DEFINISI
PERAWATAN AWAL
Peralihan yang berhasil dari janin yang terendam dalam cairan ketuban dan sepenuhnya
bergantung pada plasenta (ari-ari) untuk pemenuhan kebutuhan makanan dan oksigennya,
menjadi bayi yang menangis keras dan bernafas menghirup udara, merupakan suatu
keajaiban.
Bayi baru lahir yang sehat memerlukan perawatan yang baik agar dapat tumbuh secara
Segera setelah lahir, dokter atau perawat dengan lembut akan membersihkan lendir dan
benda-benda lain dari mulut, Hidung dan tenggorokan bayi dengan alat penghisap.
Bayi kemudian dikeringkan dan dibaringkan diatas selimut hangat yang steril atau diatas
perut ibunya.
Dokter akan memeriksa adanya kelainan yang jelas terlihat, sedangkan pemeriksaan fisik
Kondisi bayi secara keseluruhan dinilai pada menit pertama dan 5 menit setelah kelahiran
- Denyut jantung
- Pernafasan
- Respon bayi
Menjaga kehangatan bayi baru lahir adalah suatu hal yang sangat penting.
Sesegera mungkin bayi diberi baju dari bahan yang nyaman, dibedong dan kepalanya ditutup
Diberikan tetes mata perak nitrat atau antibiotik untuk perlindungan terhadap infeksi akibat
Setelah dipindahkan ke ruang perawatan, bayi ditempatkan dalam tempat tidur bayi yang
Menidurkan bayi dalam posisi miring akan mencegah penyumbatan saluran pernafasan oleh
Karena semua bayi baru lahir memiliki sedikit jumlah vitamin K, dokter atau perawat
memberikan suntikan vitamin K untuk mencegah perdarahan (penyakit perdarahan pada bayi
baru lahir).
Larutan antiseptik dioleskan pada tali pusat yang baru dipotong untuk mencegah infeksi.
Perawat mencoba untuk tidak membersihkan bahan putih berminyak (verniks kaseosa) yang
menutupi hampir seluruh kulit bayi baru lahir, karena bahan ini membantu melindungi
terhadap infeksi.
Penyebab bayi baru lahir lebih besar atau lebih kecil dari normal
- Keturunan
PEMERIKSAAN FISIK
Dokter akan melakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh dalam 12 jam pertama setelah
bayi lahir.
- Menimbang berat badan, rata-rata bayi baru lahir beratnya adalah 3,5 kg
Selanjutnya dokter akan menilai kulit, kepala dan wajah, jantung dan paru-paru, sistem
Kulit biasanya kemerahan, walaupun jari-jari tangan dan jari-jari kaki nampak agak kebiruan
karena sirkulasi darah yang kurang baik dalam jam-jam pertama kehidupan bayi baru lahir.
Persalinan normal dengan bagian kepala yang lebih dahulu keluar, akan mengakibatkan
bentuk kepala bayi berubah dan hal ini menetap selama beberapa hari.
Memar dan pembengkakan di kulit kepala adalah hal yang sering ditemui.
Pada persalinan sungsang dimana bokong lahir terlebih dahulu, biasanya tidak terjadi
perubahan bentuk kepala bayi, sebagai gantinya anggota tubuh yang mengalami
Kadang-kadang bisa terjadi perdarahan dari tulang kepala dan lapisan penutupnya
Asimetri pada wajah juga bisa terjadi karena kerusakan pada salah satu saraf wajah.
Penyembuhan pada umumnya akan terjadi secara perlahan-lahan dalam beberapa minggu.
Pemeriksaan jantung dan paru-paru dilakukan dengan stetoskop untuk memeriksa adanya
suatu kelainan.
Kelainan pada salah satu dari organ ini juga bisa terlihat melalui warna kulit bayi dan
Dokter juga akan memeriksa adanya kelainan pada saraf-saraf dan menguji refleks bayi.
# Refleks penting pada bayi baru lahir adalah refleks Moro, refleks mencucur dan refleks
menghisap: Refleks Moro : bila bayi baru lahir dikejutkan, tangan dan kakinya akan
# Refleks Mencucur : bila salah satu sudut mulut bayi disentuh, bayi akan memalingkan
# Refleks Menghisap : bila suatu benda diletakkan dalam mulut bayi, maka bayi akan segera
menghisapnya.
Pemeriksaan daerah perut dilakukan dengan menilai bentuknya, dan memeriksa ukuran,
bentuk dan posisi alat-alat dalam seperti ginjal, hati dan limpa.
Pembesaran ginjal bisa menunjukkan adanya sumbatan pada aliran keluar dari air kemih.
Pemeriksaan lengan, tungkai dan pinggul dilakukan dengan menilai kelenturan dan
kemampuan geraknya.
Masalah yang sering dijumpai pada bayi baru lahir adalah dislokasi panggul. Keadaan ini bisa
diatasi dengan memasang atau menyimpan dua atau tiga lapis popok pada bayi untuk
menahan panggul pada posisi normalnya, sampai sembuh. Jika perlu, bisa dipasang bidai
Pemeriksaan alat kelamin pada anak laki-laki salah satunya untuk memastikan bahwa kedua
Meskipun jarang dan tidak menimbulkan rasa nyeri pada bayi baru lahir, buah pelir bisa
terpelintir (torsio testis), yang perlu diatasi dengan tindakan pembedahan darurat.
Pada bayi perempuan, bibir vaginanya menonjol.
Sisa hormon ibu yang didapat selama dalam kandungan akan menyebabkan bibir vagina ini
Segera setelah persalinan normal, ibu dibantu oleh petugas ruang persalinan untuk
menggendong bayinya.
Jika ibunya menginginkan, pemberian air susu ibu bisa dimulai pada saat ini.
Sang ayah juga didorong untuk menggendong bayinya dan melewatkan saat-saat indah ini
bersama.
Beberapa ahli percaya bahwa kontak fisik secara dini dengan bayi akan membantu
Tetapi orang tua bisa membentuk ikatan yang kuat dengan bayinya meskipun pada jam-jam
Selama beberapa hari pertama setelah kelahiran anaknya, orang tua belajar untuk memberi
makan, memandikan dan memakaikan baju bayi dan akan segera terbiasa dengan kegiatan
ini.
Meskipun ibu dan bayi harus tinggal selama seminggu bahkan lebih di rumah sakit, dewasa
ini masa perawatan di rumah sakit hanya berkisar antara 2-3 hari saja.
Penjepit plastik pada tali pusar bayi akan dilepas dalam waktu 24 jam.
Setelah itu tali pusat yang tersisa harus selalu dibasahi dengan larutan alkohol, untuk
Tetapi prosedur ini harus ditunda jika penis abnormal, dimana kulit depannya mungkin
Keputusan untuk melakukan sunat tergantung sepenuhnya pada keyakinan orang tua bayi.
Secara medis tindakan ini dimaksudkan untuk menghilangkan kelebihan kulit yang bisa
Sunat bisa beresiko bila dalam keluarga ada riwayat penyakit kelainan darah.
Sunat juga harus ditunda bila selama hamil ibunya mengkonsumsi obat-obatan yang
Dokter akan menunggu sampai semua jenis obat-obatan ini tidak terdapat lagi dalam
sirkulasi bayi.
Kebanyakan bayi baru lahir akan mengalami ruam kulit dalam minggu-minggu pertama.
Ruam biasanya muncul di tempat kulit bergesekan dengan baju seperti lengan, tungkai dan
Penggunaan lotion atau bedak, sabun wangi, air panas untuk mandi dan celana plastik untuk
Pengeringan dan pengelupasan kulit sering terjadi setelah beberapa hari, terutama di lipatan
Bayi baru lahir memiliki beberapa benjolan keras dibawah kulitnya (nekrosis lemak
Pada persalinan dengan pertolongan forsep, benjolan tertentu sering ditemukan di kepala,
Benjolan bisa pecah menembus permukaan kulit, mengeluarkan cairan kuning jernih, tetapi
Bayi yang sebetulnya normal akan tampak sedikit kuning pada hari kedua.
Yang harus diperhatikan adalah bila kuning muncul sebelum bayi berusia 24 jam.
