Anda di halaman 1dari 59

UPAYA PROMOTIF PADA

BAYI BARU LAHIR


Oleh : Mutia Sari Lubis, S.Tr.Keb, M.Keb
Upaya promotif pada Bayi Baru Lahir
1. Perawatan bayi baru lahir
2. Komplikasi pada bayi baru lahir
3. Asi eksklusif
4. APGAR SKOR
5. Perawatan tali pusat
PERAWATAN BAYI BARU LAHIR
 Perawatan segera pada saat lahir
Resusitasi neonatus
Langkah Awal
1. Ventilasi Tekanan Positip
2. Kompresi Dada
3. Intubasi Endotrakheal
4. Pemberian Obat- Obatan
 Perawatan Segera Setelah Lahir
1. Cegah hipotermia
2. Breastfeed
3. Beri vitK
4. Perawatan tali pusat, mata dan kulit
5. Lakukan pemeriksaan fisik dan cari kelainan kongenital
 Perawatan Pasca Natal
1. Jaga kehangatan
2. Cek umbilikus, kulit dan mata
3. Asi ekslusif
4. Waspadai tanda bahaya
5. Immunisasi
Tanda Bahaya Pada Neonatus

Tanda adanya problem kesehatan yg serius yang dapat


menyebabkan kematian. Kematian neonatus sering
disebabkan :
a. Terlambat mengetahui/mengenal tanda bahaya
b. Terlambat mengetahui anak perlu pengobatan.
c. Terlambat mencapai sarana kesehatan / mendapat pengobtan
 TANDA-TANDA BAHAYA

1. Masalah pernafasan ( <30, >60 x/ menit )


2. Kesulitan minum (reflek isap lemah)
3. Suhu tak stabil (hypotermi/hipertermi)
4. Kelopak mata bengkak, merah dan keluar pus dari mata
5. Kulit merah sekitar umbilikus, keluar pus dan bau busuk dari
umbilicus
6. Iketrus / sianosis
7. Muntah / diare
8. Kejang
MASALAH PADA BAYI BARU LAHIR
1. Bayi rewel
Rewel atau menangis tidak selalu karena lapar. Rewel
bisa disebabkan mengompol, kepanasan/kedinginan, terlalu
lelah atau ingin tidur, ingin ditimang atau mendengar suara
ibunya, merasa sendiri, atau memang ada yang tidak
nyaman/nyeri pada tubuhnya.
Terkadang kandungan susu sapi (susu, biskuit, roti dan
lainnya) atau kafein (teh, kopi, coklat) pada
makanan/minuman ibu juga dapat menjadi penyebabnya.
Susu sapi memicu alergi, sementara kafein dapat membuat
bayi sulit tidur dan gelisah.
2. Diaper Rash
Diaper Rash atau ruam popok adalah ruam yang berkembang di area
penggunaan popok. Pada kasus ringan, kulit akan menjadi kemerahan.
Dalam kasus yang lebih parah, mungkin akan disertai nyeri luka terbuka.
Diaper Rash biasanya terlihat di sekitar pangkal paha dan di dalam lipatan
paha atas dan pantat. Kasus ringan akan sembuh dalam waktu 3 sampai 4
hari dengan pengobatan. Penyebabnya adalah :
a. Kelembaban dan gesekan: Disebabkan oleh basah dari popok.
b. Urine dan feses: Karena peran fecal enzim (protease, lipase) yang
mengubah urea menjadi amonia, menyebakan peningkatan pH dan
memicu iritasi kulit.
c. Mikroorganisme: Candida albicans mungkin terisolasi pada hampir 80%
dari bayi dengan iritasi kulit perineum. Infeksi oleh candida albicans
umumnya terjadi 48-72 jam setelah iritasi.
d. Iritasi kimia: Sabun, deterjen dan antiseptik dapat memicu atau
meningkatkan iritasi primer dermatitis. Dengan menggunakan popok
sekali pakai akan mengurangi kemungkinan ini.  
3.Gumoh
Gumoh adalah keluarnya isi lambung tanpa adanya tekanan dan kontraksi dari
diagfragma atau dinding perut (Sudarmo). Gumoh terjadi seperti ilustrasi
air yang mengalir kebawah, bisa sedikit seperti meludah atau kadang-kadang
cukup banyak, cairan yang keluar biasanya berupa ASI dengan volume yang
tidak terlalu banyak dibawah 10cc (Istianto, 2013). Gumoh biasanya terjadi
setelah bayi menyusui, akan tetapi dapat juga terjadi 1-2 jam setelah
menyusu (Widyastuti, 2012).
Faktor penyebabnya, diantaranya :
a. Faktor posisi ibu saat menyusui, kebiasaan pada saat ibu menyusui sambil
tiduran miring dan bayi dalam posisi telentang, akibatnya cairan tidak masuk
kedalam saluran pencernaan akan tetapi masuk ke dalam saluran pernapasan.
b. Karena posisi bayi yang salah setelah menyusui, karena pada saat setelah
disusui lambung bayi telah terisi penuh dengan cairan, apabila setelah disusui
langsung ditidurkan maka cairan yang ada didalam lambung bayi akan
mencari tempat yang paling rendah oleh karena itu cairan akan sangat mudah
keluar dan kemudian bayi gumoh.
c. Ibu tidak menyendawakan bayi setelah menyusui
4. Cradle cap (Kerak Topi)
Kerak topi umumnya timbul pada minggu pertama, namun dapat
juga terjadi pada usia lebih dari 3-4 bulan. Kulit kepala bayi
tampak dilapisi oleh lapisan kerak yang cukup tebal dan
berminyak. Kadang kerak dapat juga dijumpai pada bagian kulit
lain sepeti pada wajah, telinga, leher dan ketiak. Umumnya tidak
gatal dan bayi tidak merasa terganggu. Kelainan kulit ini
penyebabnya pada sebagian besar kasus tidak diketahui dan akan
menghilang dengan sendirinya.
Penggunaan sampo secara rutin dapat mengurangi lapisan kerak
yang terbentuk dan mempercepat proses penyembuhan. Bila kerak
cukup tebal dapat digunakan sampo yang mengandung bahan anti-
ketombe. Bila kerak tidak membaik setelah 2 minggu atau kerak
disertai dengan rasa gatal / nyeri atau meluas bayi perlu dirujuk.
 
