Anda di halaman 1dari 39

MASALAH-MASALAH ATAU PENYAKIT

LAZIM TIMBUL PADA NEONATUS, BAYI,


BALITA, DAN PRASEKOLAH

MATA KULIAH ASKEB BAYI BALITA DAN ANAK


PRASEKOLAH
D O S E N P E N G A M P U E K A M U S T I K A YA N T I , S . S T, M . P S I
DISUSUN OLEH
A D M I YA N T I
NI MADE MEGAPUTRI S
NURUL QAMAR
A E N U L H I D AYAT I
VA I C E L E S TA R I
SULIS DWI ENDANG W
FENI ADEKA PUTRI
YULIAN PURNAMASARI
LATAR BELAKANG

Menurunkan angka kematian bayi merupakan salah


satu tujuan dari asuhan kebidanan pada neonatal,
bayi dan balita. 
Dalam pelaksanaannya masih banyak hambatan
yang terjadi, contohnya ialah lahirnya bayi dengan
masalah, bayi dengan penyakit tertentu, dan balita
yang terserang penyakit.  Maka dari itu penting bagi
tenaga kesehatan, khususnya bidan untuk
mengetahui dan terampil dalam mengenali gejala
suatu penyakit serta cara menanganinya.
RUMUSAN MASALAH

Apa yang dimaksud dengan Diare?


Apa yang dimaksud dengan Sembelit ?
Apa yang dimaksud dengan Cacingan ?
Apa yang dimaksud Bercak Mongol ?
Apa yang dimaksud Hemangioma ?
 Apa yang dimaksud Muntah & Gumoh ?
Apa yang dimaksud Diaper Rush ?
Apa yang dimaksud Seborrhea ?
Apa yang dimaksud Obstipasi ?
TUJUAN PEMBELAJARAN

Untuk mengetahui Diare dan penatalaksanaannya


Untuk mengetahui Sembelit dan penatalaksanaannya
Untuk mengetahui Cacingan dan penatalaksanaannya
Untuk mengetahui Bercak Mongol dan penatalaksanaannya
Untuk mengetahui Hemangioma dan penatalaksanaannya
 Untuk mengetahui Muntah Gumoh dan
penatalaksanaannya
Untuk mengetahui Diaper Rush dan penatalaksanaannya
Untuk mengetahui Seborrhea dan penatalaksanaannya
Untuk mengetahui Obstipasi dan penatalaksanaannya
NEONATUS DAN BAYI DENGAN
MASALAH DAN
PENATALAKSANAANNYA

1. D I A R E
2. S E M B E L I T
3. C A C I N G A N
4. B E R C A K M O N G O L
5. H E M A N G I O M A
6. M U N T A H G U M O H
7. D I A P E R R U S H
8. S E B O R R H O E A
9. O B S T I P A S I
DIARE
Adalah BAB dengan
frekuensi 3 kali atau
lebih per hari, disertai
perubahan tinja / feses
menjadi cair dengan atau
tanpa lendir dan darah
yang terjadi pada bayi
dan anak yang
sebelumnya tampak
sehat
Penyebab
 Infeksi
Malabsorbsi
Makanan, misalnya
makanan basi, beracun,
dan alergi.
Psikologi, misalnya rasa
takut atau cemas.
Penatalaksanaan
 Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan cairan elektrolit.
 Melakukan terapi rehidrasi.

 Melakukan kolaborasi untuk terapi pemberian antibiotik yang


sesuai dengan kuman penyebabnya.
 Mencuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan bayi untuk
mencegah penularan.
 Memantau biakan feses pada bayi yang mendapat terapi antibiotik.

 Tidak dianjurkan memberi anti diare.


SEMBELIT
Adalah terhambatnya BAB
dari kebiasaan normal.
Dapat diartikan sebagai
BAB yang jarang, jumlah
feses kurang atau fesesnya
keras dan kering.
Tanda dan Gejala

• Bayi menangis setiap kali buang air besar.