Air kemih pertama yang dikeluarkan bayi bersifat pekat dan mengandung zat kimia urat yang
Dokter akan memeriksa penyebabnya, bila bayi belum berkemih dalam 24 jam.
Penundaan ini mungkin disebabkan karena kulit depan penisnya terlalu erat atau karena
kehijauan.
bayi, yang biasanya bisa dikeluarkan dengan satu atau dua enema secara lembut.
Bayi baru lahir akan kehilangan 5-10% dari berat badannya dalam beberapa hari pertama.
Berat ini akan segera kembali setelah bayi mulai menerima makanan dari luar.
PEMBERIAN MAKAN
Bayi normal memiliki refleks mencucur dan refleks menghisap yang aktif, dan dapat segera
Jika bayi tidak disusui oleh ibunya di ruang persalinan, pemberian makanan biasanya dimulai
Meludah dan memuntahkan lendir adalah hal yang biasa terjadi pada hari pertama.
Jika hal ini terjadi lebih lama lagi, dokter atau perawat bisa membuang sisa lendir dari
lambung dengan memasukkan selang secara perlahan melalui hidung menuju ke lambung.
Bayi baru lahir yang diberi susu botol bisa muntah karena Alergiterhadap susu.
Muntah terus menerus pada bayi yang mendapat ASI bisa disebabkan oleh sumbatan pada
Mereka juga buang air besar setiap hari, menangis keras, keadaan kulitnya bagus dan
Semua ciri-ciri ini menandakan bahwa bayi mendapat cukup ASI atau susu formula.
Penambahan berat badan akan memperkuat hal tersebut.
Waktu tidur yang panjang diantara waktu makan menunjukkan bahwa bayi mendapat susu
Meskipun kadang-kadang bayi yang mendapat ASI bisa tidur lama padahal tidak
Karena itu, bayi yang mendapat ASI, harus diperiksa secara dini dan secara rutin oleh dokter
Bayi yang disusui melalui botol sering diberikan air suling yang steril pada saat pemberian
makanan pertama, untuk meyakinkan bahwa mereka bisa mengisap dan menelan dan bahwa
Air ini tidak membahayakan bayi yang memiliki masalah pemberian makanan.
Jika bayi tidak meludahkan air ini, bisa diberikan formula pada pemberian makanan
berikutnya.
Di rumah sakit, bayi-bayi biasanya diberi makan setiap 4 jam untuk alasan efisiensi.
Susu formula yang mengandung kalori dan vitamin yang memadai bisa diberikan dalam botol
steril.
Ibu tidak boleh memaksa bayinya untuk cepat-cepat menghabiskan susunya. Biarkanlah bayi
Pemberian makanan ini harus ditingkatkan secara bertahap selama minggu pertama
kehidupan bayi.
Formula bayi yang diperjualbelikan lebih disukai dari pada susu sapi, yang tidak tepat untuk
Meskipun susu sapi memiliki komposisi gizi yang seimbang untuk bayi, tetapi kandungan zat
besinya kurang. Padahal zat besi penting untuk pembentukan sel darah merah.
Multivitamin yang diteteskan, yang mengandung vitamin A, C dan D, harus diberikan setiap
hari kepada bayi yang mendapat formula atau ASI selama tahun pertama dan pada musim
Fluor bisa ditambahkan ke dalam formula, jika tidak tersedia air yang mengandung fluor.
Bayi yang diberi susu botol harus diberi air putih diantara pemberian susunya, terutama jika
Kadang-kadang bayi yang tidak cukup diberi makan bisa memerlukan pemberian makanan
tambahan melalui infus. Dokter kemudian akan mencoba mencari tahu apa penyebabnya.
Air susu ibu adalah makanan yang paling ideal untuk bayi.
# ASI menyediakan zat-zat gizi yang diperlukan bayi dalam bentuk yang paling mudah
# ASI mengandung antibodi dan sel-sel darah putih yang melindungi bayi terhadap infeksi
# ASI bisa merubah keasaman tinja dan Flora usus sehingga melindungi bayi terhadap diare
karena bakteri.
Karena sifat perlindungan tersebut, bayi yang diberi ASI pada umumnya lebih jarang terkena
Keuntungan bagi ibu adalah ikatan Batin dengan bayi lebih kuat dan ibu merasa dekat
dengan bayinya.
Cairan encer kekuningan, yang disebut kolostrum, mengalir dari puting ibu sebelum ASI
Antibodi dalam kolostrum akan sangat berharga bila diserap langsung ke dalam tubuh dari
lambung. Dengan jalan ini, bayi terlindungi dari penyakit yang antibodinya telah dibentuk
oleh ibu.
Puting ibu tidak memerlukan persiapan khusus sebelum digunakan untuk menyusui.
Mengeluarkan cairan secara manual sebelum persalinan bahkan pada awal persalinan, bisa
Secara alami, dihasilkan pelumas untuk melindungi permukaan areola dan puting yang
Ibu mengambil posisi yang nyaman dan santai, mungkin berbaring hampir mendatar dan
berganti posisi untuk payudara kiri dan kanan. Bayi menghadap ke ibu.
Ibu memegang payudaranya, dengan ibu jari dan telunjuk di puncak payudara dan jari
lainnya di bawah payudara, dan menyentuhkan putingnya ke bibir bawah bayi. Ini akan
merangsang bayi untuk membuka mulutnya (refleks mencucur) dan melahap payudara ibu.
Ibu mendorong puting dan areola payudara ke dalam mulut bayi, memastikan bahwa puting
Sebelum menjauhkan bayi dari puting payudara, ibu menghentikan kegiatan menyusui ini
dengan memasukkan jarinya ke dalam mulut bayi dan dengan lembut menekan dagu bayi ke
bawah.
Refleks umpan balik (refleks let-down) dalam tubuh ibu akan memacu pembentukan ASI.
Puting yang luka merupakan akibat dari posisi menyusui yang salah dan lebih sulit untuk
mengobatinya.
Pada sisi yang lain, produksi ASI tergantung pada waktu menyusui yang memadai. Waktu
menyusui akan meningkat secara bertahap sampai produksi ASI benar-benar stabil.
Mulanya bayi disusui sekitar 10 menit, kemudian disusui selama bayi menginginkannya.
Untuk anak pertama, produksi ASI biasanya terjadi dalam 72-97 jam setelah persalinan.
Jika ibu merasa lelah selama malam-malam pertama, pemberian ASI pada tengah malam
(jam 2 malam) bisa diganti dengan air. Tetapi tenggang waktu antara menyusui tidak boleh
Menyusui hendaknya berdasarkan kemauan bayi, tidak berdasarkan waktu. Demikian pula
halnya dengan lamanya menyusui, harus disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan bayi.
Ibu harus memeriksakan bayinya ke dokter, terutama pada anak pertama, pada 7-10 hari
Payudara cenderung membengkak dan menimbulkan rasa tidak nyaman selama hari-hari
pertama menyusui. Pembengkakan ini bisa dikurangi dengan lebih sering menyusui.
Mengenakan BH yang nyaman selama 24 jam sehari bisa membantu mengurangi nyeri.
pembengkakan yang berlanjut dan pengeluaran secara manual seharusnya hanya dilakukan
Posisi yang salah dari bayi juga bisa menyebabkan luka pada puting ibu. Kadang-kadang bayi
menarik bibir bawahnya dan mengisapnya, menimbulkan iritasi pada puting. Bila hal ini
Setelah menyusui, ASI yang tersisa di puting dibiarkan mengering dengan sendirinya, jangan
dilap atau dicuci. Bisa juga dikeringkan dengan pengering rambut dengan panas yang
rendah.
Pada iklim yang sangat kering, lanolin hipoalergenik atau salep bisa dioleskan pada puting.
Seorang ibu yang menyusukan ASInya, memerlukan zat gizi tambahan terutama kalsium.
Hasil olahan susu merupakan sumber kalsium yang sangat baik. Tetapi jika ibu tidak
menyukai susu, bisa diganti dengan kacang-kacangan dan sayuran hijau. Atau ibu juga bisa
Vitamin tambahan tidak diperlukan lagi bila kebutuhan gizi sudah terpenuhi dalam makanan
ibu, yang terutama harus mengandung vitamin C, vitamin B6 dan vitamin B12 yang cukup.
Kapan saatnya bayi disapih (berhenti mendapatkan ASI), tergantung kepada kebutuhan dan
keinginan dari ibu dan bayi. Pemberian ASI selama minimal 6 bulan akan sangat
menguntungkan.
Penyapihan secara bertahap akan lebih mudah, baik bagi ibu maupun bayi, dari pada
Pada saat disapih, biasanya bayi diperkenalkan kepada makanan padat. ASI diberikan
sebanyak 8-10 kali/hari, dan makanan padat diberikan sampai 3 kali/hari. Pemberian ASI
Bila bayi sudah berumur 7 bulan, satu kali menyusui ASI hendaknya diganti dengan sebotol
Belajar minum dari gelas merupakan saat perkembangan yang penting dan biasanya bisa
terlaksana pada saat bayi berusia 10 bulan.
Beberapa bayi tetap memerlukan 1-2 kali/hari menyusu kepada ibunya sampai berusia 18-24
bulan.
Jika menyusui berlangsung lebih lama, anak juga harus diberi makanan padat dan diajari
Waktu untuk mulai memberikan makanan padat tergantung pada kebutuhan dan kesiapan
bayi.
Biasanya sebelum mencapai umur 6 bulan, bayi tidak memerlukan makanan padat, meskipun
Kadang-kadang orang tua memaksakan bayi untuk banyak memakan makanan padat agar
tidur lelap di malam hari. Tapi hal ini tidak akan berhasil dan bisa menimbulkan masalah
Banyak bayi yang mendapatkan makanan padatnya setelah minum susu botol atau ASl,
sehingga kebutuhan menghisapnya sudah terpenuhi dan rasa laparnya sudah hilang.
Pertama kali biasanya diberikan bubur gandum, lalu buah-buahan dan sayuran.
Alergi atau sensitivitas terhadap makanan lebih mudah diketahui bila bayi diberikan bubur,
Makanan ini hendaknya diberikan dengan sendok sehingga bayi belajar cara makan yang
baru.
Kebanyakan makanan bayi yang diperjualbelikan, terutama jenis makanan penutup dan sup,
mengandung tepung dalam kadar tinggi. Tepung tidak mengandung vitamin atau mineral,
Beberapa makanan bayi instan juga mengandung natrium dalam kadar sangat tinggi.
Makanan yang dibuat di rumah harganya jauh lebih murah dan nutrisinya jauh lebih baik.
Daging dapat diberikan setelah bayi berumur 7 bulan. Daging lebih baik dibandingkan
makanan kaya karbohidrat, karena bayi memerlukan protein dalam jumlah besar.
Karena kebanyakan bayi tidak menyukai daging, pemberiannya harus hati-hati dan penuh
perhatian.
Banyak anak alergi terhadap gandum, telur dan coklat sehingga pemberiannya pada bayi
Pemberian madu sebaiknya setelah usia 1 tahun, karena kemungkinan adanya spora
Clostridium botulinum.
Spora ini bisa menyebabkan botulisme pada bayi, tapi tidak berbahaya pada anak yang lebih
tua.
PERKEMBANGAN FISIK
Perkembangan fisik bayi tergantung kepada faktor keturunan, gizi dan lingkungan. Kelainan
Panjang badan bayi bertambah sekitar 30% pada usia 5 bulan dan lebih dari 50% dalam
setahun.
Berat badannya akan menjadi dua kali lipat dalam 3 bulan dan tiga kali lipat dalam 1 tahun.
Misalnya sistem reproduksi berubah sangat sedikit sebelum masa pubertas. Sementara
perkembangan otak hampir seluruhnya terpenuhi selama tahun pertama kehidupan seorang
anak. Pada saat dilahirkan ukuran otak kira-kira 1/4 ukurannnya di saat dewasa. Pada usia
Fungsi ginjal pada akhir tahun pertama sudah mencapai fungsi dewasanya.
Gigi depan bawah akan muncul pada umur 5-9 bulan. Gigi depan atas akan muncul pada
lainnya.
Kadang-kadang terdapat pola tertentu dalam suatu keluarga seperti terlambat berjalan atau
terlambat bicara.
Meskipun perkembangan anak-anak biasanya terus berkelanjutan, tapi bisa terhenti pada
Bayi bisa makan, batuk bila saluran nafasnya terganggu dan menangis sebagai reaksi
Pada usia 6 minggu bayi akan melihat langsung pada objek yang berada langsung di
depannya dan tersenyum bila diajak bicara. Kepalanya masih bergoyang kalau bayi ditarik ke
posisi duduk.
Pada usia 3 bulan bayi tersenyum bila mendengar suara ibunya, membuat suara-suara
pertamanya dan mengikuti objek bergerak. Kepala sudah mantap bila bayi dalam posisi
Pada usia 6 bulan, bayi bisa duduk dengan bantuan dan berguling. Kebanyakan bayi bisa
berdiri dengan bantuan dan bisa memindahkan suatu benda dari tangan yang satu ke tangan
Pada usia 9 bulan bayi bisa duduk dengan baik dan merangkak, menarik dirinya ke posisi
Pada usia 12 bulan bayi biasanya sudah bisa berjalan dengan memegang tangan seseorang
Tes penyaringan (screening test) dimaksudkan untuk mengetahui adanya kelainan pada
tahap awal.
Diagnosis dini dan pengelolaan tepat bisa mengurangi atau mencegah kelainan yang akan
Sebelum meninggalkan rumah sakit, bayi baru lahir diambil darahnya untuk sejumlah
pemeriksaan laboratorium.
Contohnya untuk mengetahui kadar hormon tiroid dalam darah, karena kadar yang rendah
bisa menyebabkan kretinisme, suatu kelainan tiroid menahun yang ditandai dengan
Seorang bayi baru lahir dengan kadar hormon tiroid yang rendah mendapatkan pengobatan
mental.
Contohnya uji saring terhadap homosistinuria, penyakit kemih sirup mapel, galaktosemia dan
Kadang-kadang uji saring ini dilakukan berdasarkan latar belakang suku bangsa dan genetik
Panjang badan, berat badan dan lingkar kepala selalu diperiksa pada setiap kunjungan rutin
Pada setiap kunjungan dokter akan mendengarkan bunyi jantung bayi dengan stetoskop.
Pada setiap kunjungan, dokter juga akan memeriksa perut bayi karena beberapa kanker
yang jarang seperti tumor Wilm dan neuroblastoma dapat diketahui hanya sejalan dengan
pertumbuhan bayi.
Bayi yang dilahirkan prematur secara berkala akan menjalani pemeriksaan mata untuk
IMUNISASI
Anak-anak harus diimunisasi untuk melindungi mereka terhadap penyakit menular. Vaksin
sangat aman dan efektif, walaupun beberapa anak bisa saja mengalami reaksi ringan setelah
diimunisasi.
Kebanyakan vaksin diberikan melalui suntikan dan beberapa melalui mulut, misalnya polio.
Vaksin pertama yang diterima bayi adalah vaksin Hepatitis B, lalu dosis pertama vaksin ini
diberkan selama minggu pertama kehidupan, kadang keitka bayi masih di rumah sakit.
Imunisasi tidak boleh ditunda, meskipun bayi sedang mengalami demam ringan karena
Banyak vaksin memerlukan lebih dari satu dosis untuk memberikan perlindungan penuh.
Jadwal imunisasi yang harus diberikan bukanlah jadwal yang kaku. Orang tua sebaiknya
berusaha membawa anaknya untuk imunisasi sesuai jadwal, tapi bila terjadi penundaan, hasil
akhir kekebalan yang didapat tidak akan terpengaruh. Juga tidak diperlukan pengulangan
Beberapa vaksin dianjurkan diberikan pada keadaan tertentu. Misalnya, vaksin Hepatitis A
diberikan kepada orang-orang yang melanjutkan sekolahnya atau bepergian ke luar negeri.
Pada satu kali kunjungan ke dokter, mungkin diberikan lebih dari satu vaksin. Tetapi
beberapa vaksin sering dicampurkan dalam satu suntikan, misalnya vaksin pertusis, difteri,
Suatu vaksin kombinasi mengurangi jumlah suntikan tetapi tidak menjamin kemanan dan
efektivitas vaksinnya.