5 . Oral Trush
Oral trush adalah terinfeksinya membran mukosa mulut
bayi oleh jamur candidiasis yang ditandai dengan munculnya
bercak bercak keputihan yang membentuk plak-plak berkeping
dimulut. Biasanya penderita akan menunjukan gejala demam
karana adanya iritasi gastrointestinal.
Oral trush terjadi karena infeksi jamur candida albicans
yang merupakan organisme penghuni kulit dan mukosa
mulut,vagina dan saluran cerna. Tanda dan gejala sangat
mudah terlihat,pada pasien oral trush adalah lesi dimulut
berwarna putih dan membentuk plak-plak berkeping yang
menutup seluruh atau sebagian lidah, kedua bibir, gusi, dan
mukosa pipi.
6. Mongolian spot (bercak kebiruan)
Pada bayi Asia bercak kebiruan kerap tampak pada daerah
bokong, punggung bagian bawah dan pundak. Bercak ini akan
menghilang (berubah menjadi seperti warna kulit lainnya)
seiring dengan pertambahan usia.
 
7. Miliaria
Pada masyarakat kita miliaria lebih dikenal dengan istilah
biang keringat akibat tersumbatnya kelenjar keringat. Membuat
bayi nyaman, memakai pakaian tipis dan ringan, dan segera
mengganti bila basah umumnya cukup untuk menghilangkan
miliaria, karena pada dasarnya miliaria memang bersifat
sementara.
2. KOMPLIKASI PADA BAYI BARU LAHIR DAN
FAKTOR RISIKO

1.Sindrom aspirasi mekonium


Adalah terjadi jika janin menghirup mekonium yang tercampur dengan cairan
ketuban, baik ketika bayi masih berada dalam rahim atau sesaat setelah
dilahirkan. Pada bayi prematur yang memiliki sedikit ketuban, sindroma ini
sangat parah. Mekonium yang terhirup lebih kental sehingga penyumbatan udara
lebih berat.

Faktor penyebab :
1. Aspirasi mekonium terjadi jika janin mengalami stress selama proses persalinan
2. Selama persalinan berlangsung, bayi bisa saja mengalami kekurangan O2. Hal
ini dapat menyebabkan meningkatnya gerakan usus dan pengenduran otot anus,
sehingga mekonium dikeluarkan kedalam cairan ketuban yang mengelilingi
bayi didalam rahim. Cairan ketuban dan mekonium bercampur membentuk
cairan bewarna hijau dengan kekentalan yang bervariasi
Faktor resiko :
 Kehamilan post matur

 Persalinan yang sulit

 Gawat janin

 Hipoksia intra-uterin

Gejala :
 Terlihat adanya mekonium dalam cairan ketuban

 Kulit bayi tampak kehijauan (terjadi jika mekonium telah dikeluarkan


lama sebelum persalinan)
 Bayi tampak lemas atau lemah

 Kulit bayi tampak kebiruan (sianosis)

 Takipneu (laju pernapasan yang cepat)

 Apneu (henti nafas)

 Tampak adanya tanda-tanda post maturitas (BB bayi kurang)


2. Apneu
Berhentinya pernapasan selama 20 detik atau lebih. Apnea
dihubungkan dengan adanya bradikardia, sianosis, atau
perubahan tingkat kesadaran ( Fargoroff dan martin 1997).
Penyebab apnea yang paling sering pada bayi prematur adalah
defisiensi surfaktan paru atau imaturitas mekanisme kontrol
dari sistem saraf pusat.
Faktor resiko :
 Hipoksia

 Pneumonia

 Gangguan metabolisme

Penyebab : dapat disebabkan oleh stimulasi faring bagian


belakang oleh kateter penghisap.
3. Pletora
adalah suatu keadaan dimana warna kulit neonatus mengindikasikan
atau memperlihatkan kondisi kelebihan sel darah merah dalam sirkulasi.
Dalam kasus pletora ini hematokrit bayi > 70 %
Faktor pendukung :
 Pengkleman tali pusat yang terlambat
 Memegang bayi dibawah plasenta, sehingga memungkinkan darah mengalir
ke bayi dan meberikan volume sirkulasi darah yang besar
Faktor resiko :
 Ibu dengan riwayat diabetes mellitus
 Hipotiroidisme neonatus
4. Berat badan lahir rendah (BBLR)
BBLR adalah bayi yang lahir dengan berat kurang dari 2500 gram.
Kategori berat badan lahir rendah (BBLR) :
 Bayi berat badan lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat badan
dibawah 2500 gram pada saat lahir.
 Bayi berat badan lahir sangat rendah (BBLSR) adalah bayi dengan berat
badan dibawah 1500 gram pada saat lahir.
 Bayi dengan berat badan lahir ekstrem rendah (BBLER) adalah bayi dengan
berat badan dibawah 1000 gram pada saat lahir.
Tanda dan gejala :
 BB < 2500 gram

 PB < 45 cm, LK < 33 cm, LD < 30 cm

 Elastisitas daun telinga

 Kulit tipis, transparan, pembuluh darah kelihatan.

Faktor yang mempengaruhi BBLR:


 Faktor ibu : Umur, jumlah paritas , penyakit kehamilan, gizi kurang atau
malnutrisi, kelelahan, merokok dll
 Faktor janin : kehamilan kembar.
5. Hipotermi
Hipotermi adalah suhu tubuh bayi baru lahir yang tidak normal (<36ºC) pada
pengukuran suhu melalui aksila, dimana suhu tubuh bayi baru lahir normal adalah 36,5ºC-
37,5ºC (suhu aksila). Hipotermi dapat menyebabkan terjadinya perubahan metabolisme
tubuh yang akan berakhir dengan kegagalan fungsi jantung, paru dan kematian.
Mekanisme hipotermi :
a. Evaporasi Adalah kehilangan panas karena penguapan cairan ketuban yang melekat
pada permukaan tubuh bayi yang tidak segera dikeringkan. Contoh : air ketuban pada
tubuh bayi baru lahir tidak cepat dikeringkan serta bayi segera dimandikan.
b. Konduksi Adalah kehilangan panas tubuh melalui kontak langsung antara tubuh bayi
dengan permukaan yang dingin seperti : meja, tempat tidur atau timbangan yang
temperaturnya lebih rendah dari tubuh bayi akan menyerap panas tubuh bayi melalui
mekanisme konduksi apabila bayi diletakan di atas benda tersebut.
c. Konveksi adalah Kehilangan panas tubuh yang terjadi pada saat bayi terpapar udara
sekitar yang lebih dingin. Seperti aliran udara dari kipas angin, hembusan udara melalui
ventilasi atau pendingin ruangan.
d. Radiasi adalah Kehilangan panas tubuh yang terjadi karena bayi ditempatkan di dekat
benda-benda yang mempunyai suhu lebih rendah dari suhu tubuh bayi karena benda
tersebut akan menyerap radiasi panas tubuh bayi (Saifuddin, 2002).
Penyebab hipotermi pada bayi baru lahir
 Luas permukaan tubuh relatif lebih luas

 Lemak sub kutan lebih tipis, isolator kurang

 Kurangnya lemak coklat (brown fat) pada BBLR

Tanda dan gejala hipotermi


Hipotermi memiliki gejala sebagai berikut :
 Bayi tampak lesu.

 Tubuh bayi teraba dingin.

 Bayi menggigil.

 Suhu (aksila) bayi turun dibawah 36° C.

