Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

“HIPERTENSI”

DOSEN PEMBIMBING :

DEWI MASYITA,Ners.,M.Kep.,Sp.Kep.MB

DI SUSUN OLEH :

EMI ATMASARI (PO71201200020)

PROGRAM STUDI SERJANA TERAPAN KEPERAWATAN

POLTEKES KEMENKES JAMBI

TAHUN AKADEMIK 2021/2022


BAB 1

PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Hipertensi merupakan gangguan pada system perdarahan darah yang sering
terjadi pada lansia,dengan kenaikan tekanan darah sistolik dari 150 mmHg dan
tekanan darah diastolic dari 90 mmHg.tekanan sistolik 150-155 mmHg di anggap
masih normal pada lansia.
Hipertensi adalah suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah di atas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian / mortalitas.
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan
tekan darah diastolic lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran pada selang
waktu 5 menit dalam keadaan cukup istirahat atau tenang.

B. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi di bagi menjadi 2 golongan yaitu hipertensi essensial
(primer) merupakan hiperentensi yang tidak di ketahui penyebabnya da nada
kemungkinan karena factor keturunan atau genetic (90%).Hipertensi sekunder yaitu
hipertensi yang merupakan akibat dari adanya penyakit lain.Faktor ini juga erat
hubungannya dengan gaya hidup dan pola makan yang kurang baik.Faktor makanan
yang sangat berpengaruh adalah kelebihan lemak (obesitas),Konsumsi garam dapur
yang tinggi,merokok dan meninum alcohol.apa bila riwayat hipertensi di dapatkan
pada kedua orang tua,maka kemungkinan menderita hipertensi menjadi masalah
besar.
faktor-faktor lain yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain :
1. Kebanyakan konsumsi garam
2. Stress
3. Obesitas
4. Kehamilan
5. Kurang aktivitas fisik
6. Merokok
7. Kehamilan
8. Penyakit kelejar tiroid
9. Kecanduan alcohol
10. Penyalagunaan NAPZA
11. Konsumsi obat-obatan tertentu,seperti obat penurun darah pereda rasa sakit batuk
pilek,atau pil KB.
12. Usia
13. Keturunan

C. MANIFESTASI KLINIS
yang dapat di temukan pada penderita hipertensi yaitu :sakit kepala,jantung
berdebar debar,sulit bernafas setelah bekerja keras atau mengangkat berat beban
mudah lelah penglihatan kabur,wajah memerah,hidung berdarah,sering buang air
kecil terutama di malam hari telinga berdenging (tinnitus),vertigo,mual,muntah.
Hipertensi sulit di sadari oleh seseorang karena hipertensi tidak memiliki gejala
khusus,gejalan gejala yang mudah di amati yaitu : gejala ringan seperti,pusing atau
sakit kepala sering gelisah,wajah memerah,tengkuk terasa pegal,mudah marah,telinga
berdengung suka tidur,sesak nafas,rasa berat di tengkuk,mudah lelah,mata berkunang
kunang,mimisan (keluar darah dari hidung).

D. PATOFISIOLOGI
mekanisme yang mengontrol kontruksi dan relaksasi pembulu darah terletak di
pusat vosomotor pada medulla di otak.dari pusat vasomotor ini bermula jenis saraf
simpatis,yang berlanjut kebawah kekorda spinalis dan keluar dari koluma medula
spinalis simpatis di toraks dan abdomen.rangsangan pusat vasomotor di hantarkan
dalam bentuk implus yang bergerak kebawah melalui system saraf simpatik ke
ganglia simpatis.pada titik ini ,neuron preganglion melepaskan asetilkolin,yang
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah,dimana dengandi
lepasnya nireinefrin mengakibatkan kontrusi pembuluh darah. Berbagai faktor,seperti
kecemasan dan ketakutan dapat mempengarungi respons pembuluh darah terhadap
rangsangan vasokonstriktor.klien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap
norepineprin,meskipun tidak di ketahui dengan jelas mengapa hal tersebut dapat
terjadi.
Pada saat bersamaan ketika sytem saraf simpatik merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsangan emosi,kelenjar adrenal juga terangsang,mengakibatkan
tambahan aktivitas vosokontriksi.korteks adrenal meyekresi kortisol dan steroid
lainnya,yang dapat memperkuat respons vasokontriktor pembuluh
darah.vasokontruksi pelepasan renin.
Renin yang di lepaskan merangsang pemebntukan angiotensi I yang kemudia di
ubah menjadi angiostensin II,vosokontriktor kuat yang pada akhirnya merangsang
sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.hormon ini menyebabkan retensi natium dan
air oleh tubulus ginjal,menyebabkan peningkatan volume instravasskuler.semua
faktor tersebut endrung menyebabkan hipertensi.

