Anda di halaman 1dari 18

Sebab-Sebab Tingkah Laku

Abnormal
Shofi Mirwani,S.Psi, M.Psi
STAIN KEDIRI

Gambaran Umum
Coleman (1984) membahas beberapa perspektif penyebab
tingkah laku abnormal dengan membedakan antara penyebab
primer, penyebab predisposisi, penyebab yg mencetuskan dan
penyebab yg menguatkan (Reinforcing).
A. Penyebab primer adalah kondisi yg harus dipenuhi agar suatu
gangguan dpt muncul, meskipun dalam kenyataan gangguan
tersebut tidak atau belum muncul.
Misalnya
adanya kuman penyakit tertentu merupakan
penyebab primer yg harus ada untuk munculnya penyakit
tersebut, meskipun belum tentu penyakit tersebut muncul.
Contohnya dlm bidang psikologi adl kecemasan yg terjadi ketika
seorang anak masih kecil. Ini merupakan penyebab primer yg
harus ada untuk terjadinya proses suatu gangguan jiwa atau
penyimpangan perilaku, meskipun perilaku menyimpang itu
belum tentu dlm kenyataannya akan benar-benar terjadi.

B. Penyebab Predisposisi adalah keadaan sebelum


munculnya suatu gangguan yg merintis kemungkinan
terjadinya suatu gangguan dimasa yg akan datang.
Misalnya sifat tertutup dapat merupakan predisposisi
gangguan perilaku menghindar di kemudian hari
C. Penyebab yang mencetuskan ialah suatu peristiwa
yg sebenarnya tidak begitu arah namun seolah-olah
merupakan sebab timbulnya perilaku abnormal itu,
padahal sebenanya telah ada predisposisi
sebelumnya sebelumnya.
Misalnya seseorang yg sejak lama sudah banyak
memendam frustasi (predisposisi), setelah terjadinya
suatu peristiwa sepele (Peristiwa pencetus)
mengalami gangguan jiwa.

D. Penyebab yang menguatkan (reinforcing)


ialah peristiwa yg terjadi pada seseorang yg
memantapkan suatu keadaan atau
kecenderungan tertentu, yg telah ada
sebelumnya.
Misalnya seorang yg sudah dendam pada
sekelompok suku tertentu diberi informasi yg
mendukung rasa dendam itu

Sebab-sebab Tingkah Laku Abnormal


1.
2.
3.
4.
5.
6.

Frustasi, Stres dan Penyesuaian Diri


Interaksi Antara Bawaan Lingkungan dan
Terbentuknya Aku
Pentingnya Pengalaman Masa Dini dan
Asuhan Keibuan (Mothering)
Pola Hubungan Keluarga dan Keluarga
Patogenik
Klasifikasi Tingkah Laku Abnormal
Diagnosis Tingkah Laku Abnormal

Frustasi, Stres dan Penyesuaian Diri

Seringkali
terjadi
hambatan
dlm
pemuasan
suatu
kebutuhan, motif, dan keinginan.
Keadaan terhambat dlm mencapai suatu tujuan dinamakan
FRUSTASI.
Keadaan frustasi yg berlangsung terlalu lama dan tdk dapat
diatasi oleh seseorg akan menimbulkan stres.
STRES adl suatu keadaan dimana bebab yg dirasakan
seseorg tdk sepadan dg kemampuan utk mengatasi beban
itu.
Frustasi bisa terjadi karena faktor luar diri (Eksternal)
maupun dlm diri (Internal)
Stres dapat terjadi karena adanya tekanan hidup dan
konflik kebutuhan atau konflik tujuan.
Cth: apbl ssorg mngalami lebih dari satu tujuan dimana ia
sukar menentukan pilihan. Apbl ia memilih salah satu, maka
akan timbul frustasi dlm tujuan lain yg tidak terpenuhi.

Seseorg
dpt melakukan
bermacam-macam
cara
penyesuaian diri utk mengatasi berbagai macam stres.
Tiap org mpy cara penyesuaian diri yg khusus, yg
tergantung dari kemampuan yg dimilikinya, spt
pengaruh lingkungan, pendidikan, dan bgmn ia
mengembangkan dirinya.
Langkah yg dilakukan utk penyesuaian diri terhadap
stres adalah:
1. Menilai situasi stres, yaitu menggolongkan jenis stres
(kategorisasi) dan memperkirakan bahaya yg berkaitan
dg stres.
2. Merumuskan alternatif tindakan yg dapat dilakukan &
menentukan tindakan yg paling mgkin utk dilakukan
3. Melaksanakan tindakan adl langkah yg paling sukar
4. Melihat feedback. Jika lgkah pertama berhasil maka
lanjutkan, namun jika tidak berhasil segera mencari
alternatif lainnya.

Frustasi
Stresor
Peristiw
a
konflik

Ketegang
an
Stres
Emosi
Negatif

Mengatas
i
Perilaku
Melarikan
diri

Tidak
Berhasil

Berha
sil

Mekanis
me
Defensif

Interaksi Antara Bawaan Lingkungan dan


Terbentuknya Aku

Determinan dlm perkembangan kepribadian


ada tiga, yaitu bawaan, lingkungan dan
interaksi antara bawaan dan lingkungan
(Coleman, 1972).
Faktor bawaan atau herediter disebut jg
faktor kosntitusional. Kode genetik pada DNA
mrp ciri fisik primer seseorg spt warna kulit,
mata, rambut, dll. Selain ciri fisik, faktor
bawaan ini jg menentukan tnedensi reaksi
primer spt kepekaan, adaptibilitas dan
aktifitas.
Lingkungan dpt berupa lingkungan fisik
(keadaan rumah, udara, gizi) dan lingkungan

Interaksi antara bawaan dan lingkungan tjd terus


menerus dan lambat laun menumbuhkan perasaan
adanya AKU.
Seseorg terbentuk bila ia telah dpt membedakan
apa yg merupakan dirinya, keinginannya dan
apa yg mrp kenyataan yg ada di luar dirinya.
AKU menjadi pusat aktif yg mengarah pada diri
sendiri, menentukan tindakan, tujuan yg ingin
dicapai.
AKU mengintegrasikan perasaan. Pemikiran dan
tindakan seseorg.
Melalui proses belajar, AKU memperkirakan
kemungkinan yg ada utk mengenali realitas, nilainilai dan lebih mengembangkan diri.

