Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN PENDAHULUAN

KEPERAWATAN ANAK 1

PREMATURITAS/BBLR

INTAN SALSABILA
1018031059
PSIK 2A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2020
KONSEP DASAR

1. PENGERTIAN
Prematuritas adalah kelahiran yang berlangsung pada umur
kehamilan 20 minggu hingga 37 minggu dihitung dari hari pertama
haid terakhir.

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari
2500 gram tanpa memandang usia gestasi. BBLR dapat terjadi pada bayi
kurang bulan (< 37 minggu) atau pada bayi cukup bulan (intrauterine
growth restriction) (Pudjiadi, dkk., 2010).

2. ETIOLOGI
Beberapa penyebab dari bayi dengan berat badan lahir rendah
(Proverawati dan Ismawati, 2010), yaitu:
a. Faktor ibu
1) Penyakit
a) Mengalami komplikasi kehamilan, seperti anemia,
perdarahan antepartum, preekelamsi berat, eklamsia,
infeksi kandung kemih.
b) Menderita penyakit seperti malaria, infeksi menular
seksual, hipertensi, HIV/AIDS, TORCH(Toxoplasma,
Rubella, Cytomegalovirus (CMV) dan Herpes simplex
virus), danpenyakit jantung.
c) Penyalahgunaan obat, merokok, konsumsi alkohol.
2) Ibu
a) Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah
kehamilan pada usia < 20 tahun atau lebih dari 35
tahun.
b) Jarak kelahiran yang terlalu dekat atau pendek (kurang
dari 1 tahun).
c) Mempunyai riwayat BBLR sebelumnya.
3) Keadaan sosial ekonomi
a) Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi
rendah. Hal ini dikarenakan keadaan gizi dan
pengawasan antenatal yang kurang.
b) Aktivitas fisik yang berlebihan
c) Perkawinan yang tidak sah.
b. Faktor janin Faktor janin meliputi : kelainan kromosom, infeksi janin
kronik (inklusi sitomegali, rubella bawaan), gawat janin, dan kehamilan
kembar.
c. Faktor plasenta Faktor plasenta disebabkan oleh : hidramnion, plasenta
previa, solutio plasenta, sindrom tranfusi bayi kembar (sindrom
parabiotik), ketuban pecah dini.
d. Faktor lingkungan Lingkungan yang berpengaruh antara lain : tempat
tinggal di dataran tinggi, terkena radiasi, serta terpapar zat beracun.

3. TANDA GEJALA
Tanda dan gejala bayi prematur menurut Surasmi ( 2005) adalah :
a. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
b. Berat badan sama dengan atau kerang dari 2500 gr
c. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
d. Kuku panjangnya belum melewati ujung jarinya
e. Batas dahi dan ujung rambut kepala tidak jelas
f. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
g. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
h. Rambut lanugo masih banyak
i. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
j. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhanya, sehingga
seolah-olah tidak teraba tulang rawan daun telinga
k. Tumit mengkilap, telapak kaki halus
l. Alat kelamin : pada bayi laki – laki pigmentasi dan rugae pada skrotum
kurang, testis belum turun ke dalam skrotum, untuk bayi perempuan
klitoris menonjol, labia minora tertutup oleh labia mayora.
m. Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakanya lemah
n. Fungsi syaraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks
hisap, menelan dan batuk masih lemah atau tidak efektif dan tangisanya
lemah.
o. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan jaringan
lemak masih kurang
p. Verniks tidak ada atau kurang

Menurut Proverawati (2010), Gambaran Klinis atau ciri- ciri Bayi BBLR :
a. Berat kurang dari 2500 gram
b. Panjang kurang dari 45 cm
c. Lingkar dada kurang dari 30 cm
d. Lingkar kepala kurang dari 33 cm
e. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
f. Umur kehamilan kurang dari 37 minggu
g. Kepala lebih besar
h. Kulit tipis transparan, rambut lanugo banyak, lemak kurang
i. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya
j. Otot hipotonik lemah merupakan otot yang tidak ada gerakan aktif pada
lengan dan sikunya
k. Pernapasan tidak teratur dapat terjadi apnea
l. Ekstermitas : paha abduksi, sendi lutut/ kaki fleksi-lurus, tumit
mengkilap, telapak kaki halus.
m. Kepala tidak mampu tegak, fungsi syaraf yang belum atau tidak efektif
dan tangisnya lemah.
n. Pernapasan 40 – 50 kali/ menit dan nadi 100-140 kali/ menit

4. PATOFISIOLOGI
Manuaba (2008: 264) menjelaskan bahwa stress dapat terjadi pada ibu dan
janin. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi stress pada ibu yaitu
tingkat sosial ekonomi yang rendah, anemia, gizi kurang, hamil tua tetap
kerja, infeksi, grandemultipara, atau jarak hamil yang pendek yang dapat
meningkatkan stress pada ibu sehingga meningkatkan hormon
prostaglandin yang dapat menyebabkan uterus mudah terangsang untuk
berkontraksi (irritable) dan menyebabkan perubahan serviks (serviks
menjadi lunak) sehingga meningkatkan hormon oksitosin yang akhirnya
menyebabkan kontraksi uterus dan mengakibatkan ketuban pecah spontan
sehingga terjadi persalinan premat.

