Anda di halaman 1dari 51

MASALAH YANG LAZIM

TERJADI
PADA NEONATUS
BERCAK MONGOL

 Pigmentasi yang datar dan berwarna gelap di daerah


pinggang bawah dan bokong yang ditemukan pada saat
lahir yang akan hilang setelah beberapa bulan atau
tahunan.
 Lesi makula biru/hitam/coklat/abu-abu yang memiliki
batasan yang beragam.
 Kebanyakan timbul pada daerah bokong, lumbosakral,
tungkai, pinggang.
Etiologi

 Rata – rata muncul pada usia kehamilan 38 minggu.


 Mula – mula di fossa koksigea menjalar ke regio
lumbosakral.
 Lesi merupakan sel melanosit di lapisan dermis sebelah
dalama atau di sekitar folikel rambut.
Pengobatan

 Tindakan konservatif.
 Pengobatan dengan estetika → pengobatan dengan sinar
laser.
HEMANGIOMA

 Tumor jinak yang terdapat pada pembuluh darah yang baru


terbentuk dan berasal dari malformasi jaringan
angioblastik.
 Terjadi akibat gangguan pada perkemabangan dan
pembentukan pembuluh darah.
 60 % terjadi pada daerah kepala dan leher.
 Letaknya dapat di superfisial (kutan) subkutan atau
campuran.
Jenis Hemangioma

1. Nevus Flammeus / Nervus Anggur Merah


 Selalu muncul saat lahir
 Terdapat di daerah kapiler dermis yang tidak
menonjol berbatas tegas, berwarna merah-ungu
yang tidak bertambah ukurannya, bisa menghilang
atau memudar.
 Biasanya timbul di daerah leher dan kepala.
2. Nevus Kapiler / Nevus Strawbery
 Muncul saat lahir, lebih sering pada 2 bulan pertama.
 Berwarna merah terang, agak menonjol, dapat ditekan dan
berbatas tegas.
 Timbul di berbagai tempat seperti wajah, kulit kepala,
punggung dan dada.
3. Kavernosa
 Lesi yang dalam dan tampak lebih jelas dan tegas, keras atau
dapat ditekan dan kulitnya berwarna normal atau kebiruan.
Penatalaksanaan

 Konservatif : menghilang dengan sendirinya.


 Aktif : pembedahan, radiasi, kortikosteroid.
MUNTAH / GUMOH

MUNTAH
Keluarnya kembali sebagian besar atau seluruh isi lambung
yang terjadi secara paksa melalui mulut, disertai dengan
kontraksi lambung dan abdomen.
Etiologi

 Muntah bisa disebabkan karena adanya faktor fisiologi


seperti kelainan kongenital atau infeksi.
 Disebabkan oleh gangguan psikologis seperti keadaan
tertekan atau cemas.
 Infeksi lambung atau usus.
Tanda dan Gejala

 Muntah terjadi beberapa jam setelah lahir keluarnya lendir


yang kadang disertai dengan sedikit darah. Hal ini
kemungkinan terjadi karena iritasi lambung akibat
sejumlah bahan yang tertelan selama proses persalinan.
 Muntah yang terjadi pada hari – hari pertama kelahiran,
dalam jumlah banyak, tidak secara proyektil, tidak
berwarna hijau dan cenderung menetap biasanya terjadi
akibat dari obstruksi usus halus.
Lanjutan…

 Tanda adanya peningkatan tekanan intrakanial, alergi susu,


infeksi saluran kemih.
 Muntah pada anak yang tampak sehat mungkin terjadi
karena kesalahan tehnik pemberian makan.
Patofisiologi

 Muntah merupakan aksi refleks yang dikoordinasi medula


oblongata yang melibatkan aktifitas otot perut dan
pernafasan, sehingga isi lambung dikeluarkan secara paksa
melalui mulut.
Proses Muntah Dibagi dalam 3 Fase

