Anda di halaman 1dari 9

Kasus 2

Seorang perempuan usia 63 tahun dirawat di ruang bedah dengan keluhan mata kanan tiba-tiba buram
disertai mata merah dan nyeri kepala sejak 2 hari SMRS. Riwayat hipertensi dan DM sejak 2 tahun lalu.
Hasil pengkajian: TD 150/90 mmHg, frekuensi nadi nadi : 82x/menit reguler, frekuensi napas 17 kali per
menit, suhu 37,4˚C. Pada pemeriksaan oftalmologis mata kanan didapatkan visus 2/60 dengan
konjungtiva mix injection, kornea edema dan keruh, bilik mata anterior tampak dangkal, pupil mid
dilatasi (d ± 3mm) tanpa refleks cahaya, kripta pada iris tidak jelas, lensa keruh dan palpasi bola mata
keras (tonometri digitalis N+3 atau >40 mmHg). Sedangkan mata kiri didapatkan visus 6/60 dan dalam
batas normal.

Definisi

Glaukoma merupakan sekumpulan gangguan pada ocular ditandai peningkatan tekanan intraokuler,
atrofi saraf optic dan kehilangan lapang pandang. Glaukoma diperkirakan menyebkan kebutaan pada
sekitar 80.000 orang di Amerika Serikat.

Klasifikasi

a. Glaukoma primer dan sekunder mengacu ke penyakit yang terjadi dengan sendiri atau karena
kondisi lain

b. Akut atau kronis dilihat berdasarkan onset dan durasi penyakit

c. Terbuka (sudut lebar) dan tertutup (sudut sempit) dipakai untuk mendeskripsikan lebar sudut
antara iris dan kornea, sudut kamera okuli anterior yang sempit secara anatomi menjadi
predisposisi untu mengalami onset akut glaucoma sudut tertutup.

Etiologi dan Faktor Resiko

Pada hampir 90% glaucoma primer terjadi pada seseorang dengan tipe glaucoma sudut terbuka. Tidak
ada manifestasi klinis awal yang memperirlihatkan tanda peringatan awal, sehingga diperlukan
pemeriksaan fisik teratur termasuk pemeriksaan tonometry dan pengkajian saraf mata (diskus).
Penyebab utama glaucoma jenis sudut terbuka kronis karena proses degenerative jaringan trabecular
sehingga terjadi penurunan aliran humor aquous. Glaucoma berhubungan dengan penyakit sistemik lain
seperti hipertensi, penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan obesitas. Selain itu, kondisi adanya
peningkatan tekanan intraokuler karena uveitis (inflamasi uvea, struktur penyaring) menyebabkan
glaucoma, penekanan akibat tumor yang tumbuh secara progresif juga dapat menghasilkan kondisi
glaucoma sudut terbuka.

Pada glaucoma sekunder, bisa disebabkan akibat edema, cedera pada mata (hifema), inflamasi, tumor,
dan proses lanjut katarak serta diabetes. Jaringan edematosa dapat menghambat aliran humor aquous
melalui jaringan trabecular. Penyembuhan luka tepi kornea yang terlambat dapat menyebabkan
pertumbuhan sel epitel di ruang okuli anterior.
Patofisiologi

Tekanan intraokuler ditentukan karena adanya laju produksi aqous humor di badan siliaris dan
hambatan aliran akuous humor dari mata. TIO bervariasi dengan siklus diurnal (tekanan tertinggi
biasanya pada waktu bangun tidur) dan posisi tubuh (meningkat saat berbaring). Variasi normal terjadi
tidak lebih dari 2-3 mmHg, TIO dan tekanan darah tidak berhubungan satu sama lain tetapi variasi pada
tekanan darah sistemik dapat berkaitan dengan variasi TIO. Peningkatan TIO terjadi akibat peningkatan
produksi humor aquous terakumulasi pada mata, peningkatan tekanan suplai darah ke saraf optic, dan
retina. Jaringan lunak ini menjadi iskemik dan terajdi penurunan fungsi secara bertahap.

Manifestasi Klinis

Pada glaucoma sudut tertutup akan menyebabkan nyeri berat dan penglihatan kabur atau bahkan
kebutaan. Terdapat keluhan dari pasien berupa halo (lingkaran seperti pelangi di sekeliling cahaya)
serta beberapa mengalami mual disertai muntah.

Pada glaucoma sekunder, gejala hampir sama dengan glaucoma tertutup akut namun disertai
penyempitan lapang pandang akibat kehilangan suplai darah ke area retina. Respons klien pada tekanan
intraokuler berbeda karena beberapa akan merasakan kerusakan akibat tekanan intraokuler yang
rendah sedangkan yang lainnya mengalami kerusakan akibat tekanan intraokuler tinggi.

Manifestasi klinis lain berupa atrofi (warna pucat) dan cupping (indentasi) diskus saraf optic. Pada
glaucoma sudut terbuka, akan mengalami skotoma (bintik buta) sebagai garis lengkung. Pada glaucoma
sudut tertutup akut, lapang pandang yang hilang akan mengalami perluasan. Pada glaucoma sudut
tertutup, pemeriksaan slit-lamp menunjukkan konjungtiva eritema dan kornea berkabut. Humor aquous
pada ruang okuli anterior tampak turbid (berkabut) dan pupil menjadi non – reaktif. Akan terjadi
peningkatan tekanan intraocular (> 23 mmHg). Dapat dilakukan pemeriksaan dengan Gonioskopi untuk
identifikasi kedalaman sudut ruang okuli anterior dan untuk memeriksa lingkar sudut pada perubahan
sistem jaringan filtrasi.

Asuhan Keperawatan

Pengkajian

Menggali data demografi (umur dan ras) sebab glaucoma sudut terbuka banyak terjadi pada usia diatas
40 tahun dengan ras kulit hitam, identifikasi adanya riwayat genetic dengan glaucoma di keluarga dan
masalah mata lain dan apakah pernah mengalami pembedahan mata, infeksi ataupun trauma.
Identifikasi konsumsi obat tertentu, sebab obat golongan antihistamin dapat membuat dilatasi pupil
sehingga meningkatkan resiko glaucoma sudut tertutup. Perhatikan riwayat reaksi alergi terutama
terhadap obat atau zat pewarna. Kaji persepsi klien terhadap glaucoma dan efeknya terhadap kualitas
hidup. Sebab kondisi manifestasi klinis pada glaucoma menimbulkan kecemasan pada pasien akan
kehilangan penglihatan. Bantu klien identifikasi kemampuan adaptasi efektif yang telah dipakai
sebelumnya.

Diagnosa Keperawatan yang Muncul


1. Gangguan persepsi sensori (visual) b.d kehilangan penglihatan

2. Berduka b.d kehilangan penglihatan

3. Risiko penatalaksanaan regimen terapeutik tidak efektif b.d jadwal pengobatan yang
kompleks.

a. Apakah diagnosa medis pada kasus diatas?


b. Apakah faktor predisposisi dan presipitasi pada pasien?
c. Deskripsikan pengkajian (wawancara dan pemeriksaan fisik) spesifik yang perlu dilengkapi
pada kasus tersebut?
d. Buatlah patoflow dan Analisa Data untuk menentukan diagnosa keperawatan yang utama
pada kasus tersebut?
e. Buatlah Rencana Keperawatan pada pasien tersebut?

Form Pengisian :

Predisposisi : hipertensi dan DM 2tahun lalu

Presipitasi : mata kanan tiba-tiba buram disertai mata merah dan nyeri kepala sejak 2 hari SMRS

a. Wawancara daan pemeriksaan fisik

 Wawancara

1. Apa keluahan yang ibu rasakan saat ini?

2. Dari keluhan tadi, mana keluhan yang paling menggangu?

3. Ibu bisa diceritakan bagaimana ibu bisa masuk rumah sakit?

4. Apa yang bisa memperberat atau meringankan keluhan ibu?

5. Apakah sebelumnya ibu pernah dirawat di RS dengan keluhan yg sama/berbeda?


jika pernah Berapa lama ibu dirawat. Kapan waktunya?

6. Ibu sebelumnya ada riwayat penyakit jantung tidak?

7. Apakah ibu memiliki riwayat kelebihan berat badan?


8. Apakah ibu memiliki riwayat pembedahan ? Jika pernah kapan waktunya dan
pembedan apa?

9. Apakah dianggota keluarga ibu ada yang memiliki penyakit keturunan seperti
hipertensi dan diabetes milutus?

10. Apakah ibu memiliki alergi terhadap maknan tertentu atau obat?

11. Bagaimana perasaan ibu saat memgetahui penyakit ibu saat ini? Apakah ibu
menerima sakitnya ibu?

12. Bagaimana pandangan atau pendapat keluarga ibu keluarga terhadap kondisi
ibu saat ini?

13. Apakah ibu mendapatkan dukungan dari keluarga ibu?

14. Bagaimana tanggapan atau keyakinan ibu terkait dengan kondisi ibu saat ini?

15. Bagaimana cara ibu meyakinkan bahwa ini adalah cobaan dari tuhan?

16. Bagaimana kegiatan ibadahnya ibu selama dirawat? Apakah terganggu?

PEMERIKSAAN FISIK :

- ttv

- head to toe

-pemeriksaan visus (ketajaman mata)

-gonioskopi (mengukur derajat glaucoma)

-funduskopi

-kampimetri (lapang pandang)

- cek dilatasi pupil

-edema pada mata

- kualitas nyeri pada kepala

- refleks mata

- iris

- lensa mata keruh/tidak


- palpasi bola mata

- kecemasan

TABEL ANALISA DATA

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH


1. DS: keluhan mata kanan tiba-tiba buram Usia, DM 2 hipertensi jangka Gangguan
disertai mata merah dan nyeri kepala sejak panjang persepsi
2 hari SMRS. Riwayat hipertensi dan DM sensori
sejak 2 tahun lalu. USIA
DO: Hasil pengkajian: TD 150/90 mmHg,
frekuensi nadi nadi : 82x/menit reguler, Proses degenerative jaringan
frekuensi napas 17 kali per menit, suhu trabecular
37,4˚C. Pada pemeriksaan oftalmologis
mata kanan didapatkan visus 2/60 dengan Produksi aqous retina
konjungtiva mix injection, kornea edema meningkat
dan keruh, bilik mata anterior tampak
dangkal, pupil mid dilatasi (d ± 3mm) tanpa Hambatan humor aqous
refleks cahaya, kripta pada iris tidak jelas,
lensa keruh dan palpasi bola mata keras TIO Meningkat
(tonometri digitalis N+3 atau >40 mmHg).
Sedangkan mata kiri didapatkan visus 6/60 Pecahnya pembuluh darah
dan dalam batas normal.
Aqous menurun

Pendarahan

Lensa tertutup
Iskemik

Kebutaan
penurunan fungsi
bertahap
Berduka
aqous meningkat
Proses
Penyembuhan
nyeri Lama

Psikologis
gangguan saraf Terganggu
optik
Jadwal pengobat
Perubahan An tdk teratur
penglihatan
perifer Regimen terapeutik
Rumit
Gangguan
persepsi
sensori Manajemen kes.
Keluarga
Tdk efektif
2. DS: keluhan mata kanan tiba-tiba buram BERDUKA
disertai mata merah dan nyeri kepala sejak
2 hari SMRS. Riwayat hipertensi dan DM
sejak 2 tahun lalu.
DO: Hasil pengkajian: TD 150/90 mmHg,
frekuensi nadi nadi : 82x/menit reguler,
frekuensi napas 17 kali per menit, suhu
37,4˚C. Pada pemeriksaan oftalmologis
mata kanan didapatkan visus 2/60 dengan
konjungtiva mix injection, kornea edema
dan keruh, bilik mata anterior tampak
dangkal, pupil mid dilatasi (d ± 3mm) tanpa
refleks cahaya, kripta pada iris tidak jelas,
lensa keruh dan palpasi bola mata keras
(tonometri digitalis N+3 atau >40 mmHg).
Sedangkan mata kiri didapatkan visus 6/60
dan dalam batas normal.
3. DS: keluhan mata kanan tiba-tiba buram MANAJEMEN
disertai mata merah dan nyeri kepala sejak KESEHATAN
2 hari SMRS. Riwayat hipertensi dan DM KELUARGA
sejak 2 tahun lalu. TIDAK EFEKTIF
DO: Hasil pengkajian: TD 150/90 mmHg,
frekuensi nadi nadi : 82x/menit reguler,
frekuensi napas 17 kali per menit, suhu
37,4˚C. Pada pemeriksaan oftalmologis
mata kanan didapatkan visus 2/60 dengan
konjungtiva mix injection, kornea edema
dan keruh, bilik mata anterior tampak
dangkal, pupil mid dilatasi (d ± 3mm) tanpa
refleks cahaya, kripta pada iris tidak jelas,
lensa keruh dan palpasi bola mata keras
(tonometri digitalis N+3 atau >40 mmHg).
Sedangkan mata kiri didapatkan visus 6/60
dan dalam batas normal.