5. PENATALAKSANAAN
Penanganan dan perawatan pada bayi dengan berat badan lahir rendah
menurut Proverawati (2010), dapat dilakukan tindakan sebagai berikut:
a. Mempertahankan suhu tubuh bayi
Bayi prematur akan cepat kehilangan panas badan dan menjadi
hipotermia, karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi
dengan baik, metabolismenya rendah, dan permukaan badan
relatif luas. Oleh karena itu, bayi prematuritas harus dirawat di
dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati dalam
rahim. Bila belum memiliki inkubator, bayi prematuritas dapat
dibungkus dengan kain dan disampingnya ditaruh botol yang
berisi air panas atau menggunakan metode kangguru yaitu
perawatan bayi baru lahir seperti bayi kanguru dalam kantung
ibunya.
b. Pengawasan Nutrisi atau ASI
Alat pencernaan bayi premature masih belum sempurna, lambung
kecil, enzim pecernaan belum matang. Sedangkan kebutuhan
protein 3 sampai 5 gr/ kg BB (Berat Badan) dan kalori 110 gr/ kg
BB, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian
minum bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan
menghisap cairan lambung. Reflek menghisap masih lemah,
sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi
dengan frekuensi yang lebih sering.  ASI merupakan makanan
yang paling utama, sehingga ASI-lah yang paling dahulu
diberikan. Bila faktor menghisapnya kurang maka ASI dapat
diperas dan diminumkan dengan sendok perlahan-lahan atau
dengan memasang sonde menuju lambung. Permulaan cairan
yang diberikan sekitar 200 cc/ kg/ BB/ hari.
c. Pencegahan Infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan
tubuh yang masih lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan
pembentukan antibodi belum sempurna. Oleh karena itu, upaya
preventif dapat dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga
tidak terjadi persalinan prematuritas atau BBLR. Dengan
demikian perawatan dan pengawasan bayi prematuritas secara
khusus dan terisolasi dengan baik.
d. Penimbangan Ketat
Perubahan berat badan mencerminkan kondisi gizi atau nutrisi
bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat.
e. Ikterus
Semua bayi prematur menjadi ikterus karena sistem enzim
hatinya belum matur dan bilirubin tak berkonjugasi tidak
dikonjugasikan secara efisien sampai 4-5 hari berlalu . Ikterus
dapat diperberat oleh polisetemia, memar hemolisias dan infeksi
karena hperbiliirubinemia dapat menyebabkan kernikterus maka
warna bayi harus sering dicatat dan bilirubin diperiksa bila ikterus
muncul dini atau lebih cepat bertambah coklat.
f. Pernapasan
Bayi prematur mungkin menderita penyakit membran hialin. Pada
penyakit ini tanda- tanda gawat pernaasan sealu ada dalam 4 jam
bayi harus dirawat terlentang atau tengkurap dalam inkubator
dada abdomen harus dipaparkan untuk mengobserfasi usaha
pernapasan.
g. Hipoglikemi
Mungkin paling timbul pada bayi prematur yang sakit bayi
berberat badan lahir rendah, harus diantisipasi sebelum gejala
timbul dengan pemeriksaan gula darah secara teratur.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Pantiawati (2010) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan


antara lain :
a. Pemeriksaan skor ballard merupakan penilaian yang
menggambarkan reflek dan maturitas fisik untuk menilai reflek
pada bayi tersebut untuk mengetahui apakah bayi itu
prematuritas atau maturitas
b. Tes kocok (shake test), dianjurkan untuk bayi kurang bulan
merupakan tes pada ibu yang melahirkan bayi dengan berat
kurang yang lupa mens terakhirnya.
c. Darah rutin, glokoa darah, kalau perlu dan tersedia faslitas
diperiksa kadar elektrolit dan analisa gas darah.
d. Foto dada ataupun babygram merupakan foto rontgen untuk
melihat bayi lahir tersebut diperlukan pada bayi lahir dengan
umur kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau
dapat atau diperkirakan akan terjadi sindrom gawat nafas.

7. PATHWAY
KONSEP KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. Biodata

Terjadi pada bayi prematur yang dalam pertumbuhan di dalam kandungan


terganggu
b. Keluhan utama

Menangis lemah, reflek menghisap lemah, bayi kedinginan atau


suhu tubuh rendah
c. Riwayat penyakit sekarang
d. Lahir spontan, SC umur kehamilan antara 24 sampai 37
minnggu ,berat badan kurang atau sama dengan 2.500 gram,
apgar pada 1 sampai 5 menit, 0 sampai 3 menunjukkan kegawatan yang
parah, 4 sampai 6 kegawatan sedang, dan 7-10 normal
e. Riwayat penyakit dahulu

