendorong neuroinflamasi dan adalah tidak seragamnya beban kerja
mengganggu neurogenesis, teruama yang diterima oleh PPDS yang ikut
pada wilayah hippocampal, suatu dalam penelitian ini, ditambah jumlah
wilayah neuroanatomi kunci untuk pasien dan instalasi IGD yang tidak
belajar dan memori. Gangguan tidur dapat diramalkan atau diseragamkan.
meningkatkan neurodegenerasi dengan Penelitian ini juga tidak mengukur
meningkatakan neuroinflamasi dan waktu istirahat secara aktual penelitian
mengganggu neurogenesis, khususnya di ini hanya berdasarkan pengakuan dari
daerah hipokampus. Gangguan siklus Subjek penelitian. Keterbatasan yang
sirkardian dapat mengganggu fungsi lainnya adalah peneliti tidak menyelidiki
hipokampus dan pembelajaran dan berbagai macam potensial yang dapat
memori.22 menyebabkan gangguan tidur. Seperti
Analisis bivariat tentang masalah psikologis, masalah keuangan,
hubungan kualitas tidur objektif dengan masalah dalam keluarga dan aktifitas.
fungsi kognitif didapatkan perbedaan Penelitian ini juga tidak
yang bermakna pada domain memori, menyingkirkan penggunaan kafein,
atensi dan jumlah MoCA-INA. Hal ini merokok atatupun minumam penambah
sesuai yang Miyata dkk yang tenaga. Subjek penelitian ini tidak
menyatakan bahwa kualitas tidur yang homogen, terdapat berbagai tugas dalam
buruk mempengaruhi fungsi kognitif seluruh tim jaga PPDS di tiap bagian
terutama dalam hal memori, tetapi dengan beban kerja yang berbeda-beda
penelitian Miyata ini tidak membahas sesuai dengan tingkatan. Penelitian ini
lebih lanjut mengenai atensi. Penelitian juga tidak menyingkirkan adanya
Charmaine dkk menunjukkan rendahnya peserta PPDS yang istirahat tidur.
kualitas tidur berhubungan dengan
gangguan fungsi kognitif pada pasien KESIMPULAN
dengan sirosis terutama dalam hal atensi PPDS pascajaga mengalami penurunan
dan memori. Penelitian yang dilakukan fungsi kognitif, PPDS pascajaga
Sari dkk pada lansia di Sulawesi utara mempunyai skor PSQI yang tinggi. Hal
didapatkan adanya hubungan antara ini menandakan adanya kualitas tidur
kualitas tidur dengan fungsi kognitif objektif yang buruk pada PPDS
pada lansia. 23,24,25 pascajaga. Kualitas tidur objektif PPDS
Adapun beberapa keterbatasan yang buruk terbukti secara bermakna
dalam hubungan kualitas tidur dengan menurunkan fungsi kognitif PPDS.

98
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 91-101

DAFTAR PUSTAKA residen and physician.Continuum.


1. Ezenwanne EB. Currents consepts 2013: 2: 204-222
in the neurophysiologic basic of 8. Bukit, E.K. (2005). Kualitas tidur
sleep; a review. Annal of Medical dan faktor-faktor gangguan tidur
and Health Sciences Research: klien lanjut usia yang dirawat inap
1(2):1-7 di ruang penyakit dalam rumah
2. Huang W, Ramsey KM, Marcheva sakit, medan 2003. Jurnal
B, Bass J. Circadian rhythem, sleep Keperawatan Indonesia. 9,(2), 41-
and metabolism. J Clin Invest. 47.
2011;121:2113-41. 9. Buysse,D.J., Reynolds,C.F.,
3. Sutton, Liz Hamui, Virginia Baradin Monk,T.H., Berman,S.R., &
Perez, Garcia Ruth Puentes, Kupfer,D.J. (1989). The pittsburgh
Monsolvo E C, Morales C F. Effects sleep quality index (PSQI): A new
of sleep deprivation on cognitive instrument for psychiatric research
and psychomotor skills and Its and practice. Psychiatry Research,
relationship with personal 28(2), 193-213.
characteristics of resident 10. Prasetyo BT, Lumempouw SF,
physicians. Cir Cir. 2013:297-303. Ramli Y, Herqutanto. Nilai Normal
4. Durmer JS, Dinges DF. Montreal Cognitive Assessment
Neurocognitive consecuences of Versi Indonesia (MOCA-INA).
sleep deprivation. Cogn Neurona. 2011(29).
Neuropsychol. 2005;25:117-29. 11. Husein Nadia, Lumempouw Silvia,
5. Williamson AM, Feyer AM. Ramli Yetty, Herqutanto. Uji
Moderate sleep deprivation Validitas dan Realiabilitas Montreal
impairment in cognitive and motor Cognitive Assessment Versi
perfomance equivalent to legally Indonesia (MOCA-INA) untuk
prescribed levels of alcohol skrining gangguan fungsi kognitif.
intoxication. Occupation 2010 (27)
Environment Medicine. 12. Khazale H, Tahmaslan M, Ghadami
2000;57:649 - 55. M, Safaei H, Ekhtiari H, et all. The
6. Purnomo H, Islamiyah W. Paduan effects of chronic partial sleep
Tatalaksanan Gangguan Tidur. deprivation on cognitive function of
Perdossi ; Jakarta. 2014. Hal 68-87. medical residents. Iran J Psychiatry
7. Avidan A. Sleep and fatigue 2010: 5(2) :74-77
countermeasure for the neurology

