RUTINITAS HARIAN
MODUL 10 : ANAK DENGAN GANGGUAN ATTACHMENT
Oleh kelompok 6 :
Arief Priyono
Cristin Wahyu
Junia. H
Naram Musjah
Muslimah
Pengertian :
Masalah tidur adalah gangguan pada tidur yang di dalamnya
terdapat masalah untuk memulai tidur atau masalah untuk tetap
dalam keadaan tertidur, tertidur pada waktu yang tidak tepat,
terlalu banyak tidur, atau abnormalitas perilaku saat tidur.
Jenis-jenis Masalah Tidur
Menurut the Internasional Classification of Sleep Disorder, masalah tidur utama terbagi menjadi
2 yaitu:
1. Dyssomnias (kesulitan untuk memulai tidur atau mempertahankan perilaku tidurnya, atau
sangat mengantuk pada saat siang hari). Jenis-jenis dyssomnias :
Excessive Sleepiness (ngantuk yang berlebihan) terjadi karena anak menderita sakit/dalam
masa pengobatan.
Sleep-wake Schedule Disorders, terjadi karena jadwal tidur yang kacau.
Initiating and Maintaining Sleep, terjadi karena anak menolak untuk tidur dengan berbagai
alasan seperti ingin ditemani sepanjang tidur, takut kegelapan, dan atau masih ingin
bermain.
2. Parasomnias (gangguan yang melibatkan kegiatan fisik yang tidak diinginkan pada saat tidur).
Jenis-jenis adalah:
Nightmare (mimpi buruk)
Sleep terror, anak terlihat takut dan bernafas dengan cepat namun sulit untuk bangun.
Sleepwalking. Anak berjalan saat tidur.
Sleeptalking, anak berbicara saat tidur atau mengigau.
PENYEBAB PENANGANAN
PENANGANAN
Jika anak menolak makanan karena ada masalah sensori, maka
baiknya diperiksakan terlebih dahulu ke dokter atau terapi
sensori intergrasi. Apa bila tidak ada masalah sensori maka peran
orang tua menjadi penting. Sebaiknya tua memberikan makanan
yang bergizi dan menampilkan bahwa makanan yg disediakan
sangat enak
B. Makan Sesuatu
PENANGANAN PICA
Yang Seharusnya
Tidak Dimakan Yaitu memberikan
(PICA) edukasi pada orang
tua mengenai
Pica adalah PENYEBAB PICA
pentingnya nutrisi dan
perilaku menetap Kurangnya gizi bagi anak dan
dalam memakan pengawasan kandungan berbahaya
benda yang bukan apa yang terkandung
makanan yang
dari orang tua pada bakan makanan.
sudah berlangsung Terapi modifikasi
lebih 1 bulan (DSM perilaku juga dapat
5). Sehingga dapat diberikan kepada
meracuni tubuh. anak.
C. Keluarnya Makanan Dari Kerongkongan (Rumination Disorder)
Pengertian
Masalah makan rumination disorder apa bila mengeluarkan makanan dari tenggorokan, dilakukan berulang, paling
tidak selama 1bulan. Apa bila mengeluarkan makanan dari tenggorokan biasanya dengan sengaja. Terkadang anak
mendongakan kepala atau meletakan jarinya kepangkal untuk mengeluarkan makanan.
Penyebab
Rutinitas dapat terjadi pada bayi dan anak dengan keterbelakangan mental. Perilaku tersebut dapat terjadi karena
stimulasi diri, masalah sensori, atau masalah emosi. Mencari perhatian dari orng lain.
Penanganan
Masalah ruminasi lebih kepada membuat anak menjadi lebih tenang.
KB 3 Anak Dengan Masalah Pembuangan Yang Tidak Pada
Tempatnya
Jenis-jenis
Menurut DMS-5, encopresis dibagi menjadi 2 :
1.With constipation and overflow incontinence
Feses berbentuk tidak jelas, kebocoran feses (dalam bentuk cair), biasanya
terjadi saat anak terjaga dan jarang terjadi daat anak tidur, feses yan keluar
hanya sedikit pada saat ditoilet.