 Kulit pucat.
6. Asfiksia neonatus
Asfiksia adalah keadaan bayi tidak bernafas secara spontan dan teratur
segera setelah lahir. Seringkali bayi yang sebelumnya mengalami gawat
janin akan mengalami asfiksia sesudah persalinan. Masalah ini mungkin
berkaitan dengan keadaan ibu, tali pusat, atau masalah pada bayi selama
atau sesudah persalinan (Depkes RI, 2009).
Gejala dan tanda Asfiksia :
 Tidak bernafas atau napas megap-megap atau pernapasan lambat
(kurang dari 30 kali per menit)
 Tangisan lemah atau merintih

 Warna kulit pucat atau biru

 Tonus otot lemas atau ekstremitas terkulai

 Denyut jantung tidak ada atau lambat (bradikardia) (kurang dari 100 kali
per menit)
Faktor-faktor yang dapat menimbulkan gawat janin (asfiksia)
 Faktor ibu

Keadaan ibu yang dapat mengakibatkan aliran darah ibu melalui plasenta
berkurang, sehingga aliran oksigen ke janin berkurang sehingga akan
mengakibatkan gawat janin dan akan berlanjut sebagai asfiksia BBL antara
lain:
 Preeklampsia dan eklampsia

 Kehamilan Lewat Waktu (sesudah 42 minggu kehamilan)

 Faktor Tali Pusat

Keadaan plasenta atau talipusat yang dapat mengakibatkan afiksisa BBL


akibat penurunan aliran darah dan oksigen melalui talipusat bayi. Seperti :
₋ Lilitan tali pusat

₋ Simpul tali pusat

₋ Prolapsus tali pusat.

 Faktor bayi

₋ Bayi prematur (sebelum 37 minggu kehamilan)

₋ Air ketuban bercampur mekonium (warna kehijauan) (DepKes RI, 2009).


3. KELAINAN KONGENITAL PADA BAYI BARU
LAHIR

Kelainan kongenital atau bawaan adalah kelainan yang


sudah ada sejak lahir yang dapat disebabkan oleh faktor
genetik maupun non genetik.
1. Spina bifida
Spina Bifida termasuk dalam kelompok neural tube defect
yaitu suatu celah pada tulang belakang yang terjadi karena
bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal menutup atau
gagal terbentuk secara utuh. Kelainan ini biasanya disertai
kelainan di daerah lain, misalnya hidrosefalus, atau gangguan
fungsional yang merupakan akibat langsung spina bifida
sendiri, yakni gangguan neurologik yang mengakibatkan
gangguan fungsi otot dan pertumbuhan tulang pada tungkai
bawah serta gangguan fungsi otot sfingter.
2. Labiopalatoskisis
Labiopalatoskisis adalah kelainan kongenital pada bibir dan langit-
langit yang dapat terjadi secara terpisah atau bersamaan yang disebabkan
oleh kegagalan atau penyatuan struktur fasial embrionik yang tidak
lengkap. Kelainan ini cenderung bersifat diturunkan (hereditary), tetapi
dapat terjadi akibat faktor non-genetik. Palatoskisis adalah adanya celah
pada garis tengah palato yang disebabkan oleh kegagalan penyatuan
susunan palato pada masa kehamilan 7-12 minggu.

3.Hidrosefalus
Hidrosefalus adalah kelainan patologis yang mengakibatkan
bertambahnya cairan serebrospinal yang meninggi, sehingga terdapat
pelebaran ventrikel dan dapat diakibatkan oleh gangguan reabsorbsi.
Hidrosefalus meliputi peristiwa produksi cairan serebrospinal di pleksus
koroidalis yang berlebih, gangguan absorbsi, dan obstruksi pada sirkulasi
cairan serebrospinal.
4.Anensefalus
Anensefalus adalah suatu keadaan dimana sebagian besar tulang tengkorak dan otak
tidak terbentuk. Anensefalus merupakan suatu kelainan tabung saraf yang terjadi pada
awal perkembangan janin yang menyebabkan kerusakan pada jaringan pembentuk
otak. Salah satu gejala janin yang dikandung mengalami anensefalus jika ibu hamil
mengalami polihidramnion (cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak). Prognosis
untuk kehamilan dengan anensefalus sangat sedikit. Jika bayi lahir hidup, maka
biasanya akan mati dalam beberapa jam atau hari setelah lahir.

5.Hernia Diafragma
Adalah kelainan berupa tidak terbentuknya sebagian diafragma karena adanya
penutupan yang tidak sempurna dari sinus pleuroperitoneal yang terlekat pada bagian
posterolateral dari diafragma yang menyebabkan isi perut masuk ke rongga dada.
Tanda dan gejala :
Kulit berwarna pucat bahkan biru
Sesak napas
 perut kecil dan cekung
Suara napas tidak terdengar pada paru karena karena terdesak isi perut
Terdengar bising usus di daerah dada

 
4. PERAWATAN BAYI BARU LAHIR DENGAN
MASALAH DAN KOMPLIKASI
1. Diaper Rush
 Daerah yang terkena diaper rash tidak boleh terkena air dan harus dibiarkan terbuka
dan tetap kering
 Untuk membersihkan kulit iritasi dengan menggunakan kapas halus yang 
mengandung minyak (babby oil)
 Segera bersihkan dan keringkan sesudah selesai BAK atau BAB

 Atur posisi tidur anak agar tidak menekan kulit atau daerah yang iritasi

 Usahakan memberikan makanan tinggi kalori tinggi protein (TKTP) dengan porsi
yang cukup
 Memperhatikan kebersihan kulit dan kebersihan tubuh secara    keseluruhan

