Masalah kesehatan jiwa yang dialami ibu hamil merupakan masalah yang belum dapat
teratasi deangan baik di Negara pendapatan rendah prevalensi kesehatan jiwa porenatal
berkisaar 10%-15% tergantung tempat, Metode penelitian dan alat ukur yang di gunakan.
Masalah mental merupakan suatu penyakit umum yang sering di jumpai pada saat
kehamilan.Banyak wanita hamil yang mengalammi masalah mental yang tidak ter diagnosis dan
tidak terobati. Karena kemungkinan mereka takut akan efek teratogen obat terhadap
perkembangan janin yang di kandung. Masalah jiwa yang biassa sering terjadi yaitu masalah
kecemasan, Skizofrenia dan gangguan moot (Sukandar,2009 )
Sejumlah perubahan fisik dan psikologis yang terjadi selama kehamilan dapat
merangsang perkembangan masalah psikologis seperti kecemasan dan depresi.Kecemasan atau
anxienty adalah suatu sinyal yang menyadarkan, memperingatkan adanya bahaya yang
mengancam dan memungkinkan seseorang mengambil tindakan untuk mengatasi ancaman dari
perubahan dan pengalaman dari sesuatu yang baru yang belum pernah di coba (Kaplan dan
Sadock, 2010).
Wanita yang sedang hamil mungkin akan mengalami kecemasan tentang berbagai
masalah dari satu tri mester ke tri mester berikutnya. Selama kehamilan khususnya pada
kehamilan pertama atau biasanya di sebut dengan primigravida. Seorang ibu primigravida
mengingat kembali perkembangannya sendiri.(Kaplan dan Sadock,2011:Chunnigham et
al,2013).
B. Masalah Emosi Selama Kehamilan
1. Trisemester 1 :
Sering terjadi fluktasi lebar aspek emosional sehingga periode ini mempunyai resiko
tingghi untuk terjadi pertengkaran atau rasa tidak nyaman
2. Trisemester 2 :
Fluktasi emosional sudah mulai mereda dan perhatian wanita hamil lebih terfokus
pada berbagai perubahan tubuh yang terjadi saat kehamilan, kehidupan seksual keluarga dan
hubungan bathiniah dengan bayi yang dikandungnya
3. Trisemester 3 :
Berkaitan dengan bayangan resiko kehamilan dan proses persalinan sehingga wanita
hamil sangat emosional dalam upaya mempersiapkan atau mewaspadai segala sesuatu yang
dihadapi.
D. Penanganannya
Psikoterapi membantu wanita hamil yang mengalami kecemasan untuk mengatasi
ketakutan dan kecemasan yang berhubungan dengan kehamilannya.Dengan mendiskusikan
pikiran dan perasaan yang menganggu menyebabkan dapat lepas dari tekanan. Pengurangan
gejala kecemasan membuat wanita tersebut dapat berfungsi lebih efektif dalam hubungan pribadi
dan keluarga dengan sendirinya kecemasan itu akan hilang.
3. Diagnosa Keperawatan
a. Ketakutan berhubungan dengan ketidakbiasaan
b. Gangguan pola tidur berhubungan dengan faktor psikologis
c. Asientas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri atau status peran
sekunder akibat kehamilan
4. Intervensi keperawatan
a. Dx 1 : Ketakutan berhubungan dengan ketidakbiasaan
Intervensi :
Intervensi :
c. Dx 3: Asientas berhubungan dengan ancaman terhadap konsep diri atau status peran
sekunder akibat kehamilan.
Intervensi :
Tahap Bayi adalah tahap perkembangan bayi usia 0-18 bulan dimana pada usia ini bayi
spertama yang dihadapi oleh bayi. Perkembangan psikososial bayi yang normal adalah proses
perkeembangan bayi ditandai dengan pemupukan rasa percaya pada orang lain yang diawali
dengan kepercayaan terhadap orangtua, khususnya ibu. Rasa aman secara fisik dan psikososial
berperan penting dalam pembentukan rasa percaya bayi. Bila rasa percaya tidak terpenuhi maka
akan terjadi penyimpangan berupa rasa tidak percaya diri dan setelah besar ia menjadi orang
yang mudah curiga dan tidak menjalin hubungan baru.