E. KLASIFIKASI
Secara klinis hipertensi dapat di klasifikasikan menjadi beberapa kelompok yaitu :
No Kategori Sistolik Diastolik
(mmHg) (mmHg)
1 Optimal <120 < 80
2 Normal 120-129 80-84
3 High normal 130-139 85-89
4 Hipertensi
Grade 1 (ringan) 140-159 90-99
Grade 2 (sedang) 160-179 100-109
Grade 3 (berat) 180-209 100-119
Grade 4 (sangat berat) ˃210 ˃120
F. KOMLIKASI
1) Pada mata
 Pandangan kabur
 Perubahan pada retina seperti perdarahan,eksudat
 Edema papik
 Retinopati hipertensi
2) Komlikasi hipertensi : jantun (hipertesi heart disiase)
 Penyakit ateri koronaria dan angina pektoris
 Left ventricular hyperthrophy
 Gagal jantung kiri
3) Komlikasi hipertensi :
 Nefrosklerosis
 Nokturia
 Azotemia
 Insufisiensi ginjal
4) Komplikasi hipertensi : otak
 Stroke atau serangan iskemia tramsien
 Hipertensive ensephalopathy
 Paralisasi sementara pada satu kiri/hemiplegia
 Gangguan ketajaman
 Penglihatan
5) Komlikasi hipertensi : vaskular
 Artherosklerosis
 Aneurisme aorta
 Parifeal vascular di siase
 Aorti disection
6) Komplikasi : kedarutan hipertensi
 Terjadi bila peningkatan tekanan darah harus di turunkan dalam 1-24 jam
yang mengancam jiwa dan memerlukan penanganan segera dalam
perawatan intensif karena dapat meninimbulkan kerusakan serius pada
orang lain
 Terjadi pada hipertensi tidak terkontrol dan penghentian pengobatan tiba
tiba
7) Komplikasi : hipertensi maligna
 Hipwrtensi yang memerlukan penurunan tekana darah segera ( dalam
hitungan menit-jam ) untuk menghindari kelainan target organ yang
,menetap
 Kelainan meliputi ansepholapati,perdahan intrakranial,edema paru,
kebutaan.
G. PENATALAKSANAAN
1. Terapi tanpa obat
a. Mengendalikan berat badan
b. Pembatasan asupan garam (sodium/NA)
Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6
gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan
kalsium,magnesium,dan kalium yang cukup).
c. Berhenti merokok
d. Hindari atau batasi makanan
e. Mengurangi atau berhenti minum minuman beralkohol.
f. Mengubah pola makan pada penderita diabetes,kegemukan atau kadar
kolestrol darah tinggi.
g. Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat
h. Teknik-teknik mengurangi stres saraf simpatis
i. Manfaatkan pikiran
2. Terapi dengan obat
a. Penghambat saraf simpatik
Golongan ini bekerja dengan menghambat aktivitas saraf simpatik sehingga
mencegah naiknya tekanan darah,contohnya : metildopa 250 mg
(medopa,dopamet),klonidin 0,075 & 0,1 mg (catapres) dan reserpin 0,1 &
0,25 mg (serpasil,resapin)
b. Beta bloker
Bekerja dengan menurrunkan daya pompa jantung sehingga pada gilirannya
menurunkan tekanan darah.contoh propanolol 10 mg (indelial,famadral)
atenolol 50,100 mg (tenormin,farnormin) atau bisoprolol 2,5 & 5 mg (concor)
c. Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot pembuluh
darah
d. Angiotensin converting enzym (ACE) inhibator bekerja dengan menghambat
pembentukan zat angiotensin II (zat yang dapat menyebabkan peningkatan
tekanan darah ).contoh captopril 12,5 25,50 mg
(capoten,captensin,tensikap)enalapril 5 & 10 mg (tenase)
e. Calsium antagonis
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara menghambat
kontraksi jantung (kontraktilitas) contohnya : nifedipin 5 & 10 mg
(adalah,codalat,farmalat,nefidipin) diltianzem 30,60,90 mg
(herbasser,farmmabes
f. Antagonis reseptor ngiotensi II
Cara kerjanya dengan menghalangi penenmpelan zat angiotensin II pada
reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa jantung contoh :
valsartan (diovan)
g. Deuritic
Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat urin) volume
cairan tubuh berkurang,sehingga mengakibatkan daya tahan pompa jantung
menjadi lebih ringan.contoh : hidroklorotiazid (HCT) .

B. PROSES KEPERAWATAN
a. pengkajian
1. data umum : nama,alamat dan no telpon,pekerjaan,pendidikan,komposisi
keluarga,genogram,type keluarga,suku bangsa,agama,status sosial ekonomi
keluarga,aktivitas rekreasi keluarga
2. riwayat dan tehap perkembangan keluarga saat ini
a. tahan perkembangan keluarga saat ini
b. tahap perkembangan yang belum terpenuhi
c. riwayat keluarga saat ini
d. riwayat keluarga sebelumnya
3. pengkajian lingkungan
a. karakteristik rumah
b.karakteristik tetangga dan komunitas rw
c. mobilitas geografis keluarga
d. perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
e. sistem pendukung keluarga
4. struktur keluarga
a. pola komunikasi keluarga
b. struktur kekuatan keluarga
c. struktur peran
d. nilai atau norma keluarga
5. fungsi keluarga
a.fungsi afektif
b. fungsi sosialis
c. fungsi perawatan keluarga
 Keluarga mampu mengenal masalah : keluarga mengetahui
pengertian,penyebab,tanda dan gejala,tingkat keseriusan stroke
 Keluarga mampu mengambil keputusan : keluarga mengetahui dampak
keluarga mau mengambil keputusan
 Keluarga mampu merawat anggota keluarga
 Keluarga mampu memelihara lingkungan rumah
 Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan
d. fungsi reprodukasi
e. fungsi ekonomi
6. stres dan koping keluarga
a. stresor dalam jangka panjang
b. stresor jangka pendek
c. kemampuan keluarga berespon terhadap situasi?stresor
d. strategi koping yang digunakan
e. strategi adaptasi disfunsional
7. pemeriksaan fisik
a. indentitas klien
meliputi : nama,umur (kebanyakan terjadi pada usia tua) jenis
kelamin,pendidikan,alamat,pekerjaan,agama,suku bangsa,tanggal dan jam masuk
rumah sakit,no registrasi,diagnosa medis
b. keluhan utama
c. riwayat penyakit dahulu
riwayat penyakit keluarga
e. pemeriksaan fisik
f. eliminasi
g. makanan/cairan
h. kenyamanan / nyeri
i. penyuluhan/pembelajaran
8. pemeriksaan penunjang
 Laboratorium :
- Fungsi ginjal (ureum-kreatinin
- Hiperglikemi (DM adalah pencetus hipertensi yang mengakibatkan p
↑ katekolamin)
- Elektrolit (kalium dan kalsium)
- Lipid profile (resiko athrosklerosis)
- Kadar tiroid (hipertiroidisme)
- Urunanalisa : darah (+),protein (+),glukosa(+) →disfungsi ginjal
- Chest X-ray : kalrifikasi aorta ,pembesaran jantung terutama
ventrikel kiri
- EKG : hipertrofi ventrikel kiri,peninggian gelombang p (pulmonal).

C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. resiko penurunan curh jantung berhungungan dengan peningkatan aftreload
2. nyeri akut berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit
3. kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penykit

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN
No DIAGNOSA
KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI
1. Nyeri akut Tingkat nyeri menurun Manajemen nyeri
berhubungan Setelah di lakukan kunjungan Observasi
dengan di harpkan : a. Lokasi,karakteristik,durasi,frekuensi,k
Peningkatan a. Keluhan nyeri ualitas intesitas nyeri
tekanan vaskular berkurang dari 1 b. Identifikasi skala nyeri
cerebral ( D.0077) menjadi 5 c. Indentifikasi respon nyeri non verbal
b. Meringis berkurang d. Identifikasi faktor yang memperberat
dari 1 menjadi 5 dan memperingan nyeri
c. Gelisah berkurang Terapeutik
dari 1 menjadi 5 e. Berikan teknik nonfarmakologis untuk
d. Kesulitan tidur dari 1 mengurangi rasa nyeri
menjadi 5
2. Defisit Tingkat pengetahuan Edukasi kesehatan
pengetahuan Observasi
berhubungan a. Indentifikasi kesiapan dan kemampuan
dengan kuragnya menerima informasi
informasi Terapeutik
(D.0111) b. Sediakan materi dan media pendidikan
kesehatan
c. Jadwalkan pendidikan kesehatan
sesuai kesepakatan
d. Berikan kesempatan untuk bertanya
Edukasi
e. Jelaskan faktor resiko yang dapat
mempengaruhi kesehatan edukasi diet
Observasi
f. Identifikasi pola makan saat ini dan
masa lalu
g. Identifikasi keterbatasan finansial
untuk menyediakan makanan
Edukasi
h. Informasikan makanan yang di
perbolehkan dan di larang
i. Anjurkan mengganti bahan makanan
sesuai dengan diet yang di programkan

3 Resiko penurunan Curah jantung meningkat Perawatan jantung


curah jantung Observasi
berhubungan a. Monitor tekanan darah ( termasuk
dengan tekanan darah artostatik jika perlu)
peningkatan b. Monitor intake dan autput cairan
afterload c. Monitor saturasi oksigen
(D.0011) d. Periksa tekanan darah dan frekuensi
nadi sebelum dan sesudah aktifitas
e. Monitor keluhan nyeri dada
Terapeutik
f. Posisikan pasien semi-fowler atau
fowler dengan kaki kebawah atau
posisi nyaman
g. Berikan diet jantung yang sesuai
(mis,batasi asupan kafein,natrium
kolestrol,dan makanan tinggi lemak)
h. Berikan terapi relaksasi untuk
mengurangi stress jika perlu
Edukasi
i. Anjurkan pasien dan keluarga
mengukur intake dan output cairan
harian.

E. IMPLEMENTASI
Implementasi adalah fase ketika perawat mengimplementasikan intervensi keperawatan
implementasi merupakan langkah ke empat dari proses keerawatan yang telah di
rencanankan oleh perawat untuk di kerjakan dalam rangka membantu klien untuk
mencegah mengurangi,dan menghilangkan dampak atau respon yang di timbulkan oleh
masalah keperawatan dan kesehatan.

F. EVALUASI
Evaluasi adalah penilaian dan proses. Penilaian hasil menentukan seberapa jauh
keberhasilan yang di capai sebagai keluaran dari tindakan.penilaian proses menentukan
apakah aa kekeliruan dari setiap tahapan proses mulai dari pengkajian,diagnosa
perencanaan,tindakan dan evaluasi merupakan tahap akhir yang bertujuan untuk menilai
apakah tindakan keperawatan yang telah di lakukan tercapai atau tidak untuk mengatasi
suatu masalah.
DAFTAR PUSTAKA
Tim Pokja SIKI DPP PPNI.2018 Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
Alpin.2020.Mengenal Hipertensi.Jumat.Ebook.
Tim Pokja SDKI DPD PPNI.2017.Standart Diagnosis Keperawatan Indonesia.Jakarta
Selatan : Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
PPNI, Tim Pokja SLKI DPP (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia (edisi
I).Jakarta.DPP PPNI.
Wardah,Yulia.2018 Laporan-Pendahuluan-Hipertensi.
http://www.acadmia.edu/1702959/Laporan _Pendahuluan_LP_Hipertensi,Semarang.

Anda mungkin juga menyukai