2. Without constipation and overflow incontinence
Tidak ada konstipasi, feses berbentuk normal, cairan feses jarang terjadi.
Strategi penanganan
Apabila masalah encopresis disebabkan oleh
Penyebab
masalah fisik, maka perlu adanya penanganan
secara medis yaitu menggunakan obat-
Faktor organis obatan. Selain intervensi medis ada baiknya
dilakukan intervensi perilaku seperti belajar
Faktor emosi
menggunakan toilet, membuat jadwal buang
Faktor belajar air besar memberikan reinforcement/
penguatan positif saat anak mampu baung air
besar di toilet.
MODUL 10 : ANAK DENGAN GANGGUAN ATTACHMENT
Kb 1 : Hakikat Gangguan Attachment
Pengertian
Menurut Bowlby dan Ainsworth, attachment adalah ikatan efektif yang berlangsung lama, dan
ditandai oleh kecenderungan untuk mencari dan memelihara kedekatan dengan sosok tertentu,
terutama saat berada dalam situasi stres.
Sedangkan yang dimaksud dengan gangguan attachment adalah sebagai gangguan dalam
pembentukan hubungan attachment yang berkembang sebagai reaksi terhadap lingkungan yang
bersifat patologis (Wenar & Kerig, 2005).
Penyebab Gangguan Attachment
1. Secara khusus gangguan attachment disebabkan oleh pola pengasuhan yang tidak
memadai.
Pengabaian atau deprivasi sosial
Pergantian pengasuh utama yang berulang
Pengasuhan yang membatasi kesempatan untuk membentuk attachment yang selektif
2. Secara umum dapat disimpulkan bahwa variasi kualitas hubungan yang terbentuk antara
orang tua dan anak dapat berpengaruh terhadap terjadinya gangguan attachment. Karena,
ibu adalah sosok yang memainkan peran penting dalam pembentukan attachment,
karakteristik- karakteristik maternal tertentu dari ibu tentunya dapat mempengaruhi
pembentukan attachment oleh anak.
Karakteristik Anak Dengan Gangguan Attachment
Dapat dikatakan bahwa anak-anak yang mengalami
gangguan attachment, memiliki insecure attachment.
Secara umum, terdapat tiga jenis insecure attachment,
yaitu jenis yang melawan (resistant), menghindar
(avoidant), dan disorganized.
Sedangkan Anak-anak yang memiliki secure attachment
akan mengeksplorasi lingkungan secara bebas dan
menjadikan ibu mereka sebagai secure base untuk
eksplorasi.
Dampak Dari Gangguan
Attachment
Salah satu penelitian yang mengkonfirmasi hubungan antara attachment pada masa
bayi dan psikopatologi oleh Warren dkk. (Wenar & Kerig, 2005). Hasil penelitian
mereka menemukan bahwa resistant attachment akan meramalkan gangguan
kecemasan di kemudian hari.
Peneliti lainnya, Goldberg (Wenar & Kerig, 2005), menemukan hubungan yang
signifikan antara avoidant attachment pada masa bayi dan masalah internalizing dan
masalah externalizing saat anak berusia 4 tahun.
Peneliti Lyons-Ruth dkk (Wenar & Kerig, 2005), menemukan bahwa disorganized
attachment pada masa bayi dapat meramalkan adanya tingkah laku agresif pada saat
anak bersekolah di taman kanak-kanak.
KB 2 PENANGANAN GANGGUAN
ATTACHMENT
Penanganan Attachment tidak hanya melibatkan anak, tetap juga orang tua, tenaga
profesional dan guru di sekolah. Umumnya masalah attachment terjadi antara anak dan
orang tua sehingga keterlibatan orang tua menjadi satu hal yang penting dalam
mengatasi gangguan attachment.
Guru dapat berperan untuk melakukan deteksi dini tentanf kemungkinan adanya masalah
attachment pada anak. Selanjutnya jika ditemukan masalah guru dapat merujuk orang
tua mendatangi tenaga profesional, misalnya psikolog.
Selain melakukan deteksi dini, guru dapat pula berperan untuk menciptakan kegiatan
interaktif yang menyenangkan.
• Terimakasih......