Anda di halaman 1dari 13

A.

Pengertian

Induksi adalah stimulasi kontraksi rahim selama kehamilan sebelum persalinan dimulai
dengan sendirinya untuk mencapai kelahiran pervaginam. Dokter biasanya
merekomendasikan induksi persalinan karena berbagai alasan, terutama jika ada
kekhawatiran terhadap kesehatan ibu atau kesehatan bayi.Salah satu faktor terpenting dalam
memprediksi kemungkinan keberhasilan metode ini adalah seberapa lunak dan distensi
serviks (pematangan serviks).

B. Metode induksi

1. Menggunakan teknik membrane stripping


Dokter atau bidan akan menggunakan jarinya untuk memisahkan lapisan kantung ketuban
dengan leher rahim. Cara ini dapat melepaskan hormon prostaglandin yang dapat memicu
terjadinya persalinan.
2. Mematangkan leher rahim
Dokter akan memberikan obat berisi hormon untuk menipiskan atau mematangkan leher
rahim, baik dalam bentuk obat minum (oral) atau obat yang dimasukkan ke dalam vagina
(suppositoria).
Selain dengan pemberian obat, metode ini juga dapat dilakukan dengan memasukkan
kateter yang mengandung larutan garam ke dalam leher rahim.
3. Memecahkan air ketuban
Metode yang disebut amniotomi ini dilakukan saat kepala bayi sudah berada di panggul
bawah dan leher rahim dalam kondisi setengah terbuka. Metode ini dilakukan dengan
membuat lubang kecil di kantung ketuban.
Nantinya, ibu hamil akan merasakan semburan cairan hangat saat kantung ketuban telah
dipecahkan.
4. Menggunakan obat-obatan yang diinfuskan ke pembuluh darah
Metode ini menggunakan hormon oksitosin, yaitu hormon sintetis pemicu kontraksi
rahim, yang dimasukkan melalui pembuluh darah. Infus hormon oksitosin ini dilakukan
jika leher rahim mulai menipis dan melunak.
Tidak jarang, dokter juga menggunakan kombinasi beberapa metode di atas untuk
melancarkan persalinan. Jika leher rahim telah melunak dan tidak ada gangguan,
persalinan biasanya akan terjadi beberapa jam setelah induksi. Namun, jika induksi tidak
berhasil, operasi caesar menjadi pilihan terakhir untuk proses persalinan.

C. Resiko induksi
Sama seperti tindakan medis lainnya, induksi persalinan juga memiliki risiko. Oleh karena itu,
induksi persalinan hanya dilakukan atas pertimbangan dan alasan yang kuat. Ada beberapa
risiko yang dapat timbul dari induksi persalinan, di antaranya:

 Rasa nyeri hebat dibandingkan dengan kontraksi pada persalinan normal


 Lemahnya detak jantung dan berkurangnya suplai oksigen pada bayi, karena kandungan
oksitosin atau prostaglandin pada obat induksi persalinan
 Infeksi pada ibu dan bayi
 Perdarahan yang terjadi karena otot rahim tidak berkontraksi setelah proses persalinan (atonia
uteri)
 Pecahnya rahim hingga membutuhkan pengangkatan rahim

Induksi persalinan tidak disarankan untuk dilakukan bila ibu hamil mengalami kondisi tertentu,
seperti infeksi herpes genital, riwayat operasi caesar dengan sayatan vertikal, riwayat operasi
besar pada rahim, prolaps tali pusat, atau jalan lahir terlalu sempit untuk bayi.

Oleh karena itu, pastikan Bumil dan keluarga telah berdiskusi dengan dokter kandungan sebelum
memutuskan untuk menjalani induksi persalinan. Nantinya, dokter akan menentukan metode
induksi persalinan yang tepat, sesuai dengan kondisi kesehatan Bumil.

Terakhir diperbarui: 12 Maret 2021

Alasan induksi persalinan sebaiknya dilakukan

Beberapa kondisi atau syarat yang membuat induksi persalinan harus dilakukan adalah:

 Usia kehamilan Anda sudah melebihi tanggal yang seharusnya sudah hampir 2 minggu dan Anda
tidak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Usia kehamilan yang lebih dari 42 minggu
akan menempatkan Anda pada risiko yang lebih besar terhadap berbagai masalah, misalnya bayi
lahir mati.
 Ketuban pecah dini tanpa disertai kontraksi melahirkan selama 24 jam. Induksi diperlukan untuk
mengurangi risiko infeksi pada rahim atau bayi Anda.
 Janin tidak bergerak atau mendorong keluar walaupun sudah cukup usia untuk lahir.
 Terdapat komplikasi kehamilan. Misalnya preeklampsia (tekanan darah tinggi selama
kehamilan), diabetes, gangguan pada plasenta, atau infeksi pada air ketuban.
 Pertumbuhan janin terhambat.
 Terdapat infeksi pada rahim (chorioamnionitis).
 Bayi dalam kandungan sudah berhenti tumbuh.
 Cairan ketuban sedikit atau tidak cukup mengelilingi bayi (oligohidramnion).
 Kondisi plasenta mulai memburuk.
 Ibu mengalami abrupsio plasenta.
 Ibu memiliki riwayat bayi lahir mati pada kehamilan sebelumnya.
 Ibu mempunyai kondisi medis yang berisiko bagi diri sendiri dan bayi. Ambil contohnya
kolesterol tinggi, hipertensi, preeklampsia, diabetes gestasional, penyakit ginjal hingga berat
badan lebih.
Baru

Home

Kehamilan

Melahirkan

Induksi Persalinan: Kapan dan Bagaimana Dilakukannya?


Induksi persalinan adalah proses melancarkan kelahiran|Berapa lama proses reaksi induksi sampai
melahirkan?|Apa syarat induksi persalinan perlu dilakukan?|Siapa yang tidak dianjurkan melakukan
induksi persalinan?|Bagaimana melahirkan dengan induksi dilakukan?|Adakah risiko atau bahaya dari
induksi persalinan?|Apa syarat yang harus dipersiapkan sebelum induksi persalinan?|Apa yang akan
dilakukan jika induksi persalinan tidak berhasil?
Pernahkah Anda mendengar soal induksi persalinan? Induksi persalinan adalah prosedur untuk
melancarkan proses melahirkan.

Induksi menjadi sangat penting dilakukan apabila berisiko membahayakan ibu dan janin saat
persalinan. Prosedur yang juga dikenal dengan nama induksi melahirkan ini dilakukan dengan
tujuan untuk merangsang otot rahim guna mempermudah persalinan.
Sebelum dapat menjalani induksi persalinan, tentunya ada berbagai hal yang perlu Anda tahu
sebagai persiapan awal. Sebenarnya, apa itu induksi persalinan dan seperti apa saja yang perlu
diketahui?

Induksi persalinan adalah proses melancarkan kelahiran

Persalinan merupakan momen yang ditunggu-tunggu saat usia kehamilan sudah mendekati
tanggal kelahiran bayi.

Jauh-jauh hari sebelumnya, persiapan persalinan dan perlengkapan melahirkan tidak boleh
terlewatkan untuk disediakan.
Dapatkan Tips dan Info Kehamilan Terkini!

Ikuti newsletter kami untuk mendapatkan info terpercaya setiap minggunya mengenai kesehatan
ibu dan tumbuh kembang janin.

Saya Menerima Kebijakan Privasi dan Data

Menjelang kelahiran, ibu hamil mungkin merasakan perut mulas yang tidak tertahankan.

Namun terkadang, beberapa ibu tidak menunjukkan tanda-tanda melahirkan walaupun waktunya
sudah tiba.

Pada saat ini, dokter mungkin akan melakukan induksi persalinan atau melahirkan.
Pertanyaannya, apa itu prosedur melahirkan atau persalinan dengan induksi?

Induksi persalinan atau kelahiran ini adalah proses yang khususnya dilakukan bila ibu hamil
melahirkan di rumah sakit dan bukan melahirkan di rumah.

Arti induksi persalinan adalah proses merangsang kontraksi otot-otot rahim agar ibu bisa
melahirkan normal melalui jalur vagina.
Dengan arti ini, induksi melahirkan bertujuan untuk melancarkan proses persalinan saat dirasa
membahayakan nyawa ibu dan bayi.

Jika tanda-tanda persalinan tidak mulai dengan sendirinya, induksi persalinan mungkin akan
dilakukan untuk merangsang bayi agar cepat lahir.

Kondisi kehamilan dapat menjadi alasan mengapa induksi persalinan dilakukan, terutama yang
menyangkut kondisi kesehatan ibu atau bayi.

Berapa lama proses reaksi induksi sampai melahirkan?

Lama waktu berlangsungnya proses induksi melahirkan saat kehamilan bisa berbeda-beda pada
masing-masing ibu.

Berapa lama proses reaksi induksi persalinan sampai melahirkan ditentukan oleh kondisi tubuh
ibu sendiri.

Biasanya, ibu yang pernah mengalami persalinan spontan sebelumnya akan lebih cepat merespon
induksi daripada ibu yang belum pernah mengalami persalinan spontan.
Bila kondisi leher rahim (serviks) ibu belum matang, dalam artian masih keras, panjang, dan
tertutup, proses induksi kelahiran mungkin berlangsung sekitar 1-2 hari sampai waktunya
melahirkan.

Namun, bila kondisi serviks sudah lunak, proses induksi tentu dapat lebih cepat, bahkan hanya
butuh beberapa jam sampai saat melahirkan tiba.

Selain itu, metode induksi yang dipilih juga menentukan berapa lama proses induksi persalinan
tersebut berlangsung sampai saat melahirkan.

Berikut lama waktu proses induksi kelahiran berdasarkan metode yang dipilih:

 Sekitar 6-8 jam bila menggunakan gel prostaglandin dan 12-24 jam bila pakai supositoria
 Sekitar 6-12 jam bila menggunakan oksitosin (pitocin)
 Sekitar 24 jam bila menggunakan kateter Foley

Apa syarat induksi persalinan perlu dilakukan?

Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists (ACOG), induksi persalinan


hanya dilakukan saat kondisi bayi lebih berisiko untuk tetap berada di dalam rahim.
Ya, induksi persalinan tidak selalu dibutuhkan karena ada berbagai kondisi yang mengharuskan
Anda melakukan induksi melahirkan.

Dokter biasanya memilih prosedur induksi persalinan atau melahirkan sebagai alternatif pertama
sebelum merekomendasikan jenis persalinan dengan operasi caesar.

Dokter akan mendeteksi dahulu masalah kesehatan yang menjadi pertimbangan untuk melakukan
induksi persalinan.

Kondisi ini dapat diketahui sejak kehamilan. Jadi, ibu hamil memiliki cukup waktu untuk
melakukan persiapan sebelum menjalani induksi persalinan atau melahirkan.

Beberapa faktor yang menentukan apakah ibu membutuhkan induksi persalinan adalah sebagai
berikut:

 Kesehatan ibu
 Kesehatan bayi
 Usia kehamilan dan ukuran bayi Anda
 Posisi janin di dalam rahim
 Kondisi leher rahim

Beberapa kondisi atau syarat yang membuat induksi persalinan harus dilakukan adalah:

 Usia kehamilan Anda sudah melebihi tanggal yang seharusnya sudah hampir 2 minggu dan Anda
tidak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Usia kehamilan yang lebih dari 42 minggu
akan menempatkan Anda pada risiko yang lebih besar terhadap berbagai masalah, misalnya bayi
lahir mati.
 Ketuban pecah dini tanpa disertai kontraksi melahirkan selama 24 jam. Induksi diperlukan untuk
mengurangi risiko infeksi pada rahim atau bayi Anda.
 Janin tidak bergerak atau mendorong keluar walaupun sudah cukup usia untuk lahir.
 Terdapat komplikasi kehamilan. Misalnya preeklampsia (tekanan darah tinggi selama
kehamilan), diabetes, gangguan pada plasenta, atau infeksi pada air ketuban.
 Pertumbuhan janin terhambat.
 Terdapat infeksi pada rahim (chorioamnionitis).
 Bayi dalam kandungan sudah berhenti tumbuh.
 Cairan ketuban sedikit atau tidak cukup mengelilingi bayi (oligohidramnion).
 Kondisi plasenta mulai memburuk.
 Ibu mengalami abrupsio plasenta.
 Ibu memiliki riwayat bayi lahir mati pada kehamilan sebelumnya.
 Ibu mempunyai kondisi medis yang berisiko bagi diri sendiri dan bayi. Ambil contohnya
kolesterol tinggi, hipertensi, preeklampsia, diabetes gestasional, penyakit ginjal hingga berat
badan lebih.

Selain itu, dokter juga melihat usia kehamilan dan bayi Anda apakah sudah siap dilahirkan atau
belum.

Jika bayi sangat prematur, dokter mungkin tidak akan melakukan induksi persalinan.
Beberapa kondisi atau syarat yang membuat ibu tidak dianjurkan untuk melakukan induksi
persalinan adalah sebagai berikut:

 Pernah menjalani operasi caesar sebelumnya dengan sayatan klasik.


 Posisi plasenta menghalangi serviks atau leher rahim (plasenta previa).
 Posisi bayi akan lahir dengan bagian bawah tubuh terlebih dahulu, maupun berada di
posisi menyamping.
 Ibu hamil memiliki herpes genital aktif.
 Tali pusat bayi masuk ke dalam vagina sebelum melahirkan (prolaps tali pusat).

Induksi adalah pengobatan atau tindakan medis tertentu untuk merangsang rahim agar mampu
melahirkan normal (per vaginam).

Pada beberapa kasus, ibu yang mendapatkan induksi saat persalinan bisa gagal di tengah jalan.

penting karena saat persalinan, pelebaran terdiri dari dua fase, yaitu fase laten alias tahap
pembukaan 1 dan fase aktif, saat leher rahim membuka selebar 6-10 cm. Fase aktif berlangsung
selama 4 hingga 8 jam.

Rentang angka skor Bishop adalah 0-13. Bila sampai hari H-persalinan angka skor kurang dari 6,
artinya Anda belum siap bersalin dan membutuhkan induksi jika kehamilan memang sudah
cukup umur.

Penyebab gagal induksi persalinan

Tekanan darah tinggi dan preeklampsia merupakan penyebab gagal induksi persalinan

Tekanan darah tinggi dan preeklampsia merupakan penyebab gagal induksi persalinan

Penyebab gagal induksi persalinan adalah adanya komplikasi kehamilan.

Studi dari Journal of Obstetrics & Gynecology of India menyatakan bahwa beberapa faktor
penyebab gagal induksi persalinan adalah:

Kelahiran pertama
Usia kehamilan kurang dari 41 minggu

Usia ibu lebih dari 30 tahun

Preeklampsia

Ketuban pecah dini

Jumlah air ketuban terlalu sedikit

Diabetes gestasional

Hipertensi.

Penelitian dari jurnal Clinical Obstetrics and Gynecology menyatakan bahwa induksi persalinan
dikatakan gagal saat leher rahim tidak membuka sebesar 4 cm dan tidak mengalami penipisan
sebesar 90% atau 5 cm setelah pemberian oksitosin selama 12 jam yang diikuti dengan ketuban
pecah.

Induksi persalinan juga dapat dinyatakan gagal jika Anda tidak bisa mencapai target kontraksi
yang diinginkan.

Dokter kemudian akan memperhatikan respons rahim terhadap obat induksi yang telah diberikan.

Baca Juga

Jika Dibiarkan, Infeksi Rahim Bisa Berpengaruh pada Kesuburan

Berapa Hari setelah Operasi Caesar Boleh Mandi? Ketahui Tips Aman Melakukannya

Masa Nifas Lebih dari 40 Hari, Normal atau Tidak?

Apabila ibu tidak kuat mengejan atau mengalami nyeri berlebihan ketika kontraksi, induksi dapat
dihentikan.
Untuk mengukur apakah Anda memiliki faktor risiko penyebab gagal induksi persalinan, dokter
akan menggunakan partograf.

Partograf adalah alat untuk memantau adakah kondisi abnormal pada persalinan, gawat janin,
atau ibu dalam kondisi kesulitan.

Dalam menggunakan partograf, hal-hal yang diperhatikan pada kondisi ibu dan janin adalah:

Detak jantung, tekanan darah, dan suhu

Kondisi ketuban pecah secara alami atau buatan

Kontraksi setiap 10 menit serta lamanya terjadi

Jumlah urine

Obat yang dikonsumsi ibu

Denyut jantung janin dalam kandungan

Warna, bau, dan jumlah cairan ketuban

Kepala janin sudah bergerak ke bawah atau belum dan bentuk kepala janin.

Metode melahirkan saat induksi persalinan gagal

Bayi sungsang meningkatkan risiko gagal induksi sehingga harus operasi caesar

Bayi sungsang meningkatkan risiko gagal induksi sehingga harus operasi caesar

Bila dokter mencurigai adanya penyebab gagal induksi persalinan, dokter akan memilih prosedur
persalinan lewat operasi caesar.

Beberapa penyebab dokter memilih prosedur caesar karena induksi gagal adalah:
Gawat janin, sebab janin biasanya kekurangan oksigen sehingga harus segera dilahirkan agar
tidak meninggal di dalam kandungan

Plasenta menutupi serviks (plasenta previa), bila tetap dipaksakan untuk melahirkan normal, ini
justru memicu perdarahan hebat yang mengancam nyawa ibu dan janin.

Tali pusar lepas sebelum persalinan (prolaps tali pusar), hal ini menyebabkan janin kekurangan
oksigen sehingga harus dilahirkan segera.

Ibu mengalami herpes, sebab herpes menular melalui lendir vagina

Hamil kembar

Hamil sungsang

Kemungkinan bayi tidak bisa masuk ke panggul

Riwayat operasi caesar dan menginginkan lahir melalui vagina.

Risiko induksi persalinan

Anda mungkin juga menyukai