 Jagalah kebersihan pakaian dan alat-alat bayi

 Pakaian yang terpapar urine harus direndam dalam air yang dicampur acidum borium

 Kemudian dibersikan dan tidak boleh menggunakan sabun cuci, langsung dibilas air
bersih dan dikeringkan (Sudarti, 2010).
2.Oral Trush
Penanganan
Menurut Vivian (2010), oral trush pada umumnya bisa sembuh dengan sendirinya, akan
tetapi lebih baik jika diberikan penanganan berikut:
 Bedakan oral trush dengan endapan susu pada mulut bayi

 Apabila sumber infeksi berasal dari ibu, maka ibu harus segera di obati dengan pemberian
antibiotik
 Jaga kebersihan dengan baik, terutama kebersihan mulut

 Bersihkan daerah mulut bayi setelah makan ataupun minum susu dengan air matang dan
juga bersih
 Pada bayi yang minum susu dengan menggunakan botol, gunakan teknik steril dalam
memberikan botol susu. Sebelum botol susu diberikan sebaiknya botol susu direbus hingga
mendidih.
Pengobatan
 1 ml larutan Nystatin (100.000 unit/ml) untuk diberikan 4 kali sehari dengan interval setiap
6 jam. Larutan diberikan dengan lembut dan hati-hati agar tidak menyebar luas ke rongga
mulut sebelum ditelan. Obat ini akan membatasi penyebaran penyakit hanya di ruang
perawatan bayi serta menghindari infeksi berkepanjangan yang kadang terjadi (Deslidel,
2011).
 Gentian violet (1-2 %) dioleskan pada lesi mulut 1 jam setelah pemberian ASI
3.Gumoh
Cara mengatasi gumoh pada bayi, dapat dilakukan hal-hal berikut:
 Menyusui hanya pada satu payudara. Payudara yang lain digunakan untuk menyusui pada
kesempatan berikutnya, kecuali bayi masih menunjukkan keinginannya untuk menyusu lagi.
 Menyendawakan bayi dengan cara menegakkan bayi dalam posisi berdiri menghadap dada ibu dan
diberi tepukan ringan pada punggung bayi selama beberapa saat.
 Setelah selesai menyusu, bayi diletakkan/digendong dengan posisi kepala lebih tinggi dari kaki
sekitar 300 - 450.
 Tidak mengayun/mengoyang/memijat bayi terutama daerah perut

Kita dapat mengurangi banyaknya susu yang keluar ketika gumoh dengan cara-cara berikut ini:
 Susui bayi sebelum bayi terlalu lapar. Bayi yang lapar meminum susu terlalu cepat sehingga banyak
udara yang ikut tertelan dan terperangkap di dalam perut.
 Susui bayi sedikit demi sedikit. Bila ia disusui dengan botol, berhentilah setiap 30-50 ml (tergantung
usia bayi). Bila ia menyusu ASI, berhentilah setiap 5-10 menit, tergantung kondisi bayi dan
kelancaran ASI ibu.
 Bila ia menyusu dengan botol, gunakan dot yang pas dengan bayi Anda. Bila lubang dot terlalu
besar, aliran susu terlalu cepat. Bila lubang terlalu kecil, aliran susu terlalu lambat dan banyak udara
ikut terminum oleh bayi.
 Hindari pemakaian diaper yang terlalu ketat, dan jangan menekan perut bayi.
 Setiap menyusu 30-50 ml, gendonglah bayi dalam posisi tegak dengan kepalanya di atas bahu kita.
Lalu tepuk-tepuk punggungnya agar ia bersendawa. Bila ia menyusu ASI, lakukan ketika akan
beralih ke payudara lainnya.
4. Biang Keringat
Biang keringat bisa tidak dialami bayi asalkan orang tua rajin
menghindari penghalang penguapan keringat yang menutup pori-pori bayi
dengan cara:
 Bayi harus dimandikan secara teratur pada pagi dan sore hari.
 Setelah selesai mandi pastikan semua lipatan kulit bayi seperti ketiak, leher,
paha dan lutut harus benar-benar kering kemudian oleskan bedak
keseluruhan tubuh dengan tipis.
 Jaga tubuh bayi agar tetap kering.
 Jika bayi berkeringat jangan keringkan dengan menggunakan bedak.
Sebaiknya dengan waslap basah, lalu dikeringkan, dan diolesi dengan
bedak tipis
 Gunakan pakaian bayi dari bahan katun yang menyerap keringat bayi.
 Biasanya 70% biang keringat timbul pada bayi karena sirkulasi udara kamar
yang tidak baik. Untuk itu usahakan udara di dalam kamar bayi mengalir
dengan baik sehingga kamar selalu sejuk.
 Pada saat memandikan bayi yang menderita biang keringat, sebaiknya
gunakan sabun bayi yang cair, sebab sabun cair tidak meninggalkan
 5.BBLR

