Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENDAHULUAN BAYI BARU LAHIR (BBL)

BAB 1
TINJAUAN TEORI

1.1  Tinjauan Teori


1.1.1.Pengertian
Neonatus merupakan masa bayi baru lahir sampai usia 28 hari (wewenang maternitas
adalah 0-40 hari). Periode neonatal atau neonatus adalah bulan pertama kehidupan. Selama
periode neonatal bayi mengalami pertumbuhan dan perubahan yang amat manakjubkan.
( Mary Hamilton, 1995 : 217 )

1.1.2.Fisiologi

1. Respirasi

Perubahan yang penting pada neonatus adalah respirasi. Pada saat intarauterin, paru-paru
berisi ± 20 cc/KgBB. Pada saat lahir, cairan tersebut digantikan dengan udara. Dengan
kelahiran pervaginam, cairan tersebut dikeluarkan melalui trakea dan paru-paru. Nafas yang
pertama merupakan reflek dari perubahan tekanan, perubahan suhu, suara dan sensasi fisik
pada saat kelahiran dengan permukaan yang relative kasar. Disisi lain, kemoreseptor di aorta
berespon terhadap penurunan PO2 (dari 80 mmHg ke 15 mmHg), peningkatan CO2 (dari 40
mmHg ke 70 mmHg) dan penurunan pH arteri. Depresi pernafasan tersebut terjadi karena
terputusnya tali pusat. Nafas pertama bersifat dangkal dan tidak teratur ± 30-60 x/menit
disertai periode apnea pendek (<15”). Bayi baru lahir lebih menyukai bernafas melalui
hidung. Saat mengalami pembuntuan, reflek yang digunakan adalah membuka mulut, tetapi
kemampuan tersebut baru dimiliki setelah usia 3 minggu, oleh karena itu bayi mudah
mengalami cyanosis jika mengalami obstruksi hidung.
2. Sirkulasi

System sirkulasi mengalami perubahan saat lahir, foramen ovale, duktus arteriosus dan
duktus venosus menutup. Arteri dan vena umbilical serta arteri hepatica menjadi ligament.
Tekanan arteri pulmonal menurun menyebabkan penurunan tekanan artrium kanan.
Peningkatan aliran darah yang kembali kesisi kiri jantung meningkatkan tekanan atrium kiri.
Perubahan tekanan ini menyebabkan penutupan foramen ovale. Selama beberapa hari,
menangis menyebabkan pengembalian aliran darah melalui foramen ovale dan menyebabkan
cyanosis. Saat level PO2 arteri mendekati 50 mmHg, duktus arteriosus menutup kemudian
duktus tersebut menjadi ligament.                     Dengan pematangan tali pusat, arteri dan vena
umbilical serta duktus venosus menutup cepat dan menjadi ligament.

3. Termoregulasi

Pengendalian panas adalah cara kedua untuk menstabilkan fungsi pernafasan dan sirkulasi
bayi. Termoregulasi adalah upaya mempertahankan keseimbangan antara produksi dan
pengeluaran panas. Bayi bersifat homeothemic yang artinya berusaha menstabilkan suhu
badan internal dalam rentang yang pendek. Hipotermi dan kehilangan panas yang berlebihan
merupakan kejadian yang membahayakan. Termogenesis pada bayi dipenuhi oleh brown fat
dan meningkatkan aktifitas metabolisme otak, jantung dan liver. Brown fat terletak pada
antara kedua scapula dan axila, serta didalam pintu masuk dada, sekitar ginjal dan vertebra.
Lemak tersebut mengandung banyak pembuluh darah dan saraf daripada lemak biasa.

4. Hematologi

Hb bayi lebih banyak dari orang dewasa yaitu 14,5-22,5 g/dl, tetapi merupakan HbF yaitu Hb
yang usianya lebih pendek dari orang dewasa (40-90 hari). Dengan simpanan Fe selama
dalam kandungan, bayi akan membuat Hb yang baru. Simpanan Fe dapat dipertahankan
sampai usia 5 bulan.

5. Sistem Renal

Pada usia khamilan empat bulan, ginjal bayi sudah terbentuk dan sudah bisa memproduksi
urine. Urin akan dikeluarkan kedalam cairan amnion. Fungsi renal seperti orang dewasa baru
bisa dipenuhi saat bayi berusia 2 bulan. Saat lahir biasanya bayi akan BAK sedikit dan
kemudian tidak BAK selam 12-24 jam, kemudian akan BAK 6-10 x/menit. Urin berwarna
kuning, berjumlah 15-60 cc/KgBB.

