PENDAHULUAN
Enuresis atau yang lebih kita kenal sehari-hari dengan istilah “mengompol”, sudah
tidak terdengar asing bagi kita khususnya di kalangan orang tua yang sudah memiliki
anak.Enuresis telah menjadi salah satu “momok” yang sering dihadapi dalam hal ini para
ibu yang telah mempunyai anak, terutama yang anak yang berusia antara 4-6 tahun. Dalam
kasus ini tidak jarang pula usia di atas 6 tahun masih mengalami enuresis ini.
sekunder, yaitu pengambilan data secara tidak langsung melalui informasi yang sudah ada
2
BAB II
ISI
Enuresis adalah istilah yang digunakan untuk kebiasaan pengeluaran air seni tanpa
terkendali (mengompol) pada anak-anak yang berusia lebih dari tiga tahun. Mengompol bisa
terjadi pada saat tidur siang hari, namun pada umumnya terjadi pada saat tidur malam hari.
Biasanya, anak yang menderita enuresis menyadari bahwa dirinya basah oleh air
seninya melalui mimpi seolah sedang buang air kecil di kamar mandi. Anak terbangun dan
sudah mendapati pakaian tidurnya basah oleh air seninya sendiri. Mengompol bisa berulang
dengan frekuensi 5-6 kali dalam satu minggu. Kejadian enuresis bisa bervariasi yang
disebabkan oleh kebiasaan atau oleh kondisi tertentu, misalnya saat anak merasa dirinya
1. Enuresis diurnal
2. Nokturnal enuresis
Mengompol pada malam hari. Hal ini masih dianggap normal bila terjadi pada balita
dan apabila masih dialami anak usia di atas 5 tahun perlu mendapat perhatian khusus. Kasus
ini tejadi hanya sekitar 1diantara 100 anak yang tetap ngompol setelah usia 15 tahun. Pada
sebagian besar kasus ngompol dapat sembuh sendiri sampai anak mencapai usia 10-15 tahun.
3
3. Enuresis primer
Dimana anak yang sejak lahir hingga usia 5 atau 6 tahunmasih tetap ngompol. Terjadi
ketika anak tidak bisa kencing di toilet. Umumnya enuresis primer lebih banyak
terjadi.Berdasarkan hasilpenelitian enuresis jenis ini dapat terjadi karena adanya faktor
keturunan,apabila kedua orang tua memiliki riwayat ngompol maka 77% anaknya akan
mengalami hal serupa. Bila hanya salah satu orang tua ada riwayat enuresis maka akan terjadi
44% pada anaknya dan bila kedua orang tua sama sekali tidak ada riwayat, kemungkinan
4. Enuresis Sekunder
Terjadi saat seorang anak yang sudah berhenti mengalami enuresis kira-kira sekitar 6
Faktor genetik
kemih sudah penuh maka dikirim pesan ke otak untuk mengeluarkan kencing dan
balasan dari otak ialah agar kandung kencing dapat menahan sampaisi anak siap ke
toilet tetapi pada keadaan keterlambatan matangnya fungsisusunan syaraf pusat maka
proses initidak terjadi sehingga anak tidak dapat menahan kencing dan ngompol.
•Gangguan tidur. Tidur yang sangat dalam (deep sleep) akan menyebabkan anak tidak
Hormon anti diuretik kurang. Hormon ini membuat produksi air kencing dimalam hari
berkurang tapi bilahormon kurang maka air kencing diproduksi terlalu banyak yang
4
Kelainan anatomi, misalnyakandung kencing yang kecil.
Kondisi fisik terganggu: infeksi saluran kencing, diabetes, sembelit bahkan alergi.
Jadi ngompol itu tidak selalu disebabkan oleh faktor keturunan tetapi oleh banyak
faktor lain.
Enuresis ini dapat diatasi tanpa obat dan dengan obat untuk anak berusia diatas 7 tahun
yang tidak berhasil diatasitanpa obat. Prinsip pengobatan yaitu membuat kandung kencing
dapat menahan lebih banyak kencing dan membantuginjal untuk mengurangi produksi
kencing.