2. Karakteristik Perilaku
a. Karakteristik Normal
c. Intervensi
Intervensi Generalis Pada bayi:
1) Segera menggendong, memeluk dan membuai bayi saat bayi menangis
2) Memenuhi kebutuhan dasar bayi (lapar, haus, basah, sakit)
3) Memenuhi kebutuhan rasa aman dan nyaman bayi seperti ( membuai saat ia
menangis, menyelimuti saat kedinginan )
4) Mengajak berbicara dengan bayi saat merawat bayi
5) Memanggil bayi sesuai dengan namanya
6) Mengajak bayi bermain (bersuara lucu, menggerakkan benda, memperlihatkan
benda berwarna menarik, benda berbunyi)
A. Tahap Toddler
1. Pengertian Tahap Toddler
Perkembangan pada usia toddler (18 bulan-3 tahun) Merupakan proses perkwmbangan
kemampuan anak untuk mengambangkan kemandirian dengan cara memberi kebebasan dan
membiarkan anak untuk mempelajari dunianya. Bila anak tidak di fasilitasi kebutuhannya,
seperti terlalu dilindungi atau di kendalikan, maka anak anai akan meras aragu rgu, takut, tidak
berani, dan malu untuk melakukan aktifitasnya sehingga anak akan bergantung pada orang lain.
Sebab itu penting bagi olrang tua untuk memahami dan memiliki kemampuan dan pengetahuan
dalam menstimulasi anak untuk mencapai tugas perkembangannya yaitu kemandiriannya.
2. Data yang di Kaji
a. Bergaul dan mandiri :
1) Mengenal dan mengakui namanya
2) Sering menngatakan kata “ jangan / tidak/enggak”
3) Banyak bertanya tentang suatu hal yang asing baginya ( api, air, ketinggian,
warna dan bentuk benda )
4) Mulai melakukan kegiatan sendiri dan tidak mau di perintah misalnnya minum
sendiri, makan sendiri, berpakaian sendiri.
5) Bertindak semaunya sendiri dan tidak mau di perintah.
6) Mulai bermain dan berkomunikasi dengan anak lain di luar keluarganya.
b. Motorik kasar
Berdiri dengan satu kaki tanpa berpegangan selama paling sedikit 2 hitungan
c. Motorik Halus
Mampu membuat garis lurus
d. Berbicara, berbahsa dan kecerdasan : Mampu menyatakan keinginan paling sedikit
dengan dua kata
3. Diagnosa keperawatan
Potensial mengembangkan kemandirian
4. Intervensi keperawatan
a. Tujuan untuk anak :
1) Mengembangkan rasa kemandirian dalammelakuikan kegiatan sehari hari
2) Bekerja sama dan memperlihatkan kelebihan diri diantara orang lain
b. Tindakan keperawatan bagi anak:
1) Perkembangan yang normal kemandirian :
a) Latih anak anak melakukan kegiatan secara mandiri.
b) Puji keberhasilan yang di capai anak
c) Tidak menggunakan kata yang memerintah tetapi memberikan alternative
untuk memilih
d) Hindari suasana yang membuatnya bersikap negative (memisahkan dengan
orang tuanya, mengambil mainannya, memerintah untuk melakukan sesuatu )
e) Tidak menakut-nakuti dengan kata-kata maupun perkataan.
f) Berikan maianan sesuai usianya ( boneka,mobil-mobilan,balon,bola,kertas
gambar dan pensil warna)
g) Saat anak mengamuk (tempertantrum) pastikan ia akan aman dari bahaya
cedera kemudian tinggalkan, awasi dari jauh.
h) Berikan tindakan-tindakan yang boleh dan tidak boleh dilakukan, yang baik
dan yang buruk dengan kalimat positif.
i) Libatkan anak dalam kegiatan-kegiatan keagamaan
B. Perkembangan Emosional
Menurut Walker (1995), beberapa jenis emosi yang berkembang pada anak pra sekolah,
yaitu :
a) Takut
Pembicaraan , peniruan dan ingatan tentang pengalaman yang kurang menyenangkan
berperan penting dalam menimbulkan rasa takut.
b) Cemas
Kecemasan ini muncul dari situasi yang dikhayalkan, berdasarkan pengalaman-
pengalaman yang diperoleh, baik perlakuan orang tua maupun buku-buku bacaan. Salah
satu perasaan cemas yang timbul pada anak adalah dimana anak berada pada lingkungan
yang asing, yang berbeda dengan lingkungan tempat tinggalnya.
c) Marah
Penyebab marah yang paling umum adalah pertengkaran mengenai permainan, tidak
tercapainya keinginan dan serangan dari anak lain. Ungkapan marah pada anak antara
lain : menangis, berteriak, menggertak, menendang, melompat-lompat atau memukul.
d) Cemburu
Anak merasa tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah mencurahkan
kasih sayang kepadanya. Sumber yang dapat menimbulkan rasa cemburu selalu bersifat
situasi sosial dan hubungan dengan orang lain.
e) Gembira
Kondisi yang melahirkan perasaan gembira pada anak, diantaranya terpenuhinya
kebutuhan jasmaniah (makan dan minum), keadaan jasmaniah yang sehat, diperolehnya
kasih sayang, ada kesempatan bergerak (bermain secara leluasa) dan memiliki mainan
yang disenanginya.
f) Kasih sayang
Anak merasa senang apabila diberi perhatian dan perlindungan terhadap orang lain,
hewan atau benda. Perasaan ini berkembang berdasarkan pengalaman yang tidak
menyenangkan dalam hubungan dengan orang lain, hewan atau benda. Kasih sayang
anak kepada orang tua atau saudaranya dipengaruhin oleh iklim emosional dalam
keluarganya. Apaila orang tua dan saudaranya menaruh kasih sayang kepada anak, maka
diapun akan menaruh kasih sayang kepada mereka.
g) Ingin tahu
Anak mempunyai perasaan ingin mengenal, mengetahui segala sesuatu atau obyek-
obyek, baik yang bersifat fisik atau kongkrit.
C. Tanda Atau Geajala Serta Penyebab Jiwa
Penyebab perilaku tidak patuh antara lain : pola pengasuhan yang serba
membolehkan atau terlalu disiplin, pola pengasuhan yang tidak konsisten,
orangtua yang mengalami stres, ataupun anak terlalu pandai.
b. Temper tantrum
Perilaku Agresif adalah perilaku yang dapat menimbulkan luka pada diri sendiri atau
orang lain. Agresi bisa berupa agresi fisik seperti memukul, menyepak, melempar,
mendorong, meludahi, dll. dan bisa berupa agresi psikis seperti memanggil nama dengan
tidak hormat, mengejek, memerintah, memberi label, bertengkar, dan mengancam.Anak
yang agresif cenderung impulsif, mudah marah, tidak matang, sukar menerima kritik dan
mudah frustrasi.
Penyebabnya antara lain karena frustrasi datam kehidupan sehari-hari atau karena
pengaruh daya khayal anak. Anak yang sering menonton filem-filem agresi
cenderung lebih agresif daripada anak lain pada umumnya.
d. Menarik diri
Anak yang menarik diri tidak mau terlihat datam kontak sosial dengan
teman-temannya. hat ini dapat dipengaruhi oleh masalah lain seperti kesulitan bersekotah,
gangguan kepribadian, dan masalah-masalah emosionat. Namun bisa juga terjadi
anak-anak yang terlalu pandai atau terlalu kreatif seringkali mengalami masalah ini. Cara
berpikir yang berbeda membuat teman-teman seusianya tidak dapat menerima mereka
sehingga ia terkucilkan.
Anak-anak menarik diri disebabkan oleh rasa takut terhadap orang lain,
kurangnya keterampitan sosial seperti antri, berbagi, menyumbangkan ide,dll.,
atau orangtua yang tidak suka pada teman sebayanya.
D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Keluarga
1) Pengetahuan keluarga
2) Peran orang tua
b. Anak
1) Perkembangan fisik, yang perlu di kaji antara lain :
a) Berat badan anak, biasanya meningkat kira-kira 2.5 kg per tahun. Berat badan
rata-rata pada usia 5 tahun adalah kira-kira 21 Kg terkait dengan nutrisi anak.
b) Pertumbuhan anak ( tinggi badan 2 – 3 inchi per tahun ).
c) Perkembangan motorik pada anak. Terjadi peningkatan koordinasi otot besar
dan halus, sehingga mereka dapat berlari dengan baik, berjalan naik dan turun
dengan mudah dan belajar untuk melompat.
d) Kebiasaan makan, tidur dan eliminasi anak.
2) Perkembangan kognitif, yang perlu dikaji antara lain :
a) Pengetahuan anak yang berhubungan dengan pengalaman konkret.
b) Perkembangan moral usia anak terkait dengan pemahaman tentang perilaku
yang disadari secara sosial benar atau salah.
c) Perkembangan bahasa anak ternasuk kosakata, yang memungkinkan
penggabungan berbagai personifikasi yang berbeda.
3) Perkembangan psiko-sosial
a) Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya.
b) Kaji permainan anak. Permainan anak prasekolah menjadi lebih sosial, mereka
berganti dari bermain paralel ke jenis asosiatif.
4) Persepsi kesehatan
Kita mengkaji persepsi kesehatan melalui keluarga, pola hidup mereka, sensasi
pada tubuh anak itu sendiri, dan kemampuan orang tua untuk melakukan aktivitas
sehari-hari yang biasanya membantu anak-anak mengembangkan perilaku sehat
mereka, berpakaian dan makan.
2. Diagnosa keperawatan
Diagnosa yang mungkin muncul adalah :
a. Resiko keterlambatan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan;
1) Orang tua kurang pengetahuan
2) Dukungan orang tua yang tidak adekuat, tidak sesuai
3) Stressor yang berkaitan dengan sekolah
4) Keterbatasan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan sosial, bermain atau
pendidikan sekunder, akibat:
1) Kehilangan kemampuan untuk berkomunikasi
2) Kurang stimulasi
3) Sedikitnya orang terdekat
4) Kehilangan teman sebaya.
b. Defisit pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai
pertumbuhan dan perkembangan anak.
c. Hambatan interaksi sosial berhubungan dengan hambatan bahasa
3. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa 1
1) Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok
usia.
2) Dengan cermat kaji tingkat perkembangan anak dalam seluruh area fungsi,
menggunakan alat pengkajian yang spesifik.
3) Dorong untuk perawatan diri: merias diri sendiri, memakai baju sendiri,
perawatan mulut, perawatan rambut.
4) Beri waktu bermain dengan orang lain yang sering dan dengan berbagai mainan.
5) Beri waktu untuk bermain sendiri dan menggali lingkungan bermain.
6) Perintahkan untuk memberi respon verbal dan mengajukan permintaan.
7) Beri pujian untuk perilaku yang positif.
b. Diagnosa 2
1) Ajarkan orang tua tentang tugas perkembangan yang sesuai dengan kelompok
usia.
2) Beri pendidikan kesehatan atau informasi mengenai pertumbuhan dan
perkembangan anak.
c. Diagnosa 3
1) Bila ada perilaku antisosial pada anak, bantu untuk:
a) Menggambarkan perilaku yang memengaruhi sosialisasi.
b) Bermain peran sesuai respon.
c) Munculkan umpan balik sebaya untuk perilaku positif dan negatif.