1. Nausea
Sesuai psikis yang dapat ditimbulkan akibat rangsangan
pada organ dalam, emosi dan tidak selalu diikuti oleh
retching atau emesis/ekspulsi.
2. Retching
Gerakan nafas spasmodik dengan glotis tertutup
bersamaan dengan adanya usaha inspirasi dari otot dada
dan diafragma → menimbulkan tekanan intratorak yang
negatif.
3. Emesis/Ekspulsi
Fase retching mencapai puncak, kontraksi kuat otot
perut, bertambahnya ukuran diafragma, penekanan
antirefleks, pilorus dan antrum berkontraksi, fundus dan
esofagus relaksasi dan mulut terbuka.
Penatalaksanaan

 Mencari dan mengatasi penyebab muntah.


 Therapi substitutif seperti menghentikan makanan peroral
dibantu dengan makanan/cairan sesuai dengan kebutuhan
baik secara oral ataupun parenteral.
 Pemberian obat anti muntah.
 Kolaborasi.
 Konseling untuk orang tua.
Konseling Untuk Orangtua

 Ciptakan suasana tenang dan menyenangkan saat makan.


 Hindari makan sambil berbaring atau tergesa-gesa.
 Ajarkan pola makan yang benar.
 Hindari makanan yang merangsang.
 Jenis makanan disesuaikan dengan usia anak.
GUMOH (REGURGITASI)

Keluarnya kembali sebagian susu yang telah ditelan melalui


mulut tanpa paksaan, beberapa saat setelah minum susu.
Etiologi

 Posisi pada asaat menyusui yang salah.


 Posisi minum dengan botol yang salah
 Minum terburu-buru.
 Anak sudah kenyang tapi tetap diberi minum.
Patofisiologi dan Tanda dan Gejala

Patofisiologi
Kebanyakan minum atau kegagalan untuk mengeluarkan
udara yang tertelan.

Tanda dan gejala


Tampak keluar sedikit cairan putih/susu dari mulut secara
spontan.
Penatalaksanaan

 Perbaiki tehnik menyusui


 Sendawakan bayi setelah minum
 Memberikan ASI/PASI dengan posisi kepala yang
ditinggikan.
 Tidur posisi miring.
ORAL THRUSH

 Penyakit yang disebabkan oleh jamur yang menyerang


selaput lendir mulut.
 Oral thrush adalah adanya bercak putih pada lidah, langit-
langit dan pipi bagian dalam.
Etiologi dan Patofisiologi

Etiologi
Pada umumnya disebabkan oleh Candida albicans.

Patofisiologi
Ditularkan melalui vagina ibu yang terinfeksi selama
persalinan atau transmisi melalui botol susu dan puting
susu yang tidak bersih atau cuci tangan yang tidak benar.
Tanda dan Gejala

 Tampak bercak keputihan pada mulut, terutama di lidah


dan pipi bagian dalam yang sulit dibersihkan.
 Anak terkadang menolak untuk minum.
 Mukosa mulut mengelupas.
 Lesi multiple pada selaput lendir mulut sampai bibir
memutih menyerupai bekuan susu yang melekat dan jika
dihilangkan akan berdarah.
Penatalaksanaan

 Bersihkan mulut dengan kapas lembab


 Pengobatan dengan gentian violet 0,25 %, dioles.
Mycostatin tiap 6 jam sebanyak 1 cc selama 1 minggu
atau sampai gejala menghilang.
 Jaga kebersihan bayi dan peralatan yang digunakan.
 Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi.
 Ibu yang menderita Candida albicans harus segera diobati
untuk mencegah infeksi berulang.
DIAPER RASH

 Ruam kulit akibat radang pada daerah yang tertutup popok


yaitu alat kelamin, sekitar anus, bokong, lipatan paha dan
perut bagian bawah, berupa bercak-bercak iritasi
kemerahan, kadang menebal dan bernanah.
 Warna merah menyeluruh atau ruam pada daerah bokong
dan selangkangan bayi sebagai reaksi kulit terhadap
amonia pada urine dan penyebaran bakteri dari faeces
(Varney’s Midwifery).
Lanjutan…

 Merupakan dermatitis kontak iritan karena bahan kimia


yang terkandung dalam urine dan faeces (Agus
Harianto,1998).
 Akibat kontak yang terus menerus dengan keadaan
lingkungan yang tidak baik, sehingga menyebabkan
iritasi/dermatitis pada daerah perianal (Depkes,1994).
 Inflamasi akut pada kulit yang disebabkan secara langsung
atau tidak langsung oleh pemakaian popok ( Wong,1993).
Penyebab

 Sering terjadi karena terlalu lama memakai diapers.


 Kulit bayi masih peka sehingga mudah iritasi.
 Lebih parah pada bayi yang mengkonsumsi susu formula
karena protein yang tinggi pada susu formula sehingga
kadar amonia lebih pekat.
 Infeksi jamur Candida albicans dan infeksi bakteri
Staphylococcus.
 Popok yang mengiritasi : sabun, detergen yang keras.
Penalaksanaan

 Menjaga kebersihan dan kelembaban daerah kulit bayi


terutama daerah alat kelamin.
 Setiap BAB dan BAK segera dibersihkan.
 Pakaian dicuci dengan detergen yang lembut.
 Mengangin-anginkan kulit sebelum diapers dipakai.
Pengobatan

 Oleskan krim atau lotion yang mengandung zinc pada


daerah yang sedang meradang.
 Salep anti jamur dan bakteri : Mikonazole, Ketokonazole,
Nystatin.
KONSTIPASI / OBSTIPASI

 Konstipasi adalah keadaan dimana anak jarang sekali BAB


dan kalau BAB keras.
 Obstipasi adalah obstruksi intestinal → konstipasi yang
berat.
Penyebab

Faktor Non Organik


 Kurang makanan yang tidak serat.
 Kurang cairan.
 Obat / zat kimiawi.
 Kelainan hormonal atau metabolik.
 Kelainan psikososial.
 Perubahan mikroflora kolon.
 Perubahan / kurang exercise → tirah baring.
Faktor Organik
 Kelainan organ : mikrocolon, prolaps rektum, striktur anus,
tumor.
 Kelainan otot dasar panggul.
 Kelainan persyarafan.
 Kelainan dalam rongga panggul.
Pemeriksaan Penunjang

 Laboratorium : Faeces rutin dan khusus.


 Radiologi : foto polos dan kontras.
 Manometri
 USG
Penatalaksanaan

 Banyak minum.
 Makan makanan yang tinggi serat.
 Exercise.
 Cegah makanan dan obat yang menyebabkan konstipasi.
 ASI lebih baik dari susu formula.
 Kolaborasi.
DIARE

BAB > 3x perhari disertai perubahan tinja menjadi cair


dengan atau tanpa lendir dan darah yang terjadi pada bayi
dan anak yang sebelumnya tampak sehat ( Markum ).
Penyebab

 Bayi terkontaminasi dengan BAB ibu yang mengandung


kuman saat dilahirkan.
 Infeksi nosokomial.
 Alat makan dan minum yang tudak bersih.
 Makanan yang tercemar mikroorganisme.
 Intoleransi lemak, disakarida dan protein hewani.
 Infeksi kuman : E.coli, Salmonella dll.
 Menurunnya daya tahan tubuh : malnutrisi, BBLR.
Tanda dan Gejala

 Sering dimulai dengan anak yang tampak malas minum,


kurang sehat, diikuti dengan diare terkadang muntah.
 Tinja mula – mula berwarna kuning encer, berubah
menjadi hijau, berlendir dan berair serta frekuensi
bertambah sering.
 Pada malabsorpsi lemak biasanya feces berwarna pucat,
banyak dan berbau busuk dan terdapat butiran lemak.
 Pada intoleransi disakarida, tinja berbau asam dan
berbusa.
 Pada alergi susu sapi feses lunak, encer, berlendir dan
kadang-kadang berdarah.
Komplikasi

