ABSTRACT
Sleep is a condition where there is a decrease or loss of perception and reaction
to the environment, but the individual can still be awakened by a strong enough
stimulus. Sleep quality is a complex phenomenon that includes quantitative and
Published by: qualitative aspects of sleep, such as the length of sleep, the time it takes to fall
Tadulako University, asleep, the frequency of awakening, and subjective aspects such as the depth of
Managed by Faculty of Medicine. sleep. Poor sleep quality in respondents can cause concentration problems.The
Email: healthytadulako@gmail.com aims of this research is to find out the relationship between sleep quality and the
Phone (WA): +6285242303103 concentration level of students. This research used an observational analytical
Address: design with a cross-sectional study approach. The sample totaled 60 students of
Jalan Soekarno Hatta Km. 9. City of medical faculty selected through random sampling technique. Sleep quality has
Palu, Central Sulawesi, Indonesia been measured by PSQI and concentration by stroop test. The statistical test uses
the contingency coefficient. The results of the research show that 29 students have
good sleep quality with good concentration levels, 12 students have poor sleep
quality with good concentration levels, 5 students have good sleep quality with
poor concentration levels, 14 students have poor sleep quality with poor
concentration levels. The contingency coefficient analysis test shows that there is
a relationship between sleep quality and concentration level with a p-value of
0.001 < 0.05. Based on the results above, it can be concluded that there is a
relationship between sleep quality and the concentration level of students
Nur Asmar Salikunna, Wayan Didik A, Fitriah Handayani, Muhammad Zainul R :157-163 157
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) / Vol 8 No.3 September 2022
158 Nur Asmar Salikunna, Wayan Didik A, Fitriah Handayani, Muhammad Zainul R :157-163
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) / Vol 8 No.3 September 2022
Nur Asmar Salikunna, Wayan Didik A, Fitriah Handayani, Muhammad Zainul R :157-163 159
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) / Vol 8 No.3 September 2022
secara ekstensif tetapi tidak sepenuhnya kualitas tidur dan tingkat konsentrasi.
dipahami. Dua proses umumnya dianggap Walaupun nilai R, besar hubungan dari kedua
signifikan dalam fisiologi tidur: homeostasis variabel ini hanya 0,385 yang artinya lemah.
dan ritme sirkadian. Proses homeostatik Secara statistik menunjukan bahwa lebih dari
menjaga stabilitas internal tubuh. Mereka setengah responden memiliki kualitas tidur dan
mengatur kecenderungan untuk tidur tingkat konsentrasi yang baik. Pada penelitian
meningkatkan keinginan untuk tidur dengan ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang
terjaga yang berkepanjangan, menguranginya dilakukan oleh Rahmadi tahun 2017 yang
saat waktu tidur memanjang, dan bangkit menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
kembali dengan terjaga. Ketika seseorang kualitas tidur terhadap konsentrasi mahasiswa
kurang tidur, kehilangan tersebut Fakultas Kedokteran Universitas
dikompensasikan dengan meningkatkan Muhammadiyah Palembang (p=0,02 < 0,05).
kecenderungan untuk tidur dan/atau Hal ini didukung juga oleh penelitian
memperdalam tidur pada siklus tidur Sastrawan tahun 2017 pada mahasiswa
berikutnya9. program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Dengan demikian siklus tidur dimulai Kedokteran Universitas Udayana diperoleh
dari tidur fase Non-REMS serta tidur REMS hasil terdapat hubungan antara kualitas tidur
berhubungan dengan sistem saraf kolinergik terhadap konsentrasi belajar dengan nilai
dan sistem saraf andrenergik yang intinya p<0,0511.
banyak terdapat di daerah pons tepatnya Kualitas tidur merupakan salah satu
didaerah locus cocruleus. Serotonin dapat faktor yang mempengaruhi proses atensi
memacu kegiatan kedua sistem saraf kolinergik seseorang. Pada saat seseorang tidur, maka
dan andrenergik, namun sebaliknya akan terjadi proses coupling antara striatum
andrenergik justru menghambat kegiatan ventral yang berfungsi memberikan sistem
sistem saraf serotoninergik dan kolinergik. reward kepada tubuh dengan Dorsolateral
Peran utama pada fase tidur REMS adalah prefrontal cortex (DLPFC) yang mengatur
Sistem kolinergik, oleh karena itu pemberian proses atensi. Fungsi utama dari DLPFC adalah
bahan kolinomimetik (pemacu kolinergik) pada mengatur dan mengontrol jalannya fungsi
saat tidur non REMS dapat segera berubah kognitif yang mana salah satunya adalah atensi,
menjadi tidur REMS. Akan tetapi bila sedang apabila DPLFC tidak berkembang, maka
dalam tidur REMS pemberian bahan fungsi kognitif pun juga tidak akan maksimal,
kolimimetik akan menyebabkab menjadi karena organ pengatur nya tidak berkembang
bangun. Kegiatan kolinergik yang berlebihan secara sempurna12.
dapat memacu kegiatan andrenergik. Oleh Serotonin merupakan neurotransmiter
karena itu selama fase tidur REMS ini sekali monoamin yang diproduksi di dalam sistem
waktu terjadi peningkatan kegiatan saraf pusat yang merangsang korteks pre-
andrenergik. Manakala kegiatan andrenergik frontal, bagian otak yang bertanggung jawab
cukup intens, maka anak akan bangun sebagai untuk atensi, fungsi memori, dan fungsi
akibat peningkatan kegiatan ARAS. Bahan eksekutif. Serotonin dapat mengubah asam
penghantar (neurotransmiter) ARAS diduga amino, dan triptofan yang terdapat di berbagai
adalah noradrenalin10. sumber makanan. Efek baik serotonin dapat
Berdasarkan uji Koefisien kontigensi, mempengaruhi beberapa fungsi kognitif yaitu
didapatkan nilai p = 0,001(p<0,05) sehingga suasana hati, emosi, dan memori. Pada
dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima umumnya, mengurangi sintesis serotonin
yaitu terdapat hubungan yang signifikan antara dihubungkan dengan penurunan belajar, dan
160 Nur Asmar Salikunna, Wayan Didik A, Fitriah Handayani, Muhammad Zainul R :157-163
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) / Vol 8 No.3 September 2022
fungsi memori jangka panjang. Triptofan faktor internal diantaranya, cukup tidur dan
memiliki efek negatif pada performa waktu istirahat. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
reaksi dimana berefek sedatif dari peningkatan dilakukan oleh Nadhila Shafira Fitri di Fakultas
serotonin. Hal ini ada hubungan antara tingkat Kedokteran Universita Andalas pada tahun
triptofan dan tingkat kantuk karena 2020 didapatkan hasil bahwa terdapat
peningkatan melatonin dimana melatonin yang hubungan antara kualitas tidur dengan
menyebabkan efek sedatif. Kortisol merupakan konsentrasi belajar. Dan penelitian yang
glukokortikoid yang berhubungan dengan dilakukan oleh Ayu Amalia Putri pada tahun
fungsi kognitif, terutama memori. Peningkatan 2015 di Universitas Aisyiyah Yogyakarta
kortisol menunjukkan gangguan pada kinerja didapatkan hasil bahwa mahasiswa yang
memori. Kortisol memiliki pengaruh buruk memiliki kualitas tidur buruk cenderung
melalui efek pada hipokampus dengan memiliki konsentrasi belajar kurang15.
menghambat pemasokan glukosa, dan Atensi merupakan kemampuan untuk
menurunkan metabolisme glukosa. memfokuskan (memusatkan) perhatian pada
Peningkatan kadar glukosa darah juga masalah yang dihadapi (Surbakti,2020).
meningkatkan sekresi kortisol yang dapat Terdapat beberapa struktur anatomi otak yang
mengganggu kinerja. Konsumsi sarapan berhubungan dengan tiga aspek berbeda dari
sebelum memulai aktivitas, terutama konsumsi atensi, yaitu alerting, orienting dan excecutive
makanan dengan indeks glikemik rendah attention. Alerting didefinisikan sebagai
memiliki peran baik untuk menjaga kestabilan pencapaian dan usaha untuk mempertahankan
kadar gula darah13. keadaan waspada terhadap stimuli yang akan
Hal ini disebabkan oleh responden yang datang. Orienting merupakan proses
merupakan mahasiswa aktif di Fakultas mengarahkan atensi kepada sumber
Kedokteran cenderung memiliki gangguan rangsangan yang bertujuan untuk memperkuat
tidur pada saat sebelum ujian dan selama ujian rangsang tersebut. Executive attention adalah
berlangsung karena rata-rata 20% dari bagian dari atensi yang berfungsi untuk
mahasiswa akan belajar hingga larut malam mengeksekusi hal-hal yang muncul saat
untuk mempersiapkan ujian agar mendapat seseorang memberikan atensi16.
nilai yang maksimal. Selain ujian, mahasiswa Tingkat konsentrasi belajar pada
juga memiliki tugas yang perlu diselesaikan mahasiswa dipengaruhi oleh faktor internal dan
sehingga seringkali mereka merasa stress juga faktor eksternal. Faktor internal yang
akibat banyaknya hal yang belum selesai dapat mempengaruhi adalah kondisi fisiologis
dikerjakan. Kualitas tidur yang buruk ini salah satunya adalah kualitas tidur yang buruk
disebabkan oleh tugas dan ujian yang padat yang dapat menimbulkan gejala klinis seperti
sehingga menyebabkan mahasiswa mengantuk, kelelahan, yang dapat
kekurangan waktu untuk beristirahat atau menyebabkan ketidakmampuan seseorang unt
tidur14. uk berkonsentrasi. Selain faktor internal,
Konsentrasi belajar adalah usaha terdapat juga faktor eksternal yang dapat
pemusatan pikiran atau perhatian terhadap mempengaruhi konsentrasi belajar. Faktor
suatu objek yang sedang dipelajari dengan eksternal merupakan segala hal-hal yang
tidak membagi perhatiannya kepada hal lain berada di luar diri seseorang seperti
dan dilakukan secara sadar oleh individu. lingkungan, udara, penerangan, orang-orang
Konsentrasi belajar dipengaruhi oleh faktor sekitar lingkungan, suhu dan fasilitas .
internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor Seseorang akan merasa lebih berkonsentrasi
yang mempengaruhi konsentrasi belajar yaitu jika belajar dalam lingkungan yang tenang dan
Nur Asmar Salikunna, Wayan Didik A, Fitriah Handayani, Muhammad Zainul R :157-163 161
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) / Vol 8 No.3 September 2022
nyaman . Penelitian yang dilakukan oleh Lina Selain itu hal ini sesuai dengan teori
Melawati pada tahun 2014 menyebutkan hormonal terutama hormon melatonin dan
bahwa kebisingan dapat mempengaruhi serotonin yang berperan dalam tidur yaitu
konsentrasi, hal tersebut disebabkan karena kadarnya yang akan meningkat untuk
tempat yang bising akan mempengaruhi menciptakan kondisi mengantuk dan akan
seseorang sulit berpikir sehingga konsentrasi menurun kadarnya saat kondisi tidur sudah
menjadi pudar17. tercapai dan sangat rendah kadarnya saat
Kualitas tidur yang buruk pada bangun tidur. Pada kondisi adanya gangguan
responden dapat menyebabkan gangguan tidur atau menurunnya kualitas tidur, maka
konsentrasi. Hal ini sesuai dengan teori saat kadar melatonin dan serotonin akan meningkat
kita kekurangan waktu tidur, kita menyimpan dan menimbulkan efek seperti mudah lemas,
suatu keadaan yang disebut sleep debt yang mengantuk, kecemasan, dan gangguan fungsi
dapat diganti hanya melalui tidur. Hal ini diatur kognitif yaitu penurunan konsentrasi20.
oleh suatu mekanisme dalam tubuh yang
disebut sebagai sleep homeostat yang mengatur KESIMPULAN
keinginan kita untuk tidur. Jika jumlah sleep Berdasarkan hasil penelitian, maka
debt besar, maka sleep homeostat akan dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
memberitahukan pada kita bahwa kita perlu antara kualitas tidur dengan tingkat konsentrasi
tidur lebih banyak. Orang-orang yang mahasiswa.
mengalami kurang tidur akan mengalami rasa SARAN
mengantuk yang berlebihan, kurang Mahasiwa dan stakeholder terkait bisa
konsentrasi, refleks motorik yang buruk dan mengatur waktu dan memperhatikan kualitas
lambat. Hal ini sesuai dengan teori jika tidur mahasiswa agar dapat berkonsentrasi
dihubungkan dengan hormonal, terutama dengan baik dalam beraktivitas. Selain itu, juga
melatonin dan serotonin yang sangat berperan dapat disediakan layanan konsultasi agar
dalam kondisi tidur, kadar kedua memudahkan mahasiswa dalam mengelola
neurotransmitter ini akan meningkat untuk stressor sehingga kualitas tidurnya menjadi
menciptakan kondisi mengantuk dan akan lebih baik.
menurun seiring kondisi tidur mulai tercapai
DAFTAR PUSTAKA
dan menjadi sangat rendah saat terbangun.
1. Afandi, A. 2018 . Anatomi Dan Fisiologi
Pada kondisi gangguan tidur melatonin dan
Pada Tbuh Manusia.Sidoarjo: Uwais
serotonin terus meningkat untuk membuat
Inspirasi Indonesia
tubuh beristirahat, tingginya kadar melatonin
2. Ambarwati, R. 2017.Tidur, Irama
dan serotonin akan menimbulkan efek seperti
Sirkardian Dan Metabolisme Tubuh.
mudah lemas, mengantuk, kesadaran yang
Jurnal Keperawatan. (1)
berkurang, kecemasan dan gangguan fungsi
3. Andriani.2016. Hubungan Kualitas Tidur
kognitif yaitu konsentrasi18. Secara teori,
Terhadap Konsentrasi Belajar Mahasiswa
kualitas tidur dapat dipengaruhi oleh berbagai
Akademi Kebidanan Internasional
faktor baik yang berasal dari dalam maupun
Pekanbaru Tahun 2016. Scientia
dari luar diri seseorang. Beberapa faktor
Journal.4:1
tersebut diantarannya adalah penyakit,
4. Angkawidjaja KMA, Soetjipto.Sleep
kelelahan, stress, emosional, motivasi,
Disorders In Late-Life Depression. Jurnal
gangguan tidur, kondisi lingkungan, gaya
Psikiatri Surabaya. 9:1
hidup, stimulan dan alkohol, diet, merokok,
dan lain sebagainya19.
162 Nur Asmar Salikunna, Wayan Didik A, Fitriah Handayani, Muhammad Zainul R :157-163
Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako) / Vol 8 No.3 September 2022
Nur Asmar Salikunna, Wayan Didik A, Fitriah Handayani, Muhammad Zainul R :157-163 163