Ibu memliki riwayat kelahiran prematur,kehamilan ganda,hidramnion


f. Riwayat penyakit keluarga

Adanya penyakit tertentu yang menyertai kehamilan seperti


DM,TB Paru, tumor kandungan, kista, hipertensi
g. ADL
1) Pola Nutrisi : reflek sucking lemah, volume lambung kurang,
daya absorbsi kurang atau lemah sehingga kebutuhan nutrisi
terganggu
2) Pola Istirahat tidur: terganggu oleh karena hipotermia
3) Pola Personal hygiene: tahap awal tidak dimandikan
4) Pola Aktivitas : gerakan kaki dan tangan lemas
5) Pola Eliminasi: BAB yang pertama kali keluar adalah
mekonium, produksi urin rendah
h. Pemeriksaan
1) Pemeriksaan Umum
a) Kesadaran compos mentis
b) Nadi : 180X/menit pada menit, kemudian menurun
sampai 120-140X/menit
c) RR : 80X/menit pada menit, kemudian menurun sampai
40X/menit
d) Suhu : kurang dari 36,5 C
2) Pemeriksaan Fisik
a) Sistem sirkulasi/kardiovaskular : Frekuensi dan irama
jantung rata-rata 120 sampai 160x/menit, bunyi jantung
(murmur/gallop), warna kulit bayi sianosis atau pucat,
pengisisan capilary refill  (kurang dari 2-3 detik).
b) Sistem pernapasan : Bentuk dada barel atau cembung,
penggunaan otot aksesoris, cuping hidung, interkostal;
frekuensi dan keteraturan pernapasan rata-rata antara 40-
60x/menit, bunyi pernapasan adalah stridor, wheezing
atau ronkhi.
c) Sistem gastrointestinal : Distensi abdomen (lingkar perut
bertambah, kulit mengkilat), peristaltik usus, muntah
(jumlah, warna, konsistensi dan bau), BAB (jumlah,
warna, karakteristik, konsistensi dan bau), refleks
menelan dan mengisap yang lemah.
d) Sistem genitourinaria : Abnormalitas genitalia,
hipospadia, urin (jumlah, warna, berat jenis, dan PH).

e) Sistem neurologis dan musculoskeletal : Gerakan bayi,


refleks moro, menghisap, mengenggam, plantar, posisi
atau sikap bayi fleksi, ekstensi, ukuran lingkar kepala
kurang dari 33 cm, respon pupil, tulang kartilago telinga
belum tumbuh dengan sempurna, lembut dan lunak.
f) Sistem thermogulasi (suhu) : Suhu kulit dan aksila, suhu
lingkungan.
g) Sistem kulit : Keadaan kulit (warna, tanda iritasi, tanda
lahir, lesi, pemasangan infus), tekstur dan turgor kulit
kering, halus, terkelupas.
h) Pemeriksaan fisik : Berat badan sama dengan atau
kurang dari 2500 gram, panjang badan sama dengan atau
kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama dengan atau
kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau
kurang dari 30cm, lingkar lengan atas, lingkar perut,
keadaan rambut tipis, halus, lanugo pada punggung dan
wajah, pada wanita klitoris menonjol, sedangkan pada
laki-laki skrotum belum berkembang, tidak menggantung
dan testis belum turun., nilai APGAR pada menit 1 dan
ke 5, kulit keriput. (Pantiawati, 2010)

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN

a. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan maturitas pusat


pernafasan, keterbatasan perkembangan otot, penurunan
energi/kelelahan, ketidakseimbangan metabolik.
b. Hipotermi berhubungan dengan kontrol suhu yang imatur dan
penurunan lemak tubuh subkutan.
c. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan makanan, ketidakmampuan mencerna makanan,
ketidakmampuan mengeabsorbsi nutrient
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar
informasi , ketidaktahuan menemukan sumber informasi
e. Resiko infeksi berhubungan dengan pertahanan imunologis
yang kurang.
3. RENCANA KEPERAWATAN

Data Subjektif/ Etiologi Masalah Keperawatan


Data Objektif
DS : Faktor ibu/ faktor janin/ factor  Pola napas tidak efektif
 Dispnea kehamilan

DO : Dinding otot rahim lemah


 Penggunaan alat
bantu Rahim terbuka sebelum waktunya
pernapasan
 Fase ekspirasi Prematur
memanjang
 Pola napas BBLR

abnormal (mis.
Takipnea, Imaturitas organ paru

bradipnea,
hiperventilasi, Paru tidak optimal pembentukan

dsb) cairan surfaktan

 Pernapasan
cuping hidung Defesiensi cairan surfaktan

Tekanan untuk membentuk

DS : alveolus besar  Defisit Nutrisi


Kelelahan otot pernapasan

DO :
Pola napas tidak efektif
 Berat badan
menurun
minimal 10%
dibawah rentang Faktor Ibu/Janin/Lingkungan
ideal
 Otot penguyah BBLR
lemah
 Otot menelan Refleks menelan dan menghisap
lemah kurang baik
 Membran
mukosa pucat Intake nutrisi tidak adekuat

Asupan gizi kurang


DS :
DO : Sel – sel kekurangan nutrisi  Hipotermia
 Kulit teraba
dingin Kekurangan sel

 Menggigil
 Suhu tubuh Penurunan BB / Kematian

dibawah nilai
normal Defisit nutrisi

 Hipoksia

Persalinan premature

DS :  Defisit Pengetahuan

 Menanyakan BBLR
masalah yang
dihadapi Paparan lingkungan ekstrauterine
DO :
 Menunjukkan
Perbedaan suhu ekstra dan
perilaku tidak
intrauterine
sesuai anjuran
 Menunjukkan
Fluktuasi temperature tubuh
presepsi yang
keliru terhadap
masalah Hipotermia