Penatalaksanaan perawatannya antara lain:


 Keringkan secepatnya dengan handuk kering dan bersih
 Kain yang bersih secepatnya diganti dengan yang kering, bersih
agar tetap hangat
 Langsung dilakukan kontak kulit bayi dengan ibu

 Berikan penghangatan yaitu sinar lampu 60 watt 

 Kepala bayi terutama ubun-ubun besar untuk mengurangi


evaporasi
 Tali pusat dirawat,dijepit,dipotong,diikat, lalu dibungkus kasa
steril kering, lalu dijaga tetap bersih.
 Berikan ASI bila bayi bisa menelan, bila bayi tidak bisa menelan
lakukan rujukan.
6. Sindrom aspirasi mekonium
Penatalaksanaan:
 Segera setelah kepala bayi lahir, dilakukan pengisapan lendir dari
mulut bayi.
 Jika mekoniumnya kental dan terjadi gawat janin, dimasukkan
sebuah selang ke dalam trakea bayi dan dilakukan pengisapan
lendir. Prosedur ini dilakukan secara berulang sampai di dalam
lendir bayi tidak lagi terdapat mekonium.
 Jika tidak ada tanda-tanda gawat janin dan bayinya aktif serta
kulitnya berwarna kehijauan, beberapa ahli menganjurkan untuk
tidak melakukan pengisapan trakea yang terlalu dalam karena
khawatir akan terjadi pneumonia aspirasi.
 Jika mekoniumnya agak kental, kadang digunakan larutan garam
untuk mencuci saluran udara.
 Setelah lahir, bayi dimonitor secara ketat.
5. TINDAKAN RUJUKAN PADA BAYI BARU LAHIR
Tujuan rujukan:
 Memberikan pelayanan kesehatan pada neonatus dengan cepat dan tepat
 Menggunakan fasilitas kesehatan neonatus seefisien mungkin.
 Mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit unit
kesehatan sesuai dengan lokasi dan kemampuan unit kesehatan tersebut.
 Mengurangi angka kesakitan dan kematian bayi.
 Meningkatkan upaya promotif,preventif, kuratif, dan rehabilitatif secara berdaya
guna dan berhasil.

Tanggung jawab petugas dalam pelaksaan rujukan:


 Persiapan rujukan yang memadai.
 Penerangan kepada orangtua atau keluarga mengenai penyakit yang ditemukan atau
diduga.
 Izin rujukan dan tindakan yang akan dilakukan.
 Pemberian identifikasi, data yang ada yang sudah dilakukan dan yang mungkin
diperlukan.
 Stabilisasi keadaan vital janin atau bayi baru lahir selama perjalanan ketempat
Tindakan sebelum dan selama rujukan :
1. Memperhatikan sistem regionalisasi
2. Memberikan KIE pada keluarga mengenai pentingnya rujukan
Tujuan diberikan KIE :
 Menjelaskan pentingnya sistem rujukan

 Menjelaskan persiapan prarujukan

 Memberikan edukasi megenai tindakan rujukan yang akan dilakukan

 Informed consent dan informed choice.

3.Melengkapi syarat rujukan


 Izin tindakan

 Surat rujukan

 Data pasien (catatan medis)

 Bayi harus dalam kondisi stabil

 Melibatkan tenaga terampil yang mendampingi bayi selama proses


rujukan.
Mekanisme rujukan:
 Penemuan masalah pada tingkat kader. Penemuan masalah pada neonatus
yang tidak dapat ditangani oleh kader maka bayi harus segera dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
 Penentuan tingkat kegawat daruratan. Penentuan tingkat kegawat daruratan
sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab tenaga kesehatan pada
tingkatannya serta penentuan kasus yang dapat ditangani sendiri dan kasus
yang memerlukan rujukan.
 Pemberian informasi kepada keluarga. Pemberian informasi kepada
keluarga penting agar keluarga paham dengan kondisi bayi.
 Pengiriman informasi ketempat rujukan yang dituju.
-Memberitahu kepada petugas ditempat rujukan bahwa akan ada penderita
yang akan dirujuk
-Meminta petunjuk pelayanan yang perlu dilakukan dalam rangka
persiapan dan selama dalam perjalanan ketempat rujukan.
-Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim.
 Persiapan penderita (BAKSOKUDA). Berupa persiapan bidan,
alat, keluarga, surat, obat, kendaraan ,uang dan darah.
 Pengiriman penderita (ketersediaan sarana kendaraan). Untuk
mempercepat pengiriman penderita kefasilitas rujukan perlu
diupayan kendaraan/sarana transportasi yang tersedia untuk
mengangkut penderita.
 Tindak lanjut penderita.