Untuk membantu mencegah gastroenteritis berat karena infeksi rotavirus, bisa diberikan
1 bulan
- Mengikuti pergerakan benda pada jarak sekitar 15 cm dari garis tengah mukanya (tepat di
depannya)
3 bulan
- Mengikuti pergerakan benda di depan wajahnya, dari kanan ke kiri atau sebaliknya
5 bulan
- Menggapai benda
- Tersenyum spontan
7 bulan
- Bermain ciluk-ba
9 bulan
12 bulan
Share
BERANDA
Blog archive
▼ 2011 (1)
o ▼ November (1)
Bayi Baru Lahir & Bayi Normal
Blogger news
Blogroll
Nilai
Pengkajian
0 1 2
Denyut jantung Tidak ada Lambat, < 100 > 100
Usaha pernafasan Tidak ada Lambat, tidak teratur Mengangis bagus
Keadaan otot Lembut Sebagian ekstremitas Bergerak aktif
lemah
Refleks Tidak ada Meringis Menangis dengan
keras
Warna Biru, pucat Tubuh merah muda, kaki Seluruh tubuh
dan tangan biru merah muda
3. Perawatan rutin
Ajarkan orang tua cara merawat bayi mereka dan perawatan harian untuk bayi bayi
baru lahir.
a. Beri ASI sesuai dengan kebutuhan setiap 2-3 jam (paling sedikit setiap 4 jam), mulai dari
pertama
b. Pertahankan agar bayi selalu dengan ibu
c. Jaga bayi dalam keadaan bersih, hangat dan kering, dengan mengganti popok dan selimut
sesuai dengan keperluan. Pastikan bayi tidak terlalu panas atau terlalu dingin (dapat
menyebabkan dehidrasi, ingat bahwa pengaturan suhu bayi masih dalam perkembangan).
Apa saja yang dimasukkan ke dalam mulut bayi harus selalu bersih
d. Jaga tali pusat dalam keadaan bersih dan kering
e. Peganglah, sayangi dan nikmati kehidupan bersama bayi
f. Awasi masalah dan kesulitan pada bayi dan minta bantuan jika perlu
g. Jaga keamanan bayi terhadap trauma dan penyakit/infeksi
h. Ukur suhu tubuh bayi, jika bayi tampak sakit atau menyusu kurang
4. Cara memandikan bayi
Tujuannya adalah untuk membersihkan bayi dan menguatkan peredaran darah.
Sebelumnya terlebih dahulu disiapkan alat untuk memandikan bayi sebagai berikut:
- Melepaskan pakaian bayi dan pakaian bayi tersebut dimasukkan ke tempat kain kotor
- Memeriksa hidung, telinga, mata, apakah ada kotoran dan tanda-tanda infeksi
- Membersihkan liang telinga dengan kapas lidi basah dengan air steril
- Mencuci muka bayi dengan lap mini yang dibasahi dengan air hangat
- Membersihkan kepala, leher, dada, tangan, punggung, tungkai, dubur dan kemaluan dengan
sabun
- Bayi diangkat dan kepala bayi berada di atas pergelangan tangan bagian dalam dan empat
jari tangan kiri ditempatkan di ketiak kiri dan jempol pada bahu kiri bayi
- Tangan kanan digunakan untuk membersihkan seluruh tubuh bayi dengan sabun. Tubuh
- Menstabilkan suhu tubuh bayi, kemudian baru memasang baju dan bedung bayi
5. Perawatan Tali Pusat
- Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar terkena udara dan tutupi dengan
kain bersih secara longgar
- Lipatlah popok di bawah tali pusat
- Jika tali pusat terkena kotoran atau tinja, cuci dengan sabun dan air bersih, dan keringkan
6. Tanda bahaya
- Pernapasan sulit atau > 60 kali per menit, lihatlah retraksi pada waktu bernapas
- Suhu teria!u panas > 38°C atau terlalu dingin < 36°C
- Warna abnormal, kulit/bibir biru (sianosis), atau pucat, memar atau bayi sangat kuning
(terutama 24 jam pertama)
- Pemberian AS( sulit, hisapan lemah, mengantuk berlebihan, banyak muntah
- Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan, bau busuk, berdarah
- Gangguan gastrointestinal misalnya tidak mengeluarkan mekonium selama 3 hari
pertama berturut-turut setelah lahir, muntah terus menerus, tinja berdarah atau bertendir
- Tidak berkemih dalam 24 jam
- Menggigil,atau tangis tidak biasa, lemas, mengantuk, lunglai, kejang, tidak bisa tenang,
menangis terus menerus
- Mata bengkak dan mengeluarkan cairan
- Cari pertolongan bidan atau tenaga medis jika timbul tanda-tanda bahaya
d. Identifikasi tanda kelainan dan penyakit yang mungkin timbul pada bayi dan cara
menanggulanginya
Duduk mandiri
Memahami misalnya : "apa yang diperbuat bila lapar mengantuk dan kedinginan ?"
Memahami kata seperti di atas, di bawah, di belakang, dan sebagainya (letakan benda ini
diatas benda)
Ke toilet sendiri
Menangkap dengan tangan, bola yang dilempar dengan 2-3 kali percobaan
3. Hepatitis B
a. Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap virus hepatitis
b. Jadwal pemberian
Pada usia 0-1 bulan, dianjurkan pad usia 0-7 hari. Kemudian pada usia 2-3 bulan.
4. P olio
a. Tujuan
Untuk mendapatkan kekebalan terhadap penyakit poliomyelitis
b. Jadwal pemberian
Pada bayi umur 2-3 bulan, diberikan sebanyak 3 kali pemberian dengan dosis 2 tetes
dengan interval 4 minggu. Pemberian ulang pada umur 1,5 - 2 tahun dan menjelang umur
5 tahun
c. Efek samping
Setelah vaksinasi sebagian kecil resipen dapat mengalami gejala-gejala pusing, diare
ringan, dan otot
5. Campak
a. Tujuan
Untuk mendapatkan, kekebalan terhadap penyakit
b. Jadwal pemberian
Umur 9-11 bulan dengan 1 kali pemberian, dengan dosis 0,5 cc secara subkutan di
lengan kiri
c. Efek samping
Di laporkan setelah vaksinasi MMR (measies mumps, dan ruballa) dapat terjadi malaise
demam atau ruam sering terjadi 1 minggu setelah imunisasi dapat terjadi kejang
1. Pengobatan Anak
Standar pengobatan anak sangat tinggi, sehingga angka kematian anak di Jepang merupakan yang
terendah di dunia. Ada rumah sakit khusus anak-anak, tapi kunjungilah terlebih dulu dokter anak
terdekat bila anak anda sakit.
CONTINUE LENDO »
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
pembengkakan kelenjar parutis pada minggu ke - 3
CONTINUE LENDO »
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
B
Deteksi dini tumbuh kembang anak adalah kegiatan atau pemeriksaan untuk menemukan
secara dini adanya penyimpangan tumbuh kembang pada balita dan anak prasekolah.
Dengan ditemukan secara dini penyimpangan atau masalah tumbuh kembang anak, maka
intervensi akan lebih mudah dilakukan. Tenaga kesehatan juga mempunyai waktu dalam
membuat rencana tindakan atau intervensi yang tepat, terutama ketika harus dilibatkan ibu
dan keluarga. Bila penyimpangan terlambat diketahui akan lebih sulit dan hal ini akan
berpengaruh pada tumbuh kembang anak.
Ada 3 jenis deteksi tumbuh kembang yang dapat dikerjakan oleh tenaga kesehatan berupa :
1. Deteksi dini penyimpangan pertumbuhan, yaitu untuk mengetahui atau menemukan
status gizi kurang / buruk
2. Deteksi dini penyimpangan perkembangan, yaitu untuk mengetahui gangguan
perkembangan anak (keterlambatan), gangguan daya lihat, gangguan daya dengar.
3. Deteksi dini penyimpangan mental emosional, yaitu untuk mengetahui adanya masalah
mental emosional, autism dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif.
Deteksi dini tumbuh kembang anak harus dilakukan oleh:
Pada tingkat keluarga dan masyarakat:
Orangtua, Kader kesehatan, BKB, TPA, Petugas pusat PADU terlatih, Guru TK terlatih
Puskesmas :
Dokter, Bidan, dan Perawat
Hal hal yang harus dilakukan oleh para ibu terhadap balitanya yaitu :
1. Timbang berat badan dan tinggi badan setiap bulan dengan tujuan untuk menentukan
status gizi anak, normal, kurus, kurus sekali dan gemuk. Dapat dilakukan setiap kali
posyandu.
2. Mengukur lingkar kepala setiap 3 bulan sekalu dengan tujuan untuk mengetahui lingkaran
kepala anak dalam batas normal atau diluar batas normal. Dapat dilakukan pada saat
posyandu.
3. Melakukan pemeriksaan perkembangan anak tiap 3 bulan sekali dengan cara
menggunakan Kuisioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP), tanyakan pada tenaga
kesehatan terdekat.
4. Melakukan Tes daya Dengar (TDD) dengan tujuan untuk menemukan gangguan
pendengaran sejak dini, agar dapat segera ditindak lanjuti untuk meningkatkan kemampuan
daya dengar dan bicara anak. Tes dapat dilakukan setiap 3 bulan sekali oleh tenaga
kesehatan.
5. Melakukan Tes Daya Lihat (TDL) dengan tujuan untuk mendeteksi secara dini kelainan
daya lihat agar segera dapat dilakukan tindakn lanjutan sehingga kesempatan untuk
memperoleh ketajaman daya lihat menjadi lebih besar. Hal tersebut dapat dilakukan setiap 6
bulan sekali dan dilakukan oleh tenaga kesehatan dan petugas yang sudah terlatih.
6. Melakukan pemeriksaan masalah mental emosional agar secara dini dapat menemukan
gangguan berupa masalah mental emosional. Autisme dan gangguan pemusatan perhatian
dan hiperaktivitas pada anak. Hal tersebut dapat dilakukan setiap 6 bulan sekali dan
dilakukan oleh tenaga kesehatan dan petugas terlatih.
Demikianlah serangkaian kegiatan para ibu ibu untuk mendeteksi tumbuh kembang para
balitanya agar sedini mungkin dapat diketahui penyimpangan yang dialami oleh balita kita.
Tidak menutup kemungkinan dapat segera melakukan rujukan jika terjadi penyimpangan
terhadap tumbuh kembang anak agar penyimpangan dapat segera diatasi oleh petugas
kesehatan.
Untuk lebih jelasnya mengenai tumbuh kembang anak tanyakan pada petugas kesehatan
terdekat. Dengan begitu kita semua dapat mewujutkan generasi penerus bangsa yang sehat
jasmani dan rohaninya.
Oleh :
Yuli Ermawati
IMUNISASI
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa, tidak terjadi
penyakit. Tubuh manusia mempunyai cara dan alat untuk mengatasi penyakit sampai batas
kemampuan tertentu. Tubuh juga sanggup menghilangkan serangan penyakit dari luar.
Tetapi bila kuman penyakit itu ganas, sistem pertahanan tubuh tidak mampu mencegah
kuman-kuman itu berkembangbiak, sehingga tubuh menjadi sakit. Tujuan dari pemberian
imunisasi dasar adalah untuk mencegah terjadinya penyakit infeksi tertentu, apabila terjadi
penyakit, tidak akan terlalu parah dan dapat mencegah gejala yang dapat menimbulkan
PENGERTIAN IMUNISASI
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu antigen, sehingga bila kelak ia terpajan pada antigen yang serupa tidak terjadi
penyakit.
Imunisasi adalah usaha untuk memberikan kekebalan terhadap penyakit infeksi pada bayi,
anak dan juga orang dewasa. Imunisasi menjaga bayi dan anak dari penyakit tertentu sesuai
dengan jenis
Imunisasi merupakan program utama suatu negara. Bahkan merupakan salah satu alat
pencegahan penyakit yang utama didunia. Penyelenggaraan imunisasi diatur secara universal
melalui berbagai kesepakatan yang difasilitasi oleh badan dunia seperti WHO dan UNICEF.
Pertemuan international biasanya diselenggarakan secara teratur baik untuk tukar menukar
TUJUAN IMUNISASI
Tujuan imunisasi adalah untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu pada seseorang dan
MACAM KEKEBALAN
Yang dimaksud dengan faktor-faktor non khusus adalah pertahanan tubuh pada manusia
yang secara alamiah dapat melindungi badan dari suatu penyakit. Misalnya kulit, air mata,
cairan-cairan khusus yang keluar dari perut (usus), adanya refleks-refleks tertentu, misalnya
Kekebalan yang berasal dari sumber genetik ini biasanya berhubungan dengan ras (warna
kulit dan kelompok-kelompok etnis, misalnya orang kulit hitam (negro) cenderung lebih
resisten terhadap penyakit malaria jenis vivax. Contoh lain, orang yang mempunyai
hemoglobin S lebih resisten terhadap penyakit plasmodium falciparum daripada orang yang
Kekebalan ini diperoleh dari luar tubuh anak atau orang yang bersangkutan. Kekebalan dapat
bersifat aktif dan dapat bersifat pasif. Kekebalan aktif dapat diperoleh setelah orang sembuh
dari penyakit tertentu. Misalnya anak yang telah sembuh dari penyakit campak, ia akan kebal
terhadap penyakit campak. Kekebalan aktif juga dapat diperoleh melalui imunisasi yang
Kekebalan pasif diperoleh dari ibunya melalui plasenta. Ibu yang telah memperoleh
kekebalan terhadap penyakit tertentu misalnya campak, malaria dan tetanus maka anaknya
(bayi) akan memperoleh kekebalan terhadap penyakit tersebut untuk beberapa bulan
pertama. Kekebalan pasif juga dapat diperoleh melalui serum antibodi dari manusia atau
binatang. Kekebalan pasif ini hanya bersifat sementara (dalam waktu pendek saja).
Banyak faktor yang mempengaruhi kekebalan antara lain umur, seks, kehamilan, gizi dan
trauma.
1 Umur
Untuk beberapa penyakit tertentu pada bayi (anak balita) dan orang tua lebih mudah
terserang. Dengan kata lain orang pada usia sangat muda atau usia tua lebih rentan, kurang
kebal terhadap penyakit-penyakit menular tertentu. Hal ini mungkin disebabkan karena
2 Seks
Untuk penyakit-penyakit menular tertentu seperti polio dan difteria lebih parah terjadi pada
3 Kehamilan
Wanita yang sedang hamil pada umumnya lebih rentan terhadap penyakit-penyakit menular
tertentu misalnya penyakit polio, pneumonia, malaria serta amubiasis. Sebaliknya untuk
4 Gizi
Gizi yang baik pada umumnya akan meningkatkan resistensi tubuh terhadap penyakit-
penyakit infeksi tetapi sebaliknya kekurangan gizi berakibat kerentanan seseorang terhadap
penyakit infeksi.
5 Trauma
Stres salah satu bentuk trauma adalah merupakan penyebab kerentanan seseorang terhadap
Program imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian dari penyakit
yang dapat dicegah dengan imunisasi. Pada saat ini, penyakit-penyakit tersebut adalah
disentri, tetanus, batuk rejan (pertusis), campak (measles), polio dan tuberkulosa.
SASARAN
POKOK-POKOK KEGIATAN
1. Imunisasi DT
2. Imunisasi TT
c. Pencegahan lengkap terhadap ibu hamil dan PUS / calon mempelai wanita
Imunisasi TT 2 kali
IMUNISASI DASAR
Imunisasi dasar harus diberikan terhadap 7 jenis penyakit utama yaitu TBC, difteri, tetanus,
terhadap penyakit TBC. Efek samping dari vaksin BCG dapat menimbulkan pembengkakan
pada bekas suntikan yang biasanya akan hilang dengan sendirinya, demam sampai 1-2
minggu.
Vaksin BCG tidak dapat diberikan pada anak yang menderita TBC positif atau menunjukkan
uji mantoux positif. Diberikan dengan cara disuntikkan secara intracutan (didalam kulit) di ⅓
bagian lengan kanan atas (Inertio Musculus Deltoideus) 1 kali suntikan dosis 0,05 cc.
Berasal dari kuman Bordetella Pertusis yang telah dimatikan, dikemas dengan vaksin Diptheri
dan Tetanus yang berasal dari racun kuman yang dilemahkan. Memberikan kekebalan
terhadap penyakit difteria, pertusis (batuk rejan) dan tetanus. Efek samping vaksin DPT
antara lain adalah lemas, kadang-kadang terjadi gejala demam tinggi, iritabilitas. Diberikan
dengan cara disuntikkan secara intramuscular dengan membentuk sudut 450 - 600, di bagian
paha sebelah luar (otot vastus lateralis) 3 kali suntikan dosis 0,5 cc.
Imunisasi DPT tidak dapat diberikan kepada anak yang sakit parah dan anak yang menderita
penyakit kejang demam kompleks. Juga tidak dapat diberikan kepada anak dengn batuk
yang diduga sedang menderita batuk rejan dalam tahap awal atau penyakit gangguan
kekebalan (defisiensi imun). Sakit batuk, pilek, demam atau diare yang sifatnya ringan,
c. Vaksin Polio
Berasal dari kuman Polio yang dilemahkan. Memberikan kekebalan terhadap penyakit
poliomyelitis. Vaksin polio pada umumnya tidak memiliki efek samping. Diberikan melalui
mulut dengan cara diteteskan dengan pipet kedalam mulut anak sebanyak 2 tetes, 4 kali
pemberian. Kontraindikasi dari vaksin polio adalah anak dengan diare berat dan defisiensi
imun. Karena dapat memperberat terjadinya diare. Pada anak dengan penyakit batuk, pilek,
demam atau diare ringan imunisasi polio dapat diberikan seperti biasanya.
d. Vaksin Campak
Berasal dari virus Campak yang telah dilemahkan. Memberikan kekebalan terhadap penyakit
campak. Efek sampingnya antara lain adalah demam atau kejang yang ringan dan tidak
berbahaya pada hari ke-10 sampai ke-12 setelah penyuntikan, tetapi ini sangat jarang
terjadi. Vaksin Campak tidak boleh diberikan pada anak dengan sakit parah, defisiensi imun
dan defisiensi gizi. Diberikan dengan cara disuntikkan sub cutan dalam, membentuk sudut
300c, di ⅓ bagian lengan atas (Inertio Musculus Deltoideus) 1 kali suntikan dosis 0,5 cc.
e. Vaksin Hepatitis B
Berasal dari protein khusus kuman Hepatitis B. Memberikan kekebalan terhadap penyakit
TBC. Semua bukti menunjukan bahwa vaksin Hepatitis B aman dan efektif serta efek
sampingnya adalah reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan, dan pembengkakan disekitar
membentuk sudut 450 - 600, di bagian paha sebelah luar (otot vastus lateralis) 3 kali
IMUNISASI ULANG
1. BCG
3. Kasus dewasa dengan BTA positif di Indonesia cukup tinggi (25-36%) walaupun mereka
2. Hepatitis B
Imunisasi hepatitis B dapat dipertimbangkan pada umur 10-12 tahun. Penelitian kohort
multisenter di Thailand dan Taiwan terhadap bayi dari ibu yang mengidap hepatitis B yang
telah memperoleh imunisasi dasar 3X pada masa bayi, dapat diulangi pada umur 5 tahun,
90,7% diantaranya masih memiliki titer antibody anti HBs yang protektif (titer anti HBs >10
mlU/ml). mengingat pola apidemiologi hepatitis B di Indonesia mirip dengan Negara tersebut,
maka dapat disimpulkan bahwa imunisasi ulang pada umur 5 tahun tidak diperlukan kecuali
Imunisasi ulang yang pertama dilakukan pada usia 1,5 - 2 tahun atau kurang lebih 1 tahun
setekah penyuntikan imunisasi dasar ketiga. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia
6 tahun atau saat kelas 1 SD. Pada saat kelas 6 SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan
vaksin DT (tanpa P). Vaksin pertusis (batuk rejan) tidak dianjurkan untuk anak yang berusia
lebih dari 7 tahun karena reaksi yang timbul dapat lebih hebat, selain itu juga karena
perjalanan penyakit pertusis pada anak lebih dari 5 tahun tidak parah.
4. Tetanus Toksoid
Tetanus kelima diberikan pada usian masuk sekolah akan memperpanjang imunitas 10 tahun
lagi sampai umur 17-18 tahun. Dengan 5 dosis toksoid tetanus pada anak dihitung setara
Imunisasi polio ulangan diberikan 1 tahun sejak imunisasi polio 4, selanjutnya saat masuk
6. Campak
Penelitian titer antibody campak pada anak usia 6-11 tahun oleh badan penelitian dan
pengembangan DepKes dan KeSos tahun 1999 mendapatkan hanya 71,9% anak yang masih
kelompok usia 5-7 tahun parnah menderita campak walaupun sudah diimunisasi campak saat
bayi. Bedasarkan penelitian tersebut dianjurkan pemberian imunisasi campak ulang pada
IMUNISASI KOMBO
Vaksin kombo adalah gabungan beberapa antigen tunggal menjadi satu jenis produk antigen
untuk mencegah penyakit yang berbeda atau gabungan dengan beberapa antigen dari galur
multipel yang berasal dari organisme penyebab penyakit yang sama. Gabungan vaksin
tersebut telah dikemas dipabrik dan bukan dicampur oleh sendiri oleh petugas. The
Pediatrics (AAP) dan The American Academy Of Family Physicians (AAFP) merekomendasikan
bahwa lebih baik mempergunakan vaksin kombo yang telah dikemas dari pabrik dari pada
memberikan 2 jenis vaksin monovalen yang diberikan secara terpisah pada saat bersamaan.
Vaksin kombo dianjurkan adalah yang telah mendapatkan persetujuan dari pemerintah
Negara masing-masing, di Indonesia melalui izin dari Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan Departemen Kesehatan RI. DiIndonesia saat ini telah beredar 2 jenis vaksin
Adapun dasar utama dan alasan pembuatan vaksin kombo adalah untuk :
4. Mempermudah penambahan vaksin lain kedalam program imunisasi yang telah ada
beserta ajuvannya.
2. Sulit dihindari adanya perubahan respons imun sebagai akibat interaksi antara antigen
dengan antigen lain atau antara antigen dengan anjuvan yang berbeda
3. Dapat membingungkan para dokter dalam penyusunan jadwal imunisasi apalagi bila
Vaksin DPwT adalah salah satu vaksin kombo yang palng tua sehingga dikenal vaksin kombo
tradisional dan merupakan tulang punggung (back bone) pembuatan vaksin kombo. Vaksin
kombo diproduksikan berdasarkan mempunyai komponen dasar yang berasal dari gabungan
suatu vaksin dengan DPwT, DPaT atau Hepatitis B, MMR atau campak atau vaksin lain seperti
meningokokus dan pneumokokus. Daya proteksi vaksin dinilai dari serokonversi sebelum dan
setelah diberikan imunisasi. Untuk mendapatkan kepastian mengenai daya proteksi ini perlu
dilakukan uji klinis secara random dan tersamar. Daya proteksi vaksin kombo DPwT-Hep B
Sumber Pustaka :
1. Soerpardi J, dkk. Pedoman Teknis Imunisasi Tingkat Puskesmas, Direktorat Jenderal PPM
3. Wahab AS, Julia M. Sistem Imun, Imunisasi, Dan Penyakit Imun, Widya Medika,
Jakarta;2002
4. Ranuh IGN, dkk. Pedoman Imunisasi di Indonesia, Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia,
Jakarta;2005.
This entry was posted on 08:11 and is filed under seberapa efektif imunisasi pada balita . You can follow any
responses to this entry through the RSS 2.0 feed. You can leave a response, or trackbackfrom your own site.
CONTINUE LENDO »
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Tanda vital 0 1 2
Denyut jantung Tidak terdengar <> >100/ menit
Pernapasan Hilang Lambat/ tidak Normal, bayi
teratur/ lemah menangis
Tonus otot Flaksid Sedang Baik, gerakan
aktif
Refleksi iritasi(distorsi Tidak ada reaksi Reaksi berkurang Reaksi normal
wajah sebagai respons
terhadap kateter aspirasi)
Warna kulit Biru atau pucat Badan merah Seluruhnya
muda, ekstremitas merah muda
biru
Perencanaan berdasarkan perhitungan nilai Apgar.
1. Nilai Apgar menit pertama 7-10, biasanya bayi hanya memerlukan tindakan pertolongan berupa
pengisapan lender atau cairan dari orofaring. Tindakan ini harus dilakukan secara hati-hati,
karena pengisapan yang terlalu kuat/traumatic dapat menyebabkan stimulasi vagal dan
bradikardia sampai henti jantung.
2. Nilai Apgar menit pertama 4-6, hendaknya orofaring cepat diisap dan diberika oksigen 100%.
Bayi diberi stimulasi sensorik dengan tepukan atau sentilan ditelapak kaki dan gosokan
selimut kering ke punggung. Frekuensi jantung dan respirasi terus dipantau ketat. Jika
frekuensi jantung menurun atau jika ventilasi tidak adekuat, harus diberikan ventilasi tekanan
positif dengan kantong resusitasi dan sungkup muka. Jika tidak ada alat bantu ventilasi,
gunakan teknik pernapasan buatan dari mulut ke hidung mulut.
3. Nilai Apgar menit pertama 3 atau kurang menunjukkan bayi mengalami depresi pernapasan
yang berat dan orofaring harus cepat diisap. Ventilasi tekanan positif dengan oksigen 100%
sebanyak 40-50 kali per menit harus segera dilakukan. Kecukupan ventilasi dinilai dengan
memerhatikan gerakan dinding dada dan auskultasi bunyi napas. Jika frekuensi jantung tidak
meningkat sesudah 5-10 kali napas, kompresi jantung harus dimulai. Frekuensi 100-120 kali
per menit dengan 1 kali ventilasi setiap 5 kali kompresi (5:1).
Penyulit yang mungkin terjadi selama resusitasi meliputi hipotermia, pneumotoraks,
trombosis vena, atau kejang. Hipotermia dapat memperberat keadaan asidosis metabolik,
sianosis, gawat napas, depresi susunan saraf pusat, dan hipoglikemia. Pneumotoraks diatasi
dengan pemberian ventilasi tekanan positif dengan inflasi yang terlalu cepat dan tekanan
yang terlalu besar dapat menyebabkan komplikasi ini. Jika bayi mengalami kelainan
membrane hialin atau aspirasi mekonium, resiko pneumotoraks lebih besar karena komplians
jaringan paru lebih lemah. Tombosis vena diatasi dengan pemasangan infuse/ kateter
intravena dapat menimbulkan lesi trauma pada dinding pembuluh darah, potensial
membentuk thrombus. Selain itu, infus larutan hipertonik melalui pembuluh darah tali pusat
juga dapat mengakibatkan nekrosis hati dan thrombosis vana.
Pencegahan hipotermia merupakan komponen asuhan neonatus dasar bayi baru lahir
tidak mengalami hipotermia. Hipotermia terjadi jika suhu tubuh di bawah 36,5°C (suhu
mormal pada neonates adalah 36,5-37,5°C) pada pengukuran suhu melalui ketiak. Bayi baru
lahir mudah sekali terkena hipotermi. Hal ini disebabkan oleh hal-hal berikut.
1. Pusat pengaturan suhu tubuh pada bayi belum berfungsi dengan sempurna.
2. Permukaan tubuh bayi relatif luas.
3. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi dan menyimpan panas.
4. Bayi belum mampu mengatur posisi tubuh dan pakaiannya agar ia tidak kedinginan.
Hipotermia pada bayi baru lahir timbul karena ada penurunan suhu tubuh yang dapat
terjadi akibat:
1. Radiasi, yaitu panas tubuh bayi memancar ke lingkungan di sekitar bayi yang lebih dingin.
Misalnya, bayi baru lahir diletakkan di tempat yang dingin.
2. Evaporasi, yaitu cairan ketuban yang membasahi kulit bayi menguap. Misalnya, bayi lahir tidak
langsung dikeringkan dari air ketuban.
3. Konduksi, yaitu pidahnya panas tubuh bayi karena kulit bayi langsung kontak dengan
permukaan yang lebih dingin. Misalnya, popok/ celana bayi basah yang tidak langsung
diganti.
4. Konveksi, yaitu hilangnya panas tubuh bayi karena aliran udara sekeliling bayi. Misalnya, bayi
diletakkan dekat pintu/ jendela terbuka.
Tindakan pencegahan hipotermia meliputi ibu melahirkan di ruangan yang hangat,
segera mengeringkan tubuh bayi yang lahir, segera meletakkan bayi di dada ibu dan kontak
langsung kulit ibu dan bayi, dan menunda memandikan bayi baru lahir sampai suhu tubuh
stabil.
Kejang dalam 1 jam pertama kehidupan jarang terjadi. Kejang dapat disebabkan oleh
meningitis ensefalopati atau hipoglikemia berat. Pastikan bayi dijaga tetap hangat dengan
membungkus bayi menggunakan selimut lembut, kering, dan mengenakan topi untuk
menghindari kehilangan panas. Rujuk bayi segera ke tempat pelayanan kesehatan yang
mempunyai NICU.
Jika bayi sianosis (biru) atau sukar bernapas (frekuensi <30>60 kali/ menit) beri
oksigen melalui kateter hidung atau nasal prong. Jika suhu aksila turun di bawah 35°C,
hangatkan bayi segera.
REFERENSI
Prof. Dr. Winjosastro Hanifa, SpOG. (2005). Ilmu Kebidanan, cetakan ketujuh, Ed.3. Jakarta:
Pustaka Sarwono Prawiroharjo Yayasan Bina.
Prof. Dr. Heller Luz. (1997). Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri,Ed. 1. Jakarta: EGC Buku
Kedokteran.
Prof. Dr. Basari Saifuddin, SpOG, Mph. (2002). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatus. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
CONTIN
1. Saat-saat dan jam pertama kehidupan di luar rahim merupakan salah satu siklus
kehidupan. Pada saat bayi dilahirkan beralih ketergantungan pada ibu menuju kemandirian
a. Fisiologi
b. Transisi
c. Adaptasi
d. Revisi
2. Bagian yang memiliki luas permukaan permukaan relative luas apabila terbuka maka akan
menyebabkan cepat kehilangan panas, maka yang harus bidan lakukan adalah..
a. Keringkan bayi dengan seksama
3. Setelah kelahiran bayi normal, langkah pertama yang diperhatian dalam pemeliharaan
pernapasan adalah…
d. Memulai pernafasan
4. Tali pusat dijepit dengan kocher kira kira … cm dari pusat dan sekali lagi kira-kira … cm
dari pusat
a. 2 cm dan 4 cm
b. 2 cm dan 5 cm
c. 3 cm dan 5 cm
d. 3 cm dan 6 cm
a. >10
b. 7-10
c. 4-6
d. 0-3
a. Tetanus
b. Hipotermi
c. Ikterik
d. Asfiksia
8. Hormon yang dihasilkan karena adanya bantuan isapan bayi saat menyusu yang dapat
a. Prolakstin
b. Oksitosin
c. Estrogen
d. Progesterone
CONTINUE LENDO »
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
Setelah melakukan asuhan kebidanan setiap bidan dituntut untuk mendokumentasikan dalam
catatan pasien atau rekam medik. Dokumentasi ini sebagai pertanggung jawaban dan
pertanggung-gugatan bidan terhadap apa yang telah dilakukan dalam pelayanan kebidanan.
Pengertian Dokumentasi
Dokumentasi dalam asuhan kebidanan adalah suatu pencatatan yang lengkap dan akurat
terhadap keadaan/kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan asuhan kebidanan (proses asuhan
kebidanan)
Fungsi Dokumentasi
1. Sebagai dokumen yang sah sebagai bukti atas asuhan yang telah di berikan
2. Sebagai sarana komunikasi dalam tim kesehatan yang memberikan asuhan
3. Sebagai sumber data yang memberikan gambaran tentang kronologis kejadian kondisi
yang terobservasi untuk mengikuti perkembangan dan evaluasi respon pasien terhadap
asuhan yang telah di berikan
4. Sebagai sumber data penting untuk pendidikan dan penelitian
Dokumentasi SOAP ini di catat pada lembar catatan perkembangan yang ada dalam rekam
medik pasien.