Masalah yang dihadapi

Kurangnya terpapar pengetahuan

Perilaku tidak sesuai

Defisit penegetahuan
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosis Luaran (Outcome) Intervensi Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan (SDKI) (SLKI) (SIKI) Perawat
Pola napas tidak Setelah dilakukan Manajemen Jalan Napas Manajemen Jalan Napas
efektif b,d imaturitas intervensi keperawatan Observasi Observasi
neurologis dibuktikan selama 2 x 24 jam  Monitor pola napas  Memonitor pola
dengan : diharapkan Pola napas (Frekuensi, kedalaman, napas (Frekuensi,
DS : membak, dengan usaha napas) kedalaman, usaha
 Dispnea kriteria hasil :  Monitor bunyi napas napas)
1) Dispnea menurun 
 Monitor sputum Memonitor bunyi
2) Penggunaan otot napas
(jumlah, warna, aroma)
DO : bantu pernapasan  Memonitor sputum
 Penggunaan menurun Terapeutik
(jumalh, warna,
otot bantu 3) Pemanjangan  Pertahankan kepatenan
aroma)
pernapasan ekspirasi jalan napas
 Fase ekspirasi menurun  Posisikan semi fowler Terapeutik
memanjang 4) Pernafasan atau fowler  Mempertahankan
 Pola napas cuping hidng  Lakukan penghisapan kepatenan jalan
abnormal (mis. lender kurang dari 15 napas
Takipnea, menurun detik  Memposisikan semi
bradipnea, 5) Frekuensi napas  Lakukan fowler atau fowler
hiperventilasi, membaik hiperoksigenasi  Melakukan
dsb) sebelum penghisapan penghisapan lender
 Pernapasan endotakreal kurang dari 15 detik
cuping hidung  Keluarkan sumbatan  Melakukan
benda padat hiperoksigenasi
menggunakan forsep sebelum
McGill penghisapan
 Berikan Oksigen, jika endotakreal
perlu  Mengeluarkan
sumbatan benda
Terapeutik
padat menggunakan
 Anjurkan asupan cairan
forsep McGill
2000 ml/hati, jika tidak
 Memberikan
terjadi kontraindikasi
Oksigen, jika perlu
Kolaborasi
Terapeutik
 Kolaborasi pemberian
 Menganjurkan
bronkodilator,
mukolitik, jika perlu asupan cairan 2000
ml/hati, jika tidak
terjadi
kontraindikasi

Kolaborasi
 Kolaborasikan
pemberian
bronkodilator,
mukolitik, jika perlu

No Diagnosis Luaran (Outcome) Intervensi Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan (SDKI) (SLKI) (SIKI) Perawat
1. Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi Observasi S:
ketidakmampuan intervensi  Mengidentifikasi
menelan makanan keperawatan selama 2 Observasi status nutrisi O : Pasien
dibuktikan dengan : x 24 jam diharapkan tampak
DS : status nutrisi  Identifikasi status  Mengidentifikasi membaik
 membaik, dengan nutrisi perlunya
kriteria hasil :  Identifikasi perlunya penggunaan A : Masalah
1. Berat Badan penggunaan nasogastritik belum
DO :
meningkat nasogastritik  Memonitor asupan teratasi
 Berat badan
2. Prematuritas  Monitor asupan makanan
menurun
menurun makanan  Memonitor berat P:
minimal 10%
3. Kesulitan  Monitor berat badan badan Intervensi
dibawah
makan  Monitor hasil  Memonitor hasil dilanjutkan
rentang ideal
menurun pemeriksaan pemeriksaan
 Otot penguyah
4. Poses tumbuh laboratorium laboratorium
lemah
kembang
 Otot menelan
membaik
lemah Terapeutik Terapeutik
 Membran  Hentikan pemberian  Menghentikan
mukosa pucat makan melalui selang pemberian makan
nasogastritik jika melalui selang
asupan oral dapat nasogastritik jika
ditoleransi asupan oral dapat
Edukasi ditoleransi
 Anjurkan posisi duduk,
Edukasi
jika mampu
 Menganjurkan posisi
 Anjurkan diet yang
duduk, jika mampu
diprogramkan
 Menganjurkan diet
Kolaborasi yang diprogramkan
 Kolaborasi pemberian
Kolaborasi
medikasi sebelum
 Kolaborasikan
makan
pemberian medikasi
 Kolaborasi dengan ahli
sebelum makan
gizi untuk menentukan
 Kolaborasikan
jumlah kalori dan jenis
dengan ahli gizi
nutrien
untuk menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient
No Diagnosis Keperawatan Luaran (Outcome) Intervensi Implementasi
(SDKI) (SLKI) (SIKI)
2. Hipotermia b.d Kekurangan Setelah dilakukan intervensi Manajemen hipotermia Observasi
lemak subkutan dibuktikan keperawatan selama 2 x 24  Memonitor suhu tubuh
dengan : DS : diharapkan Termoregulasi Observasi
 Meonitor tanda dan gejala
DO : neonatus membaik dengan  Monitor suhu tubuh
akibat hipotermia
 Kulit teraba dingin kriteria hasil :
 Monitor tanda dan gejala akibat
 Menggigil menurun Terapeutik
 Menggigil hipotermia
 Menyediakan lingkungan
 Suhu tubuh
 Suhu tubuh dibawah Terapeutik yang hangat
membaik
nilai normal  Sediakan lingkungan yang
 Mengganti pakaian atau
 Suhu kulit membaik hangat
 Hipoksia linen yang basah
 Ganti pakaian atau linen yang
 Melakukan penghangatan
basah
pasif
 Lakukan penghangatan pasif
 Melakukan penghangatan
 Lakukan penghangatan aktif aktif