Interaksi kepribadian atau AKU individu dg


lingkungan dpt menimbulkan stres yg dpt
diatasi dg baik atau tidak dapat diatasi dg
baik.
BAWAAN
AKU

LINGKUNGAN

Pentingnya Pengalaman Masa Dini dan Asuhan


Keibuan (Mothering)

Mothering atau pengasuhan anak oleh ibu dimasa


kecil serta pengaruhnya dlm perkembangan emosi
anak, telah diselidiki oleh Yarrow dan Ribble.
Ia menyelidiki ada 4 macam deviasi dari normal
mothering.
Mothering yg dimaksudkan sbg penerimaan 3 jenis
stimulus, yaitu taktil (sentuhan/rabaan), Kinestetik
dan pendengaran (auditory) oleh bayi.
Pengasuhan yg cukup baik (adequate) akan
mengurangi ketegangan pada anak
Pengasuhan yg tidak cukup baik (inadequate) dapat
menimbulkan negativisme, kurangnya nafsu makan,
bertambahnya ketegangan otot, dll.

Ada 4 macam deviasi (penyimpangan) mothering,


Yaitu:
1. Institutional Mothering
adl pola pengasuhan di dlm asrama atau tempat
penampungan lainnya. Misalnya anak yatim atau anak
korban kekerasan. Ditemukan pada anak-anak tsb terjadi
hambatan perkembangan intelektual dan bahasa. Anak dg
kondisi ini sering menunjukan apati sosial, sikap acuh tak
acuh, atau haus kasih sayang. Hal ini dpt mjd penyebab
gangguan karakter dan keterlambatan retardasi.
2. Mother Separation
Ibu yg terpisah dg anaknya. Terpisah dari ibu jika
berlangsung terutama sebelum 3 tahun akan
menimbulkan protes langsung dan keinginan mencari
pengganti ibu pada tahan permulaan. Dapat
menimbulkan apati, penuruan aktifitas, kemurungan, tidak
mau makan, bahkan penolakan.

3.

4.

Multiple Mothering
Yaitu mendapat asuhan ibu dg kasih sayang yg
terjadwal dan yg bertanggung jawab seorg
perawat di suatu tempat penitipan anak.
Menurut penelitian, anak-anak ini akan lambat
dlm mengembangkan kemampuan sosial dan
personal.
Gangguan dlm Kualitas Mothering
Disebabkan oleh gangguan kepribadian pada
ibu. Hal ini bila tidak diimbangi dg lingkungan
sosial yg positif dpt menimbulkan neorosis
pada anak atau psikosis, dan berhubungan dg
perkembangan ego pada anak tsb.

Pola Hubungan Keluarga dan Keluarga


Patogenik

Coleman (1984) mengemukakan bahwa


gangguan perkembangan kepribadian mgkin
juga disebabkan oleh pola hubungan
antaranggota keluarga yg patogenik, YAKNI:
gangguan interaksi antara ayah-ibu, ayahanak, anak-anak, atau ibu-anak.
Contoh: anak ditolak oleh ayah atau ibunya
(rejected). Ini dpt menimbulkan konsep diri yg
rendah pd anak, atau gangguan spt
agresifitas, megompol dll.
Struktur keluarga patogenik adl keluarga yg
tdk menunjang keadaan anak, bahkan dpt
merusak perkembangan anak.

4 contoh keluarga patogenik:


1. Keluarga yg tidak adekuat
2. Keluarga terganggu
3. Keluarga antisosial
4. Keluarga terpecah

Klasifikasi Tingkah Laku Abnormal


Klasifikasi psikologis
Letak dominansi gangguan ada pada fungsi-fungsi
psikologis.
Klasifikasi Fisiologis
Proses mental memiliki dasal faali/fisiologis.
Klasifikasi Etiologis
Disadarkan atas sebab-sebab apa yg menyebabkan
gangguan jiwa
Klasifikasi Simptomatologis
Mencari gejala-gejala dan menyimpulkan jenis gangguan
berdasarkan gejala-gejala tsb.
Klasifikasi Mutakhir
Menggunakan DSM (Diagnostic and Statistical Manual For
Mental Disorder), dan PPDGJ

Diagnosis Tingkah Laku Abnormal


Goldman dan Foreman mengemukakan bahwa diagnosis
psikiatri mencakup tiga proses, yaitu:
1. Mengorganisasi
gejala-gejala, simptom, keluhan
(subyektif), serta tanda-tanda (objektif) perilaku
abnormal diperoleh melalui interview dan observasi.
2. Sejumlah simptom dikelompokan mjd suatu sindrom
(sejumlah simptom yg seringkali ada bersama-sama)
3. Melalui pemeriksaan yg lebih spesifik lagi menentukan
gangguan mental apa yg dihadapinya. Gangguan
mental mrp penyimpangan dari pola pikir, emosi,
perilaku, persepsi dan menyimpang dari norma
sosial dan menimbulkan kelemahan sosial.

Anda mungkin juga menyukai