Anda di halaman 1dari 13

PERSALINAN BERISIKO

(Distosia, Prematur, Postmatur)


 
DISTOSIA
Dystocia atau fetal dystocia adalah suatu kondisi gangguan
persalinan yang ditandai dengan kelainan posisi janin atau
ukuran janin yang lebih besar dari normal. Terdapat dua jenis
dystocia, yaitu:

 1. Cervical dystocia Bisa juga disebut sebagai distosia


servikal, kondisi ini terjadi saat leher rahim tidak membesar
ketika proses persalinan berjalan.

 2. Shoulder dystocia atau distosia bahu adalah suatu


kondisi saat proses persalinan di mana kepala bayi telah berhasil
keluar, namun bahunya menyangkut di jalur lahir. Kondisi ini
membuat proses persalinan membutuhkan waktu yang lebih
lama dan termasuk dalam kegawatdaruratan medis.

Penyebab Distosia

 Kondisi bayi
Kondisi bayi bisa menyebabkan kesulitan persalinan saat
ukurannya terlalu besar. Kelebihan berat dan tinggi badan pada
janin disebut juga dengan istilah makrosomia.Selain ukuran,
bayi dalam rahim juga bisa mempersulit proses persalinan jika
berada pada posisi yang salah. Misalnya, posisi sungsang.

 Kondisi tulang panggul ibu

Pada ibu hamil yang memiliki ukuran dan bentuk tulang panggul
yang terlalu kecil atau terlalu sempit, ia umumnya akan
mengalami kesulitan saat proses persalinan. Saat kesulitan
persalinan disebabkan oleh jalur lahir yang terlalu sempit dan
ukuran bayi yang terlalu besar, kondisi ini dapat mengakibatkan
distosia mekanis.

 Kemampuan kontraksi

Pada penyebab dystocia selanjutnya, kemampuan serta kekuatan


kontraksi yang kurang, bisa membuat persalinan menjadi sulit.
Pada kondisi ini, frekuensi kontraksi bisa jadi sudah cukup, tapi
intensitas di tiap kontraksinya masih kurang.

Tanda dan gejala


 Gejala dari dystocia umumnya baru akan terlihat saat
proses persalinan terjadi. Pada shoulder dystocia, dokter akan
mengidentifikasi kondisi ini saat melihat sebagian kepala dari
bayi keluar dari jalan lahir, namun bagian tubuh yang lain tidak
dapat keluar dari rahim.Dokter menyebut gejala dari shoulder
dystocia sebagai the turtle sign, yang berarti tanda kura-kura.
Hal ini disebabkan oleh kepala bayi yang sudah terlihat mulai
keluar dari rahim kemudian terlihat akan kembali masuk,
layaknya seekor kura-kura yang mengeluarkan kepala dari
cangkangnya lalu memasukannya kembali.

 Cara mendiagnosis Distosia

Ketika proses melahirkan normal dirasa berlangsung cukup lama


atau distosia, biasanya dokter dan tim medis akan melakukan
pemeriksaan. Berikut pemeriksaan yang biasa dilakukan:

 Frekuensi kontraksi yang dialami

 Kekuatan kontraksi yang dialami

Pemeriksaan distosia bisa dilakukan dengan cara sebagai


berikut:

 Menggunakan Intrauterine Pressure Catheter Placement


(IUPC). Prosedur ini dilakukan dengan cara menempatkan
sebuah alat berupa monitor kecil di dalam rahim, tepatnya di
samping bayi.
 Menggunakan electronic fetal monitoring (EFM). Alat ini
berguna untuk mengukur denyut jantung bayi.

Cara mengatasi Distosia

Jika persalinan macet (distosia) terjadi di fase awal melahirkan


dan tidak berisiko menimbulkan komplikasi, Anda biasanya
dianjurkan untuk melakukan beberapa kegiatan.

 Memperbanyak berjalan kaki, tidur, atau mandi air hangat


jadi hal-hal yang biasanya direkomendasikan.

 Anda juga bisa mengubah dan mencari posisi ternyaman


saat duduk dan berbaring.

Beberapa cara yang biasanya dilakukan dokter dalam menangani


distosia bahu adalah sebagai berikut:

 Memberikan tekanan pada perut ibu.

 Meminta ibu untuk menekukkan kedua kaki dan


mendekatkan lutut ke arah dada.

 Membantu memutar bahu bayi secara manual.

 Melakukan episiotomi untuk memberikan ruang pada bahu.


beberapa hal berikut ini untuk membantu mengatasi persalinan
macet:

 Menggunakan forceps

Forceps adalah sebuah alat yang berguna membantu menarik


bayi keluar dari dalam vagina. Alat ini biasanya digunakan
ketika posisi kepala bayi sudah berada di tengah-tengah jalan
lahir dan pembukaan lengkap, tapi terhambat dan sulit untuk
keluar.