 Lakukan penghangatan aktif  Melakukan penghangatan


internal aktif internal

Edukasi Edukasi
 Anjurkan makan / minum  Menganjurkan makan /
hangat minum hangat

No Diagnosis Luaran (Outcome) Intervensi Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan (SDKI) (SLKI) (SIKI) Perawat
3. Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi Kesehatan Observasi :
b.d Kurang terpapar intervensi  Mengidentifikasi
informasi dibuktikan keperawatan selama 1 Observasi : kesiapan dan
dengan : x 24 jam diharapkan  Identifikasi kesiapan kemampuan
DS : Tingkat Pengetahuan dan kemampuan menerima informasi
 Menanyakan meningkat dengan menerima informasi
 Mengidentifikasi
masalah yang kriteria hasil :
 Identifikasi factor – factor – factor yang
dihadapi 1. Perilaku sesuai
factor yang dapat dapat meningkatkan
anjuran
DO : meningkatkan dan dan menurunkan
meningkat
 Menunjukkan 2. Verbalisasi menurunkan motivasi motivasi
perilaku tidak minat dalam
sesuai anjuran belajar
Terapeutik Terapeutik
meningkat
 Menunjukkan  Sediakan materi dan  Menyediakan materi
presepsi yang 3. Kemampuan media pendidikan dan media
keliru terhadap menjelaskan kesehatan pendidikan
masalah pengetahuan kesehatan
 Jadwalkan pendidikan
tentang suatu
kesehatan sesuai  Menjadwalkan
topic
dengan kesepakatan pendidikan
meningkat
kesehatan sesuai
 Berikan kesempatan
4. Perilaku sesuai dengan kesepakatan
untuk bertanya
dengan
 Memberikan
pengetahuan
kesempatan untuk
meningkat Edukasi
bertanya
 Jelaskan factor risiko
5. Pertanyaan
yang dapat Edukasi
tentang
mempengaruhi  Menjelaskan factor
masalah yang
risiko yang dapat
dihadapi
menurun kesehatan mempengaruhi
kesehatan
6. Persepsi yang  Ajarkan perilaku hidup
keliru terhadap bersih dan sehat  Mengajarkan
masalah perilaku hidup bersih
 Ajarkan strategi yang
menurun dan sehat
dapat digunakan untuk
7. Menjalani meningkatkan perilaku  Mengajarkan strategi
pemeriksaan hidup sehat dan bersih yang dapat
yang tidak digunakan untuk
tepat menurun meningkatka
perilaku hidup sehat
8. Perilaku
dan bersih
membaik
LAPORAN KELOLAAN

PREMATURE

INTAN SALSABILA

1018031059

PSIK 2A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS FALETEHAN

2020
Nama Mahasiswa : Intan Salsabila
NIM : 1018031059
Hari/Tanggal : Selasa,30 Juni 2020

KASUS PREMATURE

Bayi “F” lahir dari kehamilan kurang bulan (premature) dengan usia kehamilan 32 minggu, berat
badan lahir 1600 gram. Hasil pengkajian diperoleh BB saat ini 1550 gram, reflek hisap lemah,
koordinasi reflek menelan dan reflek hisap kurang baik (toleransi minum peroral kurang baik),
setiapkali diberikan PASI dengan menggunakan sendok bayi tampak gumoh. berat badan bayi
menurun, suhu tubuh 35,4oC, bayi berada dalam perawatan incubator, akral dingin. Ibu
mengatakan ada informasi dari tetangganya untuk melakukan perawatan metode kangguru
sebagai persiapan dirumah agar bayinya tidak kedinginan, ibu bertanya apakah perawatan metode
kangguru itu dan bagaimana cara melakukannya.

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS FALETEHAN
KEPERAWATAN ANAK

FORMAT PENGKAJIAN NEONATUS

Nama bayi (inisial) : By. F


Tanggal dirawat : 28 Juni 2020
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Serang
Tanggal lahir/usia : 01 Juli 2020 / 3 hari
Nama orang tua (inisial) : Ny. U
Pendidikan ayah/ibu : SLTA / SD
Pekerjaan ayah/ibu : Buruh / IRT
Usia ayah/ibu : 45/39 tahun
Diagnosa medis : Bayi Premature / BBLR

Riwayat bayi
Apgar score : 1” 5 5” 6
Usia gestasi : 32 minggu
Berat Badan lahir : 1600 gr
Komplikasi persalinan : Tidak ada ( ) Ada ( √ )
a. Aspirasi mekonium ( - )
b. Denyut Jantung janin abnormal ( - )
c. Masalah lain : tidak ada
d. Prolaps tali pusat/lilitan tali pusat ( - )
e. Ketuban pecah dini ( √ ) ; berapa jam : 1 jam
Riwayat Ibu

■ Usia ■ Gravida ■ Partus ■ Abortus

39 1 1 -

Jenis Persalinan :
 Pervaginum ( √ )
 Sectio cesarean ( - ) ; Alasan :
Komplikasi kehamilan :
 Tidak ada ( ) Ada ( √ )
 Perawatan antenatal ( √ )
 Ruptur plasenta / plasenta previa ( - )
 Pre eklampsia / toxcemia ( √ )
 Suspect sepsis ( - )
 Persalinan premature/post matur ( √ )
 Masalah lain : tidak ada

PENGKAJIAN FISIK NEONATUS

Instruksi : Beri tanda ( √ ) pada istilah yang tepat/sesuai dengan data-data dibawah ini.
Gambarkan semua temuan abnormal secara objektif, gunakan kolom data tambahan bila
perlu.

1. Reflek :
Moro ( √ ) genggaman tangan ( √ ) genggaman plantar ( √ ) Stratle ( √ ) pupil ( √ )
corneal ( √ ) glabelar ( √ ) sucking ( √ ) : kuat/lemah, rooting ( - ) ekstrusion ( √ )
yawn ( √ ) gag ( √ ) neck righting (√ ) otolith righting (√ ) dancing ( - ) gallant ( √ )

2. Tonus/aktivitas
a. Aktif ( - ) Tenang (√ ) Letargi ( - ) Kejang ( - )
b. Menangis keras ( - ) lemah ( √ ) Melengking ( - ) Sulit menangis ( - )

3. Kepala /Leher
a. Fontanel anterior Lunak ( √ ) Tegas ( - )Datar ( - )
Menonjol ( - ) Cekung ( - ) menutup usia :
Fontanel posterior Lunak ( √ ) Tegas ( - )Datar ( - ) Menonjol
( - ) Cekung ( - ) menutup usia :

b. Sutura sagitalis batas Tegas ( - ) Terpisah ( √ )


Menjauh ( - ) Tumpang tindih ( - )
c. Gambaran wajah Simetris ( √ ) Asimetris ( )
d. Molding ( √ ) Caput succedaneum ( - ) Cephalhematoma ( - )
makrochepal ( - ) mikrocephal ( - ) anencephaly ( - )
e. leher : simetris ( √ ) asimetris ( ) pergerakan bebas ( √ )
pembesaran kelenjar ( - ) peningkatan JVP ( - ) kaku kuduk ( - )

4. Mata
Bersih ( ) Sekresi ada ( √ )tidak ada ( ) simetris/asimetris ( √ )
Jarak interkantus : 2,5 cm Sklera : anikterik _konjungtiva : anemis
Strabismus ( - ) katarak congenital ( - )
5. Telinga Hidung
a. Telinga Normal (√) Abnormal ( - ) letak pinna : mendatar
b. Hidung Simetris ( √ ) Asimetris ( - )
Sekresi ( √ )Napas cuping hidung ( - )

6. Wajah
a. bentuk wajah simetris/normal ( √ ) abnormal ( - )
b. Bibir sumbing ( - )
c. Sumbing langit-langit/palatum ( - )

7. Abdomen
a. Lunak ( √ ) Tegas ( - ) datar ( - ) Kembung ( √ )
b. Lingkar perut 25 cm
c. Liver: Teraba ( √ ) Kurang 2 cm ( √ ) Lebih 2 cm ( )
Tidak Teraba ( )

8. Toraks / Dada
a. bentuk Simetris ( √ ) asimetris ( - ) pigeon chest ( - ) Barrel chest ( - )
Funnel chest ( - )
b. pergerakan : Retraksi interkostal ( - ) simestris ( √ )
c. irama napas : reguler ( √ ) ireguler ( - ) dyspneu ( - ) apneu ( - )
d. bunyi napas : vesikuler ( √ ) ronchi ( - ) wheezing ( - ) rales ( - )
e. irama jantung : regular ( √ ) ireguler ( - )

f. Respirasi spontan ( √ )
alat Bantu napas : () Oxigen mask
( ) Nasal kanul
Konsentrasi O2 : _____ ltr/menit
g. Bunyi normal Sinus Rhythm (NSR) ( - )
Frekuensi :
h. Murmur ( - ) PMI ( - ); Lokasi:
i. Waktu pengisian kapiler (CRT) : Normal
j. Denyut nadi : 100 x/menit

1. Ekstremitas
Gerakan Bebas ( - ) ROM terbatas ( √ ) Tidak terkaji ( - )
Ekstremitas atas Normal ( √ ) Abnormal ( - ),Sebutkan :
Ekstrimitas bawah Normal ( √ ) Abnormal (-),Sebutkan :
Panggul Normal ( √ ) Abnormal ( - )Tidak teruji ( )

2. Umbilikus
Normal ( √ ) Abnormal ( -)
Inflamasi ( - ) Drainase ( - )

3. Genital
Perempuan normal ( ) Laki-laki normal ( ) Abnormal ( √ )
Sebutkan : Testis belum turun dan rague pada skrotum kurang

4. Anus Paten ( √ ) Imperforata ( - )

5. Spina Normal ( √ ) Abnormal ( - ),


Sebutkan :
6. Kulit
a. Warna pink ( √ ) Pucat ( - ) jaundice ( - )
Sianosis pada Kuku ( - ) sirkumoral ( - )
Periorbital ( - ) seluruh tubuh ( - )
b. Kemerahan (rash) ( - )
c. Tanda lahir : ( - ) ; sebutkan :
d. Turgor kulit: elastis ( √ ) Tidak elastis ( ) edema ( ) Lanugo ( √ )
7. Suhu
1) Lingkungan
Penghangat radian ( - ) Pengaturan suhu ( - )
Inkubator ( √ ) Suhu ruang ( - ) Boks terbuka ( - )
2) Suhu kulit : 35,4 ͦ C

RIWAYAT SOSIAL

- Struktur keluarga (genogram tiga generasi)


