Anda di halaman 1dari 41

PENYULIT DALAM

KEHAMILAN
HIPEREMESIS GRAVIDARUM

PREEKLAMPSIA DAN EKLAMPSIA

dr. Ahmad Fadhli Busthomi, Sp.OG


HIPEREMESIS GRAVIDARUM
DEFINISI

 Mual muntah yang berlebihan pada wanita hamil.


 Mengganggu aktifitas sehari-hari.
 Keadaan umumnya menjadi buruk.
 Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringannya
penyakit.
EPIDEMOLOGI

 mual dan muntah terjadi pada 50-90% dari kehamilan


 60-80% primi gravida dan 40-60% multi gravida.
 dimulai pada usia kehamilan 9-10 minggu.
 sembuh pada umur kehamilan 12-14 minggu
 1-10% dari kehamilan, gejala-gejala dapat berlanjut melampaui 20-22
minggu
ETIOLOGI

 Penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.


 Faktor predisposisi :
 Primigravida, mola hidatidosa, dan kehamilan ganda.
 Masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal
 Alergi
 Faktor psikologi
PATOFISIOLOGI

 Masih belum jelas.


 Faktor yang berpengaruh :
 Perubahan Hormonal.
 Kelainan Gastrointestinal.
 Kelainan Hepar.
 Perubahan Kadar Lemak.
 Infeksi.
 Vestibular dan Penciuman.
 Perubahan Psikologis.
Perubahan Hormonal

 Kadar HCG tinggi  Hipertiroidisme sementara.


 HCG rangsang reseptor TSH.
 Mual dan muntah tidak selalu sebagai gejala hipertiroidisme.
Kelainan Gastrointestinal
Peningkatan kadar hormon
Estrogen dan Progesteron

Gangguan fungsi tiroid


Peristaltik lambung

Abnormalitas Gangguan motilitas lambung
saraf simpatik

Gangguan sekresi
vasopressin
Kelainan Hepar

 Peningkatan serum transaminase, Gangguan okidasi asam lemak.

 Hiperemesis Gravidarum + Gangguan oksidasi asam lemak pada


Fetus.

 Kelaparan  Lipolisis perifer  Meningkatkan beban asam lemak


Ibu-Fetus + Penurunan kapasitas mitokondria dalam mengoksidasi
asam lemak  Hiperemesis Gravidarum
Perubahan Kadar Lemak

 Peningkatan kadar Trigliserida, kolesterol total, dan Fosfolipid.


Infeksi

 H.Pylori dapat memperburuk mual dan muntah dalam kehamilan.


 H.Pylori  Ulkus peptikum  Mual muntah yang menetap diluar trimester
kedua.
Vestibular dan Penciuman

 Banyak ibu hamil melaporkan bau makanan sebagai pemicu mual.


 Kesamaan antara hiperemesis gravidarum dengan motion sickness
menunjukkan petanda dari gangguan vestibular subklinis
Perubahan Psikologis

 Belum dapat menerima kehamilannya.


 Memiliki masalah dengan keluarga.
 Kelainan psikiatri atau histeria.
 Sindrom Munchausen, gangguan konversi atau somatization, atau depresi
berat.
 Hiperemesis gravidarum dapat timbul tanpa disertai adanya kelainan
psikiatri
PATOFISIOLOGI

 ↓ Cadangan karbohidrat dan lemak.

 Oksidasi lemak tidak sempurna  Ketosis  Tertimbunnya


Asam aseton asetik, asam hidroksi butirik, aseton dalam
darah.

 Kekurangan cairan  Dehidrasi  Hemokonsentrasi 


Aliran darah ke jaringan berkurang  Oksigen dan zat
makanan ke jaringan berkurang  Penumpukan zat metabolik
toksik.
PATOFISIOLOGI

 Kekurangan kalium  Meningkatkan Frekuensi


muntah, merusak hati.