1. Dessmopressin
Obat yang merupakan sintetik analog arginin vasopresin, bekerja mengurangi produksi
air kencing dimalam hari dan mengurangi tekanan dalam kandung kencing (intravesikular).
Efek sampingyang sering adalah iritasi hidung bila obat diberikan melalui semprotan hidung
dan sakit kepala bahkan menjadiagresif dan mimpi buruk, tapi hilang dengan pemberhentian
2. imipramin
5
b. Penanggulangan tanpa obat
Dengan memberikan hadiah pada anak bila tidak ngompol, hal ini dilihat dari catatan
harian ngompol anak, bila dalam 3-6 bulan tidak berhasil maka dicari cara lain.
Alarm diletakkan dekat alat kelamin anak, bila anak mulai ngompol maka alarm berbunyi
sehingga anak terbangundan menahan kencingnya dan selanjutnya orang tua membantu anak
meneruskan buang air kecil di toilet. Cara inidapat dikombinasikan dengan terapi
Cara ini dilakukan pada anak yang memilikikandung kencing yang kecil
banyak dilakukan pada penanganan enuresis primer. Terapi diet yaitu membatasi
makanan yang memiliki efek terhadap episode enuresis seperti yang mengandung
Mengatasi anak ngompol bukanlah suatu hal yang mudah.Hal ini diperlukan kerja sama
antara orang tua, anakbahkan dokter.Sebagai orang tua kita harus menyingkapi masalah ini
dengan penuh kesabaran dan pengertiankepada anak dengan tidak memojokkan atau
mengolok-oloknya.
Anak justru harus diberi motivasi dan kasih sayang agar terbentuk kepercayaan diri sehingga
akan mengganggu kehidupan sosialdan psikologis yang akan menghambat pertumbuhan dan
6
2.5 Penatalaksanaan
Penting untuk mendapatkan kerjasama anak untuk mengatasi masalah ini. Memberi
penghargaan pada anak yang kering sepanjang malam merupakan langkah yang berguna.
Anak atau orang tua dapat membuat grafik malam yang kering, dan dengan satu atau dua
malam yang kering, hadiah kecil dapat di berikan. Hadiah yang lebih besar dapat di berikan
Anak yang lebih besar di harapkan mencuci sendiri seprai dan baju tidur mereka
yang kotor.
Latihan buang air besar atau kecil pada anak atau dikenal dengan nama toilet training
merupakan suatu hal yang harus dilakukan pada orang tua anak, mengingat dengan latihan itu
diharapkan anak mempunyai kemampuan sendiri dalam melaksanakan buang air kecil dan
buang air besar tanpa merasakan ketakutan atau kecemasan sehingga anak akan mengalami
pertumbuhan dan perkembangan sesuai usia tumbuh kembang anak. Banyak cara yang dapat
dilakukan oleh orang tuan dalam melatih anak untuk buang air besar dan kecil, diantaranya :
a. Teknik Lisan => usaha untuk melatih anak dengan cara memberikan instruksi pada
b. Teknik Modelling => usaha untuk melatih anak dalam BAB dan BAK dengan cara
7
Dampak yang paling umum dalam kegagalan toilet training seperti adanya perlakuan atau
aturan yang ketat bagi orang tua kepada anaknya yang dapat mengganggu kepribadian anak
atau cendrung bersifat retentive dimana anak cendrung bersikap keras kepala bahkan kikir.
Hal ini dapat dilakukan oleh orang tua apabila sering memarahi anak pada saat buang air
besar atau kecil, atau melarang anak saat bepergian. Bila orang tua santai dalam memberikan
aturan dalam toilet training maka anak akan dapat mengalami kepribadian ekspresif dimana
anak lebih tega, cendrung ceroboh, suka membuat gara-gara, emosian dan seenaknya dalam
Membangunkan anak berulang kali untuk membawa ke kamar mandi hanya berguna pada
beberapa anak dan selanjutnya dapat menimbulkan kemarahan atau membuat jengkel anak
a. Hipnoterapi
Anak di hipnotis, kemudian di beri sugesti bahwa anak tersebut akan bangun apabila
ingin berkemih, tempat tidurnya akan kering pada pagi harinya dan mampu untuk
tidak mengompol.