• Mengejan sangat keras saat buang air besar
• Mengalami nyeri pada saat buang air besar dan terkadang terdapat darah karena
terjadi sobekan kecil pada bagian anus.
• Frekuensi buang air besar lebih jarang dari kondisi normal.
• Kotoran atau feses memiliki tekstur keras dan berukuran besar atau kecil-kecil
seperti kotoran kelinci.
• Nyeri perut
• Kehilangan nafsu makan
• Merasa lemas
• Perubahan emosi menjadi lebih sensitif
• Mengalami gelisah
• Mengalami mual
Penyebab Sembelit

Pola Makan
Kebiasaan menahan buang air besar
Masalah emosional
Penatalaksanaan

Menggunakan obat pencahar


Perubahan pola makan
Makan dan minum berserat tinggi
Melatih anak-anak untuk terbiasa buang air besar setelah
sarapan
Jika anak suka untuk menahan buang air besar, maka
gunakan sistem pemberian hadiah. Anak bisa mendapatkan
hadiah jika setiap hari bisa melakukan buang air besar.
Mencoba untuk tetap tenang ketika anak mengalami
kesulitan buang air besar untuk mencegah anak merasa
trauma.
CACINGAN
Cacingan merupakan salah satu
penyakit yang ditularkan melalui
tanah dan disebabkan oleh parasit
cacing, dengan dampak mengganggu
perkembangan fisik, kecerdasan,
mental, prestasi, dan menurunkan
ketahanan tubuh (Soedarto, 2009).
Cacing-cacing tersebut adalah cacing
gelang, cacing cambuk, cacing
tambang dan cacing pita
Tanda dan Gejala

• Anak terlihat sering menggaruk area anus dan


mengeluhkan rasa gatal pada area tersebut. Biasanya,
rasa gatal yang dialami oleh anak akan semakin parah
saat malam hari
• Terlihat beberapa tanda iritasi pada bagian anus.
• Anak mengalami gangguan tidur pada malam hari.
• Anak mengeluhkan rasa tidak nyaman pada area anus
maupun kelamin.
• Pengidap cacingan terkadang akan merasa mual.
• Perut buncit, Badan kurus, Rambut seperti rambut
jagung
Penyebab

Cacingan dapat terjadi ketika anak tidak sengaja menelan atau


menghirup telur cacing. Telur cacing memiliki ukuran yang sangat
kecil sehingga sulit dilihat mata secara langsung. Telur cacing dapat
masuk melalui makanan, minuman, atau tangan yang menyentuh
area hidung maupun mulut setelah terkontaminasi telur cacing.
Setelah tertelan, telur cacing menetas dan menetap pada usus, hingga
cacing berkembang menjadi dewasa. Cacing betina dewasa akan
menuju anus untuk kembali bertelur. Kondisi inilah yang
memicu gatal pada anus.
Kebiasaan menggaruk anus inilah yang dapat membantu proses
penularan atau penyebaran telur cacing. Setelah terpapar pada
tangan, telur cacing bisa menempel pada benda-benda yang disentuh
oleh anak. 
Penatalaksanaan

Pastikan untuk membersihkan area anus setiap pagi dengan air yang
mengalir dan sabun.
Biasakan anak untuk menjaga kebersihan tangan, khususnya sebelum makan.
Jangan lupa untuk menjaga kebersihan pakaian dalam yang digunakan anak.
Pastikan ibu sering mengganti pakaian dalam anak dengan yang bersih.
Potong kuku anak secara berkala.
Pastikan anak menggunakan alas kaki saat bermain di luar rumah.
Jika anak atau salah satu keluarga dalam rumah mengalami cacingan, jangan
lupa cuci sprei, handuk, pakaian, dan pakaian dalam dengan air panas. Air
panas berfungsi untuk mematikan telur cacing yang menempel. Pastikan
barang-barang tersebut kering dengan optimal. Ibu juga bisa menjaga
kebersihan mainan anak secara berkala dengan membersihkannya dengan air
hangat.
BERCAK MONGOL
Merupakan bercak
kebiruan yang disebabkan
karena terperangkapnya sel
melanostik (pigmen) di
bagian belakang tubuh bayi
pada saat pembentukan
sistem saraf. Bercak
mongol tergolong normal
dan tidak berbahaya dan
hampir dialami oleh semua
bayi.
Tanda dan Gejala