 Memberikan pitocin

Jika kekuatan kontraksi selama Anda melahirkan kurang besar,


dokter dapat memberikan obat pitocin (oksitosin). Obat pitocin
ini bertugas untuk mempercepat sekaligus menambah kekuatan
kontraksi.

 Operasi caesar

Setelah diberikan obat pitocin biasanya kekuatan kontraksi


berangsur-angsur akan meningkat. Namun, jika kemudian
persalinan masih saja macet (distosia), dokter biasanya akan
menempuh langkah melalui operasi persalinan caesar.

PREMATUR
 Kelahiran prematur adalah kelahiran yang terjadi sebelum
minggu ke-37 atau lebih awal dari hari perkiraan lahir. Kondisi
ini terjadi ketika kontraksi rahim mengakibatkan terbukanya
leher rahim (serviks), sehingga membuat janin memasuki jalan
lahir.

Penyebab kelahiran Prematur

Terkadang tidak diketahui, namun pecahnya ketuban lebih


awalmerupakan salah satu penyebab utama kelahiran prematur.
Beberapa faktor yang dapat memicu terjadinya kelahiran
prematur, yaitu:

 Faktor kesehatan ibu : Preeklamsia,Penyakit yang bersifat


kronis, seperti penyakit ginjal atau jantung,Penyakit infeksi,
seperti infeksi saluran kemih, infeksi cairan ketuban, dan infeksi
vagina,Kelainan bentuk rahim.

 Faktor kehamilan : Kelainan atau menurunnya fungsi ari-


ari,Kelainan posisi ari-ari,Ari-ari yang lepas sebelum
waktunya,Terlalu banyak cairan ketuban.

 Faktor yang melibatkan janin : Kehamilan kembar,


Kelainan darah pada janin.

Gejala Kelahiran Prematur


Untuk memastikan gejala tersebut tidak membahayakan ibu
hamil dan janin, maka ibu hamil dianjurkan untuk segera
berkonsultasi dengan dokter atau berkunjung ke rumah sakit
terdekat. Gejalanya sebagai berikut:
 Nyeri punggung bagian bawah.

 Kontraksi setiap 10 menit.

 Kram di perut bagian bawah.

 Keluar cairan dan lendir dari vagina yang semakin banyak.

 Perdarahan vagina.

 Tekanan di bagian panggul dan vagina.

 Mual, muntah, hingga diare.

 
Komplikasi
 Komplikasi jangka pendek. Bayi prematur berisiko
mengalami sejumlah gangguan fungsi organ tubuh, seperti
jantung, otak, saluran pernapasan, saluran pencernaan, serta
gangguan kekebalan tubuh dan sulit mengatur suhu tubuh. Bayi
prematur juga berpotensi mengalami penyakit kuning, karena
organ hati yang belum matang.
 Komplikasi jangka panjang. Bayi prematur berisiko
mengalami komplikasi jangka panjang, seperti lumpuh otak
(cerebral palsy), gangguan pendengaran dan gangguan
penglihatan (Retinopathy of Prematurity), penurunan
kecerdasan, gangguan psikologis, hingga bayi meninggal
mendadak.

Diagnosis Kelahiran Prematur


dokter akan memeriksa riwayat kesehatan ibu hamil, serta
memeriksa kondisi fisik ibu hamil dan janin saat ini. Dokter
kandungan juga akan melakukan tindakan pemeriksaan dalam
vagina untuk memeriksa kondisi serviks dan mendeteksi
kemungkinan serviks telah mengalami pembukaan.

Selanjutnya, dokter akan mengukur frekuensi, durasi, dan


kekuatan kontraksi dengan menggunakan alat CTG
(cardiotocography). Melalui alat ini, dokter juga dapat
memantau denyut jantung janin.

pemeriksaan lanjutan, yaitu:

 USG dari vagina, untuk mengukur panjang serviks dan


kondisi rahim.

 Pemeriksaan lendir serviks, untuk memeriksa protein yang


dinamakan fetal fibronectin, yaitu protein yang dilepaskan
ketika terjadi infeksi atau gangguan pada jaringan rahim.
 Tes usap vagina (vaginal swab), untuk memeriksa dan
mendeteksi keberadaan bakteri penyebab infeksi, bila dicurigai
terdapat infeksi.

Penanganan Kelahiran Prematur


Tindakan penanganan awal terhadap kelahiran prematur, yaitu:

Pasien dianjurkan untuk menjalani rawat inap di rumah sakit


agar dokter dapat memantau kondisi ibu hamil dan janin dalam
kandungan. Dokter atau perawat akan memasang selang infus
untuk menyalurkan cairan dan obat.

 Beberapa jenis obat yang akan diberikan dokter, meliputi:


Obat tokolitik, Kortikosteroid, Magnesium sulfat , Antibiotik,

 Prosedur pengikatan leher rahim, yaitu prosedur yang


dilakukan dengan menjahit bagian pembukaan serviks. Prosedur
ini dilakukan pada ibu hamil dengan kondisi serviks lemah dan
berisiko terbuka selama kehamilan.

 Persalinan. Jika kelahiran prematur tidak dapat ditunda


dengan penanganan awal, atau jika janin serta ibu dalam kondisi
yang mengancam nyawa, maka proses persalinan akan dimulai.
Jika memungkinkan, persalinan dapat dilakukan secara normal.
Namun, bayi prematur memiliki risiko yang lebih tinggi untuk
sungsang. Jika seperti ini dokter kandungan mungkin
menyarankan kepada ibu hamil untuk melahirkan secara operasi
Caesar.
Ciri-Ciri dan Penanganan Bayi
Prematur
 Tubuh bayi prematur berukuran lebih kecil dengan ukuran
kepala yang sedikit lebih besar

 Diselimuti bulu halus yang tumbuh lebat di seluruh tubuh.

 Bentuk mata tidak sebulat bayi normal karena kekurangan


lemak tubuh.

 Suhu tubuh yang rendah, Sulit bernapas karena


perkembangan paru yang belum sempurna.

Bayi prematur akan menjalani perawatan intensif di ruang


NICU hingga organ berkembang sempurna dan kondisi stabil

 Memasukkan bayi ke dalam inkubator agar suhu tubuh bayi


tetap hangat.

 Memasang sensor di tubuh bayi untuk memantau sistem


pernapasan, detak jantung, tekanan darah, dan suhu tubuh bayi.

 Memberi ASI atau susu formula melalui selang makan yang


dipasang melalui hidung bayi.

 Memberikan transfusi darah untuk meningkatkan jumlah


sel darah bayi,

 Melakukan pemeriksaan jantung bayi secara berkala


dengan USG jantung atau ekokardiografi.
Pencegahan Kelahiran Prematur
 Langkah pencegahan utama kelahiran prematur adalah
dengan menjaga kesehatan, sebelum dan selama masa
kehamilan. Upaya ini dapat dilakukan dengan beberapa cara,
yaitu:

 Lakukan pemeriksaan kehamilan secara rutin.

 Menjalani diet sehat sebelum hamil.

 Hindari paparan bahan kimia dan substansi berbahaya

 Mempertimbangkan jarak kehamilan.

 Menggunakan pesarium (cervical pessary).

POSTMATUR
 Kehamilan postmatur (postterm) disebut juga kehamilan
lewat waktu/bulan merupakan kehamilan yang berlangsung
sampai 42 minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari
pertama haid terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus
haid rata-rata 28 hari. kehamilan lewat waktu merupakan
kehamilan yang melebihi waktu 42 minggu dan belum terjadi
persalinan. Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau
280 hari dari hari pertama haid terakhir.

Penyebab Postmatur
Sampai saat ini masih belum diketahui secara jelas. beberapa
teori yang diajukan di antaranya:

 Pengaruh Progresteron ,Teori Oksitosin, Teori Kortisol/


ACTH Janin, Saraf Uterus, Herediter

faktor yang dikemukakan yaitu:

 Hormonal, yaitu kadar progesteron tidak cepat turun

walaupun kehamilan telah cukup bulan sehingga kepekaan uterus


terhadap oksitosin berkurang

 Herediter, karena post naturitas sering dijumpai pada suatu


keluarga tertentu

 Kadar kortisol pada darah bayi yang rendah sehingga disimpulkan


kerentanan akan stress

 Kurangnya air ketuban , Insufiensi plasenta.

Komplikasi

Pada kondisi postmatur ini dapat terjadi beberapa komplikasi,


yaitu:
 komplikasi yang terjadi pada kehamilan serotinus yaitu
komplikasi pada janin. Komplikasi yang terjadi pada janin
seperti gawat janin, gerakan janin berkurang, kematian janin,
asfiksia neonaturum dan kelainan letak

 komplikasi yang terjadi seperti kelainan kongenital,


sindroma aspirasi mekonium, gawat janin dalam persalinan, bayi
besar (makrosomia) atau pertumbuhan janin terlambat, kelainan
jangka pangjang pada bayi.

THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai