Anda di halaman 1dari 9

DOI: http://dx.doi.org/10.32419/jppni.v6i1.

259

HUBUNGAN KUALITAS TIDUR DENGAN INDEKS PRESTASI


MAHASISWA BARU DI UNIVERSITAS SARI MULIA

Fachriyal Hami1, Rian Tasalim1,*, Agustinus Hermino Superma Putra2


1
Program Studi Sarjana Keperawatan, Fakultas Kesehatan, Universitas Sari Mulia,
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
2
Program Studi S1 Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Humaniora, Universitas Sari Mulia,
Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan
*) E-mail: rtasalim@gmail.com

ABSTRAK
Kualitas tidur seseorang dikatakan baik apabila tidak menunjukkan berbagai tanda kekurangan tidur dan
tidak mengalami masalah dalam tidurnya. Gangguan tidur banyak ditemui di kalangan mahasiswa yang menyebabkan
berkurangnya konsentrasi belajar dan indeks prestasi. Dalam upaya menjaga kesehatan tubuh, mahasiswa perlu
memperhatikan kualitas tidur yang bertujuan melancarkan metabolisme tubuh dan memelihara kesehatan fisik
agar tercapainya indeks prestasi yang optimal. Tujuan: Penelitian ini bertujuan mengetahui, mengidentifikasi dan
menganalisis hubungan dari kualitas tidur terhadap indeks prestasi mahasiswa. Metode: Rancangan penelitian ini
yaitu penelitian kuantitatif dengan jenis observasional deskriptif menggunakan desain cross sectional. Populasi dalam
penelitian ini yaitu mahasiswa Universitas Sari Mulia. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 120 respoden. Data
kualitas tidur diambil dengan menggunakan indeks kualitas tidur Pittsburgh (PSQI). Analisis data menggunakan uji
statistik koefisien kontingensi. Hasil: Sebanyak 67,5% mahasiswa memiliki kualitas tidur yang buruk, sebanyak
3,3% mahasiswa memiliki nilai A, sebanyak 18,3% mahasiswa memiliki nilai B+, sebanyak 33,3% memiliki nilai B,
sebanyak 27,5% mahasiswa memiliki nilai B, sebanyak 9,2% mahasiswa memiliki nilai C+, sebanyak 5,8% mahasiswa
memiliki nilai C dan sebanyak 2,5% mahasiswa meililiki nilai C-. Hasil uji bivariat menunjukkan kualitas tidur tidak
berhubungan dengan nilai indeks prestasi mahasiswa. Diskusi: Kualitas tidur yang buruk disebabkan oleh waktu tidur
yang tidak tercukupi. Mahasiswa harus menyelesaikan tugas-tugas kuliah yang diberikan sehingga mengakibatkan
masalah seperti kelelahan, peningkatan stres, merasa cemas, serta penurunan konsentrasi saat beraktifitas pada siang
hari. Simpulan: Walaupun tidak ada hubungan antara kualitas tidur dengan indeks prestasi mahasiswa, namun sangatlah
penting menjaga kualitas tidur guna meningkatkan kekuatan fisik dan meningkatkan daya konsensentrasi dalam belajar
mahasiswa.
Kata Kunci: Indeks Prestasi, kualitas tidur, mahasiswa baru

Correlation Between Sleep Quality and Academic Achievement of New Students at Sari Mulia
University
ABSTRACT

Sleep quality of an individual is considered good if it does not show signs of sleep deprivation and sleep
problems. Sleep disorders are often found among students, which may reduce concentration in learning and academic
achievement. In order to maintain a healthy body, students need to pay attention to the quality of sleep which aims to
strengthen the body’s metabolism and maintain physical health in order to achieve an optimal academic achievement.
Objective: This research aims to reveal, identify and analyze the correlation between sleep quality and academic
achievement of students. Methods: The research is a quantitative research with descriptive observational type using
a cross sectional design. The population was students of Sari Mulia University with a sample size of 120 respondents.
Sleep quality data were collected using the Pittsburgh sleep quality index (PSQI). Data were analyzed using contingency
coefficient statistical test. Results: 67.5% of students had poor sleep quality, 3.3% had A grades, 18.3% had B+
grades, 33.3% had B grades, 27.5% of students had B grades, 9.2% had C+ grades, 5.8% had C grades and 2.5% had
C- grades. The results of the bivariate test indicated that sleep quality was not correlated with the student academic
achievement. Discussion: Poor sleep quality is caused by not having sufficient sleep. Students have to complete their
assignments, which causes problems such as fatigue, stress, anxiety, and decreased concentration while doing activities
during the day. Conclusion: Although there is no correlation between sleep quality and academic achievement of
Kualitas Tidur dan Indeks Prestasi Mahasiswa

students, it is very important to maintain sleep quality in order to increase physical strength and increase concentration
in learning.

