Anda di halaman 1dari 3

2.

4 Etika dan Tanggung Jawab Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan
bagi perilaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh
seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggung jawab moral. Dari konsep pengertian diatas
dapat disimpulkan bahwa etika adalah ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya
manusia hidup di dalam masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang
menentukan tingkah laku yang benar, yaitu: a. Baik dan buruk b. Kewajiban dan tanggung jawab. Tujuan
etika profesi keperawatan adalah mampu Mengenal dan mengidentifikasi unsur moral dalam praktik
keperawatan. 1 2. Membentuk strategi cara dan menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktik
keperawatan. 3. Menghubungkan prinsip moral pelajaran yang baik dan dapat dipertanggung jawabkan
pada diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada Tuhan, sesuai dengan kepercayaannya. Tanggung
jawab menunjukkan kewajiban. Ini mengarah kepada kewajiban yang harus dilakukan untuk
menyelesaikan pekerjaan secara professional. Manajer dan para staf harus memahami dengan jelas
tentang fungsi tugas yang menjadi tanggung jawab masing-masing perawat serta hasil yang ingin dicapai
bagaimana mengukur kualitas kinerja stafnya. Perawat yang professional akan bertanggung jawab atas
semua bentuk tindakan klinis keperawatan atau kebidanan yang dilakukan dalam lingkup tugasnya.
Keyakinan diri pada seseorang dan masyarakat dapat memberikan berupa kesadaranakan petunjuk
untuk melakukan tindakan. Kode untuk perawat umumnya menampilkan penguatan nilai hubungan
perawat-klien dan tanggung jawab dan pemberian pelayanan yang merupakan rujukan untuk semua
perawat dalam memberikan penguatan untuk kesejahteraan pasien dan tanggung jawab sosial. Pilihan
etik bertanggung jawab dalam menentukan pertanggung jawaban, risiko, komitmen dan keadilan.
Hubungan perawat dengan etik adalah kebutuhan akan tanggung jawab untuk merubah perilaku.
Dimana harus diketahui batasan dan kekuatan dan kemampuan yang dimiliki. Juga dilakukan oleh
anggota tim kesehatan, perawat yang setiap waktu siap untuk menggali pengetahuan dan kemampuan
dalam menolong orang lain; sumber-sumber yang digunakan guna dipertanggung jawabkan. Empat
phase hubungan perawat pasien yang berkatian dengan tanggung jawab dan tugas perawat kesehatan
terhadap pasien adalah: 1. Orientasiorientation, pada phase ini seorang perawat harus mampu
menangkap bahwa pasien ingin mencari kesembuhan penyakitnya dan dia mempercayakan dirinya
dirawat oleh perawat dengan pengenalan 2. Indetifikasi (identification , interaksi perawat pasien
hendaknya berbasis pada kepercayaan, penerimaan, pengertian, relasi yang saling membantu. 3.
Eksploitasi (exploitation). interrrelasi perawat pasien, akan menumbuhkan pengertian pasien terhadap
proses system asuhan, sehingga pasien mempunyai keterlibatan aktif yang muncul dari dirinya karena
ingin cepat sembuh dari sakitnya. Aspek lain pasien dapat ditimbulkan pengertian, dan kesadaran self-
care, sehingga peran perawat dan pasien dalam proses keperawatan untuk mencapai penyembuhan
terjadi dengan baik (kolaborasi). Resolusi (resolution. Harapan, kebutuhan pasien dapat diketahui
melalui hubungan kesetaraan perawat pasien dengan 3.1 Kesmpulan Kesadaran Diri adalah proses
dimana seseorang berusaha untuk mengetahui dan memahami tentang dirinya sendiri, aktivitas yang
membantu dan memahami posisinya dalam suatu lingkungan. Kesadaran diri atau kesadaran
intrapersonal dalam hubungan antarpribadi perawat dituntut mampu menjadi panutan, berdasarkan
amanah, dan memahami akan tanggung jawab moral dan dapat dipertanggungjawabkan yang dapat
memudahkan pengembangan individu untuk dapat dianalisis perkembangan individu untuk dituntut
menjadi Model Peran / contoh di tengah masyarakat karenanya perawat harus terlebih dahulu
meluncurkan diri sendiri sebelum menjadi contoh untuk masyarakat. Altruisme adalah perhatian
terhadap kesejahteraan orang lain tanpa memperhatikan diri sendiri. Altruisme lebih menitikkan pada
kesejahteraan orang lain. Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai referensi
bagi sescorang yang terkait dengan peraturan yang baik dan buruk yang dilakukan oleh siapa pun dan
merupakan tanggung jawab moral. hari khusus dalam proses pembangunan dan dalam proses
keperawatan yang diharapkan juga bagi pembaca agar dapat menggunakan bahasa yang sesuai dalam
sehari sehari-hari khusus bagi pembaca yang berprofesi sebagai perawat atau tenaga medis agar dapat
berkomunikasi yang baik dengan pasien untyk menjalin bantuan dengan pasien dalam melakukan
proses keperawatan yang dimaksudkan untuk kesehatan pasien serta berbicara dengan baik terhadap
rekan kerja dan membicarakan yang ada di tempat kita bekerja.menggunakan komunikasi titles

