Bermasalah dengan
Rutinitas Harian
By. Jaan_rjm
Anak dengan masalah
tidur
Maslah tidur adalah gangguan pada tidur yang
didalamnya terdapat masalah untuk memulai tidur atau
masalah untuk tetap dalam keadaan tertidur, tertidur
pada waktu yang tidak tepat, terlalu banyak tidur, atau
abnormalitas perilku saat tidur (
Pengertian http://um.edu/health/medical/ency/articles/deep-disord
ers-overview
). Masalah tidur ini dialami 20%-30% anak usia 1-5
tahun (Schoeder & Gordon, 2002).
1. Dyssomnias adalah kesulitan untuk mulai
2. Paramsonias adalah gangguan yang
tidur atau mempertahankan perilaku
tidurnya, atau sangat mengantuk pada siang
melibatkan kegiatan fisik yang tidak
hari. diinginkan saat tidur.
Jenis-jenis dyssomnias
a. Nigthmare (mimpi buruk)
b. Sleep terror
c. Sleep walking (berjalan saat tidur)
d. Sleep talking (berbicara saat tidur)
Jenis-jenis parasomnias
Narcolepsy
Masalah tidur ini
merupakan bawaan dari
orang tua (genetik). Disebabkan olehgangguan neurologis
yang diturunkan dari orang tua Penyebab
(Mindell & Dahl dalam Schoeder &
Gordon, 2002).
Penanganan
1. Menurut Wick-Nelson & Israel, 2013 masalah
tidur dapat memberikan dampak pada kesehatan
Rangkuman
anak, meningkatkan kecemasan, depresi, dan
masalah secara akademis di sekolah.
2. Masalah tidur dibagi menjadi 2 jenis menurut The
International Classisfication of Sleep Disorder
(ICDS) yaitu dyssomnias dan parasomnias.
5. Penyebab dari masalah tidur
3. Dyssomnias terbagi menjadi 3 pada anak lebih banyak karena
jenis yaitu excessive sleepiness (yang faktor keturunan namun ada
didalamnya terdapat narcolepcy dan pula yang disebabkan oleh
obstructive sleep apnea), sleep-wake masalah fisik.
schedule disorder, dan initiating and 6. Penanganan maslah tidur
maintaining sleep). pada anak berbeda-beda,
4. Parasomnias terbagi menjadi 4 tergantung dari apa yang
jenis yaitu, nightmare, sleep terror, memicu munculnya masalah
seleepwalkig, dan sleeptalking. tersebut. Akan tetapi ada
masalah-masalah tidur yang
tidak memerlukan intervensi.
Rangkuman
Anak dengan masalah
makan
A. Menolak Makan
Avoidant/Restrictive Food Intake Disorder
Pengertian
Kegatan lain yang membuat anak tenang juga dapat dilakukan, seperti berjalan bersama atau berolahraga.
Wagaman, et.al (1998) menyatakan bahwa ada beberapa intervensi yang terbukti efektif yaitu menenangkan
diri sebelum dan sesudah makan; memberikan saran dalam makan seperti menggigit dalam jumlah kecil,
mengunyah dengan seksama dan diet; olahraga, relaksasi saat makan, mengurangi berat badan, manajemen
stress; dan minum seteguk air antara gigitan makan.
Rangkuman
Masalah dalam makan tidak hanya mempengaruhi gizi anak namun juga interaksi antar anggota keluarga.
Menurut DSM, masalah makan pada anak adalah menolah makan, makan sesuatu yang tidak seharusnya dimakan,
dan keluarnya makanan dari kerongkongan.
Penyebab dari anak menolak makan adalah adanya masalah sensoris di sekitar mulut dan bagaimana orang tua
memberikan makanan pada anak.
Hal yang dapat dilakukan orang tua yang anaknya sering menolak makanan adalah melakukan pemeriksaan ke
dokter atau terapis sensori integrasi untuk memastikan apakah ada masalah sensoris atau tidak, menyajikan variasi
makanan, dan mengatur waktu makan.
Rangkuman
Pica (memakan bahan yang bukan makanan) dapat disebabkan karena kurangnya pengawasan orang tua.
Intervensi yang diberikan kepada orang tua dengan anak pica adalah memberikan edukasi tentang pentingnya gizi
bagi anak dan kandungan berbahaya apa yang terkandung pada bahan yang dimakannya. Tetapi modifikasi
perilaku juga dapat diberikan pada anak.
Masalah ruminisasi dapat terjadi pada bayi dan anak dengan keterbelakangan mental. Perilaku tersebut dapat
terjadi karena stimulasi diri, masalah sensori, atau masalah emosi. Mencari perhatian dari orang lain juga
dikatakan dapat membuat anak memiliki masalah ruminisasi.
Penanganan masalah ruminisasi lebih kepada membuat anak menjadi lebih tenang.
Anak dengan masalah pembuangan
yang tidak pada tempatnya
A. Enuresis
Pengertian
1. Nocturnal 1. Primary
only
enuresis
2. Diurnal only
3. Nocturnal
2. Secondary
and Diurnal enuresis
Penyebab b. Faktor infeksi
a. Faktor biologis Bakteri merupakan salah satu
Salah satu yang menjadi penyebabnya penyebab dari Urinary Tract Infection
adalah faktor genetik. (UTI) yang mengakibatkan enuresis
(Haugaard, 2008).
d. Faktor belajar
Teori belajar menyatakan bahwa
c. Faktor emosi pengalaman belajar yang tidak
Faktor emosi ini masih menjadi adekuat/ reinforcement/penguatan
perdebatan mengenai pengaruhnya atas perilaku yang tidak tepat dapat
terhadap enuresis. membuat anak tidak mampu dalam
mengontrol reflex dalam buang air
kecil.
Strategi penanganan
a. Pemberian obat
Karena sering dikaitkan dengan
masalah fisik daripada masalah
psikologis, maka pemberian obat
kepada anak dengan enuresis
dipandang efektif.
b. Intervensi perilaku
1. Mengajak anak ke
2. Membatasi jumlah
toilet pada waktu 3. Prosedur bell &
air yang diminum
tertentu di malam pad
anak sebelum tidur.
hari.
B. Encopresis
Pengertian
Encopresis adalah
membuang feses di
celana atau di tempat
yang tidak tepat
(bukan di toilet).
Jenis-jenis
a. With constipation and
Menurut DSM 5, overflow incontinence
encopresis dibagi menjadi
2 jenis yaitu
a. Faktor
b. Faktor emosi
organis
c. Faktor
belajar
Strategi penanganan