1. Pengkajian Keperawatan.
Pengkajian pada anak dengan masalah tumbuh kembang antara lain : ditemukan adanya
kelompok usia dalam tahap pencapaian tumbuh kembang di atas, adanya perubahan
pertumbuhan fisik, seperti berat badan, tinggi badan tidak sesuai dengan standar pencapaian,
perubahan perkembangan saraf seperti gangguan motorik, bahasa dan adaptasi sosia,
8
perubahan gangguan perkembangan mental seperti adanya retardasi menta, perubahan
ketidakmampuan melakukan perawatan diri atau control diri dalam beraktivitas sesuai dengan
usianya, pada bayi adanya gangguan tidur, enuresis dan kurang memperhatikan.
1. Pola Enuresis
Awal terjadinya enuresis pola dan tingkat keparahan dari enuresis harus diperhatikan.
Apakah enuresis termasuk primer/sekunder, dan apakah terjadi pada siang hari ?.
Akan sangat membantu apabila dalam satu minggu sebelum berkonsultasi, orang tua
2. Riwayat Psikologis
Siapa yang paling merasa terganggu/stress dengan kejadian enuresis, apakah anak, ibu atau
ayah?.
9
Seberapa banyak pengetahuan orangtua mengenai enuresis ?.
3. Riwayat Keluarga.
Riwayat keluarga lebih baik didapat melalui kuesioner. Karena enuresis merupakan rahasia
Tanggal, intensitas, durasi dan kesuksesan dari pengobatan sebelumnya (baik secara
5. Pemeriksaam Fisik
Pemeriksaan fisik sebaiknya dilakukan, seperti pada bagian abdomen, genital, sensasi
perineal, refleks anal wink, lower spine dan sistem neurologis. Biasanya hasil akhir dari
6. Pemeriksaan Laboratorium
Satu-satunya tes rutin yang di rekomendasikan adalah urinalisa untuk melihat tanda-tanda
terjadinya infeksi, penyakit ginjal kronik, DM dan infeksi lainnya. Tes lain seperti sicke cell
prep dan tes dari urinary concentrating ability merupakan indikasi hanya bila ada gejala
spesifik tertentu yang dicurigai. Radiografi dari sistem urinarius adalah invasif, mahal dan
7. Diagnosa Keperawatan.
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan psikologis pada anak yang
mengalami enuresis.
10
Perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan Anak berulang kali
8. Perencanaan Keperawatan.
Enuresis fungsional dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut antara lain
membatasi pemasukan cairan sebelum tidur, melatih mengendalikan retensi, latihan menahan
kencing, positive reinforcement, toilet training yang benar dan melakukan kolaborasi dengan
dokter dalam pemberian : obat golongan amfetamin untuk mengurangi kedalaman tidur anak,
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Enuresis atau mengompol sebenarnya dapat dianggap normal, karena hal ini pasti
terjadi pada setiap anak. Tetapi tidak jarang hal yang biasa ini masih terjadi secara tidak
normal yaitu terjadi diluar umur normalnya hal ini terjadi. Sudah jelas terlihat bahwa telah
terjadi suatu yang tidak normal jika hal iti terjadi. Maka dari itu dalam makalah ini diberikan
semua informasi yang mudah-mudahan dapat memberi tambahan wawasan bagi pembaca.
12
Daftar Pustaka
http://klipingdigital.wordpress.com/2009/05/02/enuresis-apa-itu/
http://familydoctor.org/
http://wrm-indonesia.org/
http://www.aafp.org/afp/20030401/1499.html
13