Hubungan terapeutik antara perawat-klien adalah hubungan kerjasama yang ditandai dengan tukar-
menukar perilaku, perasaan, pikiran dan pengalaman dalam membina hubungan intim yang terapeutik
(Stuart dan Sundeen, 1987; 103)

Dalam proses membina hubungan sesuai dengan tingkat perkembangan klien dengan mendorong
perkembangan klien dalam menyadari dan mengidentifikasi masalah dan membantu pemecahan
maslah. Menurut ahli pendidikan anak membutuhkan asuhan dan pengalaman belajar agar menjadi
orang dewasa yang bertanggung jawab. Perawat memberi umpan balik dan alternatif pemecahan dan
klien dapat memakai informasi untuk menangani masalah yang belum dipecahkan secara konstruktif.

Proses berhubungan perawat-klien dapat dibagi dalam 4 fase, yaitu fase pra interaksi, fase perkenalan
atau orientasi, fase kerja dan fase terminasi (Stuart dan Sundeen, 1987; 104). Setiap fase ditandai
dengan serangkaian tugas yang perlu dilaksanakan.

Fase pra interaksi dimulai sebelum kontak pertama dengan klien. Perawat mengeksplorasi perasaan,
fantasi dan ketakutannya sehingga kesadaran dan kesiapan perawat untuk melakukan hubungan dengan
klien dapat dipertanggungjawabkan.

Perawat yang sudah berpengalaman dapat menganalisa diri sendiri serta nilai tambah pengalamannya
berguna agar lebih efektif dalam memberikan asuhan keperawatan. Ia seharusnya mempunyai konsep
diri yang stabil dan harga diri yang adekuat, mempunyai hubungan yang konstruktif dengan orang lain
dan berpegang pada kenyataan dalam menolong klien (Stuart dan Sundeen, 1987; 105).

Pemakaian diri secara terapeutik berarti memaksimalkan pemakaian kekuatan dan meminimalkan
pengaruh kelemahan diri dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien.

Tugas tambahan pada fase ini adalah mendapatkan informasi tentang klien dan menetukan kontak
pertama

FASE ORIENTASI
Fase ini dimulai pada saat pertemuan pertama dengan klien. Hal utama yang perlu dikaji adalah alasan
klien minta pertolongan yang akan mempengaruhi terbinanya hubungan perawat-klien.

Dalam memulai hubungan, tugas utama perawat adalah membina rasa percaya, penerimaan dan
pengertian, komunikasi yang terbuka dan perumusan kontrak dengan klien. Elemen-elemen kontrak
(lihat Tabel 3) perlu diuraikan dengan jelas kepada klien sehingga kerjasama dapat dilakukan secara
optimal. Diharapkan klien berperan serta secara penuh dalam kontrak, tetapi pada kondisi tertentu
misalnya pada klien dengan gangguan realitas, maka kontrak dilakukan sepihak dan perawat perlu
mengulang kontrak jika kontak relitas klien meningkat.

Tugas perawat adalah mengeksplorasi pikiran, perasaan, perbuatan klien dan mengidentifikasi masalah
serta merumuskan tujuan bersama klien.

Kerja :

Pada fase kerja perawat dan klien mengeksplorasi stressor yang tepat dan mendorong perkembangan
kesadaran diri dengan menghubungkan persepsi, pikiran, perasaan dan perbuatan klien. Perawat
membantu klien mengatasi kecemasan, meningkatkan kemandirian dan tanggung jawab diri sendiri
serta mengembangkan mekanisme koping yang konstruktif. Perubahan perilaku maladaptif menjadi
adaptif merupakan fokus fase ini.

FASE TERMINASI

Terminasi merupakan fase yang sangat sulit dan penting dari hubungan terapeutik. Rasa percaya dan
hubungan intim yang terapeutik sudah terbina dan berada pada tingkat optimal. Keduanya (perawat dan
klien) akan merasakan kehilangan. Terminasi dapat terjadi pada saat perawat mengakhiri tugas pada
unit tertentu atau klien pulang.

Apapun alasan terminasi, tugas perawat pada fase ini adalah menghadapi realitas perpisahan yang tidak
dapat diingkari. Klien dan perawat bersama-sama meninjau kembali proses keperawatan yang telah
dilalui dan pencapaian tujuan. Perasaan marah, sedih, penolakan perlu dieksplorasi dan diekspresikan.

Fase terminasi harus diatasi dengan memakai konsep proses kehilangan. Proses terminasi yang sehat
akan memberi pengalaman positif dalam membantu klien mengembangkan koping untuk perpisahan.
Reaksi klien dalam menghadapi terminasi dapat bermacam cara. Klien mungkin mengingkari perpisahan
atau mengingkari manfaat hubungan. Klien dapat mengekspresikan perasaan marah dan
bermusuhannya dengan tidak menghadiri pertemuan atau bicara yang dangkal. Terminasi mendadak
dan tanpa persiapan mungkin dipersepsikan klien sebagai penolakan atau perilaku klien kembali pada
perilaku sebelumnya dengan harapan perawat tidak akan mengakhiri hubungan kerena klien masih
memerlukan bantuan.

Anda mungkin juga menyukai