karakteristik BBL, pertumbuhan dan perkembangan bayi, balita dan anak usia pra
sekolah, konsep psikologi Perkembangan manusia dari prenatal – masa anak-anak,
gangguan minor bayi, balita dan anak usia prasekolah. Deteksi dini dan
penatalaksanaan awal gawat daruratan bayi dan anak, nutrisi pada bayi, balita dan
anak, masalah pada bayi, balita dan anak, masalah bayi resiko tinggi dan
penanganannya, pemberian obat dan vitamin pada bayi, balita dan anak, stimulasi
dan deteksi dini pertumbuhan dan perkembangan bayi, balita dan anak, intervensi
dini gangguan tumbuh kembang anak dan balita, imunisasi, Prinsip Nutrisi pada
BBL (breastfeeding), Embriogenenis umum janin dan faktor yang mempengaruhi
proses embriogenenis, indikator kesehata BBL, faktor yang mempengaruhi
kesehatan bayi dan balita, deteksi dini penyakit konginetal dan penyakit bayi dan
balita, aplikasi MTBS, dan MTBS, MPASI, Pemasangan jalur IV dan sampel
kapiler, penyakit anak dan balita yang lazim di Indonesia, analisis kebutuhan
pemeriksaan penunjang, anticipatory guidance untuk mengurangi risiko
kecelakaan SIDS, lingkungan yang aman untuk bayi dan anak penerapan
manajemen dan dokumentasi kebidanan dalam asuhan neonatus, bayi, balita dan
anak.
A. Gangguan Minor pada Bayi Baru Lahir
1. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)
Bayi berat lahir rendah (BBLR) ialah bayi yang baru lahir yang berat
badan saat lahir kurang dari 2500 gram. Istilah BBLR sama dengan
prematuritas. Namun, BBLR tidak hanya terjadi pada bayi prematur, juga
bayi yang cukup bulan dengan BB <2.500 gram (Profil Kesehatan
Indonesia, 2014; Manuaba, 2010).
2. Hipotermi
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi yang baru lahir yang tidak normal
(<360C) pada pengukuran suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi
baru lahir normal adalah 36,50C=37,50C (suhu aksila). Hipotermi
merupakan suatu tanda bahaya karena dapat menyebabkan terjadinya
perubahan metabolisme tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan
fungsi jantung paru dan kematian (DepKes RI, 2007).
3. Hiperbilirubinemia
Hiperbilirubinemia adalah ikterus dengan konsentrasi bilirubin serum
yang menjurus ke arat terjadinya kern ikterus atau ensefalopati bilirubin
bila kadar bilirubin tidak dapat dikendalikan. Ikterus adalah perubahan
wana kulit dan sklera menjadi kuning akibat peningkatan kadar bilirubin
dalam darah (hiperbilirubinema). Pada bayi aterm ikterus tampak jika
konsentrasi bilirubin serum mencapai 85-120 µmol/L (myles, 2009).
Derajat Perkiraan Kadar
Daerah Ikterus
Ikterus Bilirubin
I Daerah kepala dan leher 5,0 mg%
II Badan atas 9,0 mg%
III Badan bawah hingga lutut 11,4 mg%
IV Lengan, kaki bawah 12,4 mg%
V Telapak tangan dan kaki 16,0 mg%
4. Hipoglikemia
Kadar glukosa serum <45mg% (<2,6 mmol/L) selama beberapa hari
pertama kehidupan. Nilai kadar glukose darah/plasma atau serum untuk
diagnosis Hipoglikemia pada berbagai kelompok umur anak:
Kelompok Umur Glukosa<mg/dl Darah Plasma/serum
Bayi/anak <40 mg/100 ml <45 mg/100 ml
Neonatus
* BBLR <20 mg/100 ml <25 mg/100 ml
* BCB
0 – 3 Hari <30 mg/100 ml <35 mg/100 ml
3 Hari <40 mg/100 ml <45 mg/100 ml
5. Kejang
Kejang merupakan gerakan involunter klonik atau tonik pada satu atau
lebih anggota gerak. Biasanya sulit dikenali dan terjadi pada usia 6 bulan–
6 tahun.
6. Gangguan Nafas
Sindrom gawat nafas adalah syndrome gawat nafas yang disebabkan
defisiensi surfaktan terutama pada bayi yang lahir dengan masa gestasi
kurang.
7. Kelainan Kongenital
a. Atresia Esofagus
Atresia esofagus adalah malpormasi yang disebabkan oleh kegagalan
esofagus untuk mengadakan pasase yang kontinu: esophagus mungkin
saja atau mungkin juga tidak membentuk sambungan dengan trakea
atau atresia esofagus adalah kegagalan esophagus untuk membentuk
saluran kontinu dari faring ke lambung selama perkembangan
embrionik adapun pengertian lain yaitu bila sebua segmen esofagus
mengalami gangguan dalam pertumbuhannya dan tetap sebagai bagian
tipis tanpa lubang saluran. Terdapat suatu penyakit yang sering
menyertai penyakit ini yakni fistula trakeoesofagus. Fisula
trakeoesofagus adalah suatu kelaianan hubungan antara trakea dan
esofagus.
b. Labioskizis dan Labiopalatoskizis
- Labio/Palato skisis merupakan kongenital yang berupa adanya
kelainan bentuk pada struktur wajah (Ngastiah, 2005: 167)
- Bibir sumbing adalah malformasi yang disebabkan oleh gagalnya
propsuesus nasal median dan maksilaris untuk menyatu selama
perkembangan embriotik. (Wong, Donna L. 2003)
- Palatoskisis adalah fissura garis tengah pada polatum yang terjadi
karena kegagalan 2 sisi untuk menyatu karena perkembangan
embriotik. (Wong, Donna L. 2003)
c. Atresia Ani
Atresia Ani merupakan salah satu kelainan bawaan, dimana anus
tampak normal tetapi pemeriksaan colok dubur jari tidak dapat masuk
lebih dari 1-2 cm. Insidens: 1: 3.000-5.000 kelahiran hidup. Sinonim
Atresia Ani = Imperforated Anal = Malformasi Anorektal = Anorektal
Anomali. Kelainan bawaan anus disebabkan oleh gangguan
pertumbuhan, fusi, dan pembentukan anus dari tonjolan ambriogenik.
Pada kelainan bawaan anus umumnya tidak ada kelainan rektum,
sfingter, dan otot dasar panggul. Namun demikian pada agenesis anus,
sfingter intern mungkin tidak memadai.
d. Gastroskizis dan Omfalokel
Kelainan dinding perut merupakan kecacatan yang relatif sering,
muncul kira-kira 1 dalam 2.000 kelahiran hidup. Pemeriksaan dinding
depan abdomen dan penempelan tali pusat sangat dianjurkan di semua
pemeriksaan USG pada trimester kedua dan ketiga. Dua kelainan yang
tersering adalah gastroschisis dan omphalocele. Omphalocele oleh
Ambrois Pare (1510-1590) dilaporkan sebagai keadaan yang serius
yang membutuhkan perhatian yang khusus karena prognosisnya yang
jelek. Sampai satu abad terakhir saat keberhasilan pertama dilaporkan
dengan repair secara primer pada omphalocele.
e. Hernia Diafragmatika
Termasuk kelainan bawaan yang terjadi karena tidak terbentuknya
sebagian diafragma, sehingga ada bagian isi perut masuk kedalam
rongga torak.
f. Meningokel dan Ensefalokel
Meningokel adalah salah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina
bifida. Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra
yang tidak utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan
dibawah kulit. Kelainan bawaan isi kepala keluar melalui lubang pada
tengkorak atau tulang belakang.