6. Gastrointestinal

Bayi aterm sudah bisa menelan, mencerna dan mengolah serta menyerap protein dan
karbohidrat sederhana serta mengemulsi lemak sederhana. Bayi yang hidrasinya baik,
mukosa mulutnya basah, merah muda. Setelah lahir ada sedikit mucus yang tersisa dimulut
bayi.

7. Sistem Hepatika

Liver dan gall blader dibentuk usia kehamilan 4 bulan. Liver dapat diraba pada bayi baru
lahir 1 cm dibawah costa kanan karena liver memenuhi ± 40 % kavitas abdomen. 50 % bayi
aterm mengalami hyperbilirubinemia yang fisiologis sebagai akibat dari frekuensi produksi
bilirubin yang tinggi dari pemecahan RBC yang lebih banyak dari dewasa, selain itu ada
sejumlah bilirubin yang diserap kembali dari usus halus.

8. Sistem Imunologi

System imunologi pada bayi baru berkembang pada fase awal ekstrauterin dan belum aktif
sampai dengan beberapa bulan. Selam tiga bulan pertama, bayi dilindungi oleh imunitas pasif
dari ibu.

9. Sistem integument

Vernix caseosa, suatu lapisan putih seperti keju, menutupi bayi saat lahir, fungsinya masih
belum jelas. Dalam 24 jam vernix caseosa akan diabsorsi kulit dan hilang seluruhnya, jadi
tidak perlu dibersihkan.

10. Sistem Reproduksi

Perempuan :
-  Ovarium sudah berisi ribuan sel-sel primitive (folikel primordial).
-  Peningkatan estrogen selama kehamilan didikuti dengan penurunan yang tiba-tiba saat

kelahiran menyebabkan terjadinya pengeluaran darah atau mucus dari vagina disebut
pseudomenstruasi.
-  Genetalia eksterna edema dan hiperpigmentasi.

-  Labia mayor dan minor sudah menutupi vestibulum.

-  Vernix caseosa terdapat dikedua labia.

Laki-laki :
-  Testis sudah turun kedalam scrotum pada 90 % bayi.

-  Spermatogenesis belum terjadi, baru terjadi saat pubertas.

-  Sering terjadi hidriceles yaitu akumulasi cairan disekitar testis, bisa sembuh sendiri.

11. System Muskuloskeletal

Pertumbuhan tulang terjadi cephalocaudal. Kepala mempunyai panjang ¼ dari panjang badan
bayi, dengan lengan lebih panjang sedikit dari kaki. Ukuran dan bentuk kepala dapat sedikit
berubah akibat penyesuaian dengan jalan lahir disebut molding.