Keywords: Academic Achievement, sleep quality, new students

LATAR BELAKANG di Universitas Sari Mulia mengalami kualitas


Prestasi belajar diartikan sebagai hasil tidur yang buruk. Enam dari 9 mahasiswa
belajar yang dicapai oleh mahasiswa ketika menyatakan hal tersebut berpengaruh pada
mengikuti kegiatan pembelajaran. Prestasi proses belajar di perkuliahan, terdapat gangguan
belajar dapat dilihat dari suatu evaluasi yang seperti mengantuk, penurunan konsentrasi,
dilakukan oleh dosen pengajar (Aminudin, bahkan ada yang tertidur saat pembelajaran.
2018). Nilai dari proses hasil belajar tiap Prestasi akademik merupakan bagian
semester dapat di gambarkan dari indeks dari proses pendidikan yang merupakan proses
prestasi mahasiswa (Daely, Sinulingga, & pematangan diri dan upaya untuk memahami
Manurung, 2013). Faktor yang memengaruhi arti dan hakekat dari hidup. Kualitas tidur
indeks prestasi diantaranya yaitu faktor yang buruk rentan dialami oleh pelajar dan
internal dan faktor eksternal. Faktor internal mahasiswa. Dampaknya ialah pada aktifitas
yang memengaruhi yaitu psikologis (sikap, seperti belajar. Kualitas tidur yang buruk
minat, motivasi), dan konsep diri (Pambudi pada pelajar berdampak dalam proses belajar
& Wijayanti, 2012). Faktor eksternal yaitu yang disebabkan oleh kantuk dan lelah
lingkungan sosial dan lingkungan non sosial, akibat kurang tidur sehingga menyebabkan
dan kinerja dosen (Nikmah, 2016). Selain penurunan konsentrasi, daya ingat hingga
faktor yang telah disebutkan, kualitas tidur juga gangguan kesehatan emosi (Nifilda, Nadjmir,
dapat memengaruhi indeks prestasi akademik & Hardisman, 2016).
mahasiswa (El Desouky, Lawend, & Awed, Tidur pada usia dewasa mempunyai
2015). pola yang berbeda. Irama tidur di usia tersebut
Tidur didefinisikan sebagai suatu mengalami perubahan sehingga menyebabkan
keadaan tak sadar yang masih dapat jam tidur pun bergeser. Mahasiswa pada usia
dibangunkan dengan pemberian rangsang tesebut dengan kesibukannya cenderung
sensorik ataupun rangsangan lain (Hall & memiliki aktifitas dan mobilitas yang tinggi,
Guyton, 2014). Apabila seseorang mengalami sehingga tidak memiliki waktu tidur yang
kualitas tidur yang buruk, dapat menyebabkan cukup dan berpengaruh pada saat perkuliahan
rasa kantuk di siang hari, rasa lelah, letih, dan karena konsentrasi yang terganggu dan apabila
dapat berpengaruh pada perubahan suasana hati dibiarkan akan berdampak pada penurunan
individu itu (Setyowati 2013). Mahasiswa yang prestasi akademik mahasiswa (Juli, 2014).
mengalami gangguan tidur dapat menyebabkan Permasalahan yang didapatkan melalui telaah
penurunan derajat kesehatan. Hasil studi di pustaka dan studi pendahuluan mendorong
Universitas Tanjungpura yang dilakukan oleh peneliti untuk meneliti terkait hubungan dari
Saragih (2016) menunjukkan hasil bahwa kualitas tidur mahasiswa dengan indeks prestasi
mahasiswa banyak mengalami penurunan yang mereka dapatkan.
kualitas tidur.
Hasil studi pendahuluan peneliti dengan METODE
mengunakan kuesioner Pittsburgh Sleep Rancangan penelitian ini adalah
Quality Index (PSQI) yang dikembangkan oleh penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian
Buysse, dkk. (1989) didapatkan bahwa 8 dari 9 observasional deskriptif menggunakan desain
mahasiswa tahun pertama angkatan 2019/2020 cross sectional. Populasi yang diambil adalah

11
JPPNI Vol. 06/No.01/April-Juli 2021

seluruh mahasiswa baru atau mahasiswa tahun nilai 0; Jika pertanyaan nomor 4 <7 dan ≥6,
pertama angkatan 2019/2020 di Universitas diberikan nilai 1; Jika pertanyaan nomor 4
Sari Mulia. Jumlah responden yang diangkat <6 dan ≥5, diberikan nilai 2; Jika pertanyaan
menjadi sampel pada penelitian ini berjumlah nomor 4 ≤ 5, diberikan nilai 3.
120 mahasiswa berdasarkan dari rumus Slovin 2. Gangguan Tidur
dengan presisi 0,5. Teknik pengambilan sampel Jumlah pertanyaan nomor 5a hingga 5j,
untuk membagi 120 responden ke dalam jika total nilai 0 diberikan skor 0, jika total
program studi masing-masing menggunakan nilai 1-9 diberikan skor 1, total nilai 10-18
rumus proportional random sampling dengan diberikan skor 2, total nilai 19-27 diberikan
simple random sampling untuk pengambilan skor 3.
sampel acak untuk kebutuhan masing-masing 3. Latensi Tidur
program studi (Sarjana Keperawatan, Sarjana Pertanyaan nomor 2, diberikan skor (<15
Farmasi, Sarjana Kebidanan, dan Diploma menit=0), (16-30 menit=1), (31-60 menit=2),
Empat Promosi Kesehatan). (>60 menit=3). Kemudian dijumlahkan
Pada metode tanya jawab, peneliti dengan pertanyaan nomor 5a (P2=P5a),
mengambil 7 responden untuk dijadikan apabila nilai hasil dari penjumlahan 0
sebagai penambah data dan tambahan informasi diberikan skor 0, 1-2 diberikan skor 1, 3-4
terkait dengan faktor yang berhubungan dengan diberikan skor 2, 5-6 diberikan skor 3.
indeks prestasi mahasiswa. Responden yang 4. Disfungsi Siang Hari
dijadikan sebagai sampel untuk metode tanya Pertanyaan nomor 8 dijumlahkan dengan
jawab adalah responden yang mempunyai pertanyaan 9 (P8+P9), apabila nilai hasil
kualitas tidur yang bertolak belakang dengan dari penjumlahan adalah 0 maka diberikan
indeks prestasinya dan sejalan dengan indeks skor 0, 1-2 diberikan skor 1, 3-4 diberikan
prestasinya. skor 2, 5-6 diberikan skor 3.
Instrumen penelitian yang digunakan 5. Efisiensi Tidur
pada penelitian ini berupa kuesioner yang Pertanyaan nomor 1 dan 3 dijumlahkan
sudah baku yaitu Pittsburgh Sleep Quality menjadi lama tidur, kemudian dilakukan
Index (PSQI) untuk mengetahui kualitas perhitungan (Lama jam tidur pulas (P4))/
tidur mahasiswa. Indeks prestasi mahasiswa (lama tidur) x 100%. Apabila hasilnya
diperoleh dari data sekunder yang didapatkan >85% diberikan skor 0, 75-84% diberikan
dari kartu hasil studi (KHS) semester. PSQI skor 1, 65-74% diberikan skor 2, <65%
terdiri atas 7 (tujuh) komponen, yaitu kualitas diberikan skor 3.
tidur subyektif, latensi tidur, durasi tidur, 6. Kualitas Tidur Subyektif
efisiensi tidur, gangguan tidur, penggunaan Pertanyaan nomor 9, tidak pernah diberikan
obat tidur, dan disfungsi aktivitas siang hari. skor 0, sekali seminggu diberikan skor 1,
Masing-masing komponen memiliki kisaran dua kali seminggu diberikan skor 2, lebih
nilai 0-3 dengan angka 0 menunjukkan tidak dari 3 kali seminggu diberikan skor 3.
adanya kesulitan dan angka 3 menunjukkan 7. Penggunaan Obat Tidur
kesulitan tidur yang berat. Skor dari ketujuh Pertanyaan nomor 7, tidak pernah diberikan
komponen tersebut dijumlahkan menjadi 1 skor 0, sekali seminggu diberikan skor 1,
(satu) skor globar dengan kisaran 0-21. dua kali seminggu diberikan skor 2, lebih
Penilaian masing-masing komponen dari 3 kali seminggu diberikan skor 3.
adalah sebagai berikut: Dari penilaian masing-masing komponen
1. Durasi tidur tersebut, hasil dari 7 (tujuh) item penilaian di
Jika pertanyaan nomor 4 ≥7, diberikan jumlahkan dan apabila ≤5 maka dikategorikan

12
Kualitas Tidur dan Indeks Prestasi Mahasiswa

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Indeks Prestasi Mahasiswa (n=120)


Nilai Frekuensi Persentase
A 4 3,3%
A- 22 18,3%
B+ 40 33,3%
B 33 27,5%
B- 11 9,2%
C+ 7 5,8 %
C 3 2,5 %

kualitas tidur baik, dan apabila >5 dikategorikan HASIL


kualitas tidur buruk. Berdasarkan hasil penelitian, jumlah
Kuesioner PSQI sebelumnya sudah responden pada penelitian ini adalah 120
dilakukan uji validitas dan reliabilitas oleh responden dengan pembagian 103 mahasiswa
Fatmawati (2013) menggunakan formulasi berjenis kelamin perempuan dan 17 mahasiswa
koefisien korelasi Pearson product moment. berjenis kelamin laki-laki. Analisis univariat
Hasil yang didapatkan yaitu tingkat korelasi yang dilakukan pada penelitian ini menunjukkan
r hitung 0,487-0,778 (nilai r table >0,444) bahwa dari 120 responden, terdapat sebanyak
mempunyai makna memenuhi taraf signifikansi. 81 mahasiswa (67,5%) memiliki kualitas tidur
Pengujian reliabilitas menggunakan formulasi yang buruk dan sebanyak 39 mahasiswa (32,5%)
koefisien reliabilitas Cronbach’s alpha dan memiliki kualitas tidur yang baik. Dari Tabel
didapatkan hasil 0,841 yang berarti instrumen 1 diketahui bahwa indeks prestasi mahasiswa
ini reliabel, karena nilai Alfa Cronbach >0,6. paling banyak pada nilai B+ (33,3%).
Indeks prestasi mahasiswa Hasil uji bivariat menunjukkan nilai
dikelompokkan menjadi A, A-, B+, B, B-, keeratan hubungan antara kedua variabel yaitu
C+, dan C dengan pengelompokan rentang kualitas tidur dengan indeks prestasi yang
indeks prestasi sebagai berikut: A=3,76-4,00; mana menggunakan uji statistik kontingensi
A-=3,51-3,75; B+=3,26-3,50; B=3,01-3,25; koefisien dengan hasil 0,425>0,05, maka
B-=2,76-3,00; C+=2,51-2,75; C=2,26-2,50. hipotesis ditolak yang artinya kualitas tidur
Selain itu, pertanyaan terbuka yang pada penelitian ini tidak memengaruhi nilai
diajukan pada tanya jawab merupakan indeks prestasi mahasiswa.
pertanyaan yang berkaitan dengan 7 komponen
penilaian kualitas tidur yang berdasar pada DISKUSI
kuesioner PSQI yaitu durasi tidur, gangguan Hasil penelitian ini menunjukkan
tidur, latensi tidur, disfungsi siang hari, hanya 32,5% mahasiswa yang memiliki
efisiensi tidur, kualitas tidur subyektif dan kualitas tidur yang baik. Hal ini sejalan dengan
penggunaan obat tidur. Analisis kuantitatif hasil penelitian Ginting dan Gayatri (2013)
pada penelitian ini menggunakan aplikasi SPSS tentang kualitas tidur pada mahasiswa yang
dengan menggunakan uji statistik Koefisien menyatakan bahwa 83,75% sampel memiliki
Kontingensi. kualitas tidur yang buruk. Penelitian terdahulu
Pengambilan data penelitian dilakukan dari Davidson (2012) di Shoutern Illionis
setelah 1 minggu mendapatkan pernyataan juga menyatakan sebanyak 60,7% mahasiswa
lulus uji etik dari Komite Etik Penelitian mempunyai kualitas tidur yang buruk. Hal ini
Fakultas Kesehatan Universitas Sari Mulia. mengindikasikan bahwa permasalahan kualitas
tidur pada mahasiswa menjadi masalah yang

13
JPPNI Vol. 06/No.01/April-Juli 2021

banyak terjadi di berbagai negara di dunia suasana hati hingga merasa lelah, dan pada
(Ginting & Gayatri, 2013). akhirnya hal tersebut dapat membuat prestasi
Penelitian yang dilakukan oleh belajar mahasiswa mengalami penurunan.
Wicaksono, dkk. (2012) menyatakan bahwa Penelitian ini juga menggunakan metode tanya
65% mahasiswa memiliki kualitas tidur yang jawab sebagai data tambahan yang menarik
kurang baik. Hal ini disebabkan faktor gaya untuk dibahas. Hasil tanya jawab ada yang
hidup mahasiswa, faktor lingkungan dan stres menunjukkan sejalan dengan hasil uji statistik
psikologi. Kualitas tidur yang buruk pada dan juga ada yang tidak sejalan dengan hasil
mahasiswa bisa disebabkan oleh waktu tidur statistik. Data yang didapatkan melalui tanya
yang tidak tercukupi yang mengakibatkan jawab menunjukkan bahwa 2 dari 7 responden
masalah seperti kelelahan, peningkatan stres, menyatakan kualitas tidur tidak memengaruhi
merasa cemas serta penurunan konsentrasi saat nilai indeks prestasi mereka. Hal ini sejalan
beraktifitas pada siang hari. Kualitas tidur buruk dengan hasil uji statistik koefisien kontingensi
yang dialami oleh mahasiswa disebabkan oleh pada penelitian ini
mereka harus menyelesaikan tugas-tugas kuliah Kedua responden tersebut menyatakan bahwa
yang diberikan. Karena hal itu, mahasiswa manajemen diri dan kesiapan diri lah yang
harus menyelesaikan tugas sesuai dengan waktu memengaruhi nilai indeks prestasi mereka.
yang ditentukan sehingga mereka sering tidur Sedangkan 5 dari 7 responden menyatakan
larut malam. Beberapa hasil penelitian yang kualitas tidur memengaruhi indeks prestasi
disebutkan termasuk penelitian ini menyatakan mahasiswa. Pernyataan yang disampaikan
lebih banyak mahasiswa yang memiliki kualitas oleh 5 responden tersebut tentunya bertolak
tidur yang buruk dibandingkan dengan kualitas belakang dengan hasil uji statistik yang
tidur yang baik. Hal ini membuktikan pada menyatakan kualitas tidur tidak berhubungan
masa perkuliahan kualitas tidur cenderung lebih dengan indeks prestasi mahasiswa.
buruk disebabkan oleh berbagai macam faktor Kualitas tidur yang buruk tentu
luar yang menyebabkan pengeluaran melatonin akan memengaruhi kesempurnaan kualitas
berlebih sehingga dapat mengganggu tidur hidup seseorang. Sebagai puncak dari proses
seseorang (Fenny & Supriatmo, 2016). pendidikan, kualitas hidup mempunyai peranan
Hasil uji statistik pada penelitian ini untuk memanusiakan manusia (Hermino,
tidak sejalan dengan teori atau pernyataan 2016). Terdapat banyak faktor yang dapat
yang ada sebelumnya. Fenny & Supriatmo memengaruhi prestasi akademik seseorang,
(2016) menyatakan dari hasil penelitiannya dan antara lain yaitu lingkungan, fisik, manajemen
penelitian-penelitian sebelumnya, diketahui diri, keadaan ekonomi, efikasi diri, sampai
bahwa kualitas tidur seseorang sangat berperan dengan panca indera (Hendikawati, 2011).
penting dalam proses konsolidasi memori dan Berdasarkan jawaban dari tanya jawab
proses pembelajaran. untuk pertanyaan nomor 8, faktor yang
Oleh karena itu, apabila seseorang memengaruhi nilai indeks prestasi menurut
mempunyai kualitas tidur yang baik maka responden yaitu manajemen diri, efikasi diri
proses konsolidasi memori yang terjadi saat dan motivasi serta lingkungan. Salah satu
individu tersebut sedang tidur akan lebih responden dengan kualitas tidur yang buruk
maksimal sehingga akan mendapatkan prestasi dengan nilai indeks prestasi yang tinggi menurut
belajar yang lebih baik lagi. Eliasson, Lettiere, & hasil perhitungan kuisioner dari penelitian ini
Eliasson (2010) mengatakan bahwa mahasiswa menyatakan kualitas tidur tidak berpengaruh
yang mengalami kekurangan tidur akan terhadap indeks prestasinya, hal ini dikarenakan
merasakan kantuk pada siang hari, perubahan responden tersebut merupakan orang yang

14
Kualitas Tidur dan Indeks Prestasi Mahasiswa

sering begadang dengan metode belajar yang sama yaitu manajemen diri yang
yang dilakukan hanya saat menjelang hari dimilikinya terutama dalam manajemen waktu
ujian dilaksanakan. Responden tersebut juga istirahat yang kurang baik sehingga dapat
menyatakan bahwa kesiapan diri, kepercayaan memengaruhi prestasi belajarnya. Nurwijaya
diri dan motivasi diri sangat memengaruhi untuk (2018) juga menyatakan bahwa dalam proses
mendapatkan nilai indeks prestasi yang bagus. belajar mengajar, diperlukan adanya peranan
Pernyataan tersebut sejalan dengan penelitian manajemen diri yang baik sebagai salah satu
yang dilakukan oleh Sufirmansyah (2015) yang faktor yang memegang peranan penting dalam
dalam penelitiannya Sufirmansyah menyatakan proses pembelajaran. Manajemen diri yang
bahwa motivasi mahasiswa dipengaruhi oleh baik dapat membantu proses pembelajaran
efikasi diri individu tersebut dengan nilai yang diterima oleh mahasiswa menjadi lebih
signifikansi 0,000 dan motivasi mahasiswa sistematis sehingga akan menimbulkan
dapat memengaruhi prestasi belajarnya dengan pengaruh terhadap prestasi belajar nya.
tingkat signifikansi 0,001. Peranan manajemen diri sangat
Uno (2009) menjelaskan bahwa diperlukan dalam proses belajar karena
seseorang dengan tingkat efikasi yang tinggi manajemen diri adalah salah satu faktor
lebih aktif dalam berpartisipasi, lebih keras internal besar dalam memengaruhi hasil belajar
dalam bekerja, dan mempunyai keraguan diri (Rahmadani, Arlizon, & Saam, 2017). Menurut
yang lebih sedikit apabila mereka mengalami Hendikawati (2011), faktor yang memengaruhi
kesulitan dibandingkan dengan tingkat efikasi hasil belajar terbagi menjadi faktor internal
yang rendah. Hermino & Luangsithideth dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi
(2017) juga menyatakan bahwa motivasi yang kesehatan organ tubuh, psikologi, emosional,
harus dimiliki setiap pelajar adalah tugas dari motivasi, serta intelektual. Faktor eksternal
pendidikan yang harus menyediakan layanan yang memengaruhi hasil belajar meliputi derajat
sesuai dengan potensi pelajar untuk persiapan kesulitan materi, iklim, budaya belajar, tempat
dalam menghadapi tantangan kedepannya. belajar, dan suasana lingkungan sekitar. Salah
Lima dari 7 responden pada penelitian satu responden dengan nilai tinggi dan kualitas
ini menyatakan bahwa faktor penting yang tidur yang baik berdasarkan hasil perhitungan
memengaruhi nilai indeks prestasi mereka kuisioner PSQI menyatakan bahwa kualitas
adalah manajemen diri dengan penjabaran tidur berpengaruh terhadap indeks prestasinya.
seperti cara belajar, metode belajar, membagi Responden tersebut menjelaskan
waktu, dan suasana hati. Salah satu responden bahwa apabila kualitas tidur buruk maka akan
dengan kualitas tidur yang buruk menurut mengalami rasa kantuk saat belajar dan jika
perhitungan kuisioner PSQI dan nilai tinggi kualitas tidur baik maka waktu belajar juga
berdasarkan kartu hasil studinya menyatakan akan baik. Responden tersebut menyatakan
bahwa kualitas tidurnya tidak berpengaruh bahwa faktor yang dapat memengaruhi dirinya
terhadap indeks prestasi yang dia dapatkan. untuk mendapatkan nilai indeks prestasi yang
Hal ini disebabkan karena proses belajar bagus adalah faktor lingkungan. Berdasarkan
tergantung kepada seberapa bagus seseorang informasi yang responden berikan, hal ini
dalam memanajemen dirinya sendiri seperti disebabkan apabila lingkungan tempat dia
bagaimana mengatur waktu belajar yang tepat belajar adalah lingkungan yang tenang dan
agar materi dapat dipahami dengan baik. nyaman maka pembelajaran yang diberikan
Salah satu responden dengan kualitas dan materi yang sudah disampaikan akan dapat
tidur yang buruk dan nilai indeks prestasi diterima dengan baik. Jika lingkungan tempat
yang kurang bagus juga menyatakan hal dia belajar kurang nyaman dan tidak tenang

15
JPPNI Vol. 06/No.01/April-Juli 2021

maka pembelajaran dan materi yang diberikan proses pendewasaan untuk mengerahkan diri
juga akan sulit diterima. secara mandiri merupakan tujuan dasar dari
Dalam penelitian yang dilakukan pendidikan yang kita jalani (Hermino, 2020).
Hendikawati (2011) tentang analisis faktor-
faktor yang memengaruhi indeks prestasi SIMPULAN
mahasiswa dinyatakan bahwa semakin baik Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kualitas lingkungan sekitar maka pengaruhnya kualitas tidur tidak berhubungan dnegan indeks
akan semakin baik untuk mahasiswa dalam prestasi mahasiswa. Saran untuk penelitian
memperoleh indeks prestasi yang bagus. selanjutnya yiatu dapat meneliti faktor lain yang
Saleh (2014) melaporkan lingkungan fisik dapat memengaruhi indeks prestasi diantaranya
dapat memengaruhi prestasi belajar seseorang. yaitu faktor internal seperti manajemen diri dan
Kondisi lingkungan yang kotor, gaduh, dan efikasi diri serta faktor eksternal yaitu faktor
panas akan membuat proses belajar menjadi lingkungan sekitar.
kurang efektif dan kondisi lingkungan yang
bersih, sejuk, dan tenang dapat meningkatkan DAFTAR PUSTAKA
konsentrasi belajar sehingga indeks prestasi Aminuddin, M. (2020). Hubungan Antara
yang diperoleh juga akan baik. Hal ini sejalan Kualitas Tidur dengan Prestasi
dengan pernyataan Sidiq (2013) bahwa Belajar Mahasiswa Akademi
lingkungan merupakan suatu faktor yang Keperawatan Pemprov Kaltim
sangat memengaruhi proses belajar untuk Samarinda. Jurnal Kesehatan Pasak
pengembangan kepribadian mahasiswa Bumi Kalimantan, 1(1), 51-71.
tersebut. Buysse, D. J., Reynolds III, C. F., Monk, T. H.,
Orang yang berorientasi berprestasi Berman, S. R., & Kupfer, D. J. (1989).
mempunyai karakteristik tertentu yang dapat The Pittsburgh Sleep Quality Index: A
dikembangkan yaitu menyukai pengambilan New Instrument for Psychiatric Practice
resiko yang layak, mempunyai kecenderungan and Research. Psychiatric Research,
untuk menetapkan tujuan prestasi, mempunyai 28(2), 193-213.
kebutuhan yang kuat akan umpan balik dari Daely, K., Sinulingga, U., & Manurung, A.
apa yang dikerjakannya, dan mempunyai (2013). Analisis statistik faktor-faktor
keterampilan dalam perencanaan jangka yang mempengaruhi indeks prestasi
panjang. Tentunya dalam mencapai prestasi, mahasiswa. Saintia Matematika, 1(5),
dipengaruhi oleh motivasi individu tersebut. 483-494.
Sumber motivasi individu yang utama ialah Davidson, E. S. (2012). Predictors of sleep
ketidakpuasan kebutuhan individu menurut quantity and quality in college
Maslow (2006). Salah satu kebutuhan individu students (Doctoral dissertation).
ialah aktualisasi diri. Southern Illinois University Carbondale,
Manusia termasuk praktisi professional USA.
yang ingin menjadi kompeten dalam melakukan El Desouky, E. M., Lawend, J. A., & Awed,
peran atau tindakan dan secara simultan H. A. M. (2015). Relationship
merefleksikan peran tersebut untuk belajar. between quality of sleep and academic
Kemampuan untuk menentukan diri sendiri itu performance among female nursing
mengandaikan suatu kebebasan. Kebebasan students. International Journal of
berarti keterampilan untuk menciptakan, Nursing Didactics, 5(9), 6-13.
mengubah dan mempertahankan peraturan yang Eliasson, A. H., Lettieri, C. J., & Eliasson,
sesuai dengan perkembangan hidup karena A. H. (2010). Early to bed, early

16
Kualitas Tidur dan Indeks Prestasi Mahasiswa

to rise! Sleep habits and academic Kejadian Insomnia pada Mahasiswa


performance in college students. Sleep Keperawatan [Skripsi]. Fakultas Ilmu
and Breathing, 14(1), 71-75. Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Fatmawati, Y. (2013). Pengaruh senam lansia Purwokerto, Purwokerto, Indonesia.
terhadap pola tidur pada lansia di Maslow, A. (2006). On Dominance, Self
Posyandu Sumarah RW 08 Suronatan, Esteem, and Self Actualization. Ann
Kota Yogyakarta [Skripsi]. Program Kaplan: Maurice Basset.
Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Nilifda, H., Nadjmir, N., & Hardisman, H.
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan, (2016). Hubungan kualitas tidur dengan
Universitas Muhammadiyah prestasi akademik mahasiswa program
Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia. studi pendidikan dokter angkatan
Fenny, F., & Supriatmo, S. (2016). Hubungan 2010 FK Universitas Andalas. Jurnal
kualitas dan kuantitas tidur dengan kesehatan andalas, 5(1).
prestasi belajar pada mahasiswa Nurwijaya, S. (2019). Hubungan
fakultas kedokteran. Jurnal Pendidikan Manajemen Diri dengan Prestasi
Kedokteran Indonesia: The Indonesian Belajar Matematika Siswa Kelas
Journal of Medical Education, 5(3), VIII SMP Negeri 3 Watampone
140-147. Kabupaten Bone. Didaktika: Jurnal
Ginting, H. W. & Gayatri, D. (2013). Kualitas Kependidikan, 12(1), 88-102.
Tidur Pada Mahasiswa (Skripsi). Pambudi, P. S., & Wijayanti, D. Y. (2012).
Universitas Indonesia, Depok, Jawa Hubungan konsep diri dengan
Barat, Indonesia. prestasi akademik mahasiswa
Hall, J. E., & Guyton, A. C. (2014). Guyton and keperawatan. Jurnal Keperawatan
Hall textbook of medical physiology Soedirman, 7(2), 93-99.
(Alih bahasa: Ermita Ibrahim Ilyas). Ramli, N., Muljono, P., Afendi, F. M. (2018).
Singapura: Elsevier. Faktor-faktor yang berpengaruh
Hendikawati, P. (2011). Analisis faktor terhadap self directed learning readiness
yang mempengaruhi indeks prestasi dan prestasi akademik. Jurnal
mahasiswa. Kreano, Jurnal Matematika Kependidikan, 2(1), 153-166.
Kreatif-Inovatif, 2(1), 27-35. Saleh, M. (2014). Pengaruh motivasi, faktor
Hermino, A. (2016). Manajemen Kemarahan keluarga, lingkungan kampus dan
Siswa (Kajian Teoritis dan Praktis aktif berorganisasi terhadap prestasi
dalam Manajemen Pendidikan. akademik. Jurnal Phenomenon, 4(2),
Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 109-141.
Hermino, A. (2020). Merdeka Belajar di Era Saragih, E. B. (2016). Hubungan Kualitas
Global dalam Perspektif Manajemen Tidur dengan Indeks Prestasi
Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa Keperawatan Angkatan
Pelajar. 2013 Universitas Tanjungpura. Jurnal
Hermino, A., & Luangsithideth, V. (2017). ProNers, 3(1), 582-594.
Community Awarenes and Child- Setyowati, E. A (2013). Hubungan antara
Friendly School at the District Nonghet, Kualitas Tidur dan Kestabilan Emosi
Northern of Lao PDR. Asian Social dengan Prestasi Akademik Mahasiswa
Science, 13(11), 109-116. Aktif Paduan Suara Voca Erudita
Juli, A. L. (2014). Hubungan antara Internet UNS [Skripsi]. Fakultas Kedokteran
Addiction dan Tingkat Stress dengan Universitas Sebelas Maret, Surakarta,

17
JPPNI Vol. 06/No.01/April-Juli 2021

Indonesia.
Sidiq, R. (2013). Hubungan Status Tempat
Tinggal Dengan Prestasi Belajar
Mahasiswa/I Prodi Keperawatan
Banda Aceh Poltekkes Kemenkes
Aceh Semester Ganjil Tahun Akademik
2012/2013. Idea Nursing Journal, 4(2).
Sufirmansyah, S. (2015). Pengaruh Efikasi Diri
terhadap Prestasi Belajar Mahasiswa
Pascasarjana Prodi PAI STAIN Kediri
dengan Motivasi Sebagai Variabel
Intervening. Didaktika Religia, 3(2),
133-156.
Uno, H. B. (2009). Teori Motivasi dan
Pengukurannya. Jakarta: Bumi Aksara.
Wicaksono, D. W. (2012). Analisis faktor
dominan yang berhubungan dengan
kualitas tidur pada mahasiswa
Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga. Fundamental and
Management Nursing Journal, 1(1),
46-58.

18

Anda mungkin juga menyukai