 Robekan selaput lendir esofagus dan lambung


(mallory weiss syndrom)  Perdarahan
gastrointestinal.
Gejala dan Tanda Klinis

 Tingkat I.
 Muntah terus menerus.
 Lemah
 Nafsu makan tidak ada
 Berat badan menurun
 Nyeri pada epigastrium.
 Nadi meningkat sekitar 100x/menit.
 Tekanan darah sistolik menurun.
 Turgor kulit menurun.
 Lidah mengering.
 mata cekung
Gejala dan Tanda Klinis

 Tingkat II.
 Penderita tampak lebih lemas dan apatis,
 Turgor kulit lebih menurun,
 Lidah mengering dan nampak kotor,
 Nadi kecil dan cepat,
 Suhu kadang-kadang naik
 Mata sedikit ikterus.
 Berat badan turun
 Mata menjadi cekung
 Tensi turun
 Hemokonsentrasi
 Oliguria dan konstipasi.
 Aseton dapat tercium dalam bau pernapasan.
Gejala dan Tanda Klinis

 Tingkat III.
 Keadaan umum lebih buruk,
 muntah berhenti,
 kesadaran menurun dari somnolen sampai koma,
 nadi kecil dan cepat,
 suhu meningkat
 tensi menurun.
 Encephalopathy Wernicke dengan gejala nistagmus, diplopia,
dan perubahan mental.
 Timbulnya ikterus menunjukan adanya gangguan hati
DIAGNOSIS

 Kehamilan muda dan keluhan mual muntah yang terus


menerus hingga mempengaruhi keadaan umum.
 Diagnosis hiperemesis gravidarum ditegakkan melalui
anamnesis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang.
 Dari anamnesis didapatkan amenorea, tanda kehamilan muda,
dan muntah terus-menerus.
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan pasien lemah,
apatis sampai koma, nadi meningkat sampai 100x/menit, suhu
meningkat, tekanan darah menurun, atau ada tanda dehidrasi
yang lain.
Pemeriksaan Penunjang

 Bertujuan menyingkirkan penyakit lain


 Pemeriksaan darah  DL, kadar elektrolit, serum amilase, serum antibodi
spesifik untuk H. Pylori.
 Urine  ketonuria ringan hingga sedang
 USG Konfirmasi mola atau kembar
Penatalaksanaan

 Pencegahan :
 Menjelaskan pada pasien bahwa kehamilan dan persalinan merupakan
proses fisiologis.
 Menjelaskan pada pasien bahwa mual dan muntah adalah gejala yang
normal terjadi pada kehamilan muda, dan akan menghilang setelah usia
kehamilan 4 bulan.
 Anjurkan untuk makan dalam jumlah yang sedikit tapi dengan frekuensi
yang lebih sering.
 Waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat tidur, tetapi
dianjurkan untuk makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
 Hindari makanan yang berminyak dan berbau lemak, dan makanan atau
minuman sebaiknya disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
 Makan makanan yang banyak mengandung gula dianjurkan untuk
menghindari kekurangan karbohidrat.
 Defekasi yang teratur
Penatalaksanaan

 Terapi Obat-obatan :
 Sedatif : phenobarbital.
 Vitamin yang dianjurkan adalah vitamin B1 dan B6.
 Anti histamin juga dianjurkan seperti dramamin dan ovamin.
 Pada keadaan yang lebih berat diberikan antiemetik seperti disiklomin
hidrokhloride atau khlorpromasin
Penatalaksanaan

 Rawat inap :
 Terapi Obat-obatan.
 Isolasi.
 Terapi Psikologi.
 Cairan Parenteral.
 Penghentian Kehamilan.
Komplikasi

 Ibu :
 Ensephalopati Wernicke.
 Robekan Mallory-Weiss pada esofagus, pneumotoraks dan neuropati
perifer.
 Janin :
 Kematian janin
 Pertumbuhan janin terhambat.
 Preterm
 Berat badan lahir rendah.
 Kelainan kongenital
PREEKLAMPSIA DAN
EKLAMPSIA
• Preeklampsia : tekanan darah > 140/90 mmHg
dan ada minimal 1 dari gejala berikut :
• Protenuria : dipstick > +1 atau > 300 mg/24 jam
• Serum kreatinin > 1,1 mg/dL
• Edema paru
• Peningkatan fungsi hati > 2 kali
• Trombosit > 100.0000
• Nyeri kepala, nyeri epigastrium dan gangguan
penglihatan
eklampsia = preeklampsia + kejang yang bukan
disebabkan oleh etiologi lainnya
Preklampsia berat jika ada salah satu
dari :

Tekanan darah > 160/110 mmHg

Proteinuria > +1 Serum kreatinin > 1,1mg/dl

Peningkatan enzim hati > 2 kali

Trombosit <100.000

Edema paru

Nyeri kepala, gangguan penglihatan dan


nyeri epigastrium
Etiologi

 Teori abnormalitas invasi trofoblastik pada pembuluh darah uterina


 Teori intoleransi imunologik antara ibu dan janin
 Teori adaptasi kardiovaskulatori genetik
 Teori defisiensi gizi
 Teori pengaruh genetik
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA

Preeklampsia

Usia Kehamilan Usia Kehamilan


< 37 mgg ≥ 37 mgg

Perawatan poliklinik
- Kontrol 2 kali perminggu
- Evaluasi gejala pemberatan preeklmapsia (tekanan darah,
Terminasi
tanda impending, edemia paru Kehamilan
- Cek laboratorium (trombosit, serum kreatinin, albumin,
(AST/ALT) setiap minggu
- Evaluasi kondisi janin (hitung fetal kick count/hari, kesejahteraan janin (NST dan
USG) 2 kali/minggu, evaluasi pertumbuhan janin setipa 2 minggu)

Perburukan kondisi maternal dan


janin/Preeklampsia Berat Usia
Kehamilan ≥ 37

Protokol Preeklampsia Berat mgg


PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA

Preeklampsia

- Usia kehamilan ≥ 37 mgg atau


- Usia ≥ 34 mgg dengan : Ya
- Persalinan atau ketuban pecah Lakukan
- Perburukan kondisi ibu dan janin persalinan
- Pertumbuhan janin terhambat
- Didapatkan solusio plasenta

Tidak

-Usia kehamilan ≥ 37 mgg


-Perawatan poliklinis
-Evaluasi ibu 2 kali dalam seminggu
-Evaluasi kesejahteraan janin 2
kali dalam seminggu

- Usia kehamilan ≥ 37 mgg Ya


- Perburukan kondisi ibu danjanin
- Persalinan atau ketuban pecah
PENATALAKSANAAN PREEKLAMPSIA BERAT

Preeklampsia dengan gejala berat


MRS, Evaluasi gejala, DJJ, dan cek
laboratorium
≥ 34 minggu
Stabilisasi, pemberian MgSO4 profilaksis

< 34 minggu

Jika
didapatkan :
 Eklampsa
Jika usia kehamilan ≥ 24
 Edema paru minggu, janin hidup :
 DIC Berikan pematangan paru Terminasi kehamilan
 HT berat, tidak terkontrol (dosis tidak harus selalu setelah stabilisasi
 Gawat janin lengkap) tanpa menunda
 Solusio plasenta Iya
terminasi
 IUFD
 Janin tidak viabel (tergantung kasus)

Tidak

Jika didapatkan : Jika usia kehamilan > 24


 Gejala persisten minggu : Pematangan
 Sindrom HELLP paru (inj. dexamethason
 Pertumbuhan janin terhambat IM 2x6 mg atau
betamethason IM 1x12
 Severe olygohydramnion
Iya mg) 2x24 jam
 Reversed end diastolic flow
 Gangguan renal berat

Tidak

Perawatan konservatif :

 Evaluasi di kamar bersalin selama 24-48 jam  Usia kehamilan ≥


 Rawat inap hingga terminasi 34 minggu
 Stop MgSO4, profilaksis (1x24 jam)  KPP atau inpartu
 Pemberian anti HT jika TD ≥ 160/110  Perburukan
 Pematangan paru 2x24 jam maternal - fetal
 Evaluasi maternal-fetal secara berkala
Pasien memenuhi persyaratan
perawatan konservatif
Preeklampsia dengan gejala berat

 Injeksi MgSO4 sesuai prosedur (Alternatif 1 / Alternatif


2 ) dilanjutkan hingga 24 jam
 Berikan pematangan paru (Dexamathason 2 x 6mg i.m
selama 2 hari atau bethametason 1 x 12 mg i.m
selama 2 hari)

Pindah ruangan, lakukan evaluasi ketat

MANAJEMEN Evaluasi Klinis Evaluasi Evaluasi Janin


Kontrol tekanan Laboratorium NST setiap minggu
KONSERVATIF darah Trombosit, fungsi liver, USG untuk evaluasi
Evaluasi tanda fungsi ginjal, albumin setiap kesejahteraan janin 2
PEB impending eklampsia minggu kali seminggu
(nyeri epigastrium, Evaluasi
nyeri kepala, mata
pertumbuhan janin / 2
kabur)
minggu

Semua parameter Salah satu parameter


baik memburuk

Umur kehamilan ≥ 34 Terminasi kehamilan


minggu
Terminasi kehamilan
ANTI
HIPERTENSI
• Indikasi utama pemberian anti hipertensi ada
kehamilan adalah untuk keselamatan ibu dan
mencegah penyakit
serebrovaskuler
•Obat anti hipertensi diberikan bila tekanan
darah > 160/110 mmHg (II/A)
•Pemberian anti hipertensi pilihan pertama
adalah nifedipin oral , hydralazine, dan labetalol
parenteral (I/A)
•Alternatif anti hipertensi yang lain adalah :
nitrogliserin, metildopa, labetalol (I/B)
MAGNESIUM
SULFAT

• Direkomendasikan sebagai terapi lini


pertama
preeklamsia / eklamsia
•Direkomendasikan sebagai profilaksis terhadap
eklamsia pada Pasien preeklamsia berat (I/A)
•Merupakan pilihan utama pada Pasien
preeklamsia berat dibandingkan diazepam atau
fenitoin untuk mencegah terjadinya kejang atau
kejang berulang (1a/A)
DOSIS DAN CARA PEMBERIAN
MGSO4
• Loading dose : 4 g MgSO4 40% dalam 100 cc NaCL :
habis
 dalam 30 menit (73 tts / menit)

• Maintenance dose : 6 gr MgSO4 40% dalam 500 cc Ringer


 Laktat selama 6 jam : (28 tts/menit)

• Awasi : volume urine, frekuensi nafas, dan reflex patella setiap jam

• Pastikan tidak ada tanda-tanda intoksikasi magnesium pada setiap


pemberian MgSO4 ulangan

• Bila ada kejang ulangan : berikan 2g MgSO4 40%, IV


Cara Kerja MgSO4 pada
Preeclampsia
terpenuhinya
Dilatasi dari meningkatkan
nutrisi janin dan
pembuluh darah aliran darah
perkembangan
otak plasenta
janin.

Memperbaiki
↓produksi faktor biovailabilitas
↓iskemi plasenta antiangiogenik faktor
angiogenik( PIG
F dan VEGF )
Meningkatka
MgSO4 n
fleksibilitas
arteri
KOMPLIKASI

• Wanita dengan riwayat preeklamsia


memiliki risiko penyakit kardiovaskuler,
termasuk 4x peningkatan risiko hipertensi,
dan 2x risiko penyakit jantung iskemik,
stroke, dan DVT di masa yad
• Risiko kematian pada wanita dengan riwayat
preeklamsia lebih tinggi , termasuk
disebabkan oleh penyakit serebrovaskuler

Anda mungkin juga menyukai