- Budaya : Indonesia
- Suku : Indonesia
- Agama : Islam
- Bahasa Utama : Sunda
- Perencanaan makanan bayi : PASI
- Masalah sosial :-
- Hubungan orang tua dan bayi : Kandung

IBU TINGKAH LAKU AYAH


√ Menyentuh √
√ Memeluk √
√ Berbicara √
√ Berkunjung √
√ Memanggil nama √
√ Kontak nama √

- Orang terdekat yang dapat dihubungi : Orang tua kandung


- Orang tua berespon terhadap penyakit ya ( √ ) tidak ( )
Respons : baik
- Orang tua berespon terhadap hospitalisasi ya ( √ ) tidak ( )
Respons : cemas dan khawatir

- Riwayat anak lain : -

Jenis
Kelamin Riwayat persalinan Riwayat imunisasi
anak

- Data tambahan (pemeriksaan diagnostik)


 Jumlah sel darah putih: 18.000/mm3. Neutrofil meningkat hingga 23.000-
24.000/mm3 hari pertama setelah lahir dan menurun bila ada sepsis.

 Hematokrit (Ht): 43%-61%. Peningkatan hingga 65% atau lebih menandakan

polisitemia, sedangkan penurunan kadar menunjukkan anemia atau hemoragic

prenatal/perinatal.

 Hemoglobin (Hb): 15-20 gr/dl. Kadar hemoglobin yang rendah berhubungan

dengan anemia atau hemolisis yang berlebih.

 Pemantauan elektrolit (Na, K, Cl): dalam batas normal pada awal kehidupan.

 Pemeriksaan analisa gas darah.

Prioritas Masalah
1. Hipotermia berhubungan dengan kekurangan lemak subkutan dibuktikan dengan kulit
teraba dingin, suhu tubuh dibawah 35,4 c
2. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan dibuktikan
dengan berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal, otot menelan lemah
3. Defisit pengetahuan berhubungan dengan ketidaktahuan menemukan sumber informasi
dibuktikan dengan menanyakan masalah yang dihadapi

II. ANALISA DATA

MASALAH
DATA KLIEN ETIOLOGI
KEPERAWATAN

DS :
Faktor  Defisit
 Berat badan
Ibu/Janin/Lingkunga Nutrisi
lahir 1600  Hipotermia
n  Defisit
gram
Pengetahua
 Menyakan n
masalah BBLR
mengenai
teknik Refleks menelan dan
perawatan menghisap kurang
metode baik
kanguru
DO : Intake nutrisi tidak
 BB sekarang adekuat
1550 gr
 Reflek hisap Asupan gizi kurang
lemah
 Koordinasi Sel – sel kekurangan
reflek nutrisi
menelan dan
reflek hisap Kekurangan sel
kurang baik
 Setiapkali Penurunan BB /
diberikan Kematian
PASI dengan
menggunaka
Defisit nutrisi
n sendok
bayi tampak
gumoh Prematuritas

 Kulit teraba
dingin Faktor ibu : usia <20
 Suhu tubuh tahun, Ras riwayat
35,4oC kehamilan / Faktor
 Menunjukkan Plasenta : Kehamilan
persepsi yang ganda, tumor/Faktor
keliru
terhadap Janin : TORCH,
Perawatan kehamilan ganda
Metode
Kanguru

Dinding otot rahim


bagian bawah lrmah

Prematur / BBLR

Prematurias,
perkembangan janin
belum sempurna

Jaringan lemak
subkutan lebih tipis

Kehilangan panas
melalui kulit

Kehilangan panas

Hipotermia

BBLR

Bayi hipotermia

Kurang terpapar
informasi tidak tahu
cara menghangatkan
bayi

Menanyakan
perawatan metode
kanguru

Defisit Pengetahuan
DOKUMENTASI ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosis Luaran (Outcome) Intervensi Implementasi Evaluasi Paraf


Keperawatan (SDKI) (SLKI) (SIKI) Perawat
Defisit Nutrisi b.d Setelah dilakukab Manajemen Nutrisi Observasi
1. ketidakmampuan intervensi  Mengidentifikasi S:
menelan makanan keperawatan selama 2 Observasi status nutrisi O : Pasien
dibuktikan dengan : x 24 jam diharapkan  Identifikasi status tampak
 Mengidentifikasi membaik
DS : status nutrisi nutrisi
perlunya
 Berat badan membaik, dengan A : Masalah
 Identifikasi perlunya penggunaan belum
lahir 1600 kriteria hasil :
penggunaan nasogastritik teratasi
gram  Berat Badan
nasogastritik P:
meningkat  Memonitor asupan
DO : Intervensi
 Monitor asupan makanan
 BB saat ini  Prematuritas dilanjutkan
makanan
1550 gr menurun  Memonitor berat
 Monitor berat badan badan
 Reflek hisap  Kesulitan
lemah makan  Monitor hasil  Memonitor hasil
menurun pemeriksaan pemeriksaan
 Koordinasi
laboratorium laboratorium
reflek menelan  Poses tumbuh
dan reflek kembang
hisap kurang membaik Terapeutik Terapeutik
baik  Hentikan pemberian  Menghentikan
makan melalui selang pemberian makan
 Setiapkali
nasogastritik jika melalui selang
diberikan PASI
asupan oral dapat nasogastritik jika
dengan
ditoleransi asupan oral dapat
menggunakan
ditoleransi
sendok bayi Edukasi
tampak gumoh  Anjurkan posisi duduk, Edukasi
jika mampu  Menganjurkan posisi
duduk, jika mampu
 Anjurkan diet yang
diprogramkan  Menganjurkan diet
yang diprogramkan
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian Kolaborasi
medikasi sebelum  Kolaborasikan
makan pemberian medikasi
sebelum makan
 Kolaborasi dengan ahli
gizi untuk menentukan  Kolaborasikan
jumlah kalori dan jenis dengan ahli gizi
nutrien untuk menentukan
jumlah kalori dan
jenis nutrient
2. Hipotermia Setelah dilakukan Manajemen hipotermia Observasi S:
b.d Kekurangan lemak intervensi  Memonitor suhu
subkutan keperawatan selama 2 Observasi tubuh O : Suhu
x 24 jam diharapkan  Monitor suhu tubuh tubuh
 Meonitor tanda dan
DS : Termoregulasi pasien
 Monitor tanda dan gejala akibat
neonatus membaik membaik
gejala akibat hipotermia hipotermia
DO : dengan kriteria hasil :
 Kulit teraba  Suhu tubuh Terapeutik Terapeutik A : Masalah
dingin membaik  Sediakan lingkungan  Menyediakan belum
yang hangat lingkungan yang teratasi
 Suhu tubuh  Suhu kulit
hangat
35,4oC membaik  Ganti pakaian atau
P:
linen yang basah  Mengganti pakaian
Intervensi
atau linen yang
 Lakukan penghangatan dilanjutkan
basah
pasif
 Melakukan
 Lakukan penghangatan
penghangatan pasif
aktif
 Melakukan
 Lakukan penghangatan
penghangatan aktif
aktif internal
 Melakukan
Edukasi
penghangatan aktif
 Anjurkan makan / internal
minum hangat
Edukasi
 Menganjurkan
makan / minum
hangat

Defisit Pengetahuan Setelah dilakukan


intervensi Edukasi Kesehatan
3. b.d Kurang terpapar Observasi :
keperawatan selama 1
informasi dibuktikan x 24 jam diharapkan  Mengidentifikasi S : Ibu
Tingkat Pengetahuan Observasi :
dengan : kesiapan dan Pasien
meningkat dengan  Identifikasi kesiapan
DS : kriteria hasil : kemampuan mengatakan
 Verbalisasi dan kemampuan
 Menyakan menerima informasi mengerti
minat dalam menerima informasi
masalah belajar yang
 Mengidentifikasi
mengenai meningkat  Identifikasi factor – diajarkan
factor – factor yang
teknik metode  Kemampuan factor yang dapat
dapat meningkatkan
kanguru menjelaskan meningkatkan dan O : Ibu
pengetahuan dan menurunkan
menurunkan motivasi pasien
DO : tentang suatu motivasi
rileks dan
 Menunjukkan topic Terapeutik
meningkat mencoba
persepsi yang  Sediakan materi dan
Terapeutik apa yang
keliru terhadap  Perilaku sesuai media pendidikan
diajarkan
masalah dengan kesehatan  Menyediakan materi
pengetahuan dan media A : Masalah
meningkat  Jadwalkan pendidikan
pendidikan teratasi
kesehatan sesuai
 Pertanyaan kesehatan
tentang dengan kesepakatan
P:
masalah yang  Menjadwalkan
dihadapi  Berikan kesempatan Intervensi
pendidikan
menurun untuk bertanya tidak
kesehatan sesuai
 Persepsi yang dilanjutkan
Edukasi dengan kesepakatan
keliru terhadap
masalah  Jelaskan factor risiko
 Memberikan
menurun yang dapat
kesempatan untuk
mempengaruhi
bertanya
kesehatan
Edukasi
 Ajarkan perilaku hidup
 Menjelaskan factor
bersih dan sehat
risiko yang dapat
 Ajarkan strategi yang mempengaruhi
dapat digunakan untuk kesehatan
meningkatkan perilaku
 Mengajarkan
hidup sehat dan bersih
perilaku hidup bersih
dan sehat

 Mengajarkan strategi
yang dapat
digunakan untuk
meningkatka
perilaku hidup sehat
dan bersih
PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU
TERHADAP KESTABILAN SUHU TUBUH PADA BAYI
PREMATURE

INTAN SALSABILA
1018031059
PSIK 2A

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS FALETEHAN
2020
JURNAL RISET
PENGARUH PERAWATAN METODE KANGURU TERHADAP RESPON
FISIOLOGIS BAYI PREMATUR
http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/131
Disusun oleh : Deswita, Besral, Yeni Rustina
1. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui pengaruh perawatan metode kanguru terhadap respons
fisiologis bayi prematur
2. Metode Penelitian
Kuasi eksperimental dengan jenis one grup pre-post test design. Penelitian
dilakukan selama 3 bulan
3. Prosedur penelitian
Sebanyak 16 bayi premature yang memenuhi kriteria inklusi dipilih
sebagai sampel
4. Hasil penelitian’
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat respons fisiologis bayi
premature seperti peningkatan suhu tubuh ke arah suhu
normal,peningkatan frekuensi denyut jantung ke arah normal, dan
peningkatan saturasi oksigen ke arah normal. Oleh karena itu, metode
perawatan kanguru merupakan cara yang efektif, mudah, murah untuk
merawat bayi premature

Anda mungkin juga menyukai