1.1.3        Penanganan bayi baru lahir


Tujuan utama perawatan bayi baru lahir adalah :
1.                  Membersihkan jalan nafas.
Bayi normal akan menangis spontan segera setelah dilahirkan. Apabila bayi tidak langsung
menangis, penolong segera membersihkan jalan nafas dengan cara sebagai berikut :
1)      Letakkkan bayi pada posisi telentang ditempat yang keras dan hangat.
2)      Gulung sepotong kain dan letakkan dibawah bahu sehingga leher bayi lebih bayi lebih
lurus dan kepala tidak menekuk. Posisi kepala diatur lurus sedikit tengadah ke belakang.
3)      Bersihkan rongga hidung, rongga mulut dan tenggorokan bayi dengan jari tangan yang
dibungkus kasa steril.
4)      Tepuk kedua telapak kaki bayi sebanyak 2 – 3 kali atau gosok kulit bayi dengan kain
kering dan kasar. Dengan rangsangan ini biasanya bayi akan segera menangis.
5)      Kekurangan zat asam pada bayi baru lahir dapat menyebabkan kerusakan otak. Oleh
karena itu segera bersihkan mulut dan hidung bayi baru lahir. Observasi warna kulit, adanya
meconium dalam hidung atau mulut.
6)      Bantuan untuk memulai pernafasan diperlukan untuk mewujudkan ventilasi yang
adekuat.
7)      Dokter atau tenaga medis hendaknya melakukan pemompaan setelah 1 menit bayi tidak
menangis.
2.      Memotong dan merawat tali pusat.
Tali pusat dipotong sebelum atau sesudah plasenta lahir tidak menentukan dan
mempengaruhi bayi, kecuali bayi kurang bulan. Apabila bayi lahir tidak menangis maka tali
pusat segera dipotong untuk memudahkan melakukan tindakan resusitasi pada bayi. Tali
pusat dipotong 5 cm dari dinding perut bayi dengan gunting steril dan diikat dengan pengikat
steril. Apabila masih terjadi perdarahan dapat dibuat ikatan baru. Luka tali pusat dibersihkan
dan dirawat dengan alkohol 70 % atau povidon iodin 10 % serta dibalut kasa steril. Pembalut
tersebut diganti setiap hari dan setiap basah atau kotor. Sebelum memotong tali pusat .
pastikan bahwa tali pusat sudah diklem dengan baik untuk mencegah terjadinya perdarahan.
3.      Mempertahankan suhu tubuh bayi.
Pada waktu bayi baru lahir, bayi belum mampu mengatur tetap suhu badannya dan
membutuhkan pengaturan dari luar untuk membuatnya tetap hangat. Bayi baru lahir di
bungkus hangat. Suhu tubuh bayi merupakan tolok ukur kebutuhan akan tempat tidur yang
hangat sampai suhu tubuhnya stabil. Suhu tubuh bayi harus dicatat.
4.      Memberikan vitamin K.
Pemberian vitamin K dilakukan untuk mencegah terjadinya perdarahan karena defisiensi
vitamin K. Vitamin K diberikan peroral 1 mg/ hari selama 3 hari, sedangkan bayi yang
beresiko tinggi diberi vitamin K parenteral dengan dosis 0,5 – 1 mg I.M.
5.      Memberikan obat tetes/ salep mata.
Setiap bayi lahir perlu diberikan tetes mata atau salep mata setelah 5 jam bayi lahir untuk
mencegah terjadinya penyakit mata karena klamidia. Tetes atau salep mata yang diberikan
adalah eritromisin 0,5 % atau tetrasiklin 1 %.
6.      Identifikasi bayi baru lahir.
Peralatan identifikasi bayi baru lahir harus selalu tersedia ditempat penerimaan pasien. Kamar
bersalin dan ruang rawat bayi. Peralatan yang digunakan hendaknya kebal air dengan tepi
yang halus dan tidak melukai, tidak mudah robek dan tidak mudah lepas. Pada gelang atau
alat identifikasi harus tercantum :
1)      Nama ( bayi, nyonya )
2)      Tanggal lahir.
3)      Nomor bayi.
4)      Jenis kelamin.
5)      Unit.
6)      Nama lengkap ibu. Disetiap tempat tidur harus diberi tanda dengan mencantumkan nama,
tanggal lahir, nomor identifikasi. Ukurlah berat lahir, panjang bayi, lingkar kepala, lingkar
perut dan catat dalam rekam medik.
7.      Mencegah terjadinya infeksi.
Dapat dilakukan dengan perawatan tali pusat yang aseptik dan antiseptik. Pemberian tetes
atau salep mata untuk mencegah infeksi pada mata.
     
1.1.4        Pemantauan bayi baru lahir.
Bayi baru lahir dilakukan untuk mengetahui aktivitas bayi normal atau tidak dan identifikasi
masalah kesehatan bayi baru lahir yang memerlukan perhatian. Yang perlu dipantau pada
bayi baru lahir adalah :
1.      Suhu badan dan lingkungan.
      Suhu badan bayi perlu diukur  dan dicatat secara teratur untuk mengetahui adanya
peningkatan suhu tubuh sehingga dapat segera dilakukan tindakan yang tepat dan cepat.
2.      Tanda – tanda vital.
1)      Suhu tubuh bayi diukur melalui ketiak atau dubur bayi.
2)      Nadi dapat dipantau di semua titik – titik nadi perifer.
3)      Pernafasan yang normal pada bayi baru lahir adalah perut dan dada bergerak bersamaan
tanpa adanya retraksi, tanpa terdengar adanya suara pada waktu inspirasi maupun ekspirasi.
Gerak pernafasan 30 – 50 kali permenit.
4)      Tekanan darah dipantau bila ada indikasi.
3.      Mandi dan perawatan kulit.
Dalam keadaan normal kulit bayi baru lahir adalah kemerahan dan terjadi pengelupasan
ringan. Mandi pada bayi baru lahir sangat diperlukan untuk merawat kebersihan kulit dan
menjaga kelembaban kulit dan suhu tubuh.
4.      Pakaian.
Pakaian pada bayi dapat menjaga kehangatan suhu tubuh bayi. Sehingga bayi tidak jatuh pada
keadaan hipotermia. Pakaian juga dapat melindungi kulit bayi dari resiko cidera/ tergores.
5.      Perawatan tali pusat.
Perawatan tali pusat dilakukan secara aseptik dan antiseptik untuk mencegah terjadinya
infeksi pada tali pusat.

