MODUL 9
KEGIATAN BELAJAR 1
A. PENGERTIAN
Masalah tidur adalah gangguan pada tidur yang di dalamnya terdapat masalah untuk
memulai tidur atau masalah untuk tetap dalam keadaan tertidur, tertidur pada waktu yang
tidak tepat, terlalu banyak tidur, atau abnormalitas perilaku saat tidur.
C. PENYEBAB
Penyebab dari masalah tidur pada anak itu berbeda-beda. Akan tetapi masalah tidur pada
anak lebih banyak karena faktor keturunan namun ada pula yang disebabkan oleh masalah
fisik.
D. PENANGANAN
Penanganan masalah tidur pada anak berbeda-beda tergantung dari apa yang memicu
munculnya masalah tersebut. Akan tetapi ada masalah-masalah tidur yang tidak
memerlukan intervensi.
KEGIATAN BELAJAR 2
1. Pengertian
Msalah makan merupakan masalah yang dikeluhkan pada orang tua. Anak menolak makan karna
jenis makanan tertentu atau hanya mau satu dua jenis makanan. Respon apa bila anak diberi makan yg
tidak disukai akan dilepeh. Menurut DSM 5, 4 kriteria kategori masalah makan pada anak yaitu:
2. Penyebab
Menolak makanan disebabkan oleh sensitivitas dari organ-organ didalam mulut. Ada anak yg
merasa tidak nyaman dengan tekstur yang keras dan kasar. Ada juga karna sensitif dengan bau saat
dikunyah. Hal tersebut dihubungkan dengan masalah sensori dan keturunan oleh orang taunya.
3. Penanganan
Jika anak menolak makanan karena ada masalah sensori, maka baiknya diperiksakan terlebih
dahulu ke dokter atau terapi sensori intergrasi. Apa bila tidak ada masalah sensori maka peran orang
tua menjadi penting. Sebaiknya tua memberikan makanan yang bergizi dan menampilkan bahwa
makanan yg disediakan sangat enak.
1. Pengertian
Pica adalah perilaku menetap dalam memakan benda yang bukan makanan yang sudah
berlangsung lebih 1bulan (DSM 5). Sehingga dapat meracuni tubuh.
2. Penyebab
3. Penanganan
Yaitu memberikan edukasi pada orang tua mengenai pentingnya nutrisi dan gizi bagi anak dan
kandungan berbahaya apa yang terkandung pada bakan makanan. Terapi modifikasi perilaku juga dapat
diberikan kepada anak.
C. Keluarnya makanan dari kerongkongan (Rumination disorder)
1. Pengertian
Masalah makan rumination disorder apa bila mengeluarkan makanan dari tenggorokan, dilakukan
berulang, paling tidak selama 1bulan. Apa bila mengeluarkan makanan dari tenggorokan biasanya
dengan sengaja. Terkadang anak mendongakan kepala atau meletakan jarinya kepangkal untuk
mengeluarkan makanan.
2. Penyebab
Rutinitas dapat terjadi pada bayi dan anak dengan keterbelakangan mental. Perilaku tersebut
dapat terjadi karena stimulasi diri, masalah sensori, atau masalah emosi. Mencari perhatian dari orng
lain.
3. Penanganan
Masalah pembuangan adalah masalah yang melibatkan pembuangan air seni serta feses yang tidak
tepat dam biasanya terdiagnosis saat masa anak atau remaja (DMS 5, 2013). Anak-anak yang
mengalami masalah pembuangan sering menerima konsekuensi negatif dar orang-orang disekitarnya.
A. ENURESIS
1. Pengertian
Ialah buang air kecil yang berulang ditempat yang tidak semestinya, setelah anak melewati
usia dimana kebanyakan anak belajar buang air kecil di toilet.
2. Jenis-jenis
Jika dilihat dari waktu enuresis dibagi menajdi 3 :
Nocturnal only (mengompol hanya diwaktu tidur malam)
Diurnal only (mengompol hanya diwaktu siang dan tidak sedang tidur)
Noctunal and diurnal yaitu kombinasi dari kedua tipe diatas
B. ENCOPRESIS
1. Pengertian
Encopresis adalah membuang feses dicelana atau ditempat yang tidak tepat (bukan
ditoilet)
2. Jenis-jenis
Menurut DMS-5, encopresis dibagi menjadi 2 :
With constipation and overflow incontinence
Feses berbentuk tidak jelas, kebocoran feses (dalam bentuk cair), biasanya terjadi
saat anak terjaga dan jarang terjadi daat anak tidur, feses yan keluar hanya sedikit
pada saat ditoilet.
Without constipation and overflow incontinence
Tidak ada konstipasi, feses berbentuk normal, cairan feses jarang terjadi.
3. Penyebab
Faktor organis
Faktor emosi
Faktor belajar
4. Strategi penanganan
Apabila masalah encopresis disebabkan oleh masalah fisik, maka perlu adanya
penanganan secara medis yaitu menggunakan obat-obatan. Selain intervensi medis ada
baiknya dilakukan ibtervensi perilaku seperti belajar mengguanka toilet, membuat jadwal
buang air besar memberikan reinforcement/ pengeuatan positif saat anak mampu baung
air besar di toilet.
MODUL 10
ANAK DENGAN GANGGUAN ATTACHMENT
KEGIATAN BELAJAR 1
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa variasi kualitas hubungan yang terbentuk antara orang
tua dan anak dapat berpengaruh terhadap terjadinya gangguan attachment. Karena, ibu adalah
sosok yang memainkan peran penting dalam pembentukan attachment, karakteristik-
karakteristik maternal tertentu dari ibu tentunya dapat mempengaruhi pembentukan
attachment oleh anak.
Lain secure attachment, lain pula insecure attachment. Secara umum, terdapat tiga jenis
insecure attachment, yaitu jenis yang melawan (resistant), menghindar (avoidant), dan
disorganized.
1. Anak yang memiliki resistant attachment akan menampilkan perilaku yang ambivalen
terhadap pengasuh, yang umumnya adalah ibu.
2. Anak yang memiliki avoidant attachment akan menunjukkan sikap menghindar yang
sangat nyata terhadap kedekatan atau interaksi dengan ibu.
3. Anak yang memiliki disorganized attachment. Anak-anak tersebut tampak bingung dan
menunjukkan tingkah laku yang kontradiktif saat bertemu dengan ibu sesuai berpisah.
Peneliti lainnya, Goldberg (Wenar & Kerig, 2005), menemukan hubungan yang signifikan
antara avoidant attachment pada masa bayi dan masalah internalizing dan masalah
externalizing saat anak berusia 4 tahun.
Peneliti Lyons-Ruth dkk (Wenar & Kerig, 2005), menemukan bahwa disorganized attachment
pada masa bayi dapat meramalkan adanya tingkah laku agresif pada saat anak bersekolah di
taman kanak-kanak.