Contoh:
1. Tgl. 26 Mei 2004, 08.00 WIB (Keluhan dan hasil Tanya, masuk S)
S:
• Pinggang panas pegal mulai dari perut ke belakang
• Mulai terasa sakit pukul 5 pagi
• Keluar lendir dari kemaluan
• Ada bagian yang menekan ke bawah
• Kehamilan yang pertama periksa teratur diklinik
• HPHT 19-8-03
O:
• Kesadaran composmentis
• T.D. 110 – 70
• Nadi 80 x / menit
• Suhu 36,8 o C
• U. 34 cm, letkep puki 3/5
• His 3 x 10 menit, lamanya 50 s kuat
• Djj 152 x / menit
• Pd : pembukaan 4 cm, porsio tipis, ketuban positif, kephep 2, uuk kibel
A:
• G I Po hamil aterem, inpartu kala I, pase aktif, janin tunggal, hidup, intra utrin dengan
anemia ringan.
P:
• Obstetric KU Ibu dan janin dengan patograf
• Nilai kemajuan persalinan 4 jam lagi
• Persiapan alat, obat pasien dan keluarga
• Beri kesempatan pasien memilih posisi
• Anjuran keluarga untuk mendampingi
• Jelaskan proses persalinan yang akan terjadi kepada pasien dan keluarga
• Anjurkan pasien untuk buang air kecil dan BAK minimal tiap 2 jam
• Beri nutrisi dan hidrasi
• Buat catatan asuhan/perkembangan
S:
• Mengeluh keluar air banyak
• Sakit perut semakin kuat
• Terasa bagian keras menekan kemaluan
O:
• KU baik TD 110/70 nadi 88 mt
• His 4x 50 – 50 “ kuat
• Djj 158 x / menit
• PD pemb 8 cm, ket-, kep hodge III, UUK kimel
A:
• GIPo hasil aterm, inpartu kala I akhir, janin tunggal hidup, intra uterin dengan anemia,
kemajuan persalinan cepat
I. Penyimpanan dokumentasi
1. Catatan informasi tentang pasien adalah milik pasien. Jika pasien menghendaki ia
boleh/mempunyai akses terhadap semua catatan yang dibuat tentang dirinya.
2. Kecuali jika bidan bekerja secara mandiri/swasta, pemilihan catatan dokumentasi adalah
milik institusi yang bersangkutan dimana bidan bekerja. Jika bidan merasa penting akan
catatan tersebut, bidan boleh membuat copynya/menyimpan copynya.
3. Penyimpanan harus menurut suatu sistem tertentu (coding, filling) agar dapat dengan
mudah dicari bila kita membutuhkannya kembali (sitem dokumentasi).
4. Lama penyimpanan tiap dokumen/catatan pasien sedikitnya 3 tahun (open filling) dan
sesudah itu penyimpanan menjadi “closed” (arsip)
5. Jika catatan/dokumentasi diperlukan untuk/oleh persidangan tertentu (audit kasus atau
peradilan) agar selalu dicek betul isi berkas sesudah kembali (apa lengkap, tidak ada yang
tercecer).
6. (Tanda-tangan/paraf yang mengambil dan yang mengembalikan/menerima kembali)
Sumber
1. Estiwidani, Meilani, Widyasih, Widyastuti, Konsep Kebidanan. Yogyakarta, 2008.
2. Syofyan,Mustika,et all.50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan Cetakan ke-III Jakarta: PP IBI.2004
3. Depkes RI Pusat pendidikan Tenaga Kesehatan. Konsep kebidanan,Jakarta.1995
Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.
Subscribe
RELATED POSTS :
6 PEMBAHASAN1. Pengelolaan Ambulan Desa Ambulan desa dikelola oleh masyarakat sendiri
baik termasuk toma, toga, dan forum masyarakat lainnya dimana sasarannya adalah warga yang
memiliki kendaraan/alat transportasi serta siap bersiaga dalam jadwal yang ditentukan (setiap
harinya) untuk mengantarkan masyarakat yang mengalami kegawat daruratan ketempat
pelayanan kesehatan/rujukan. 2. Pembiayaan Ambulan Desa Pembiayaan ambulan desa bisa
berasal dari dana sehat ataupun dari Dasolin (Dana sosial bersalin) ataupun iuran rutin yang
dibuat khusus oleh masyarakat, hal tersebut dapat dimusywarahkan oleh masyarakat untuk
disepakati bersama agar alat transportasi yang digunakan sebagai ambulan desa dapat berjalan
baik dan bertahan lama digunakan dalam menolong kesehatan masyarakat. 3. Pengaturan
Jadwal: Jadwal yang ditentukan adalah hasil musyawarah dari sasaran ambulan desa, tokoh
masyarakat/penaggung jawab serta pihak warga lainnya. Dengan diadakannya musyawarah
desa jadwal dapat diatur secara bergantian baik secara harian atau berkala sesuai dengan
kesepakatan warga
7 KESIMPULANAmbulan desa adalah suatu alat transportasi yang dapat digunakan untuk
mengantarkan warga yang membutuhkan pertolongan dan perawatan di tempat pelayanan
kesehatan.Ambulan desa dikelola oleh masyarakat sendiri yang sasarannya adalah warga yang
memiliki kendaraan/alat transportasi serta siap bersiaga dalam jadwal yang ditentukan (setiap
harinya) untuk mengantarkan masyarakat yang mengalami kegawat daruratan ketempat
pelayanan kesehatan/rujukan
9 KONSEP KEGAWATDARURATAN
Pengertian :Kegawatdaruratan adalah kejadian yang tidak diduga atau terjadi secara tiba-tiba,
seringkali merupakan kejadian yang berrbahaya (Dorlan, 2011).Kegawatdaruratan dapat
didefinisikan sebagai situasi serius dan kadang kala berbahaya yang terjadi secara tiba-tiba dan
tidak terduga dan membutuhkan tindakan segera guna menyelamtkan jiwa/ nyawa (Campbell S,
Lee C, 2000).
10 1. Kegawatdaruratan Maternal :
Kegawatdaruratan obstetri adalah kondisi kesehatan yang mengancam jiwa yang terjadi dalam
kehamilan atau selama dan sesudah persalinan dan kelahiran. Terdapat sekian banyak penyakit
dan gangguan dalam kehamilan yang mengancam keselamatan ibu dan bayinya (Chamberlain,
Geoffrey, & Phillip Steer, 1999).Kasus gawat darurat obstetri adalah kasus obstetri yang apabila
tidak segera ditangani akan berakibat kematian ibu dan janinnya. Kasus ini menjadi penyebab
utama kematian ibu janin dan bayi baru lahir. (Saifuddin, 2002)
11 Kegawatdaruratan Maternal
Perdarahan yang mengancam nyawa selama kehamilan dan dekat cukup bulan meliputi
perdarahan yang terjadi pada minggu awal kehamilan (abortus, mola hidatidosa, kista vasikuler,
kehamilan ekstrauteri/ ektopik) dan perdarahan pada minggu akhir kehamilan dan mendekati
cukup bulan (plasenta previa, solusio plasenta, ruptur uteri, perdarahan persalinan per vagina
setelah seksio sesarea, retensio plasentae/ plasenta inkomplet), perdarahan pasca persalinan,
hematoma, dan koagulopati obstetri.
18 PONED dilaksanakan di tingkat puskesmas, dan menerima rujukan dari tenaga atau fasilitas
kesehatan di tingkat desa atau masyarakat dan merujuk ke rumah sakit
23 Terima kasih
Upload
Login
Signup
Submit Search
Home
Explore
Presentation Courses
PowerPoint Courses
by LinkedIn Learning
5 of 25
Share
Like
Download
...
Joni Iswanto
, Working at DINKES SUMBAR
Follow
Post
Inayah Nurhidayati , Staf KIA at PUSKESMAS PARE
terima kasih infonya
5 years ago
Arreumdappa Diez
thanks for information.....
6 years ago
Indah Kurniasari , Excecutive Administrator at AMIPERS
terima kasih infonya
6 years ago
Wiwie Larasati at abdi daerah
bagus perlu dikembangkan lg jejaring PONED n PONEK dlm rangka penurunan AKI n AKB...thx tuk
tambahan referensinya.
7 years ago
Manajemen bencana bidang kesehatan
Joni Iswanto
English
Español
Português
Français
Deutsch
About
Blog
Terms
Privacy
Copyright
Support