1.1.5        Pohon Masalah ( Web Of Caustion )

1.1.6        Mekanisme kehilangan panas pada bayi baru lahir (Depkes, 2002)
1.      Evaporasi
            Adalah cara kehilangan panas utama pada tubuh bayi. Kehilangan panas terjadi
karena menguapnya cairan ketuban pada permukaan tubuh bayi. setelah lahir karena bayi tida
langsung dikeringkan atau terjadi setelah bayi dimandikan
2.      Konduksi
            Adalah kehilangan panas melalui kontak langsung antara tubuh bayi dengan
permukaan yang dingin, miasal bayi yang diletakkan diatas meja, tempat tidur atau
timbangan yang dingin cepat mengalami kehilangan panas tubuh melalui konduksi
3.      Konveksi
            Adalah kehilangan panas yang terjadi saat bayiterpapar dengan udara disekitar yang
telah dingin, bayi yang dilahirkan di ruangan yang dingin cepat mengalmi kehilingan panas.
Kehilangan panas terjadi jika ada tiupan kipas angin, aliran udara atau penyejuk ruangan.
4.      Radiasi
            Adalah kehilangan pnas yang terjadi saat bayi ditempatkan dekat berada yang
mempunyai temperatur tubuh lebih rendah dari temperatur tubuh bayi, bayi akan mengalami
kehilangan panas melalui car ini.  Benda yang lebih dingin tersebut tidak bersentuhan
langsung dengan panas bayi

1.1.7        Penilaian bayi untuk tanda – tanda kegawatan.


Semua bayi baru lahir harus dinilai adanya tanda –tanda kegawatan/ kelainan yang
menunjukkan suatu penyakit.
1.      Bayi baru lahir dinyatakan sakit apabila mempunyai salah satu atau beberapa tanda –
tanda berikut :
1)      Sesak nafas.
2)      Frekuensi pernafasan 60 X/mnt.
3)      Gerak retraksi dada.
4)      Malas minum.
5)      Panas atau suhu badan bayi rendah.
6)      Bayi kurang aktif.
7)      Berat lahir rendah ( 1500 – 2500 gram ).

2.      Tanda – tanda bayi sakit berat.


Apabila terdapat salah satu atau lebih tanda – tanda berikut ini :
1)      Sulit minum.
2)      Sianosis sentral ( lidah biru ).
3)      Perut kembung.
4)      Periode apneu.
5)      Kejang / periode kejang – kejang kecil.
6)      Merintih.
7)      Perdarahan.
8)      Sangat kuning.
9)      Berat badan lahir < 1500 gram.

1.1.8    Komplikasi yang sering terjadi pada bayi baru lahir.


1. Icterus neonatorum

Kira-kira 1/3 dari bayi yang baru lahir , memperlihatkan icterus antara
Hari ke 2 dan ke 5 yang dinamakan icterus fisiologis yang ditimbulkan oleh
hyperbilirubinaemia yang disebabkan oleh :
1)      Penghancuran erytrocyt yang hebat.
Kehidupan intra uterin terdapat polycytaemia untuk mengimbangi kadar O2 yang rendah.
Sedangkan untuk kehidupan diluar tidak diperlukan sedemikian banyak erythrocyt
2)      Hati bayi belum berfaal baik, sehingga tidak dapat mengubah Bilirubin I menjadi
bilirubin II.Pada anak premature icterus biasanya lebih hebat dan lebih lama lagi karena faal
hati masih sangat kurang.

         
2. Kehilangan Berat Badan

Selama 3 atau 4 hari yang pertama bayi boleh dikatakan hampir tidak kemasukan cairan ( Asi
belum lancar ). Sedangkan bayi mengeluarkan faeces, urine dan peluh dengan cukup banyak
maka BB bayi turun.
Kehilangan BB tidak boleh lebih dari 10%.

1.2 Tinjauan Asuhan Keperawatan


1.2.1 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan bayi dsapat dilakukan segera setelah status kardiovaskuler aman dan secara
berkala.
1.      Penampilan umum
1)      BB 2500-4000 gram, akan berkurang 3-5 hari, tetapi tidak boleh > 10 %, biasanya akan
naik kembali setelah hari ke 8-12.
2)      PB 46-56 cm.
3)      Suhu 36,5-37,5 0C.
2.      Kepala
1)     Ukur : lingkar kepala
2)     Periksa adanya caput atau cepal hematom, molding, fontanel anterior dan posterior.
3)     Periksa bentuk telinga.
4)     Simetris tidaknya wajah.
5)     Periksa mata : bentuk, letak, ukuran, pupil, reflek cahaya, adanya perdarahan.
6)     Periksa mulut : bibir, palatum, lidah, gigi.
7)     Periksa hidung : septum, simetris atau tidak.
8)     Periksa leher : Ukuran simetris/tidak, Gerakan baik/kurang baik, Pergerakan otot.
3.      Kulit
1)      Vernix caseosa
2)      Lanugo terutama diwajah, bahu (lebih banyak pada premature)
3)      Warna kulit (biasanya bayi akan mengalami akrosianosis, lalu badan akan semakin
merah jika bayi menangis), adanya bintik-bintik, deskuamasi, kering.
4)      Pembesaran payudara.
5)      Bercak meconium pada kulit, tali pusat, kuku jari.
6)      Cairan amnion, bau.
7)      Cari adanya jaundice dengan menekan kulit, maka warna kuning akan lebih jelas.
4.      Dada
1)      Diameter anteroposteriorhampir sama dengan diameter transversa (diameter diukur
sedikit diatas putting), lebih pendek daripada abdomen.
2)      Pembesaran payudara, witch’s milk.
3)      Palpasi/auskultasi PMI, frekuensi, kualitas HR (120-160 x/menit) dan murmur.
4)      Karakteristik respirasi, cracles, ronchi, suara nafas tiap-tiap sisi dada, frekuensi 30-60
x/menit (dad dan perut bergerak bersama, hitung 1 menit penuh), periode apnea.
5.      Abdomen
1)      Bentuk : simetris/tidak
2)      Bising usus : ada/ tidak
3)      Kelainan : cekung/cembung
4)      Tali Pusat, pembuluh darah, perdarahan, kelainan tali pusat.
6.      Neurologik
1)      Tonus otot.
2)      Reflek : moro reflek, tonik neck reflek, palmar graps reflek, walking reflek, rooting
reflek, sucking reflek.
7.      Kelamin
1)      Bayi perempuan , labia mayora/minora, sekresi vaginal, kelainan, Anus.
2)      Bayi laki-laki, scrotum, testis, penis, kelainan.
8.      Punggung
Adanya benjolan atau defek yang lain ( bayi harus ditengkurapkan )
9.      Ektremitas
1)     Kelengkapan jari, adanya sindaktili dan polidaktili.
2)     Bentuk ekstremitas, bandingkan panjang kedua kaki, tinggi lutut, dan gerakannya dengan
menekuk kedua paha kekanan kiri abdomen.
1.2.2 Penilaian APGAR Score
APGAR Pemeriksaan 0 1 2
Appearance/ Inspeksi Biru/pucat Badan merah, Semua merah
warna kulit seluruh tubuh ekstremitas biru
Pulse/denyu Auskultasi Tidak terdengar < 100 x/menit > 100 x/menit
t jantung jantung
Grimace/ Menghisap atau Tidak ada respon Menyeringai Menangis keras
reflek rangsang lain
iritabily
Activity/ Inspeksi Lemah Fleksi Gerak aktif
tonus otot ekstremitas
Respiration/ Inspeksi Tidak ada Menangis Gerakan
pernafasan gerakan lemah atau pernafasan kuat/
pernafasan merintih menangis kuat
Total score : 0-3          : asfiksia berat
4-6                    : asfiksia sedang
7-10                : asfiksia ringan

1.2.3 Periode trasisional pada neonatus :


1.      Periode I : reaktivitas ( 30 menit pertama setelah lahir ).Bayi terjaga dengan :
1)   Buka mata
2)   Memberikan respon terhadap stimulus
3)   Mengisap dengan penuh semangat dan menangis
4)   RR 82 x/ mnt.
5)   Denyut jantung sampai 180 x/mnt
6)   Bising usus aktif
7)   Restfulness mengikuti fase awal reaktivitas dan berlangsung 2 sampai 4 jam. Kemudian
suhu tubuh, pernafasan, nadi menurun.
2.      Periode II : reaktivitas ( berlangsung 2 sampai 5 jam )
Bayi bangun dari tidur yang nyenyak :
1)      Denyut jantung dan kecepatan pernafasan meningkat
2)      Reflek gag aktif
3)      Mungkin mengeluarkan meconium & urine
4)      Menghisap
5)      Lendir pernafasan berkurang.
3.      Periode III : stabilisasi ( 12 sampai 24 jam setelah lahir )
Bayi lebih mudah tidur dan terbangun
1)      Tanda-tanda vital stabil
2)      Kulit berwarna kemerahan dan hangat.

1.2.4 Diagnosa Keperawatan


1.      Resiko infeksi berhubungan dengan sumbatan atau kotoran pada tali pusat
Tujuan : tidak terjadi infeksi pada tali pusat
Intervensi :
1)      Kaji adanya bau atau cairan pada tali pusat
R : Cairan pada tali pusat dapat menunjukkan adanya infeksi
2)      Lakukan perawatan pada tali pusat dengan alcohol
R : Alcohol dapat mencegah infeksi yang terjadi pda tali pusat
3)      Ganti nouvel gauze pada tali pusat setiap habis mandi
R : Nouvel gauze diganti untuk mencegah terjadinya infeksi
4)      Kaji adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan suhu tubuh, kemerahan disekitar tali
pusat.
R : Peningkatan suhu tubuh, kemerahan disekitartali pusat dapat menunjukkan adanya infeksi
5)      Cuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan
R : mencuci dapat mencegah terjadinya infeksi nosokomial
6)      Jaga lingkungan tetap bersih
R : Lingkungan yang bersih dapat menjaga kesehatan janin
2.      Risti hipotermi berhubungan dengan perubahan suhu
Tujuan : hipotermi tidak menjadi aktual
Intervensi :
1)      Segera bungkus bayi dengan selimut kering.
R : Mencegah penguapan suhu melalui evaporasi
2)      Observasi suhu bayi tiap 4jam
R : Deteksi dini bila terjadi hipotermi
3)      Jaga lingkungan tetap hangat dan kering
R : Mencegah penguapan suhu
4)      Dekatkan bayi dengan ibu sesering mungkin
R : Dekapan ibu membuat bayi merasa hangat
3.      Jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obtruksi mucus
Tujuan : pola nafas efektif
Intervensi :
1)      Bersihkan muka dengan kasa/ kain bersih dari darah dan lendir segera setelah kepala bayi
lahir.
R   : Mengurangi resiko terjadinya aspirasi dan usaha untuk membebaskan jalan nafas bayi.
2)      Hisap lendir dengan menggunakan penghisap lendir atau kateter pada sisi mulut atau
hidung.
R   : Membersihkan jalan nafas sehingga kebutuhan O2 dapat terpenuhi dengan pola nafas
yang efektif.
3)      Miringkan bayi kekanan untuk mencegah regurgitasi
R   : Mencehah terjadinya aspirasi yang dapat menimbulkan terjadinya gagal nafas pada bayi.
4)      Bersihkan jalan nafas
R   : Membebaskan jalan nafas bayi.
5)      Pertahankan suplai oksigen adekuat
R   : Memeuhi kebutuhan oksigen yang diperlukan bayi.

1.3 Evaluasi
1.      Tidak terjadi infeksi pada tali pusat
2.      Hipotermi tidak menjadi actual
3.      Pola nafas efektif

DAFTAR PUSTAKA
Arief, Mansjoer. (2000). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Jilid 1. Penerbit Media

Aesculapius. Jakarta

Carpenito, Lynda juall. (1999). Buku Diagnosa Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran,

EGC. Jakarta

Doengoes E. Marylin. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Penerbit Buku Kedokteran,

EGC. Jakarta

Doengoes E. Marylin. (2001). Rencana Asuhan Keperawatan Maternal / Bayi, EGC.

Jakarta

Anda mungkin juga menyukai