2) Ajarkan orang tua untuk:
a) Menghindari ketidaksetujuan di depan anak
b) Membuat kontak mata sebelum memberi instruksi dan minta anak untuk
mengulangi apa yang dikatakan.
ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA
Anak usia sekolah sudah mengembangkan kekuatan internal dan tingkat kematangan
yang memungkinkan mereka untuk bergaul di luar rumah. Tugas perkembangan utama pada
tahap ini adalah menanamkan interaksi yang sesuai dengan teman sebaya dan orang lain,
meningkatkan keterampilan intelektual khususnya di sekolah, meningkatkan keterampilan
motorik halus, dan ekspansi keterampilan motorik kasar. Pertumbuhan fisik dengan pesat mulai
melambat pada usia 10 hingga 12 tahun. Bentuk wajah berubah karena tulang wajah tumbuh
lebih cepat dari pada tulang kepala. Anak usia sekolah menjadi lebih kurus, kakinya lebih
panjang, koordinasi neuromotorik lebih berkembang. Gigi tetap mulai tumbuh. Keterampilan
bersepeda, memainkan alat musik, menggambar/ melukis, serta keterampilan lain yang di
perlukan untuk kegiatan kelompok serta kegiatan hidup sehari-hari sudah berkembang (Berger &
williams,1992;kozier;Erb,Blais & wilkinson, 1995).
Teori piaget menekankan bahwa cara anak berpikir berbeda dari pada orang
dewasa, bahkan anak belajar secara spontan tanpa mendapatkan masukan dari orang
dewasa. Menurut piaget, anak belajar melalui proses meniru dan bermain, menunjukan
proses kegiatan asimilasi, dan akomodasi, yang menjabarkan tiap tahap dan usia dari
kematangan kognitif anak.
C. Batasan Karakteristik
1. Mampu menyelesaikan tugas dari sekolah/rumah
2. Mempunyai rasa bersaing misal ingin lebih pandai dari teman, meraih juara pertama
3. Terlibat dalam kegiatan kelompok
4. Mulai mengerti nilai mata uang dan satuannya
5. Mampu menyelesaikan pekerjaan rumah tangga sederhana misal merapikan tempat
tidur,menyapu dan lain-lain.
6. Memiliki hobby tertentu, misal naik sepeda, membaca buku cerita, menggambar
7. Memliliki teman akrab untuk bermain
8. Tidak ada tanda bekas luka penganiayaan
D. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Perawat mengkaji penguasaan anak terhadap tiap area keterampilan yang
dibutuhkan anak untuk dapat menjadi seorang dewasa yang kompeten. Selain mengkaji
keterampilan yang telah diuraikan tersebut, perawat juga perlu mengkaji:
a. data demografi,
b. riwayat kesehatan terdahulu,
c. kegiatan hidup anak sehari-hari,
d. keadaan fisik, status mental,
e. hubungan interpersonal,
f. serta riwayat personal dan keluarga.
2. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan peningkatan perkembangan usia sekolah
4. Tindakan keperawatan
a. Mempertahankan pemenuhan kebutuhan fisik yang optimal
B. Perkembangan Psikososial
Perkembangan psikososial pada remaja menurut Erikson adalah identitas dan
kebingungan peran yang terjadi pada usia 12-20 tahun.
1. Tahap perkembangan identitas (Desmita, 2005) meliputi:
a. Tahap diferensiasi (12-14 tahun ) .karakteristik tahap ini adalah remaja menyadari
bahawa ia berbeda secara psikologis dari orang tuanya.Kesadaran ini sering
membuatnya mempertanyakan dan menolak nilai- nilai dan nasehat orang tuanya,
sekalipun nilai dan nasehat tersebut masuk akal.
b. Tahap praktis (14 – 15 tahun) arakteristik tahap ini adalah remaja percaya bahwa ia
mengetahui segala-galanya dan dapat melakukan sesuatu tanpa salah. Ia menyangkal
kebutuhan akan peringatan atau nasehat dan menantang orangtuanya pada setiap
kesempatan. Komitmennya terhadap teman-teman juga bertambah
c. Tahap penyesuaian (15-18 tahun). Karakteristik tahap ini adalah karena kesedihan
dan kekhawatiran yang dialaminya mendorong remaja untuk menerima kembali
sebagian otoritas orang tuanya tetapi dengan syarat.
d. Tahap konsolidasi (18-21 tahun).
D. Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Kesiapan peningkatan perkembangan remaja
b. Intervensi spesialis
Terapi kelompok terapeutik : remaja
ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA
A. Pengertian Dewasa
Dewasa merupakan tahap perkembangan manusia yang berada pada 20-30 tahun dan pada usia
ini individu harus mampu berinteraksi akrab dengan oranglain (Erickson, 1963). Pada masa ini penekanan
utama dalam perkembangan identitas diri untuk membuat ikatan dengan oranglain yang menghasilkan
hubungan intim. Orang dewasa mengembangkan pertemanan abadi dan mencari pasangan atau menikah
dan terikat dalam tugas awal sebuah keluarga. Levinson (1978) mengatakan bahwa pada masa ini
seseorang berada pada puncak intelektual dan fisik. Selama periode ini kebutuhan untuk mencari
kepuasan diri tinggi. Selain itu masa dewasa awal seseorang berpindah melalui tahap dewasa baru, dari
asumsi peran yunior pada pekerjaan, memulai perkawinan dan peran orangtua dan memulai pelayanan
pada komunitas ke suatu tempat yang lebih senior dirumah, pekerjaan dan di komunitas. Kegagalan
dalam berhubungan akrab dan memperoleh pekerjaan dapat menyebabkan individu menjauhi pergaulan
dan merasa kesepian lalu menyendiri
B. Karakteristik Prilaku
1. Karakteristik prilaku normal
a. Menjalin interaksi yang hangat dan akrab dengan oranglian
b. Mempunyai hubungan dekat dengan orang-orang tertenti (pacar, sahabat)
c. Membentuk keluarga
d. Mempunyai komitmen yang jelas dalam bekerja dan berinteraksi
e. Merasa mampu mandiri karena sudah bekerja
f. Memperlihatkan tanggungjawab secara ekonomi, sosial dan emosional
g. Mempunyai konsep diri yang realistis
h. Menyukai diri dan mengetahui tujuan hidup
i. Berinteraksi baik dengan keluarga
j. Mampu mengatasi strss akibat perubahan dirinya
k. Menganggap kehidupan sosialnya bermakna
l. Mempunyai nilai yang menjadi pedoman hidupya
2. Karakteristik penyimpangan perkembangan
a. Tidak mempuyai hubungan akrab
b. Tidak mandiri dan tidak mempunyai komitmen hidup
c. Konsep diri tidak realistis
d. Tidak menyukai diri sendiri
e. Tidak mengetahui arah hidup
f. Tidak mampu mnegatasi stres
g. Hubungan dengan orangtua tidak harmonis
h. Bertindak semaunya sendiri dan tidak bertanggungjawab
i. Tidak memiliki nilai dan pedoman hidup yang jelas, mudah terpengaruh
j. Menjadi pelaku tindak antisosial (kriminal, narkoba, tindak asusila)
C. Asuhan Keperawatan
1. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan : Kesiapan peningkatan perkembangan dewasa
2. Intervensi Keperawatan
Intervensi Generalis :
a. Menjelaskan perkembangan usia dewasa yang normal dan perkembangan yang
menyimpang
b. Menerima proses penuaan dan perubahan peran dalam keluarga
c. Berinteraksi dengan baik dengan pasangan dan menikmati kebersamaan dengan keluarga
d. Memperluas dan memperbaharui minat/kesenangan
e. Memanfaatkan kemandirian dan kemampuan/potensi diri secara positif
Intervensi Spesialis : terapi stimulasi perkembangan psikososial.
ASUHAN KEPERAWATAN SEHAT JIWA
A. Pengertian Lansia
Lansia atau lanjut usia merupakan kelompok umur (usia 60 tahun ke atas) pada manusia
yang telah memasuki tahapan akhir dari fase kehidupannya. Pada kelompok yang dikategorikan
lansi ini akan terjadi suatu proses yang disebut aging proses.
Mental berasal dari kata latin yaitu mens, mentis yang artinya: jiwa, nyawa, sukma, roh,
semangat (Kartini Kartono, 1987:3). Sedangkan dalam kamus psikologi Kartini Kartono,
(1987:278) mengemukakan: mental adalah yang berkenaan dengan jiwa, batin ruhaniah. Dalam
pengertian aslinya menyinggung masalah: pikiran, akal atau ingatan. Sedangkan sekarang ini
digunakan untuk menunjukkan penyesuaian organisme terhadap lingkungan dan secara khusus
menunjuk penyesuaian yang mencakup fungsi-fungsi simbolis yang disadari oleh
individu.Pengertian mental dalam kamus besar bahasa Indonesia, (1991:647) adalah“Berkenaan
dengan batin dan watak manusia, yang bukan bersifat badan atau tenaga, Bukan bersifat badan
atau tenaga: bukan hanya pembangunan fisik yang diperhatikan melainkan juga pembangunan
batin dan watak”.
b. Gejala kecemasan
Perasaan khawatir atau takut yang tidak rasional terhadap kejadian yang akan
terjadi,Sulit tidur sepanjang malam,Rasa tegang dan cepat marah, Sering mengeluh
akan gejala yang ringan atau takut/khawatir terhadap penyakit yang berat, misalnya
kanker dan penyakit jantung yang sebenarnya tidak dideritanya,Sering
membayangkan hal-hal yang menakutkan,Merasa panic terhadap masalah yang
ringan.
2. Depresi
a. Pengertian
Depresi adalah suatu jenis keadaan perasaan atau emosi dengan komponen
psikologis seperti rasa sedih, susah, merasa tidak berguna, gagal, putus asa dan
penyesalan atau berbentuk penarikan diri, kegelisahan atau agitasi (Afda
Wahywlingsih dan Sukamto). Depresi adalah kondisi umum yang terjadi pada lansia
dan alasan terjadinya kondisi ini dapat dilihat pada saat mengkaji kondisi sosial,
kejadian hidup, dan masalah fisik pada lansia.Memang, depresi sering disalahartikan
sebagai demensia.Kemampuan mental klien dengan depresi tetap utuh, sedangkan
pada klien demensia, terjadi peningkatan kerusakan kognitif.
3. Insomnia
a. Pengertian
Kebiasaan atau pola tidur lansia dapat berubah, yang terkadang dapat
mengganggu kenyamanan anggota keluarga lain yang tinggal serumah. Perubahan
pola tidur dapat berubah tiak bisa tidur sepanjang malam dan sering terbangun pada
malam hari, sehingga lansia melakukan kegiatannya pada malam hari.
D. Pendekatan Psikologis
Disini perawat mempunyai peranan penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada
klien lanjut usia, perawat dapat berperan sebagai supporter, interpreter terhadap segala sesuatu
yang asing, sebagai penampung rahasia yang pribadi dan sebagai sahabat yang akrab. Perawat
hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberikan kesempatan dan waktu yang
cukup banyak untuk menerima berbagai bentuk keluhan agar para lanjut usia merasa puas.
Perawat harus selalu memegang prinsip “Tripple”, yaitu sabar, simpatik dan service. Hal itu
perlu dilakukan karena perubahan psikologi terjadi karena bersama dengan semakin lanjutnya
usia. Perubahan-perubahan ini meliputi gejala-gejala, seperti menurunnya daya ingat untuk
peristiwa yang baru terjadi, berkurangnya kegairahan atau keinginan, peningkatan kewaspadaan,
perubahan pola tidur dengan suatu kecenderungan untuk tiduran diwaktu siang, dan pergeseran
libido. Perawat harus sabar mendengarkan cerita dari masa lampau yang membosankan, jangan
menertawakan atau memarahi klien lanjut usia bila lupa melakukan kesalahan .Harus diingat
kemunduran ingatan jangan dimanfaatkan untuk tujuan tertentu. Bila perawat ingin merubah
tingkah laku dan pandangan mereka terhadap kesehatan, perawat bila melakukannya secara
perlahan –lahan dan bertahap, perawat harus dapat mendukung mental mereka kearah pemuasan
pribadi sehinga seluruh pengalaman yang dilaluinya tidak menambah beban, bila perlu
diusahakan agar di masa lanjut usia ini mereka puas dan bahagia.
E. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Riwayat
Pernah mengalami perubahan fungsi mental sebelumnya?
b. Kaji adanya demensia. Dengan alat-alat yang sudah distandardisasi, meliputi
c. orientasi
1) tanyakan hari ini tanggal berapa?
2) Kemudian tanyakan hal-hal terkait, misalnya sekarang ini musim apa?
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan pola tidur b.d ansietas
b. Gangguan proses pikir berhubungan dengan kehilangan memori, degenerasi neuron
irreversible.
3. Intervensi Keperawatan
a. Gangguan pola tidur b.d ansietas.
Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan kunjungan klien memiliki pola
tidur yang teratur.
Kriteria Hasil:
1) Klien mampu memahami factor penyebab gangguan pola tidur.
2) Klien mampu menentukan penyebab tidur inadekuat.
3) Klien mampu memahami rencana khusus untuk menangani atau mengoreksi
penyebab tidur tidak adekuat.
4) Klien mampu menciptakan pola tidur yang adekuat dengan penurunan
terhadap pikiran yang melayang-layang (melamun).
5) Klien tampak atau melaporkan dapat beristirahat yang cukup.
Intervensi
1) Jangan menganjurkan klien untuk tidur siang apabila berakibat efek negative
terhadap tidur pada malam hari.
2) Evaluasi efek obat klien yang mengganggu tidur.
3) Tentukan kebiasaan dan rutinitas waktu tidur malam dengan kebiasaan klien
(member susu hangat).
4) Berikan lingkungan yang nyaman untuk meningkatkan tidur.
5) Buat jadwal intervensi untuk memungkinkan waktu tidur lebih lama.
Kusharyadi.2010. Asuhan Keperawatan pada Klien Lanjut Usia. Jakarta: Salemba Medika
Maryam, R. Siti. 2008. Mengenal Usi Lanjut dan Perawatannya. Jakarta: Salemba Medika
Nugroho, Wahjudi. 1995. Perawatan Lanjut Usia.Jakarta: EGC
Tamher, S., Noorkasiani.2009. Kesehatan Usia Lanjut dengan Pendekatan asuhan Keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika.
Watson, Roger. 2003. Perawatan Pada Lansia. Jakarta: EGC
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan Volume I. EGC: Jakarta
Carpenito & Moyet.2007. Buku Saku Diagnosis Keperawatan. EGC: Jakarta
Sunaryo. 2005. Psikologi Untuk Keperawatan. EGC: JakartaYosep,Iyus. 2007 .keperawatan
jiwa.Hal :1-2.Refika-aditama:Bandung
Kusumawati, F. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta; Salemba Medika, 2010
Potter, Patricia A. and Perry, Anee G. (1985).Fundamentals of Nursing concept, process, and
practice. St. Louis : The C.V. Mosby Company
Spesialis Jiwa FIK 2005-2007 dan tim pengajar spesialis jiwa (2008). Draft Standar Asuhan
Keperawatan Program Spesialis Jiwa. Jakarta : Progaram Magister Keperawatan Jiwa FIK UI
Stolte, K. (2004), Diagnosa Keperawatan Sejahtera. Jakarta: EGC