99
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 91-101

13. Syahrul M. Perubahan kognitif dan 19. Samatara P, Kesanda IM, Adynana
psikomotor peserta ppds IM, Widyawarma IP. The effect of
anestesiologi dan terapi intensif partial sleep deprivations in
FKUI setelah 32 jam kerja. Fakultas decreased of cognitive function in
Kedokteran Universitas Indonesia. resident doctor Udayana University/
Jakarta: 2014. Sanglah General Hospital.
14. Knopman, David S, Bradly F, International Journal of Science and
Petersen C. Essential of the proper Research. 2017 ;(4): 215-218.
diagnose of mild cognitive 20. Kim E.J , Baek H.J , Shin D.J , dkk.
impairment, dementia and major Correlation of Sleep Disturbance
subtypes of dementia. Mayo Clinic and Cognitive Impairment in Patient
Proc. 2003;78:1290-308. with Parkinson’s Disease. J Mov
15. Reza K, Haidarimoghadam R, Discord; 2014 : 7(1):13-18.
Motamedzadeh M, Golmohamadi R, 21. Chokroverty S, Avidan A. Sleep and
Soltanian A, Zoghipaydar M. its disorders dalam Darrof R,
Effects of shift work on cognitive Jankovic J, Mazziotta J, Pomeroy S,
performance, sleep quality, and editor. Bradley’s Neurology in
sleepiness among petrochemical clinical practice 7th edition. USA:
control room operators. Journal of Elsevier : 2016 : Hal 1615-85.
Circadian Rhythms,:14(1): 1: 1–8. 22. Yaffee K, Barnes DE. Epidemiology
16. Thayeb R. Gambaran kualitas tidur and Risk Factors. The Behavioral
pada perawat dinas malam RSUP Neurology of Dementia, Cambridge
Prof. Dr.R.D. Kandou Manado. ( Medicine, Cambridge. 2009.
Tesis). Manado 2014. 23. Sari R, Onibala F, Sumarauw L.
17. Sheyla K, Guimaraes A, Titski A, Hubungan kualitas tidur dengan
Neiva L. Sleep deprivation and fungsi kognitif pada lansia di BPLU
drowsiness of medical resident and Senja Cerah Provinsi Sulawesi
medical students. Rev Col Bras Cir. Utara. Jurnal Keperawatan. 2017
2016; 43(6): 438-444 (5).
18. Suozzo A, Malta S, Gil G, Tintori 24. Miyata S, Noda A, Iwamoto K,
F,lacerda, Antonio L. Attention and Kawano H, Okuda M, dkk. Poor
memory medical residents after a sleep quality impairs cognitive
night on call: a cross-sectional performance in older adults. J Sleep
study. Clinics 2011;66(3):505-508 Res. 2013: 22; 535-41.

100
Jurnal Sinaps, Vol. 1 No. 1 (2018), hlm. 91-101

25. Charmaine A, Stewar M, Auger patiens with cirrhosis, J Clin Sleep


R,dkk. The effect of poor sleep Med; 2014: 10(7): 823.
quality on cognitive function of

101

Anda mungkin juga menyukai