 Kehilangan cairan dan elektrolit yang berlebihan :


dehidrasi, kejang dan demam.
 Shock hipovolemik → kematian.
 Penurunan berat badan dan malnutrisi.
Penatalaksanaan

 Memberikan cairan dan mengatur keseimbangan


elektrolit :
 Beri ASI
 Pemberian cairan rumahtangga : air tajin
 Oralit / LGG
 Beri makan.
 Terapi rehidrasi.
 Kolaborasi untuk pemberian antibiotik.
 Memantau biakan tinja pada bayi yang mendapat
antibiotik.
 Tidak dianjurkan untuk pemberian antidiare dan obat
pengental tinja.
MILIARIASIS ( Biang Keringat )

Kelainan kulit yang ditandai kemerahan disertai gelembung


kecil berair yang timbul akibat kelebihan keringat disertai
sumbatan saluran kelenjar keringat yang terdapat di dahi,
leher, dada, punggung, tempat yang mengalami gesekan
atau tekanan pakaian dan kepala.
Penyebab

 Udara panas dan lembab dengan ventilasi udara yang


kurang.
 Pakaian yang terlalu ketat dan bahan yang tidak menyerap
keringat.
 Aktifitas yang berlebihan.
 Setelah menderita demam / panas.
Bentuk Miliaria

 Miliaria Kristalina
Kelainan kulit berupa gelembung kecil 1-2 mm berisi cairan
jernih disertai kulit kemerahan.
 Miliaria Rubra
Sering dialami pada anak yang tiidak bisa tinggal di daerah
panas. Kelainan berupa gelembung merah kecil dan adapat
menyebar atau berkelompok dengan rasa gatal dan perih.
 Miliaria Profunda
Tidak gatal, jarang ada keluhan, tidak ada dasar
kemerahan. Bentuk ini jarang ditemui.
Penatalaksanaan

 Perawatan kulit yang benar.


 Miliaria yang ringan diberi bedak salicyl.
 Bila membasah, jangan diberi bedak karena gumpalan yang
terbentuk memperparah sumbatan kelenjar.
 Bila sangat gatal, pedih, luka dan timbul bisul dapat
diberikan antibiotik.
 Menjaga kebersihan kuku dan tangan.
DERMATITIS SEBOROIK

Adalah penyakit inflamasi kronik yang berhubungan


dengan kelenjar sebaseus.

Penyebab :
 Berkaitan dengan sistem imun dan higiene yang buruk.
 Sering terjadi pada penderita HIV / AIDS dan anak-anak.
Gejala

 Semacam noda berwarna kuning yang berminyak.


 Bersisik yang kemudian mengeras dan akhirnya menjadi
semacam kerak.
 Kerak sering timbul di kulit kepala (cradle cap).
 Kadang di alis dan telinga.
Penatalaksanaan

 Oleskan atau basahi kerak dengan baby oil atau vaselin


selama 24 jam, kemudian urut perlahan dengan handuk
lembut hingga kerak mengelupas.
 Boleh dicuci dengan shampo antiseboroik.
 Cukur rambut untuk memudahkan perawatan.
 Pada keadaan tertentu dapat diberi kortikosteroid,
antifungi dan antibiotika topical.
BISUL

 Infeksi kulit yang disebabkan oleh Staphylococcus


profunda berbentuk nodul-nodul lunak eritema dan
letaknya di dalam, biasanya daerah pantat, leher, ketiak dll.
 Nodul ini mengandung cairan dalam waktu beberapa hari
dan mengeluarkan bahan nekrotik bernanah.
Berbentuk

 Furunkel (Boil)
 Karbunkel (Furunkel Multiple)

Furunkel dapat menimbulkan rasa nyeri yang hebat dan


terletak di daerah nasal, aksila dan telinga.
Penatalaksanaan

 Bisul diobati dengan drainase pembedahan dan kompres


basah.
 Pemberian antibiotika sistemik.

Anda mungkin juga menyukai