-Penderita yang telah dikembalikan melaporkan pada instansi


rujukan terkait jika memerlukan tindak lanjut.
-Lakukan kunjungan rumah bila penderita yang memerlukan
tindakan lanjut tidak melapor.
PENGARUH BUDAYA DALAM PERAWATAN BBL

Pada masa sekarang masih banyak perlakuan yang diberikan pada


bayi baru lahir yang tidak terlepas dari faktor-faktor sosial budaya
dan lingkungan di dalam masyarakat dimana mereka berada.
Berikut contoh berbagai budaya yang berkembang di masyarakat
indonesia dalam memberikan perawatan pada BBL :
1. Gurita mencegah perut buncit. Hal ini sama sekali tidak ada
hubungannya dengan upaya pencegahan agar perut tidak melar
ketika ia dewasa. Pemakaian gurita yang terlalu ketat sebaiknya
dihindari karena membuat bayi susah bernapas.
2. Bayi baru lahir perlu dipijat setiap hari. Pemijatan akan
berdampak baik jika dilakukan dengan teknik yang benar dan
memperhatikan kondisi bayi saat di pijat.
3. Bedong agar kaki bayi tidak bengkok, faktanya tidak ada hubungan antara
membedong dengan kekuatan kaki atau struktur kaki bayi. Justru bayi akan
lebih mudah bergerak untuk melatih kaki dan tangannya, jika bedong
dilakukan dengan longgar.
4. Hidung ditarik agar mancung. Faktanya tidak ada hubungan menarik pucuk
hidung dengan mancung atau tidaknya hidung. Mancung atau tidaknya hidung
seseorang ditentukan oleh bentuk tulang hidung.
5. Jika anak rewel saat diberi ASI artinya ASI tidak mencukupi dan harus diganti
susu botol. ASIdiproduksi sesuai dengan hisapan si bayi. Kondisi tertentu
mungkin dapat mengurangi produksi ASI, seperti jika ibu stress atau tidak
tenang saat menyusui. Di sisi lain, bayi mungkin merasa tidak nyaman saat
menyusu karena posisi yang kurang nyaman, puting susu yang cenderung
masuk ke dalam atau ia sedang tidak lapar dan sedang tidak enak badan.
6. Menggunting bulu mata bayi supaya lentik / panjang. Bulu mata berfungsi
melindungi mata dari gangguan benda-benda asing. Jika dipotong terlalu
pendek, fungsinya tidak lagi dapat bekerja secara optimal.
7. Tidak boleh keluar rumah sebelum 40 hari. Mungkin yang tepat adalah jangan
pergi ke tempat yang penuh dengan orang. Ini berhubungan dengan kekebalan
tubuh bayi yang masih rentan. Ketika diluar rumah bayi kaan terpapar polusi
udara dan bertemu dengan orang yang mungkin sedang sakit.
ASI EKSKLUSIF

Pengertian ASI eksklusif


ASI eksklusif adalah pemberian ASI kepada bayi tanp
tambahan makanan lain, sejak bayi lahir sampai usia
bulan
MANFAAT ASI BAGI IBU
1. Menyusui merangsang involusi uterus sehingga mencegah
terjadinya perdarahan post partum.
2. Secara material dengan menyusui berarti lebih murah,
ekonomis karena tidak perlu membeli,lebih praktis dan tidak
merepotkan.
3. Mudah didapatkan karena merupakan makanan alami yangn
dibawa sejak lahir.
4. Mengurangi terjadinya karsinoma mammae.
5. Menumbuhkan rasa percaya diri.
6. Meningkatkan hubungan batin yang lebih sempurna antara
ibu dan bayi.
MANFAAT ASI UNTUK BAYI
Mudah dicerna Dapat menjalin hubungan
Untuk pertumbuhan karena tidak kasih sayang antara ibu
dan bayi untuk
dan perkembangan mengganggu alat pertumbuhan fisik dan
cerna bayi mental

Melindungi bayi
Suhu asi sesuai
dari infeksi
dengan suhu bayi
(kekebalan tubuh)

Lebih aman, tidak Mengandung beta


terkontaminasi, dan laktoglobulin sebagai
tetap segar anti alergi
MANFAAT ASI BAGI BANGSA DAN
NEGARA

Menurunkan angka
kesakitan dan
kematian bayi
Meningkatkan
kualitas generasi yang
akan datang
MANFAAT ASI BAGI KELUARGA

Asi mengurangi
Asi tidak pengeluaran biaya
merepotkan rumah tangga
WAKTU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Asi sebaiknya
diberikan setengah jam
setelah bayi lahir
ASI eksklusif Ibu harus
diberikan mengkonsumsi
selama 6 makanan yg
bulan, setelah WAKTU cukup bergizi
itu boleh PEMBERIAN
ASI dan minum
diberikan sebnayak 8
makanan gelas-10 gelas
tambahan perhari
Berikan sesering
mungkin setiap bayi
membutuhkan
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ASI

1.Perubahan
sosial budaya

Ibu-ibu bekerja Meniru teman,


atau kesibukan tetangga atau
sosial lainnya orang
menggunakan susu
botol

Merasa ketinggalan
jaman jika menyusui Adanya tradisi dalam
bayinya masyarakat
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ASI

PAKTOR
PSIKOLOGI

1. Takut kehilangan
daya tarik sebagai seorang
wanita

2. Tekanan batin
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ASI

4. Faktor
kurangnya
petugas 6. Pemberian
kesehatan, susu tambahan
sehingga untuk
5.Meningkatkan
masyarakat pencegahan
produksi susu
kurang dehidrasi
kaleng sebagai
mendapatka karena
pengganti asi
n produksi asi
pengetahuan belum
tentang mencukupi
manfaat asi
ekslusif
A. Pengertian Apgar Skor

Apgar score adalah saran untuk menilai kondisi bayi


Anda di menit pertama setelah bayi lahir. Ada lima
parameter mudah untuk menilai kondisi bayi secara umum.
Apgar score meliputi sebagai berikut :
a. Denyut Jantung Janin
Denyut jantung bayi dihitung dan dinilai iramanya. 100
kali per menit sekornya 2, kurang dari 100 kali permenit
skornya 1 dan jika tidak berdenyut skornya 0.
b. Napas d. Warna kulit. Ini untuk menilai
 Napas bayi untuk menilai seberapa baik paru-paru bayi
Anda dalam memompa oksigen
kematangan dan kesehatan
ke seluruh tubuhnya. Kulit tubuh
orang pernapasan bayi Anda. semua berwarna merah (pink)
Napas yang teratur skornya skornya 2, tangan dan kaki
2, napas ireguler (tidak kebiruan skornya 1, semua kulit
teratur) skornya 1, dan tidak tubuh berwarna kebiruan skornya
bernapas sekornya 0. 0.
c. Gerakan. Untuk menilai e. Refleks. Menangis dan
kekuatan oto bayi Anda. Gerak merintih digunakan untuk menilai
secara aktif skornya 2, gerakan respons bayi Anda terhadap
sedikit (pasif) skornya 1, lemas rangsangan. Menangis kuat
skornya 0. skornya 2, merintih skornya 1,
tidak menangis skornya 0.
B. Kriteria Skor
  Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2 Akronim
 

Warna Seluruh Warna Warna Appearan


kulit
badan kulit kulit ce
biru atau tubuh tubuh,
pucat normal tangan
merah dan kaki
muda, normal
tetapi merah
tangan muda,
dan kaki tidak ada
kebiruan diagnosis
Denyut Tidak ada <100 kali >100 kali Pulse
jantung atau menit atau menit  

Respon Tidak ada Meringis Meringis Grimace


reflek respon atau atau bersin  
terhadap menangis atau batuk
stimulasi lemah saat
ketika stimulasi
distimulasi saluran
napas
Lemah Sedikit Bergerak Activity
Tonus
atau tidak gerakan aktif
otot ada

Pernafasan Tidak ada Lemah atau Menangis Respiration


tidak teratur kuat,
pernapasan
baik dan
teratur
C. Interpretasi Skor

Jumlah skor Interpretasi Catatan


 

7 – 10 Normal afiksia
   
Memerlukan tindakan
4-6 Ringan
medis segera seperti
penyedotan lendir yang
menyumbat jalan napas,
atau pemberian oksigen
untuk membantu

0–3 Afiksia berat Memerlukan tindakan


medis yang lebih intensif
PERAWATAN TALI PUSAT PADA
BAYI BARU LAHIR
PENGERTIAN TALI PUSAT
 Istilah medisnya disebut
umbilical cord.

 Merupakan saluran
kehidupan bagi janin
selama ia di dalam
kandungan.

 Dan tidak lagi dibutuhkan


saat bayi sudah lahir
PENGERTIAN PERAWATAN TALI PUSAT

 Perawatan tali pusat adalah pengikatan dan pemeliharaan tali


pusat dalam keadaan steril, bersih, kering, puput dan terhindar
dari infeksi.
TUJUAN PERAWATAN TALI PUSAT

Mencegah
terjadinya
ah infeksi Ag
g a
nc e k it pu r ta
Me enya us te sat li
p tan be tap
te rsi
h
Cuci Tangan Sebelum Menyentuh
Tal-Pus

Bersihkan menggunakan air dan


sabun

Keringkan area yang sudah


dibersihkan.
CARA PERAWATAN
Biarkan Tal-Pus dalam keadaan
TALI PUSAT terbuka

Jangan berikan ramuan tradisional

Biarkan tali pusat terlepas dengan


sendirinya.
ANALISIS TALI PUSAT
TALI PUSAT
KLEPAS
KERING
BERSIH

INFEKSI TALI
PUSAT
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai