Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH TERAPI SLEEP HYGIENE TERHADAP GANGGUAN TIDUR PADA

ANAK USIA SEKOLAH


6-12 TAHUN YANG MENJALANI PERAWATAN
DI RUANG ASOKA RSUD MOKOYURLI
BUOL

JURNAL

ALPRIDA
201601100

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2020

1
PENGARUH TERAPI SLEEP HYGIENE TERHADAP GANGGUAN TIDUR PADA
ANAK USIA SEKOLAH 6-12 TAHUN YANG MENJALANI PERAWATAN
DI RUANG ASOKA RSUD MOKOYURLI BUOL
The Effect of sleep hygiene therapy on sleep disorders in cildren aged 6 – 12 underwent
treatmentin the ashoka room of mokoyurli buol hospital

Alprida1, Juwita2, Ni Ketut3


e-mail : Alprida@gmail.com
1. Program Studi Ners STIKes Widya Nusantara Palu
2. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu
3. Rumah Sakit Umum Daerah Moyokuli Buol

ABSTRAK
Gangguan tidur adalah suatu keadaan yang sering dialami oleh anak dan remaja dengan
angka kejadian sekitar 25%-40%. Kejadian masalah gangguan tidur pada anak usia
sekolah sekitar 30%. Gangguan tidur juga dapat berpengaruh terhadap kemampuan
akademik diberbagai tingkatan usia Sleep hygiene merupakan suatu terapi yang dapat
membina kebiasaan atau ritual yang dapat memberikan perasaan tenang sebelum tidur.
sleep hygiene dapat digunakan guna tercapainya peningkatan atau tercapainya keadaan
tidur yang berkualitas setiap malam. Terapi ini mengacu pada beberapa hal yang dapat
dilakukan untuk memfasilitasi mulainya tidur dan mempertahankannya Tujuan penelitian
ini untuk mengetahui pengaruh teknik Sleep hygiene terhadap terhadap gangguan tidur
pada anak usia sekolah 6-12 Tahun yang Menjalani Perawatan di Ruangan Asoka RSUD
Mokoyurli Buol. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan metode Pre Eksperiment Design
pendekatan One Grup Pre- Test Post Test Design, populasi seluruh pasien anak anak di
berjumlah 30 orang dengan teknik pengambilan sampel purposive sample. Analisis data
menggunakan uji wilcoxon, dengan variabel independen teknik Sleep hygiene dan
variabel dependen gangguan tidur pada pasien anak RSU Moyokurli buol. Hasil
analisis bivariat dengan wilcoxon diperoleh adanya pengaruh pengaruh teknik relaksasi
guided imagery terhadap penurunan nyeri pada pasien fraktur di RSU Moyokurli buol.
(p<α) yaitu 0,005<0,05. Kesimpulan dari penelitian ini adalah adanya pengaruh Sleep
hygiene terhadap gangguan tidur pada pasien anak di RSU Moyokurli buol.

Kata kunci :gangguan tidurr, anak, sleep hygiene

2
PENDAHULUAN terjadi secara terus menerus atau dengan
Berdasarkan hasil dari World jangka waktu yang lama pada anak
health organization (WHO) angka dapat menyebabkan gangguan belajar
kejadian masalah gangguan tidur terjadi disekolah, keadaan emosional yang
pada anak-anak yaitu sebesar 30%-35%. berubah-rubah, sulit berkonsentrasi,
Angka kejadian di Beijing, China perubahan sikap (agresif, impulsivitas,
masalah gangguan tidur terhadap anak atau hiperaktif) 3. Ada berbagai macam
usia 2-6 tahun sekitar 23,5%. Masalah dampak yang ditimbulkan dari gangguan
gangguan tidur yang terjadi pada anak tidur yang dialami oleh anak diantaranya
sering kali tidak dianggap serius oleh yaitu masalah pertumbuhan, gangguan
orang tua bahkan tidak mengalami fungsi kognitif dan sikap sehari-hari,
perawatan dengan benar. Tanda dan bahkan gangguan kardiovaskuler. Ada
gejala yang sering dikeluhkan oleh beberapa penelitian mengatakan bahwa
orang tua yaitu kurangnya atau masalah perilaku disruptif, attention-
berlebihannya waktu tidur, waktu tidur deficit/hyperactivity disorder (ADHD),
yang tidak teratur, mengantuk disiang sering kali dikaitkan dengan masalah
hari dan terbangun dimalam hari 1. tidur yang belum terdiagnosis 2
.
Growth Hormon (GH) yang Gangguan tidur juga dapat berpengaruh
dihasilkan oleh anak saat tidur adalah terhadap kemampuan akademik
sekitar 75%. Peningkatan kadar Growth diberbagai tingkatan usia 4.
Hormon (GH) sangat erat hubungannya Sleep hygiene merupakan suatu
dengan kondisi fisik anak karna terapi yang dapat membina kebiasaan
hormone ini punya tugas memberi atau ritual yang dapat memberikan
rangsangan terhadap pertumbuhan perasaan tenang sebelum tidur. sleep
tulang dan jaringan, bahkan mengatur hygiene dapat digunakan guna
metabolisme tubuh, serta dapat tercapainya peningkatan atau
memperbaharui setiap sel yang ada pada tercapainya keadaan tidur yang
tubuh anak 2. berkualitas setiap malam. Terapi ini
Gangguan tidur adalah suatu mengacu pada beberapa hal yang dapat
keadaan yang sering dialami oleh anak dilakukan untuk memfasilitasi mulainya
dan remaja dengan angka kejadian tidur dan mempertahankannya 4.
sekitar 25%-40%. Kejadian masalah Berdasarkan Sari Pediatri sekitar
gangguan tidur pada anak usia sekolah 10% hingga 20% anak berusia 8-9 tahun
sekitar 30%. Gangguan tidur yang mengalami kesulitan saat memulai tidur

3
dan mempertahankan tidur, gangguan gangguan tidur hal ini dapat
tidur yang erat kaitannya dengan menyebabkan pertumbuhan dan
pernapasan terjadi pada anak usia perkembangan anak yang terganggu,
sekolah yaitu sebesar 1%-3%, karena pada saat tidur anak mengalami
sedangkan kejadian mengantuk yang pertumbuhan dan perkembangan
berlebihan disiang hari pada anak usia psikologi 7.
sekolah yaitu sekitar 10% 5. Dari uraian diatas peneliti
Penelitian sebelumnya merasa tertarik untuk mencari tahu
mengatakan bahwa sleep hygiene terkait tentang pegaruh terapi sleep
merupakan terapi non-farmakologis hygiene terhadap gangguan tidur pada
untuk mengatasi gangguan tidur. anak usia sekolah 6-12 tahun yang
Penelitian terdahulu yang dilakukan menjalani perawatan di RSUD
pada desain non-equivalent control pre Mokoyurli Buol.
test-post test yang mana didapatkan METODEPENELITIAN
hasil yang signifikan yaitu (p=0,002) Penelitian ini adalah penelitian
pada kelompok intervensi setelah kuantitatif. Penelitian ini dikatakan
diberikan terapi sleep hygiene terhadap penelitian kuantitatif karena
16 responden 6. menekankan pada analisa data-data
Berdasarkan data dari di RSUD numerikal (angka) kemudian diolah
Mokoyurli Buol Tahun 2020 bulan Mei dengan metode statistika Populasi dalam
di ruangan Asoka jumlah anak dengan penelitian ini adalah Anak Usia Sekolah
diare yang mengalami gangguan tidur 6-12 Tahun yang mengalami diare
berjumlah 21 anak dengan usia 6-12 berjumlah 30 anak di ruangan Asoka
tahun. Adapun studi pendahuluan yang RSUD Mokoyurli Buol pada Bulan Juli.
dilakukan di RSUD Mokoyurli Buol Pengambilan sampel dalam penelitian
dengan melakukan wawancara pada 3 ini menggunakan teknik Purposive
ibu yang mempunyai anak dirawat sampling yaitu dimana peneliti
diruangan Asoka, peneliti menanyakan menentukan pengambilan sampel
tentang masalah anak dengan diare yang dengan cara menetapkan ciri-ciri khusus
mengalami gangguan tidur, semua ibu yang sesuai dengan yang diharapkan.
menjawab bahwa anaknya mengalami HASIL
gangguan tidur karena seringnya BAB, 1. Karakteristik Responden
selain BAB faktor lingkungan juga Karakterisitik responden adalah
menyebabkan masalah gangguan tidur gambaran umum yang berkaitan
pada anak. Dampak pada anak usia dengan individu sebagai objek
prasekolah yang diare mengalami penelitian. Karakterisitik dapat dibagi

4
berdasarkan usia, jenis kelamin, dan terapi Sleep hygiene
Gangguan Tidur
pekerjaan.Dapat dilihat pada tabel 1. f %
Tabel 1. Distribusi karakteristik Sedang 4 40
responden berdasarkan Buruk 6 60
usia, dan pendidikan Total 10 100
pasien di Ruangan Sumber : data primer 2020
Asoka RSUD
Mokoyurli Buol Berdasarkan tabel 2 dari 10
Usia f % responden, sebagian besar dengan
6-8 tahun 8 80
9-12 tahun 2 20 gangguan tidur sedang berjumlah 4
Total 10 100 responden (40%) dan gangguan tidur
Penidikan f %
buruk berjumlah 6 responden (60%).
TK 4 40
SD 6 60 Tabel 3.Distribusi frekuensi
Total 10 100 Gangguan Tidur Pada
Sumber : data primer 2020 Anak Usia Sekolah 6-12
Tahun yang menjalani
Berdasarkan Tabel 1 di atas Perawatan DI Ruangan
menunjukan distribusi frekuensi Asoka RUSD Mokoyurli
Buol setelah diberikan
berdasarkan Usia yaitu responden Terapi Sleep Hygiene
yang paling banyak adalah usia 6-8 Gangguan Tidur
f %
tahun berjumlah 8 responden Sedang 4 40
(80,0%), sedangkan untuk Buruk 6 60
Total 10 100
pendidikan jumlah responden
Sumber : data primer 2020
terbanyak adalah SD 6 orang (60 %).
Berdasarkan Tabel 4.3 dari 10
Berdasarkan Tabel 2 dari 10
responden, sebagian besar dengan
responden, sebagian besar dengan
gangguan tidur baik berjumlah 9
gangguan tidur sedang berjumlah 4
responden (90%) dan gangguan tidur
responden (40%) dan gangguan tidur
sedang berjumlah 1 responden (10%).
buruk berjumlah 6 responden (60%).
2. Analisis Bivariat
1. Analisis Univariat
Hasil analisis Bivariat terhadap
Analisis univariat adalah
Pengaruh Terapi Sleep Hygiene
analisis yang memiliki tujuan untuk
terhadap Gangguan Tidur Pada Anak
mendeskripsikan karakteristik setiap
Usia Sekolah 6-12 Tahun yang
variabel. Dapat dilihat pada tabel 2.
menjalani Perawatan di Ruangan
Tabel 2. Distribusi frekuensi
Asoka RSUD Mokoyurli Buol. Dapat
Gangguan Tidur Pada
Anak Usia Sekolah 6-12 dilihat pada tabel 4.
Tahun yang menjalani
Tabel 4. P Pengaruh Terapi Sleep
perawatan di Ruangan
Asoka RSUD Mokoyurli Hygiene terhadap Gangguan
Buol sebelum diberikan Tidur Pada Anak Usia

5
Sekolah 6-12 Tahun yang responden (60%) dan gangguan tidur
Menjalani Perawatan di sedang berjumlah 4 responden
Ruangan Asoka RSUD
(40%).
Mokoyurli Buol
n Mea (Min ρ Menurut asumsi peneliti
n - value sebagian besar dengan gangguan
Max)
Pretest 10 41.0 (35- tidur buruk hal ini dikarenakan anak
0 41) mengalami stress sehingga timbul
Posttest 10 21.5 (16- 0,005 reaksi tubuh untuk memberikan
0 30) stimulus ke batang otak sampai

Sumber : Uji statistik Wilcoxon akhirnya kepuncak median

Pada tabel 4 diatas menunjukan hipotalamus. Sleep hygiene

perbedaan gangguan tidur sebelum merupakan terapi yang diharapkan

dilakukan terapi sleep hygiene dapat menjadi suatu kebiasaan yang

dengan setelah dilakukan sleep dapat dilakukan waktu keadaan

hygiene. Hasil uji test statistik tenang sebelum tidur yang bertujuan

Wilcoxon signed rank menunjukkan untuk mencegah terjadinya gangguan

bahwa nilai ρ value 0,005. tidur serta dapat meningkatkan

Berdasarkan kriteria penerimaan kualitas tidur anak setiap malam.

hipotesis dengan nlai ρ value ≤ 0,05 Gangguan tidur pada anak

maka H0 ditolak yang artinya ada dapat diketahui dengan melihat

pengaruh Terapi Sleep Hygiene respon anak yang mana pada siang

terhadap Gangguan Tidur Pada Anak hari timbul rasa mengantuk, susah

Usia Sekolah 6-12 tahun yang sedang tidur pada malam hari atau siklus

menjalani perawatan di RSUD tidur yang tidak teratur. Apabila

Mokoyurli Buol. masalah ini tidak segera ditindaki

PEMBAHASAN maka akan menimbulkan berbagai

1. Gangguan Tidur Pada Anak Usia macam resiko munculnya berbagai

Sekolah 6-12 Tahun yang penyakit seperti

Menjalani Perawatan di Ruangan insomnia,hypersomnia dan lain

Asoka RSUD Mokoyurli Buol sebagainya 8.

sebelum diberikan Terapi Sleep Berdasarkan hasil penelitian

Hygiene yang pernah dilakukan sebelumnya

Berdasarkan hasil analisis epidemiologi berbasis sekolah

univariat sebagian besar dengan menunjukkan bahwa pada anak-anak

gangguan tidur buruk berjumlah 6 sering ditemukan masalah gangguan


tidur, pada anak usia 8-9 tahun

6
mengalami masalah gangguan tidur transisi tidur-bangun (25%). Dari
sebesar 10% sampai 20 % sedangkan hasil wrist actigraphy terdapat 42
sebesar 1%-3% anak usia sekolah subjek (65,6%) mengalami gangguan
mengalami ganguan tidur yang tidur. Nilai diagnostik SDSC
sering digabungkan dengan masalah didapatkan bahwa nilai wrist
pernapasan serta mengantuk yang actigraphy adalah 71,4% dan
berlebihan pada siang hari 5. spesifisitas 54,5%. Nilai duga positif
Tidur adalah proses fisiologis dan nilai duga negatif yaitu 75% dan
yang terjadi berulang kali dengan 50% 18.
waktu yang lebih lama dari 2. Gangguan Tidur Pada Anak Usia
keterjagaan. Tidur dapat dibedakan Sekolah 6-12 Tahun Yang
menjadi rapid eye movement (REM) Menjalani Perawatan Di Ruangan
dan non-rapid eye movement Asoka RSUD Mokoyurli Buol
(NREM). Yang dimaksud dengan Sesudah Diberikan Terapi Sleep
tidur adalah suatu siklus yang diawali Hygiene
dengan 4 tahap NREM, yang Berdasarkan hasil analisis
kemudian dilanjutkan ke tahap REM sebagian besar dengan gangguan
selanjutnya kembali lagi ke tahap tidur baik berjumlah 9 responden
NREM. Sekitar 20%-25% anak (90%) dan gangguan tidur sedang
mengalami pola tidur periode REM, berjumlah 1 responden (10%).
kondisi NREM menurun bahkan Menurut asumsi peneliti
kemungkinan tidak ada 8. responden yang diberikan terapi
Penelitian ini sejalan dengan sleep hygiene mengalami
penelitian terdahulu yang dilakukan pengurangan skor gangguan tidur hal
terhadap Skala Gangguan Tidur ini berkaitan erat dengan mampunya
untuk Anak (SDSC) sebagai anak beradaptasi. Beberapa teori
Instrumen Skrining Gangguan Tidur mengatakan bahwa setiap orang
pada Anak Sekolah Lanjutan Tingkat mempunyai kemampuan
Pertama, didapatkan hasil bahwa menyesuaikan diri dan penyesuaian
anak usia 14 tahun (50%). Rerata ini dihubungkan dengan kondisi anak
waktu subjek bangun pada puku saat beradaptasi dengan situasi yang
05:55, waktu tidur 22:12 sedangkan baru.
total waktu tidur 6 jam 47 menit. Penelitian ini sejalan dengan
Terdapat 40 subjek (62,5%) penelitian terdahulu yang
sementara mengalami masalah tidur mengatakan bahwa sleep hygiene
menurut SDSC yaitu dengan masalah adalah terapi non-farmakologis yang

7
dapat dilakukan yang bertujuan untuk aktifitas kegiatan terapi ini yang
menghasilkan pola tidur yang efektif. dapat dikondisikan dengan keadaan
Penelitian menggunakan desain non- rumah sakit.
equivalent control pre test-post test Setelah dilakukan uji
yang dilaksanakan kepada 16 orang Wilcoxon maka dapat dikatakan
group intervensi dan kontrol yang terapi sleep hygiene dapat
diberikan sleep hygiene pada memberikan dampak terhadap
kelompok intervensi. didapatkan gangguan tidur pada anak usia
hasil yang cukup signifikan sekolah (p=0,005) yang mana
(p=0,002) pada kelompok intervensi pengaruhnya sangat signifikan
dan pada post test (p=0,002) 6. sesudah diberikan perlakuan (p-
0,005). Hal ini sejalan dengan
3. Pengaruh Terapi Sleep Hygiene penelitian yang mengatakan bahwa
terhadap Gangguan Tidur Pada ada pengaruh terapi bercerita
Anak Usia Sekolah 6-12 Tahun terhadap tidur anak usia pra sekolah
yang Menjalani Perawatan di yang sedang dan sementara dalam
Ruangan Asoka RSUD Mokoyurli hospitalisasi diatas 6. Kedua terapi ini
Buol yaitu sleep hygiene dan terapi
Hasil uji Wilcoxon diperoleh bercerita merupakan terapi yang
nilai p = 0.005 (< 0,05) maka dapat memiliki persamaan, sesuai teori
dikatakan terdapat pengaruh sleep yang mengatakan bahwa yang paling
hygiene terhadap Gangguan Tidur berhasil membuat anak usia pra
Pada anak usia sekolah 6-12 tahun sekolah tidur adalah dengan cara
yang menjalani perawatan di ruangan melibatkan orang tua dalam membina
Asoka RSUD Mokoyurli Buol. secara konsisten untuk menghasilkan
Asumsi peneliti bahwa waktu tenang selama tidur 5.
terdapat pengaruh sleep hygiene Penelitian ini terkait dengan
terhadap Gangguan Tidur Pada anak teori yaitu gangguan tidur merupakan
usia sekolah 6-12 tahun yang keadaan yang dapat mempengaruhi
menjalani perawatan di ruangan kualitas dan waktu tidur anak.
Asoka RSUD Mokoyurli Buol. Hal Masalah gangguan tidur adalah
ini dikarenakan Terapi sleep hygiene gangguan yang sering ditemukan
pada anak usia sekolah dapat pada anak dan remaja (25%-40%).
diberikan atau dilakukan dengan baik Sekitar 30% gangguan tidur yang
keadaan atau tingkat kognitif, terjadi dengan waku yang lama dapat
adapatif anak usia sekolah dan menyebapkan kurangnya perhatian

8
belajar pada anak disekolah, 12 Tahun yang Menjalani
perubahan emosional, perubahan Perawatan di Ruangan Asoka
perilaku 3. RSUD Mokoyurli Buol dengan
Terapi sleep hygiene diharapkan nilai signifikansi 0,005.
dapat membentuk satu kebiasaan 2. Saran
sehingga menciptakan kondisi tenang a. Bagi Pendidikan
sebelum tidur sebagai bentuk tahap Saran diharapkan dapat
awal dalam mencegah keadaan menambah literatur yang tentang
insomnia dan susah tidur. Secara Gangguan Tidur Pada Anak Usia
umum terapi sleep hygiene Sekolah 6-12 Tahun yang
merupakan terapi yang bertujuan diberikan Terapi Sleep Hygiene
untuk mempertahankan serta yang baru untuk menambah
meningkatkan kualitas tidur anak referensi yang terbaru lagi bagi
setiap malam 4 peneliti selanjutnya agar dapat
lebih mengembangkan variabel
penelitian.
SIMPULAN DAN SARAN b. Bagi Masyarakat
1. Simpulan Saran diharapkan dapat menjadi
a. Gangguan tidur pada anak usia tambahan informasi kepada
sekolah 6-12 tahun yang masyarakat serta dapat
menjalani Perawatan di Ruangan melakukan terapi sleep hygiene
Asoka RSUD Mokoyurli Buol pada anak usia sekolah 6-12
Sebelum diberikan Terapi Sleep tahun dalam mangatasi masalah
Hygiene sebagian besar gangguan tidur.
mengalami gangguan tidur sedang
(60 %). c. Bagi Peneliti Selanjutnya
b. Gangguan tidur pada anak usia Saran bagi peneliti selanjutnya
sekolah 6-12 tahun yang diharapkan dapat
menjalani Perawatan di Ruangan mengembangkan variabel
Asoka RSUD Mokoyurli Buol penelitian selain membahas
setelah diberikan Terapi Sleep tentang gangguan tidur pada
Hygiene sebagian besar tidak anak usia 6-12 yang sedang
mengalami gangguan tidur (90%). dirawat yang diberikan terapi
c. Terdapat Pengaruh Terapi Sleep sleep hygiene.
Hygiene terhadap Gangguan REFERENSI
Tidur Pada Anak Usia Sekolah 6-

9
1. World health Organization [WHO]
Gangguan tidur anak usia
prasekolah, 2015.

2. Eva D.H., Rini S., Hartono G.


Intervensi Sleep Hygiene pada
Anak Usia Sekolah dengan
Gangguan Tidur: Sebuah Penelitian
Awal. Sari Pediatri, Vol. 18, No. 2,
Agustus 2016.

3. Butkov, N & Teofilo L. & Lee-


Chiong. Fundamentals of sleep
technology. New York: Lippincott
Williams & Wilkins. 2015
4. Alimul, AH. Kebutuhan Dasar
Manusia. Jakarta (ID) : Salemba
Medika, 2015.

5. Wasis. Pedoman Riset Praktis


Untuk Profesi Perawat. Jakarta
(ID): EGC, 2015.

6. Ahsan, Rinik Eko Kapti, Shindy


Anggreini Putri. Pengaruh terapi
sleep hygiene terhadap gangguan
tidur pada anak usia sekolah yang
menjalani hospitalisasi. Versi
online / URL:
http://ejournal.umm.ac.id/index.p
hp
/keperawatan/article/view/2846.
Volume 6, Nomor 1. 2017.

7. Profil Data RSUD Mokoyurli Buol


Tahun 2020

8. Nugroho W. Keperawatan
Gerontik & Geriatri. Jakarta (ID):
EGC, 2016.

10

Anda mungkin juga menyukai