Rencana keperawatan
NO DIAGNOSA RENPRA

TUJUAN NIC (LABEL) AKTIFITAS


(NOC)

1. GANGGUAN Setelah MINIMALISIR Observasi


PERPEPSI dilakukan RANGSANGAN -periksa status mental ,status
SENSORI asuhan sensori,dan tingkat kenyamanan
(VISUAL) B.D keperawatan
Terapeutik
KEHILANGAN selama 2x24 jam
PENGLIHATAN diharapkan -diskusi tingkat toleransi terhadap
Persepsi sensori beban sensori (mis.bising,terlalu
membaik : terang)
-verbalisasi -batasi stimulus lingkungan
melihat (mid.cahaya,suara,aktivitas.)
bayangan -jadwalkan aktivitas harian dan waktu
meningkat ;dpt
istirahat
melihat
bayangan dgn -kombinasikan prosedur/tindakan
jelas dalam satu waktu,sesuai kebutuhan
-distorsi sensori Edukasi
meningkat -edukasi keluarga dalam
-respons sesuai meminimalisasi stimulus
stimulus Kolaborasi
membaik
-kolaborasi dengan PPA (Profesional
pemberian asuhan) dalam
meminimalkan prosedur/tindakan
-kolaborasi pemberian obat yang
mempengaruhi persepsi stimulus

2. BERDUKA b.d Setelah DUKUNGAN Observasi


KEHILANGAN dilakukan EMOSIONAL -identisikasi fungsi marah,frustasi,dan
PENGLIHATAN asuhan amuk bagi pasien
keperawatan
-eksplorasi hal yang memicu emosi
selama 3x24jam
diharapkan Terapeutik
tingkat terduka -fasilitasi dalam mengungkapkan
membaik : perasaan cemas ,marah,atau sedih.
-verbalisasi -lakukan sentuhan untuk memberikan
menerima dukungan
kehilangan -diskusi tentang perasaan yang
menurun
dialami
-verbalisasi
harapan -kurangi tuntutan berfikir saat pasien
menurun sakit atau lelah
-verbalisasi Kolaborasi
perasaan -rujuk untuk konseling
berguna
menurun
-verbalisasi
perasaan sedih
menurun
-marah menurun
-pola tidur
membaik
3. MANAJEMEN Setelah DUKUNGAN Observasi
KESEHATAN dilakukan KOPING - Identifikasi respons emosional
KELUARGA asuhan KELUARGA terhadap kondisi saat ini
TIDAK EFEKTIF keperawatan - Identifikasi beban prognosis secara
selaman
3x24jam psikologis
diharapkan - Identifikasi pemahaman tentang
manajemen keputusan perawatan setelah pulang
kesehatan Identifikasi kesesuaian antara harapan
keluarga pasien, keluarga, dan profesi
meningkat : kesehatan
-kemampuan
-Identifikasi dukungan dan sediakan
menjelaskan
masalah sumber spiritual, jika perlu
kesehatan yang Terapeutik
dialami -Bina hubungan saling percaya
meningkat -Dengarkan masalah, perasaan , dan
-aktivitas pertanyaan
keluarga -Fasilitasi pengungkapan perasaan
mengatasi
antara pasien dan keluarga atau antar
masalah
kesehatan tepat anggota Keluarga yang membantu
meningkat keluarga dengan cara yang tidak
-tindakan untuk menghakimi
mengurangi -Diskusikan rencana medis dan
factor resiko perawatan
meningkat -Fasilitasi pengambilan keputusan
-verbalisasi
dalam merencanakan perawatan
kesulitan
menjalankan jangka panjang jika perlu
perawatan yang -memfasilitasi anggota keluarga dalam
ditetapkan mengatur dan menyelesaikan konflik
menurun nilai
-gejala penyakit -Advokasi dalam memenuhi
anggota keluarga kebutuhan dasar keluarga, mis.
menurun
tempat tinggal, makanan, dan pakaian
-Fasilitasi anggota keluarga melalui
proses kematian dan berduka, jika
perlu
-Bersikap sebagai keluarga untuk
menenangkan pasien dan / atau ketika
keluarga tidak dapat memberikan
perawatan
-Hargai dan dukungan koping adaptif
yang digunakan
-Berikan kesempatan berkunjung bagi
anggota keluarga
Edukasi
- Informasikan pembangunan pasien
secara berkala
- Fasilitasi memperoleh pengetahuan,
keterampilan, dan peralatan yang
diperlukan untuk mempertahankan
keputusan perawatan
- Informasikan fasilitas perawatan
kesehatan
Kolaborasi
-Rujuk untuk erapi keluarga, jika
perlu

Anda mungkin juga menyukai