Tanda lahir ini biasanya berwarna coklat tua, abu-


abu batu, atau biru kehitaman. Terkadang bintik
mongol ini terlihat seperti memar. Biasanya timbul
pada bagian punggung bawah dan bokong, tetapi
sering juga ditemukan pada kaki, punggung,
pinggang dan pundak. Bercak mongol juga memiliki
ukuran yang bervariasi, dari sebesar peniti sampai
berdiameter enam inchi. Seorang anak bias memiliki
satu atau beberapa bercak mongol.
Penyebab

Bercak mongol adalah bawaan sejak lahir, warna


khas dari bercak mongol ditimbulkan oleh adanya
melanosit yang mengandung melanin pada dermis
yang terhambat selama proses migrasi dari Krista
neuralis ke epidermis. Hampir 90% bayi dengan
kulit berwarna atau kulit Asia (Timur) lahir dengan
bercak ini, namun pada bayi Kaukasia hanya 5%.
Penatalaksanaan

Memberikan konseling pada orang tua bayi


Menjelaskan mengenai apa yang dimaksud dengan
bercak mongol
Menjelaskan bahwa bintik tersebut akan menghilang
dalam hitungan bulan/tahun dan tidak berbahaya
sehingga orang tua bayi tidak merasa cemas.
Bila gejala berlanjut hingga dewasa, pengobatan
dapat dilakukan dengan sinar laser dengan alasan
estetika
HEMANGIOMA
 Merupakan tanda lahir yang
berupa sekelompok
pembuluh darah yang tidak
ikut aktif dalam peredaran
darah umum. Biasanya
muncul di permukaan kulit.
Meski bisa tumbuh
membesar dua kali
ukurannya stabil dan bukan
merupakan tumor.
 Sebagian kasus hemangioma
terlihat sejak bayi baru lahir
dan ada juga yang muncul 1-
2 bulan stelah lahir
Penatalaksanaan

Umumnya setelah mencapai mencapai ukuran


stabil, warnanya akan menipis kemudian dapat
menghilang dengan sendirinya sehingga tidak
memerlukan penanganan khusus.
Kemudian berikan konseling kepada orang tua bayi
bahwa tanda lahir itu normal dan sering terjadi pada
bayi baru lahir, sehingga orang tua tidak perlu
khawatir dalam menghadapi kejadian ini.
MUNTAH

Merupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam


lambung baik cairan maupun makanan yang
sebelumnya telah dicerna melalui gerak peristaltik
otot lambung.
Penyebab

Kelainan congenital
Pada saluran pencernaan, iritasi lambung atresia
esophagus, hirshprung, tekanan intracranial yang
tinggi.
Infeksi pada saluran pencernaan.
Cara pemberian makanan yang salah.
Keracunan.
Penatalaksanaan

Kaji faktor penyebab dan sifat muntah


Berikan pengobatan yang bergantung pada faktor
penyebab
Ciptakan suasana tenang
Perlakukan bayi dengan baik dan hati-hati
Berikan diet yang sesuai dan tidak merangsang muntah
Bila muntah/gumoh dikarenakan kesalahan cara
memberikan makan/minum : perbaiki cara menyusui dan
usahakan menyendawakan bayi setelah minum
Bila disebabkan karena kelainan kongenital/infeksi segera
rujuk bayi ke RS
GUMOH

Merupakan suatu keadaan keluarnya isi di dalam


lambung baik cairan maupun makanan (ASI atau
PASI) segera setelah bayi diberikan asupan tersebut
tanpa mengalami proses pencernaan melalui gerak
peristaltik otot lambung.
Penyebab

Bayi sudah merasa senang


Posisi salah saat menyusui
Posisi botol yang salah
Tergesa-gesa saat pemberian susu
Kegagalan dalam mengeluarkan udara yang tertelan
Penatalaksanaan

Perbaiki teknik menyusui


Perhatikan posisi botol saat pemberian susu
Sendawakan bayi setelah disusui
Lakukan teknik menyusui yang benar, yaitu bibir
mencakup rapat seluruh puting susu ibu sampai ke
areola
DIAPER RUSH
Adalah ruam popok yang
disebabkan kontak terus
menerus dengan
lingkungan yag tidak baik,
biasanya ditandai eritema
pada daerah bokong,
lipatan paha, alat
genetalia, perut bawah.
Penyebab

Tidak terjaganya kebersihan kulit dan pakaian bayi


Jarang mengganti popok setelah bayi BAB atau BAK
Terlalu panas atau lembabnya udara/suhu
lingkungan
Tingginya frekuensi BAB (diare)
Adanya reaksi kontak terhadap karet, plastik dan
deterjen
Penatalaksanaan

• Dapat diatasi dengan cara menjaga kebersihan dan


kelembaban kulit bayi terutama pada kulit di daerah alat
kelamin dan bokong.
• Menjaga kebersihan pakaian dan perlengkapan.
• Setiap setelah BAB dan BAK segera bersihkan daerah
pada tubuh bayi yang terkontaminasi.
• Mencuci popok dengan detergen yang lembut
SEBORHOEA

Adalah dermatitis seboroik berupa scalling berwarna


merah dan kuning, ruam berkulit keras yang terjadi
pada kepala atau lipatan kulit.
Penyebab

Faktor hereditas, yaitu bisa disebabkan karena


faktor keturunan dari orang tua.
In take makanan yang kaya lemak dan kalori.
Penatalaksanaan

Seborhoea dapat hilang dengan sendirinya


Bila seborhoea masih ringan olesi baby oil dan
shampo antiseptik
Anjurkan ibu menjaga kebersihan tubuh bayi (mandi
2x sehari dan keramas, gunakan pakaian menyerap
keringat, hindari udara lembab)
OBSTIPASI

Merupakan penimbunan
feses yang keras akibat
adanya penyakit atau
adanya obstruksi pada
saluran cerna. Bisa juga
didefinisikan sebagai tidak
adanya pengeluaran feses
selama hari atau lebih.

Adalah tidak BAB selama 5


hari/lebih dikarenakan otot
pada usus besar
mengencang.
Penyebab

Kebiasaan makan
Hipotiroidesme
Keadaan-keadaan mental
Penyakit organik
Kelainan kongenital
Penyebab lain
Tanda dan Gejala

Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium


dalam 36 jam pertama, pada bayi jika tidak
mengeluarkan feses selama 3hari atau lebih.
Sakit dan kejang pada perut.
Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan
udara dan mekonium yang menyemprot.
Feses besar dan tidak dapat digerakkan dalam rectum.
Bising usus yang janggal.
Merasa tidak enak badan, anoreksia, dan sakit kepala.
Terdapat luka pada anus.
Penatalaksanaan

Bila bayi hanya mendapat ASI jangan hentikan pemberian ASI.


Bila obstipasi karena mendapat susu formula baru, berikan
susu formula lama.
Bila bayi telah mendapat makanan tambahan, berikan
makanan berserat tinggi dan tambahan konsumsi air.
Bila obstipasi berat, rujuk ke dokter spesialis anak untuk
mendapat obat pencahar.
Mencegah memberikan makanan dan obat yang menyebabkan
konstipasi / obstipasi.
Melakukan kolaborasi untuk intervensi bedah jika terdapat
indikasi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai